Anda di halaman 1dari 205

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS ILMIAH DENGAN STRATEGI


PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) PADA SISWA KELAS XI IA
SMA MUHAMMADIYAH 3 MASARAN SRAGEN

Oleh:
SITI ROCHANI
K1207032

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user

i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS ILMIAH DENGAN STRATEGI


PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) PADA SISWA KELAS XI IA
SMA MUHAMMADIYAH 3 MASARAN SRAGEN

Oleh:
SITI ROCHANI
K1207032

SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Siti Rochani. K1207032. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS ILMIAH


DENGAN STRATEGI PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) PADA SISWA
KELAS XI IA SMA MUHAMMADIYAH 3 MASARAN SRAGEN. Skripsi.
Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Mei 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1) meningkatkan kualitas proses


pembelajaran menulis ilmiah siswa kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran
Sragen dengan strategi peta pikiran (mind mapping); 2) meningkatkan kemampuan
menulis ilmiah siswa kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran Sragen dengan
strategi peta pikiran (mind mapping).
Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research) yaitu penelitian kolaboratif antara peneliti, guru, dan siswa untuk
mengatasi permasalahan yang ada dalam pembelajaran. Teknik pengumpulan data
dengan wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Teknik validitas data yang
digunakan adalah teknik triangulasi. Teknik trianggulasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah trianggulasi sumber data dan trianggulasi metode. Teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif dan teknik analisis deskripsi
komparatif (statistik deskriptif komparatif). Proses penelitian dilaksanakan dalan tiga
siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,
observasi, serta analisis dan refleksi.
Pelaksanaan tindakan penelitian ini dilakukan mulai dari survei awal,
kemudian dilanjutkan dalam dua siklus oleh guru kelas sebagai fasilitator
pembelajaran serta peneliti sebagai partisipan pasif. Tahap perencanaan tindakan
meliputi membuat skenario pembelajaran, mempersiapkan sarana pembelajaran,
mempersiapkan instrumen penilaian, dan mengajukan solusi alternatif berupa
penerapan strategi peta pikiran untuk pembelajaran menulis ilmiah. Pada tahap
pelaksanaan peneliti mengadakan pengamatan mengenai tindakan yang dilakukan,
selain itu, pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan data yang nantinya diolah
untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. Tahap observasi
dilakukan untuk mengamati dan menginterpretasikan penggunaan strategi peta
pikiran untuk pembelajaran menulis ilmiah, juga untuk mengetahui adanya
peningkatan proses dan kemampuan menulis ilmiah. Tahap analisis dan refleksi
dilakukan untuk mengolah data hasil observasi dan mencari kekurangan dalam
pembelajaran untuk kemudian diperbaiki pada siklus selanjutnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) terdapat peningkatan kualitas proses
pembelajaran menulis ilmiah dengan strategi peta pikiran pada siswa kelas kelas XI
IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran Sragen ditandai dengan: a) meningkatkan
keaktifan siswa dalam pembelajaran. Pada siklus I mencapai 40% (12 siswa),
commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kemudian menjadi 62% ( 18 siswa) , dan menjadi 76% (23 ssiwa) pada siklus III. b)
Meningkatkan keaktifan siswa dalam membuat peta pikiran dari kerangka karya tulis
ilmiah siswa. Pada siklus I siswa yang aktif membuat peta pikiran dalam
pembelajaran menulis ilmiah mencapai 77% (23 siswa), meningkat menjadi 86% 25
(siswa) pada siklus II, dan meningkat lagi menjadi 90% ( 27siswa) pada siklus III. c)
Kerjasama siswa dalam menulis ilmiah telah menunjukkan peningkatan yang cukup
signifikan. Pada siklus I, 14 siswa (47%) telah mampu bekerjasama. Kemudian pada
siklus II terjadi peningkatan menjadi 20 siswa (69%) dan pada siklus III sudah 24
siswa (80%) yang mampu bekerja sama. 2) Terdapat peningkatan kemampuan
menulis ilmiah dengan strategi peta pikiran pada siswa kelas XI IA SMA
Muhammadiyah 3 Masaran Sragen, pada siklus I ada 14 siswa yang tuntas (47%) dan
pada siklus II meningkat menjadi 23 siswa yang tuntas (77%). Peningkatan yang
cukup siginifikan juga terjadi pada siklus III yaitu 27 siswa tuntas (90%).

commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

Dan kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada orang tuanya.
Ibunnya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua
orang tuamu. Hanya kepada Aku tempatmu kembali
(QS. Al-Luqman:14)

Kirimlah surat-suratmu menjelang subuh, surat yang ditulis dengan tinta air mata,
dengan kertas pipi, dengan perangko pengabulan, dan dengan alamat yang ditujukan
pada sang pemilik Arsy (Allah). Sesudah itu, tunggulah jawaban dan balasan-Nya.
(DR. Aidh Al-Qarni)

Bila kau hendak bahagia satu jam, tidurlah.


Bila kau hendak bahagia satu hari, memancinglah.
Bila kau hendak bahagia satu bulan, menikahlah.
Bila kau hendak bahagia satu tahun, warisilah harta.
Bila kau hendak bahagia seumur hidupmu, bantulah sesama.
(Pepatah Cina)

commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada:


1. Bapak dan Ibuku yang sangat aku
sayangi. Terima kasih atas kasih
sayangnya yang tak terbatas
untukku.
2. Kakak-kakakku atas dukungan dan
dorongannya yang diberikan
kepadaku.
3. Keponakan-keponakanku tercinta
Alfian, Fira, Nayla, Melati, Natasha,
Adila, Fanno, dan Nafisa kalian
adalah sumber semangatku.
4. Teman-temanku Haning, Fitri, Narti,
Papah, Salma, dan Rumi
5. Sahabat-sahabat Bastind 07.

commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas kasih dan karunia-
Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini, guna memenuhi sebagian persyaratan
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Banyak hambatan dan kesulitan dapat teratasi
berkat bantuan dari berbagi pihak. Atas segala bentuk bantuannya, peneliti sampaikan
terimakasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan FKIP UNS yang telah
mengizinkan peneliti menyelesaikan skripsi;
2. Drs. Suparno, M.Pd., Ketua Jurusan PBS yang telah memberikan izin untuk
penulisan skripsi ini;
3. Drs. Slamet Mulyono, M.Pd., Ketua Program Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia yang telah memberikan izin untuk penulisan skripsi ini;
4. Prof. Dr. H.Sarwiji Suwandi, M.Pd., selaku pembimbing I selaku yang telah
memberikan arahan dan nasihat dengan sabar kepada penulis sehingga skripsi
ini dapat penulis selesaikan dengan lancar ;
5. Atikah Anindyarini, SS. M.Hum., selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat penulis
selesaikan dengan lancar;
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang
secara tulus dan ikhlas memberikan ilmunya kepada penulis selama ini;
7. H. Sukarman, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 3 Masaran
Sragen yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan
penelitian di sekolah yang beliau pimpin;
8. Ichwan Ibnu Effendy, M.Pd., selaku guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMA
Muhammadiyah 3 Masaran Sragen yang telah banyak membantu dalam
penelitian ini.

commit to user

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

9. Siswa kleas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran Sragen yang telah


membantu pelaksanaan penelitian dengan sikap terbuka dan bijaksana;
10. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan bagi pembaca.

Surakarta, 2011

Penulis.

commit to user

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman
JUDUL............................................................................................................ ii
PERSETUJUAN........................................................................................... iii
PENGESAHAN............................................................................................. iv
ABSTRAK...................................................................................................... v
MOTTO........................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN.......................................................................................... viii
KATA PENGANTAR................................................................................. ix
DAFTAR ISI.................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL.......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv
DAFTAR GRAFIK........................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 8
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 9
BAB II. LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
TINDAKAN ....................................................................................... 10
A. Landasan Teori............................................................................. 10
1. Hakikat Menulis .................................................................... 10
a. Pengertian Menulis ........................................................... 10
b. Tahapan Menulis .............................................................. 11
2. Hakikat Menulis Ilmiah .......................................................... 12
a. Pengertian Menulis Ilmiah................................................... 12
b. Jenis Tulisan Ilmiah ............................................................ 13
commit to user

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Syarat Tulisan Ilmiah ..................................................... 14


d. Sistematika Penulisan Laporam Hasil
Penelitian/Pengamatan .................................................... 15
3. Hakikat Pembelajaran Menulis Ilmiah di SMA................... 16
a. Pengertian Pembelajaran................................................... 16
b. Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Pembelajaran........... 19
c. Penilaian Kemampuan Menulis Ilmiah............................. 21
4. Hakikat Strategi Peta Pikiran (Mind Mapping).................. 28
a. Pengertian Peta Pikiran...................................................... 28
b. Langkah-langkah Pembuatan Peta Pikiran....................... 32
B. Penelitian yang Relevan ........................................................ 33
C. Kerangka Berpikir.................................................................. 35
D. Hipotesis Tindakan................................................................ 37
BAB III. METODE PENELITIAN ......................................................... 38
A. Tempat dan Waktu Penelitian................................................ 38
B. Subjek Penelitian ........................................................ 39
C. Bentuk dan Strategi Penelitian............................................... 40
D. Teknik Pengumpulan Data...................................................... 41
E. Teknik Validitas Data............................................................. 43
F. Teknik Analisis Data............................................................... 43
G. Prosedur Penelitian.................................................................. 44
H. Indikator Keberhasilan ........................................................... 47
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................. 49
A. Kondisi Awal ........................................................................ 49
B. Deskripsi Hasil Penelitian..................................................... 52
1. Siklus Pertama................................................................. 52
a. Perencanaan Tindakan ................................................. 52
b. Pelaksanaan Tindakan ................................................. 55

commit to user

xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Observasi dan Interpretasi.............................................. 59


d. Analisis dan Refleksi..................................................... 65
2. Siklus Kedua...................................................................... 66
a. Perencanaan Tindakan................................................... 66
b. Pelaksanaan Tindakan................................................... 69
c. Observasi dan Interpretasi............................................. 72
d. Analisis dan Refleksi..................................................... 76
3. Siklus Ketiga...................................................................... 77
a. Perencanaan Tindakan.................................................. 77
b. Pelaksanaan Tindakan.................................................. 80
c. Observasi dan Interpretasi............................................ 83
d. Analisis dan Refleksi................................................... 88
C. Pembahasan........................................................................... 89
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN................................ 95
A. Simpulan................................................................................. 95
B. Implikasi................................................................................. 96
C. Saran...................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 99
LAMPIRAN

commit to user

xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Nilai Pratindakan Siswa XI IA ......................................................... 2
2. Penilaian Proses Pembelajaran ........................................................... 22
3. Penilaian Hasil Pembelajaran.............................................................. 25
4. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian .................................... 39
5. Indikator Keberhasilan Penelitian....................................................... 47
6. Rekap Nilai Menulis Ilmiah Siswa Survei Awal................................... 52
7. Nilai Proses pada Siklus I...................................................................... 62
8. Perbandingan Nilai Pembelajaran Menulis Ilmiah pada Siklus I
dengan Pratindakan............................................................................... 63
9. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Ilmiah pada Siklus II.................... 74
10. Perbandingan Nilai Pembelajaran Menulis Ilmiah pada Siklus II
dengan Pratindakan dan Siklus I.............................................................. 75
11. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Ilmiah pada Siklus III................. 86
12. Perbandingan Nilai Pembelajaran Menulis Ilmiah pada Siklus III
dengan Pratindakan, Siklus I dan Siklus II............................................. 87
13. Rekapitulasi Ketercapaian Indikator Penelitian Siklus I, II, dan III..... 92

commit to user

xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Berpikir .................................................................................. 36
2. Model Analisis Interaktif........................................................................ 43
3. Tahap-tahap Penelitian ........................................................................... 46
4. Siswa Tampak Tiduran Ketika Pembelajaran Berlangsung.................... 51
5. Siswa Menuliskan Pendapatnya Tentang Tulisan Ilmiah ke
Depan Kelas........................................................................................... 56
6. Siswa Membuat Peta Pikiran Secara Kelompok................................... 57
7. Siswa Membuat Peta Pikiran.................................................................. 58
8. Guru Memantau dan Menjawab Pertanyaan dari Siswa......................... 59
9. Siswa Membuat Peta Pikiran.................................................................. 70
10. Siswa Saling Bertukar Peta Pikiran...................................................... 71
11. Guru Sedang Melakukan Monitoring................................................... 71
12. Siswa Membuat Peta Pikiran................................................................ 81
13. Guru Melakukan Monitoring Pada Siswa............................................. 82
14. Siswa Saling Bertukar Peta pikiran dengan Teman Semeja.................. 82

commit to user

xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman
1. Nilai Proses Pada Siklus I...................................................................... 62
2. Perbandingan Nilai Pembelajaran Menulis Ilmiah Pada Siklus I
dengan Pratindakan.................................................................................. 63
3. Proses Pembelajaran Menulis Ilmiah pada Siklus II.............................. 74
4. Perbandingan Nilai Pembelajaran Menulis Ilmiah pada Siklus II
dengan Pratindakadan Siklus I................................................................ 76
5. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Ilmiah pada Siklus III................. 86
6. Perbandingan Nilai Pembelajaran Menulis Ilmiah pada Siklus III
dengan Pratindakan, Siklus I dan Siklus II.............................................. 88
7. Rekapitulasi Ketercapaian Indikator Penelitian Siklus I, II, dan III..... 92

commit to user

xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Pratindakan.............................................................................................. 102
2. Siklus I .................................................................................................... 117
3. Siklus II.................................................................................................... 146
4. Siklus III ................................................................................................ 164

commit to user

xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembelajaran menulis sebagai salah satu pembelajaran dalam keterampilan
berbahasa bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan
unsur-unsur maupun kaidah-kaidah kebahasaan secara baik dan benar dalam bentuk
tulisan. Hal ini diperlukan agar para siswa mampu mengungkapkan atau
menginformasikan ide, gagasan, pendapat, ataupun perasaan mereka kepada orang
lain, sehingga apa yang mereka maksudkan dapat dengan mudah dipahami. Untuk itu
diperlukan pengetahuan mengenai unsur dan kaidah kebahasaan agar tulisan yang
dihasilkan sesuai dengan unsur dan kaidah yang berlaku dan mudah dipahami dengan
baik oleh orang yang membacanya.
Akan tetapi, sampai saat ini kemampuan menulis pelajar terutama siswa
sekolah menengah atas (SMA) masih rendah. Bukan rahasia lagi jika menulis
merupakan pekerjaan berat dan menuntut keterampilan yang tinggi. Kegiatan menulis
merupakan kegiatan yang dianggap tidak menyenangkan oleh kebanyakan pelajar.
Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Waluyo (2006:6) bahwa di antara
keempat keterampilan berbahasa menulis paling suram dan paling sulit dikuasai oleh
para siswa, dunia tulis-menulis di Indonesia miskin pengarang produktif yang
menghasilkan karya-karya yang bemutu dan bermanfaat bagi masyarakat.
Oleh karena itu, harus diakui bahwa pembelajaran menulis terutama di SMA
sangat memprihatinkan. Hal terlihat jelas baik dari kualitas ataupun kuantitas
pelajaran menulis di sekolah-sekolah tersebut. Selama ini menulis hanya diajarkan
sebagai pelajaran yang berorientasi pada nilai. Pembelajaran menulis sebagai proses
akhirnya tersisihkan. Pembelajaran bahasa Indonesia masih sering hanya diberikan
hanya bersifat teoretis, tanpa melibatkan keaktifan siswa secara langsung. Kondisi ini

commit to user

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2

berakibat pula pada keterampilan menulis sebagai suatu beban berat. Hal yang
demikian ini terjadi baik pada kemampuan menulis ilmiah maupun nonilmiah.
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang paling sulit
untuk dikuasai. Menurut Nurgiyantoro (2001:296) keterampilan menulis lebih sulit
dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa sekalipun. Baik pada tulisan ilmiah maupun
nonilmiah. Kesulitan tersebut disebabkan keterampilan menulis menghendaki
penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar kebahasaan yang akan
menjadi isi karangan.
Permasalahan dalam kemampuan menulis juga terjadi pada siswa kelas XI IA
SMA Muhammadiyah 3 Masaran Sragen. Permasalahan kemampuan menulis
terutama terjadi pada jenis menulis ilmiah. Berdasarkan data yang diperoleh dari guru
mata pelajaran bahasa Indonesia, diketahui bahwa kemampuan menulis
ilmiahsebagian besar siswa rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel 1 berikut ini :
No Uraian pencapaian hasil Jumlah
1. Siswa yang memperoleh nilai kurang dari 65 22 siswa
2. Siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau 8 siswa
sama dengan 65

Melalui data di atas ditunjukkan bahwa hanya sekitar 26% (8siswa) yang
mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan 65 (batas ketuntasan), namun
sebagian besar siswa mendapatakan nilai dibawah 65 atau sekitar 74%(22 siswa).
Berdasarkan data yang diperoleh tersebut bisa dinyatakan bahwa kemampuan siswa
kelas tersebut dalam menulis masih perlu untuk ditingkatkan.
Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis ilmiah ini menjadi petunjuk
adanya kelemahan sekaligus kesulitan belajar yang dialami oleh para siswa. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan yang serius dalam menulis ilmiah.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti didapatkan bahwa
pada umumnya karya tulis ilmiah siswaorganisasinya meloncat-loncat sehingga

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3

menampakkan penalaran berbahasa yang kurang logis, isi gagasan kurang faktual,
pengorganisasian isi yang tidak sistematis, dan banyak terdapat kesalahan bahasa
yang meliputi ejaan, diksi, maupun dalam pembuatan kalimat yang efektif.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, permasalahan tentang
keterampilan menulis ilmiah timbul karena (1) siswa sering mengalami kesulitan
memunculkan dan mengungkapkan ide untuk tulisan mereka dan tidak tahu harus
menulis apa, (2) jika sudah mendapatkan ide maka sering macet ditengah-tengah, (3)
siswa sering mengalami kesulitan dalam mengumpulkan data-data untuk mendukung
karangan ilmiah mereka, dan (4) guru belum menggunakan strategi pembelajaran
yang tepat dalam menyampaikan materi pelajaran tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti terhadap kegiatan belajar mengajar di
kelas, guru dalam mengajar menulis ilmiah juga masih menggunakan strategi yang
konvensional. Selama ini guru dalam mengajar menulis ilmiah hanya dengan
menjelaskan materi dari buku LKS, siswa tidak mendapatkan buku pegangan atau
buku paket, hal ini dikarenakan buku paket yang diberi dari dinas pendidikan tidak
mencukupi untuk dibagikan. Setelah selesai menjelaskan siswa diberi penugasan
untuk menulis ilmiah. Setelah selesai maka hasil tulisan siswa dikumpulkan. Guru
selama ini tidak mempergunakan strategi yang menyenangkan dan melibatkan siswa
secara langsung selama pembelajaran menulis ilmiah.
Fakta-fakta di atas menunjukkan kualitas proses dan hasil pembelajaran
kemampuan menulis ilmiah masih kurang optimal. Oleh karena itu, diperlukan
perbaikan yang dapat mendorong seluruh siswa untuk aktif dan mampu menulis
ilmiah dengan baik dan benar. Pembelajaran akan lebih optimal jika pendekatan atau
strategi yang digunakan tepat.Untuk mengoptimalisasi hasil belajar, terutama
keterampilan menulis ilmiah diperlukan strategi yang tepat. Hal ini bertujuan agar
dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas siswa dalam belajar menulis ilmiah.
Pelaksanaan pembelajaran menulis ilmiah akan berlangsung dengan efektif dan
optimal apabila guru mampu memilah dan memilih materi, pendekatan, metode,

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4

strategi, serta eveluasi yang tepat. Hal ini sejalan dengan pendapat Sagala (2007:69)
bahwa terdapat kerelevansian antara metode ataupun strategi mengajar yang
dipergunakan oleh guru dengan prinsip-prinsip belajar yang akan meningkatkan
gairah, minat, serta motivasi anak didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pernyataan di atas jelaslah bahwa dalam pembelajaran menulis terutama
ilmiah seorang pendidik harus menggunakan strategi yang tepat.
Satu diantara banyak strategi yang dianggap tepat adalah peta pikiran (mind
mapping). Dipilihnya strategi peta pikiran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
menulis ilmiah karena berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan oleh peneliti,
siswa kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran Sragen kesulitan dalam
menuangkan ide dan ide para siswa sering macet di tengah-tengah, serta siswa
kesulitan mengumpulkan data untuk mendukung karya ilmiah siswa sehingga untuk
penggunaan strategi peta pikiran sangat tepat karena siswa akan tetap dapat
mengembangkan berbagai ide tetapi masih dalam konteks yang berhubungan dengan
karya tulis ilmiah siswa.
Silberman menjelaskan bahwa peta pikiran merupakan cara kreatif bagi
peserta didik secara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran, atau
merencanakan sebuah penelitian baru. Melalui sebuah peta pikiran siswa akan
menemukan kemudahan untuk mengidentifikasi secara jelas, kreatif, dan inovatif
tentang apa yang telah mereka pelajari dan apa yang akan mereka rencanakan
(2007:188).
Peta pikiran (mind mapping) banyak melibatkan siswa untuk beraktivitas
dalam pembelajaran dan akan menciptakan suasana yang menggembirakan sehingga
siswa senang dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Melalui hal ini digarapkan
kesan yang didapatkan siswa tentang materi yang sedang dipelajari akan lebih kuat,
yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5

Melalui pembelajaran dengan peta pikiran, siswa dapat meningkatkan


kemampuan berpikir secara kritis dan holistik. Hal ini diperkuat dengan penelitian
yang dilakukan oleh Mueller, Johnston, dan Bligh (2002:24) yang berjudul Joining
mind mapping and care planning to enhance student critical thinking and achieve
holistic nursing care . Mereka menjelaskansebagai berikut:
By marrying mind mapping with care planning, we have encouraged
the use of critical, whole-brained, holistic thinking when applying the nursing
process and using nursing diagnoses. Standardized language is still used, but
the thinking that occurs has become more important than the language.
Whole-brain thinking leads to the development of higher-level critical
thinking skills. In order to map out the interconnectedness of all components
of care, students must first make those connections in their minds.
Melalui penggabungan peta pikiran dengan perencanaan perawatan,
hal tersebut telah mendorong mahasiswa berpikir secara kritis, mereka dapat
berpikir secara holistik ketika menerapkan proses keperawatan dan
menggunakan diagnosa keperawatan melalui peta pikiran. Standar bahasa
masih digunakan, tetapi hasil pikiran dari peta pikiran yang merupakan hasil
diagnosa pasien, lebih penting daripada bahasa.Dalam rangka memetakan
keterkaitan dari semua komponen perawatan, mahasiswa keperawatan di
Philadelphia Amerika Serikat,harus terlebih dahulu membuat koneksi atau
hubungan dalam pikiran mahasiswa tersebut.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa setelah strategi peta pikiran
diterapkan dalam cara mendiagnosa pasien pada siswa keperawatan di Philadelphia
Amerika Serikat, ada reaksi positif dari siswa yang ditunjukkan dengan motivasi dan
minat belajar siswa yang meningkat secara drastis. Strategi peta pikiran (mind
mapping) memungkinkan siswa mengeksplorasi seluruh kemampuan otak untuk
keperluan berpikir dan belajar. Strategi ini membantu siswa untuk menghilangkan
rasa jenuh pada saat berpikir dan belajar, karena melibatkan keseimbangan kerja
otak kiri dan otak kanan melalui peta pikiran di otak yang diwujudkan dalam bentuk
coretan gambar garis dan kata kunci. Melalui penggunaan strategi peta pikian
didapatkan fakta bahwa siswa lebih mudah mengembangkan setiap ide yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6

dimiliknya. Upaya tersebut dapat memberikan pengalaman kepada siswa untuk


menulis ilmiah lebih kreatif dan menyenangkan. Melalui hal ini diharapkan
organisasi tulisan siswa dapat menjadi runtut dan logis serta siswa lebih mudah
mengumpulkan data faktual untuk mendukung karya ilmiahmereka.
Khuraesin (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Peta pikiran
dan Kemampuan Penalaran Berbahasa Dengan Kemampuan Menulis Argumentasi
Pada Siswa Kelas XI IPA 2 SMA 2 Bandung menyebutkan hasil eksperimen
proses pembelajaran dengan menggunakan strategi peta pikiran dapat mengaktifkan
siswa di kelas untuk mengikuti pembelajaran menulis argumentasi. Kerjasama yang
baik dapat terjalin melalui kebersamaan dalam mengembangkan kreatifitas, percaya
diri dan keberanian yang selama ini sulit ditumbuhkan ketika pembelajaran menulis
argumentasi dapat teratasi dengan adanya strategi peta pikiran.
Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis ilmiah
dengan strategi peta pikiran tersebut, yang harus dipersiapkan adalah kertas kosong
dan spidol beraneka warna. Pertama siswa menulis tema di tengah kertas. Tema
kemudian dijabarkan dalam bentuk ranting-ranting berupa ide-ide yang muncul yang
nantinya dapat berkembang menjadi gagasan utama paragraf, rancangan bahasa, serta
kaidah penulisan untuk memperjelas, mempertegas, dan menarik perhatian pembaca.
Unsur tersebut adalah kata kunci yang ditulis di atas ranting-ranting tersebut yang
dilengkapi dengan gambar berwarna yang dipetakan sehingga dapat
menyeimbangkan belahan otak kanan dan belahan otak kiri, dengan demikian strategi
ini memberikan kebebasan siswa dalam mengembangkan kreativitasnya dalam
menulis ilmiah sehingga dapat meningkatkan minat dan kemamapuan siswa dalam
menulis ilmiah.
Selain itu, penggunaan strategi peta pikiran dalam pembelajaran juga dapat
merangsang siswa untuk berpikir secara kritis dan komprehensif. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang, Chieh dan Chuyang berjudul A Brief

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7

Review on Developing Creative Thinking in Young Children byMind Mapping.


Mereka mengungkapkan sebagai berikut:
From the reseach, it is known that mind mapping increases
creativity of young children and allows cognition of children can be easily
understood. With abundant colors, images, keywords or short sentences, such
map integrates functions of right brain and left brain and facilitates thinking,
memorizing, analyzing and triggering inspiration and allowing young
children to learn via picture.This allows one to find that picture is helpful for
young children on learning and interaction. (Wang, Chieh dan Chu,
2010:7)
Penelitian ini membuktikan bahwa peta pikiran dapat meningkatkan
kreatifitas anak-anak dan memungkinkan kognisi anak-anak dapat dengan
mudah dipahami. Melalui penggunaan warna yang berlimpah, gambar, dan
kalimat pendek, peta pikiran seperti mengintegrasikan fungsi otak kanan dan
otak kiri dan memfasilitasi berpikir, menghafal, menganalisa dan
memunculkan inspirasi dan membiarkan anak-anak muda untuk belajar
melalui gambar. Sehingga anak-anak muda dapat belajar dan berpikir secara
komprehensif. Hal tersebut karena dalam belajar gambar yang sangat siswa
menggunakan banyak gambar yang membantu para siswa untuk belajar dan
berinteraksi dengan temannya.
Hal ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukma (2007:4)
yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Dengan Peta Pikiran Pada
Siswa Kelas V SDN Sumbersari III Malangbahwa peta pikiran efektif meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk menulis puisi. Dari hasil penelitian tindakan kelas ini
dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi pemetaan pikiran telah mampu
meningkatkan kemampuan siswa menulis puisi di SDN Sumbersari III Malang,
dengan hasil berikut.(a) pada tahap pemunculan gagasan, siswa telah mampu
memunculkan gagasan yang akan dijadikan sebagai gagasan pokok, (b) pada tahap
pengembangan gagasan, siswa telah mampu mengembangkan gagasan secara logis,
(c) pada tahap penulisan,siswa telah mampu menulis judul,menyusun kata,

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8

mengembangkan kata menjadi kalimat, menata kalimat menjadi puisi dengan


memperhatikan kesesuaian isi dengan judul, diksi, imajinasi, serta merevisi puisi.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti terdorong untuk melaksanakan penelitian
tindakan kelas sebagai usaha perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran
keterampilan menulis ilmiah dengan judulPeningkatan Kemampuan Menulis Ilmiah
dengan Strategi Peta Pikiran (Mind Mapping) pada Siswa Kelas XI IA SMA
Muhammadiyah 3 Masaran Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. apakah penerapan strategi peta pikiran (mind mapping) dapat meningkatkan
kualitas proses pembelajaran menulis ilmiah siswa kelas XI IA SMA
Muhammadiyah 3 Masaran Sragen?
2. apakah penerapan strategi peta pikiran (mind mapping) dapat meningkatkan
kemampuan menulis ilmiah siswa kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3
Masaran Sragen?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas tujuan dari
penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan :
1. kualitas proses pembelajaran menulis ilmiah siswa kelas XI IA SMA
Muhammadiyah 3 Masaran Sragen dengan strategi peta pikiran (mind
mapping).
2. kemampuan menulis ilmiah siswa kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3
Masaran Sragen dengan strategi peta pikiran (mind mapping).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk memperkaya
khasanah pengetahuan bahasa dan memperluas wawasan tentang
pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah menengah atas, terutama
pembelajaran menulis ilmiah dengan menerapkan strategi peta pikiran (mind
mapping)
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1. Siswa termotivasi dalam pembelajaran menulis ilmiah
2. Dengan diterapkan peta pikiran (mind mapping), siswa SMA dilatih
belajar dengan menggunakan kedua belahan otaknya yaitu kiri dan kanan
3. Penerapan strategi peta pikiran (mind mapping)memungkinkan dapat
meningkatkan kemampuan menulis siswa terutama pada kemampuan
menulis ilmiah
b. Bagi Guru
Memberikan satu alternatif pemecahan masalah dengan menerapkan strategi
yang tepat dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran
menulis ilmiah. Hasil penelitian ini dapat menjadi pendorong bagi guru
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan
c. Bagi Sekolah
1. Sebagai inovasi pembelajaran yang dilaksanakan guru.
2. Menambah pengalaman pada guru lain untuk menerapkan proses
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dengan strategi peta pikiran
(mind mapping).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
TINDAKAN

A. Kajian Pustaka
1. Hakikat Menulis
a. Pengertian Menulis
Menurut Akhadiah, dkk. (1996:9) menulis adalah salah satu bentuk
keterampilan berbahasa yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan. Dengan
menulis seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai
maksud dan tujuannya. Hasil dari kegiatan menulis adalah karangan atau tulisan.
Pada hakikatnya dalam menulis diperlukan suatu pengetahuan yang khusus.
Diungkapkan oleh Enre bahwa menulis adalah proses berpikir yang diperlukan suatu
pengetahuan khusus, yaitu cara berpikir tentang cara penulisan yang benar (1988:6).
Tarigan menjelaskan bahwa menulis merupakan keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunukasi secara tidak langsung, dan tidak secara tatap
muka dengan orang lain. Selain itu menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif
dan efektif (2008:3)
Banyak persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang penulis agar dapat
menghasilkan sebuah tulisan yang baik, adapun tulisan yang baik memiliki beberapa
ciri yaitu bermakna, jelas atau lugas yang merupakan kesatuan bulat, singkat dan
padat. Memenuhi kaidah kebahasan, dan tulisan tersebut juga harus bersifat
komunikatif (dalam Ahkadiah, dkk. 1996:2).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
menulis adalah menulis adalah salah satu bentuk keterampilan berbahasa yang
mempunyai peranan penting dalam kehidupan. Melalui menulis seseorang dapat
mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya. Hasil

commit to user

10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11

dari kegiatan menulis adalah karangan atau tulisan. Dalam menulis diperlukan suatu
pengetahuan khusus yaitu cara berpikir tentang cara penulisan yang baik dan benar,
menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunukasi
secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain selain itu menulis
merupakan suatu kegiatan yang produktif dan efektif.

b. Tahapan Menulis
Dalam menulis sebenarnya penulis dilatih untuk berpikir secara teratur, tertib,
dan masuk akal. Ada beberapa langkah agar tulisan yang dihasilkan dapat teratur,
tertib dan logis. Menurut Ahkadiah,dkk. (1996:3-5) membagi langkah menulis
menjadi tiga tahap yaitu:
1) Tahap prapenulisan
Tahap ini adalah tahap perencanaan atau persiapan menulis dan mencakup
beberapa langkah kegiatan. Tahap pertama adalah menentukan topik, yang kedua
adalah membatasi topik, menentukan bahan, langkah selanjutnya adalah membuat
kerangka. Kerangka tersebut harus logis, sistematik, dan konsisten.
2) Tahap penulisan
Pada tahap ini hal yang dilakukan adalah membahas setiap butir topik yang
ada di dalam kerangka yang telah disusun. Selanjutnya kerangka tersebut
dikembangkan menjadi kalimat-kalimat yang efektif. Dikembangkan menjadi
paragaf-paragraf. Tulisan tersebut harus ditulis dengan bahasa yang baik dan
benar, disamping itu tulisan tersebut harus mematuhi kaidah ejaan yang berlaku.
3) Tahap revisi
Jika tulisan buram telah selesai, maka tulisan tersebut perlu diperbaiki. Pada
tahap ini biasanya penulis meneliti secara menyeluruh mengenal hal-hal apa saja
yang telah kita tulis.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12

2. Hakikat Menulis Ilmiah


a. Pengertian Menulis Ilmiah
Kegiatan menulis bisa dituangkan ke dalam bentuk ilmiah dan nonilmiah. Jika
sebuah tulisan dikaitkan dengan sesuatu hal yang ilmiah maka hasil dari organisasi
ide ke dalam tulisan tersebut disebut dengan tulisan ilmiah (dalam Wardani, dkk.
2008:12).
Amir (2007:106) mengemukakan bahwa tulisan ilmiah adalah tulisan ilmu
pengetahuan yang menyajikan fakta umum dan ditulis menurut metodologi penulisan
yang baik dan benar. Kata-kata yang digunakan kata-kata teknis, ditujukan kepada
masyarakat yang mempunyai pengetahuan teknis tertentu pula.
Senada dengan pendapat di atas Kosasih berpendapat bahwa tulisan ilmiah
ialah karangan yang menyajikan permasalahan atau pengetahuan keilmuan yang
ditulis menurut tata cara penulisan tertentu. Tulisan ilmiah ini tidak bersifat subjektif,
serta emosional, dan prasangka-prasangka tertentu yang belum jelas kebenarannya
(2010:9).
Pendapat lain dikemukakan oleh Keraf yang menjelaskan bahwa tulisan
ilmiah adalah tulisan yang bersasaran pada rasio, yaitu agar para pembaca
memperoleh pengalaman intelektual atau pengetahuan dengan menyodorkan fakta-
fakta yang terjadi di sekitar (1995:18). Senada dengan pendapat di atas, Hasnun
(2004:24) mengemukakan bahwa hasil dari tulisan ilmiah adalah karangan yang
mengetengahkan pikiran, hasil pengamatan, tinjauan dalam bidang tertentu, yang
disusun menurut metode tertentu secara sistematis, karya tulis jenis ini dapat
dikatakan juga sebagai tulisan yang membahas masalah tertentu berdasarkan
pengamatan, secara sistematis dan terarah.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis ilmiah
adalah suatu kegiatan mengungkapkan ide atau gagasan yang didasari dari hasil
pengamatan, penelitian, peninjauan maupun fakta-fakta yang ada di sekitar dan ditulis
berdasarkan sistematika dan metodologi yang baik dan benar yang bertujuan untuk

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13

menambah pengetahuan dan pengalaman kepada masyarakat pembaca yang


mengetahui teknis tertentu. Tulisan ilmiah ini tidak bersifat subjektif, serta
emosional, dan prasangka-prasangka tertentu yang belum jelas kebenarannya

b. Jenis Tulisan Ilmiah


John (dalam Amir, 2007:41) membagi karya ilmiah menjadi dua macam
yaitu :
1) Karya ilmiah yang ditujukan kepada masyarakat tertentu (profesional) yang
bersifat ilmiah tinggi, disebut juga dengan karya ilmiah penelitian
2) Karya ilmiah yang ditujukan kepada masyarakat umum, disebut juga dengan
karya ilmiah populer.
Lebih lanjut Jauhari (2009:125) membagi karya ilmiah penelitian menjadi
beberapa macam yaitu:
1) Skripsi adalah karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa strata satu
sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana
2) Tesis adalah karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa strata dua sebagai
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar magister
3) Laporan penelitian
4) Disertasi karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa strata tiga sebagai
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar doktor.
Kuncoro (2009:51-54) membagi karya ilmiah populer menjadi beberapa
macam yaitu:
1) Artikel adalah tulisan lepas yang berisi pendapat yang mengupas secara
tuntas suatu permasalahan tertentu yangbersifat faktual atau kontroversial
dengan tujuan memberikan informasi, memengaruhi, meyakinkan atau
juga menghibur pembaca.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14

2) Makalah adalah karya ilmiah yang bersifat resmi tentang suatu pokok
yang dimaksudkan untuk dibacakan di muka umum dalam suatu
persidangan yang sering disusun untuk diterbitkan.
3) Resensi buku adalah tulisan atau ulasan mengenai sebuah karya atau buku,
tujuan resensi adalah menyampaikan kepada pembaca apakah buku atau
karya itu patut mendapatkan sambutan dari masyarakat atau tidak
4) Paper pengertiannya hampir sama dengan makalah, hal yang
membedakannya adalah unsur dan tujuannya
5) Tajuk rencana yaitu artikel utama dalam surat kabar yang berisi
pandangan atau pendapat redaksi terhadap isu yang sedang berkembang
dalam masyarakat

c. Syarat Tulisan Ilmiah


Ada hal-hal pokok yang harus diperhatikan dalam kegiatan menulis ilmiah.
Hal ini perlu agar tulisan yang dihasilkan bisa dengan mudah dipahami dan benar-
benar bisa memberikan manfaat berupa menyampaikan suatu informasi kepada
pembaca. Kosasih (2010:24-25) mengemukakan syarat-syarat tulisan ilmiah sebagai
berikut :
1) Lugas dan tidak emosional
Karya ilmiah hanya memiliki satu arti, tidak bermakna kias, sehingga
pembaca tidak membuat tafsiran sendiri. Karena itu, perlu ada batasan
operasional pengertian suatu istilah, konsep, atau variabel.
2) Logis
Maksudnya kalimat, alinea, subbab, subsubbab, disusun berdasarkan urutan
yang konsisten
3) Efektif
Baik alinea atau subab harus menunjukkan adanya satu kebulatan pikiran, ada
penekanan, dan ada pengembangan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15

4) Efisien
Tulisan ilmiah hanya menggunakan kata atau kalimat yang penting dan
mudah untuk dipahamioleh pembaca
5) Ditulis dengan format yang baku
Penulisan sebuah karya ilmiah harus sesuai dengan tata bahasa Indonesia
yangbaku. Jadi, tidak diperkenankan menggunakan bahasa yang tidak formal
atau tidak baku.

d. Sistematika Penulisan Laporan Hasil Penelitian/Pengamatan


Bentuk tulisan ilmiah penelitin ada berbagai macam jenis, misalnya berbentuk
makalah, esai, artikel, skripsi, tesis, resensi, maupun laporan hasil penelitian atau
pengamatan. Dalam menulis karya ilmiah ada aturan atau sistematika tulisan ilmiah.
Berkaitan dengan ini Syaukah, dkk. (2007: 7-8) menjelaskan sistematika penyajian
tulisan ilmiah berbentuk laporan hasil penelitian atau pengamatan sebagai berikut :
1) Bagian Awal, berisi :
a) Halaman sampul
b) Halaman pengesahan
c) Abstrak
d) Kata pengantar
e) Daftar isi
f) Daftar tabel (jika ada)
g) Daftar gambar (jika ada)
h) Daftar lampiran(jika ada)
2) Bagian inti, berisi:
Bab I Pendahuluan, berisi tentang :
a) Latar belakang masalah
b) Perumusan masalah

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16

c) Tujuan dan
d) Manfaat penelitian
Bab II Landasan Teori, berisi tentang :
a) Tinjauan pustaka
b) Hipotesis
Bab III Metode Penelitian, berisi :
a) Metode penentuan objek dan subjek penelitian
b) Metode pengumpulan data
c) Analisis data
Bab IV Hasil Penelitian
a) Deskripsi data
b) Pengujian hipotesis
Bab V Penutup
a) Kesimpulan
b) Saran
3) Bagian Akhir
a) Daftar Pustaka
b) Lampiran

3. Hakikat Pembelajaran Menulis Ilmiah di SMA


a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling memengaruhi
mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 2009: 24). Lebih lanjut Hamalik
mengungkapkan bahwa material meliputi buku-buku, papan tulis, kapur, fotografi,
slide dan film, audio, dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruangan
kelas, perlengkapan audio visual, dan komputer. Prosedur meliputi jadwal dan
metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dan sebagainya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17

Ada lima pengertian pengajaran dan pembelajaran menurut Hamalik (2001:


25), yaitu:
1) Pengajaran ialah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik/
siswa di sekolah.
2) Pengajaran adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui
lembaga pendidikan sekolah.
3) Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan
kondisi belajar bagi peserta didik.
4) Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi
warga masyarakat yang baik.
5) Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa mengahadapi kehidupan
masyarakat sehari-hari.
Suprijono (2009: 11) menjelaskan tentang perbedaan antara pengajaran dan
pembelajaran. Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning dan pengajaran
terjemahan dari teaching. Lebih lanjut, Suprijono mengungkapkan bahwa pengajaran
adalah proses perbuatan, cara mengajarkan. Perbuatan atau cara mengajarkan
diterjemahkan sebagai kegiatan guru mengajari peserta didik, guru menyampaikan
pengetahuan kepada peserta didik dan peserta didiksebagai pihak penerima.
Pengajaran seperti ini merupakan proses instruktif. Guru bertindak sebagai
panglima, guru dianggap paling dominan, dan guru dipandang sebagai orang yang
paling mengetahui.
Lebih lanjut, Suprijono (2009: 13) menjelaskan tentang pembelajaran yang
berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Perbedaan esensial istilah ini dengan
pengajaran adalah pada tindak ajar. Pada pengajaran guru mengajar, peserta didik
belajar, sedangkan pada pembelajaran, guru mengajar diartikan sebagai upaya guru
mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru mengajar dalam perspektif
pembelajaran adalah guru yang menyediakan fasilitas belajar bagi anak didiknya
untuk mempelajarinya. jadi subjek pembelajaran adalah peserta didik. Pembelajaran

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18

adalah dialog interaktif. Pembelajaran merupakan proses organik dan konstruktif,


bukan mekanis seperti halnya pengajaran.
Gino, dkk. (1996: 32-39) memberikan batasan pembelajaran atau instruction
sebagai usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar, yaitu
terjadinya perubahan tingkah laku sesuai dengan keadaan dan kemampuan siswa.
Dengan demikian, ada tiga ciri utama pembelajaran, yaitu: (1) ada aktivitas yang
menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri pembelajar baik langsung maupun
tidak langsung, (2) perubahan itu berupa diperolehnya kemampuan baru dan berlaku
untuk waktu yang lama, dan (3) perubahan itu terjadi karena suatu usaha yang
dilakukan secara sadar.
Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan beberapa
komponen. Menurut Gino, dkk. (1996: 30) komponen tersebut antara lain sebagai
berikut:
1) Guru
Guru merupakan seseorang yang bertindak sebgai pengelola kegiatan
belajar mengajar yang mempunyai tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
2) Siswa
Siswa adalah orang yang berperan sebagai pencari, penerima, dan pelaksana
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
3) Tujuan
Tujuan adalah perubahan yang diinginkan terjadi pada siswa setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran. Perubahan perilaku tersebut meliputi
perubahan kognitif, psikomotor, dan afektif.
4) Isi pelajaran
Isi pelajaran atau materi pelajaran adalah segala informasi berupa fakta,
prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19

5) Metode
Metode merupakan suatu strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru
yang meliputi seluruh kegiatan penyajian bahan pelajaran kepada siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
6) Media
Media merupakan bahan pengajaran yang digunakan untuk menyajikan
informasi kepada siswa.
7) Evaluasi
Evaluasi merupakan cara yang digunakan untuk menilai suatu proses dan
hasilnya. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan belajar
mengajar dan sekaligus memberikan balikan bagi setiap komponen tersebut.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses
atau usaha untuk menjadikan siswa belajar dengan memberikan stimulasi kepada
siswa agar menimbulkan respons yang tepat untuk mencapai tujuan belajar yang
diinginkan. Pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya, sehingga terjadi perubahan tindakan ke arah yang positif dan menuju
ke pendewasaan seseorang.

b. Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Pembelajaran


Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi berhasil tidaknya pembelajaran.
Menurut Gino, dkk. (1996: 36-39) faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pencapaian tujuan pembelajaran antara lain:
1) Motivasi belajar
Motivasi diartikan sebagai suatu dorongan yang timbul pada diri seorang
secara sadar atau tidak untuk melakukan suatu tindakan untuk mencapai tujuan
tertentu.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20

2) Bahan belajar
Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan atau materi yang
digunakan dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan yang akan
dicapai oleh siswa dan harus disesuaikan dengan karakteristik siswa agar dapat
dimintai olehnya.
3) Alat bantu belajar
Alat bantu belajar adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar dengan maksud menyampaikan pesan pembelajaran dari
sumber belajar (guru) kepada penerima (siswa). Alat bantu belajar merupakan
alat yang dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan belajar, misalnya buku,
komputer, tape recorder, dan lain-lain.
4) Suasana belajar
Suasana belajar merupakan situasi dan kondisi yang ada dalam lingkungan
tempat proses pembelajaran berlangsung. Suasana yang dapat mendukung
kegiatan pembelajaran yang baik antara lain yaitu: susana kekeluargaan,
suasana sekolah yang nyaman, suasana kelas diatur fleksibel, jumlah siswa
tidak terlalu banyak, dan siswa belajar secara bervariasi.
5) Kondisi siswa
Kondisi siswa merupakan keadaan siswa pada saat kegiatan belajar
mengajar berlangsung. Kondisi yang dimaksud bukan hanya keadaan fisik,
melainkan juga keadaan psikis siswa
6) Kemampuan guru
Kemampuan guru maksudnya adalah kemampuan guru dalam
menyampaikan materi, mengelola kelas, serta mangatasi berbagai masalah yang
mungkin terjadi selama proses belajar mengajar. Kriteria yang menunjukkan
kemampuan guru adalah sebagai berikut:
a) Guru menyampaikan materi dengan tepat dan tidak membosankan, namun
tidak terkesan menggurui.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21

b) Guru harus bisa memilih metode dan cara mengajar yang tepat agar dapat
menarik perhatian siswa untuk mengikuti pelajaran.
c) Guru harus mampu mengelola kelas dengan baik, misalnya dengan
memberikan perhatian yang merata kepada seluruh siswa yang ada di
kelas tersebut, baik yang ada di depan maupun di belakang.
d) Guru harus mampu memotivasi siswa agar mau aktif dalam kegiatan
belajar mengajar.

c. Penilaian Kemampuan Menulis Ilmiah


Hamalik (2001: 157) mengungkapkan bahwa penilaian adalah suatu upaya
untuk memeriksa sejauh mana siswa telah mengalami kemajuan belajar atau telah
mencapai tujuan belajar dan pembelajaran. Hal ini selaras dengan pendapat Suwandi
(2010:7) bahwa penilaian merupakan suatu proses untuk mengetahui keberhasilan
(proses dan hasil) dari suatu pogram kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria.
Teknik penilaian yang tepat memerlukan data yang berkaitan dengan objek penelitian
yang dilakukan.
Senada dengan pendapat di atas Sudjana menjelaskan bahwa penilaian adalah
proses memberikan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu
pula. Proses penilaian tersebut berlangsung dalam bentuk interpretasi dan diakhiri
dengan judgment atau penghakiman (2008:3).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian
merupakan proses memberi atau menentukan nilai kepada objek tertentu, sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran.
Proses penilaian tersebut berlangsung dalam bentuk interpretasi dan diakhiri dengan
judgment atau penghakiman.
1). Penilaian Proses Pembelajaran
Penilaian proses dapat dilihat dari sikap siswa ketika mengikuti
kegiatanpembelajaran. Sikap bermula dari perasaan suka atau tidak suka yang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22

terkaitdengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu atau obyek.


Sikap juga merupakan ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang
dimiliki seseorang. Sikap dapat dibentuk sehingga terjadi perilaku atau tindakan
yang diinginkan.
Penilaian proses pembelajaran adalah upaya seorang guru memberikan nilai
terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan siswa dengan guru dalam
mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Sudjana (2008: 56) mengungkapkan bahwa
apa yang dicapai oleh siswa merupakan akibat dari proses yang ditempuhnya
melalui program dan kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam
proses mengajar. Ini berarti bahwa hasil (prestasi) belajar siswa tidak terlepas dari
proses belajar yang dialaminya.
Lebih lanjut Suwandi (2010: 80-81) mengungkapkan bahwa secara umum
obyek/sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran meliputi beberapa hal,
yakni sikap terhadap materi pelajaran (motivasi mengikuti pelajaran, keseriusan,
semangat); sikap terhadap guru/pengajar (interaksi, respon); dan sikap terhadap
proses pembelajaran (perhatian, kerjasama, konsentrasi, dsb.) Berdasarkan hal
tersebut maka pedoman penilaian proses yang digunakan dalam pembelajaran
menulis ilmiah adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Penilaian Proses Pembelajaran
No Nama Keaktifan Keaktifan Kerja sama Skor Nilai Ket.
Siswa selama membuat peta dalam
pembelajaran pikiran dari kelompok
kerangka
karya tulis
ilmiah

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23

(Diadaptasi dariSudjana, 2008:61)

a) Kolom penilaian sikap diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria beriku:
1 = sangat kurang 4 = baik
2 = kurang 5 = amat baik
3 = cukup
b).Menghitung nilai
Nilai = Skor perolehan siswa x 100 = ....
Skor maksimal (15)
Keterangan diisi dengan kriteria berikut.
(1).Nilai = 10 29 sangat kurang (4). Nilai = 70 89 baik
(2). Nilai = 30 49 kurang (5). Nilai = 90 100 sangat baik
(3). Nilai = 50 69 cukup(dalam Suwandi, 2010:130)
a). Keaktifan selama pembelajaran
Skor 5 :Jika siswa sepenuhnya atau sangat aktif selama pembelajaran
(merespon setiap stimulus yang diberikan guru saat pembelajaran dengan
baik).
Skor 4 :Jika siswa aktif selama pembelajaran (cukup merespon stimulus yang
diberikan guru saat pembelajaran)
Skor 3 : Jika siswa cukup aktif pada saat pembelajaran (sesekali merespon
stimulus yang diberikan guru)
Skor 2 :Jika siswa kurang aktif pada saat pembelajaran(sama sekali tidak mau
merespon stimulus yang diberikan guru saat pembelajaran).
Skor 1 :Jika siswa sama sekali tidak aktif (acuh dan tidak mau merespon
stimulus saat pembelajaran).
b). Keaktifan membuat peta pikiran dari kerangka karya tulis ilmiah
Skor 5 :Jika siswa tampak bersungguh-sungguh dan menunjukkan adanya
kesenangan dalam membuat peta pikiran dari kerangka karya tulis ilmiahnya;

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24

tampak antusias, senang serta bersemangat dalam mengerjakan (tidak bosan,


tidak mengantuk)
Skor 4 : Jika siswa memmbuat peta pikiran dari kerangka karya tulis
ilmiahnya, tampak bersemangat dan antusias dalam mengerjakan (tidak bosan,
tidak mengantuk).
Skor 3 : Jika siswa membuat peta pikiran dari kerangka karya tulis ilmiahnya
namun kurang bersemangat dan antusias dalam mengerjakan (kurang serius).
Skor 2 : Jika siswa hanya sekedar membuat peta pikiran dari kerangka karya
tulis ilmiahnya dan terlihat tidak bersemangat dalam mengerjakan (malas-
malasan, meletakkan kepala di meja).
Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak mau membuat peta pikiran dari
kerangka karya tulis ilmiahnya dan sama sekali tidak bersemangat (tampak
bosan, tertidur).
c). Kerja sama dalam kelompok
Skor 5 : Jika siswa sepenuhnya aktif dalam kelompok seperti aktif bertanya,
menjawab, bekerja secara kelompok, mengkonstruksi, menemukan,
merefleksi, dan mengerjakan tugas.
Skor 4 : Jika siswa aktif dalam kelompok dan sesekali mau bertanya,
menjawab, serta bekerja secara kelompok, mengkonstruksi, menemukan,
merefleksi, dan mengerjakan tugas.
Skor 3 : Jika siswa hanya bekerja dalam kelompok dan sama sekali tidak mau
bertanya, menjawab, mengkonstruksi, menemukan merefleksi, dan
mengerjakan tugas.
Skor 2 : Jika siswa kurang aktif dalam bekerja sama dalam kelompok dan
sama sekali tidak mau bertanya, menjawab, mengkonstruksi, menemukan,
merefleksi, dan mengerjakan tugas.
Skor 1 : Jika siswa sama sekali mau bekerja sama dalam kelompok (sibuk
beraktivitas sendiri seperti berbicara atau membuat gaduh).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25

2) . Penilaian Hasil Pembelajaran


Sudjana (2008: 3) mengungkapkan bahwa penilaian hasil belajar adalah
proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan
kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa obyek yang dinilai adalah hasil
belajar siswa yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Harfieild (dalam
Nurgiyantoro, 2001:307) menjelaskan salah satu model yang rinci dalam
melakukan penyekoran, yaitu dengan mempergunakan model skala interval untuk
tiap tingkat tertantu pada tiap aspek yang dinilai. Model penilaian ini lebih rinci
dan teliti dalam memberikan skor, dan dapat dipertanggungjawabkan. Model
tersebut adalah penilaian yang banyak digunakan pada progran ESL (English as a
Second Language) yaitu sebagai berikut :
Tabel 3. Penilaian Hasil Pembelajaran
No Aspek Skor Kriteria
1. ISI 27-30 Sangat baik-sempurna : padat informasi,
subtantif, pengembangan tesis tuntas, relevan
dengan permasalahan dan tuntas.
22-26 Cukup baik : informasi cukup, substantif
cukup, pengembangan tesis cukup, relevan
dengan permasalahan dan cukup lengkap.
17-21 Sedang cukup : informasi terbatas, substantif
kurang, pengembangan tesis terbatas, cukup
relevan dengan permasalahan tetapi kurang
lengkap.
13-16 Sangat kurang : tidak berisi informasi, tidak
ada substantif, tidak ada pengembangan tesis,
tidak relevan dengan permasalahan dan tidak

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26

lengkap.
2 ORGANISASI 18-20 Sangat baik-sempurna : pengungkapan
gagasan lancar, gagasan diungkapkan dengan
jelas, padat, tertata dengan baik, urutan logis,
ada kohesif dan koheren.
14-17 Cukup baik : pengungkapan gagasan kurang
lancar, gagasan kurang terorganisasi tetapi ide
utama terlihat, bahan pendukung terbatas,
urutan logis tatapi tidak lengkap, cukup
kohesif dan koheren
10-13 Sedang cukup : pengungkapan gagasan tidak
lancer, gagasan kacau terpotong-potong atau
melompat-lompat, urutan logis tatapi tdak
lengkap, kurang kohesif dan koheren
7-9 Sangat kurang : pengungkapan gagasan tidak
komunikatif, gagasan tidak terorganisasi,
tidak koherif dan koheren serta tidak layak
nilai.
3. KOSAKATA 18-20 Sangat baik-sempurna : pemanfaatan potensi
kata sangat baik, pilihan kata dan ungkapan
tepat, menguasai pembentukan kata.
14-17 Cukup baik : pemanfaatan potensi kata
cukup baik, pilihan kata dan ungkapan kurang
tepat, cukup menguasai pembentukan kata.
10-13 Sedang cukup : : pemanfaatan potensi kata
terbatas, pilihan kata dan ungkapan kadang
kurang tepat, kurang menguasai pembentukan
kata.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27

7-9 Sangat kurang : : pemanfaatan potensi kata


sangat terbatas, sering terjadi kesalahan
penggunaan kosa kata dan dapat merusak
makna , tidak menguasai pembentukan kata.
4 PENGEMBANGAN 22-25 Sangat baik-sempurna : konstruksi kalimat
lengkap dan efektif, hanya terjadi sedikit
kesalahan penggunaan bentu kebahasaan.
18-21 Cukup baik : konstruksi kalimat sederhana
tetapi efektif, kesalahan kecil pada konstruksi
kalimat, tejadi sejumlah kesalahan tetapi
makna tidak kabur.
11-17 Sedang-cukup : terjadi kesalahan serius dalam
rangkaian kalimat, makna membingungkan
atau kabur.
5-10 Sangat kurang : tidak mengasai aturan
sintaksis, terdapat banyak kesalahan, tidak
layak nilai.
5 MEKANIK 5 Sangat baik-sempurna : menguasai aturan
penulisan, hanya terdapat beberapa kesalahan
ejaan dan tanda baca, rapi dan bersih.
4 Cukup- baik : kadang-kadang terjadi kesalahan
ejaan dan tanda baca tetapi tidak mengaburkan
makna, cukup rapi dan bersih.
3 Sedang-cukup : sering terjadi kesalahan ejaan
tanda baca, makna membingungkan dan kabur,
kurang rapi dan bersih.

2 Sangat kurang : tidak menguasai aturan


penulisan, terdapat banyak kesalahan ejaan,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28

tulisan tidak terbaca, tidak rapi dan bersih,


tidak layak nilai.
4. Hakikat Strategi Peta Pikiran (Mind Mapping)
a. Pengertian Peta Pikiran
Buzan (2008:4) menegaskan bahwa peta pikiran adalah cara termudah untuk
menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil kembali informasi tersebut ke
luar dari otak, peta pikiran juga merupakan cara mencatat yang sangat efektif, kreatif,
dan secara harfiah akan memetakan hasil dari pikiran. Melalui peta pikiran maka
akan memberikan pandangan yang menyeluruh pokok masalah atau area yang luas,
memungkinkan pengguna membuat alternatif-alternatif, mengumpulkan data dalam
jumlah yang besar, mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan membuat
terobosan-terobosan yang sangat kreatif, dan menyenangkan karena penuh dengan
gambar dan warna.
Agak berbeda dengan pendapat di atas Silberman menjelaskan peta pikiran
merupakan cara kreatif bagi peserta didik secara individual untuk menghasilkan ide-
ide, mencatat pelajaran, atau merencanakan sebuah penelitian baru. Melalui
penggunaan sebuah peta pikiran mereka akan menemukan kemudahan untuk
mengidentifikasi secara jelas, kreatif, dan inovatif tentang apa yang telah siswa
pelajari dan apa yang akan siswa rencanakan (2007:188).
DePotter dan Hernacki mengemukakan peta pikiran adalah sebuah strategi
mencatat yang menggunakan pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dan ide
yang saling berkaitan, seperti peta jalan yang yang digunakan untuk belajar,
mengorganisasikan, merencanakan sesuatu hal oleh siswa (2007:152).Sarbana
mengatakan peta pikiran(mind mapping) adalah proses berpikir dengan model
jaringan yang melibatkan keaktifan antara otak sebelah kiri dan otak sebelah kanan,
sehingga mempermudah penggunanya untuk mengingat dalam memori otaknya
(2005: 100).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29

Syurfah memaparkan peta pikiran (mind mapipng) merupakan teknik


pembuatan grafik yang menyediakan kunci-kunci umum untuk mengoptimalkan otak
dengan memanfaatkan kata-kata, nomor, logika, irama, warna, dan dimensi yang
disajikan dalam bentuk yang sangat unik (2008: ix).Melalui peta pikiran, seseorang
dapat melihat hubungan antara satu ide dengan ide lainnya dengan tetap memahami
konteksnya. Ini sangat memudahkan otak untuk memahami dan menyerap suatu
informasi.
Cara kerja peta pikiran mirip dengan cara kerja koneksi di dalam otak. Di
samping itu, peta pikiran juga memudahkan untuk mengembangkan ide karena bisa
mulai dengan suatu ide utama dan kemudian menggunakan koneksi-koneksi di otak
untuk memecahnya menjadi ide-ide yang lebih rinci. Melalui hal ini maka seseorang
terutama siswa akan dapat mengembangkan potensinya dengan optimal.Peta pikiran
dapat digunakan untuk membuat catatan dalam suatu pertemuan, konferensi, ceramah
atau pelajaran. Sebagai alat, peta pikiran memetakan secara visual pembicaraan dan
membangun pemahaman. Peta pikiran merupakan proses yang baik dalam kerja
kelompok dan dalam menata kegiatan urun gagasan. Bila dibandingkan mencatat
dengan cara linear, maka mencatat dengan metode peta pikiran (mind mapping) lebih
inovatif dan fleksibel.
Menurut Sarbana (2005:99) mencatat linear atau konvensional memiliki
beberapa kelemahan antara lain:
1) Saat mencatat, menyusun secara berurutan apa yang disampaikan oleh si
pembicara, dalam proses pencatatan tersebut pada suatu waktu akan merasa
bingung untuk melihat kaitan antar gagasan.
2) Informasi baru yang disampaikan pembicara untuk menjelaskan poin
sebelumnya tidak dapat langsung ditempatkan pada poin tersebut. Karena
seringkali terjadi pemisahan antara poin yang telah ditulis dengan poin
terakhir yang disampaikan oleh pembicara.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30

3) Penelitian terakhir menunjukkan bahwa mencatat dengan metode


konvensional atau linear berlawanan dengan cara kerja otak. Hal ini karena
otak tidak digunakan untuk menagkap kesan dari yan kita tulis, sehingga
menjadi sulit intuk mengingat kembali poin sebelumnya.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Lestari (2009)yang
berjudul Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Pada Siswa Kelas IV
Seolah Dasar Negeri Mlilir 01 Madiun juga menemukan bahwa peta pikiran (mind
mapping) dapat mengatasi berbagai kesulitan yang dialami oleh siswa dalam
pembelajaran menulis cerpen. Selain itu dengan peta pikiran siswa menjadi
termotivasi dalam pembelajaran menulis cerpen. Siswa biasanya akan kesulitan untuk
menuangkan ide dan tidak tahu harus memulai cerita dari mana, tetapi dengan peta
pikran hal itu dapat diatasi. Dengan demikian maka dari hasil penelitian ini, metode
peta pikiran dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis
cerita pendek di sekolah tersebut.
Teknik ini membantu siswa untuk menghilangkan rasa jenuh pada saat
berpikir dan belajar, karena melibatkan keseimbangan kerja otak kiri dan otak kanan
melalui peta pikiran (mind mapping) di otak yang diwujudkan dalam bentuk coretan
gambar garis dan kata kunci. Penggunaan teknik peta pikiran didapat fakta bahwa
siswa lebih mudah mengembangkan imajinasinya.Upaya tersebut dapat memberikan
pengalaman pada siswa untuk berpikir kreatif. Jika demikian informasi yang
disimpan dalam memori seperti cara kerja otak manusia, maka informasi yang
tersimpan dalam proses belajar mengajar akan menjadi labih baik dan berguna untuk
mengingat dalam jangka waktu yang lama. Karena itu siswa dapat melahirkan suatu
ide-ide yang sangat kreatif dalam belajarnya.
Melalui strategi peta pikiran (mind mapping) siswa akan menjadi lebih aktif
dalam kegiatan belajar mengajar, baik dalam individu maupun dalam kelompok.
Strategi peta pikiran akan dapat mengaktifkan siswa dalam bekerja sama dalam
kelompok. Hal ini ditegaskan dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Nykki, dan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31

Jrvel (2008:14) yang berjudul How Pictorial Knowledge Representations Mediate


Collaborative Knowledge Construction In Groups. Mereka memadukan antara
pembelajaran kolaborasi dan penggunaaan peta pikiran dalam kelompok. Nykki dan
Jrvel menegaskan bahwa
The results of this study encourage teachers and students to use
cognitive tools for distributing visual knowledge representations for
collaborative learning. There are at least three useful perspectives to be
pointed out: Visual representations as cognitive tools can help researchers to
better understand student's learning process, they can help teachers evaluate
students' learning, and visual representations can help students' self-
regulated learning by externalizing what they are themselves thinking and to
see what others are thinking and when possible, to then continue their own
and others' flow of thinking.
Hasil penelitian ini mendorong para guru dan siswa untuk menggunakan alat-
alat kognitif penyebaran pengetahuan representasi visual untuk pembelajaran
kolaboratif. Setidaknya ada tiga perspektif berguna untuk ditunjukkan representasi
visual sebagai alat kognitif dapat membantu para peneliti untuk lebih memahami
proses belajar siswa, mereka dapat membantu para guru mengevaluasi belajar siswa,
dan visual representasi dapat membantu siswa belajar sendiri maupun kelompok.
Sehingga peta pikiran dapat membantu siswa belajar secara aktif baik dalam belajar
mandiri maupun belajar secara kelompok.Karena peta pikiran sangat berguna ketika
para anggota kelompok belajar saling bertukar pikiran.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa peta
pikiran(mind mapping) adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam
otak dan mengambil kembali informasi tersebut ke luar dari otak, peta pikiran juga
merupakan cara mencatat yang sangat efektif, kreatif, dan secara harfiah akan
memetakan hasil dari pikiran-pikiran, peta pikiran juga merupakan cara kreatif bagi
peserta didik secara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran, atau
merencanakan sebuah penelitian baru. Selain itu peta pikiran merupakan strategi
mencatat yang menggunakan pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dan ide
yang saling berkaitan, seperti peta jalan yang yang digunakan untuk belajar,

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32

mengorganisasikan, merencanakan sesuatu hal. Melalui pembuatan sebuah peta


pikiran siswa akan menemukan kemudahan untuk mengidentifikasi secara jelas,
kreatif, dan inovatif tentang apa yang telah siswa pelajari dan apa yang akan siswa
rencanakan.

b. Langkah-langkah Pembuatan Peta Pikiran


Melalui berbagai hal menunjukkan bahwa otak tidak menyimpan informasi
dalam kotak-kotak sel saraf yang terjejer rapi melainkan dikumpulkan pada sel-sel
saraf yang bercabang-cabang yang apabila dilihat sekilas akan tampak seperti cabang-
cabang pohon. Dari fakta tersebut maka disimpulkan apabila manusia juga
menyimpan informasi seperti cara kerja otak, maka akan semakin baik informasi
tersimpan dalam otak dan hasil akhirnya tentu saja proses belajar kita akan semakin
mudah.
Peta pikiran (mind mapping) mampu mengubah cara belajar yang
konvensional, yang hanya memanfaatkan cara kerja otak kiri. Melalui pembuatan
gambar, simbol, dan warna yang beraneka ragam maka dapat menyeimbang cara
kerja otak antara belahan kiri dan belahan kanan. Selain itu metode peta pikiran (mind
mapping) dapat terus berkembang sesuai dengan keinginan penulisnya.
Sebelum pembuatan peta pikiran (mind mappng) ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dintaranya bahan-bahan untuk pembuatan peta pikiran (mind mapping)
yaitu: kertas kosong, pena, dan pensil warna. Menurut Buzan (2008:15-16) ada
beberapa langkah untuk membuat peta pikiran (mind mapping), adapun langkah-
langkah tersebut adalah:
1) Mulailah dari bagian tengah kertas yang kosong yang sisi panjangnya
diletakkan mendatar. Karena memulai dari tengah memberikan kebebasan
kepada otak untuk menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan
dengan lebih bebas dan alami.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33

2) Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral. Karena sebuah gambar dapat
bermakba ribuan kata dan membantu untuk menggunakan dan
mengembangkan imajinasi.
3) Gunakan berbagai warna. Karena bagi otak, wrna sama menariknya dengan
gambar. Warna membuat peta pikiran lebih hidup, menambah energi kepada
pemikiran yang sangat kreatif, dan sekali lagi menyenangkan.
4) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan selanjutnya
hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan
seterusnya. Hal ini dikarenakan otak kita bekerja menurut asosiasi. Otak
senang mengaitkan antara hal satu dengan hal yang lainnya. Bila
menghubungkan cabang-cabang tersebut akan lebih mudah memahami dan
mengingatnya.
5) Buatlah hubungan garis melengkung, bukan garis lurus. Karena garis lurus
akan membosankan.
6) Gunakan satu kata kunci untuk setiap satu garis. Karena kata kunci tunggal
memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada peta pikiran.
7) Gunakan gambar. Karena seperti gambar sentral, setiap gambar dapat
bermakna ribuan kata.

B. Penelitian yang Relevan


Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Pageyasa dengan
tulisannya yang berjudul Peningkatan Kemampuan Berbicara Siswa Kelas 1 MTs
Sunan Kalijogo Malang Melalui Strategi Pemetaan Pikiran (Tesis).Jenis penelitian
ini adalah PTK dengantujuan penelitian untuk mengetahui kualitas proses dan hasil
pembelajaran berbicara melalui strategi peta pikiran.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa pembelajaran berbicara
melalui strategi pemetaan pikiran terbukti meningkatkan kemampuan berbicara siswa
kelas 1 MTs Sunan Kalijogo Malang. Hal ini tercermati pada meningkatnya

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34

kemampuan siswa dalam lima tahap pembelajaran, yaitu (1) siswa makin mampu
dalam mengumpulkan bahan pembicaraan, (2) siswa makin mampu dalam membuat
kerangka pembicaraan, (3) siswa makin mampu dalam menguraikan kerangka
pembicaraan secara spesifik, (4) siswa makin mampu dalam mengkreasikan kerangka
pembicaraan, dan (5) siswa makin mampu berbicara secara akurat, relevan, lancar,
terstruktur, terurut, jelas, paham dengan isi pembicaraan, relatif nyaring, dan efektif.
Penelitian Rachmawati yang berjudul Peningkatan Kualitas pembelajaran
menulis Cerita Pendek Dengan Metode Peta Pikiran Pada Siswa Kelas IX Al
Muayyad Surakarta. Jenis penelitian ini adalah PTK, dengantujuan penelitian untuk
mengetahui kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis cerita pendek melalui
strategi pemetaan pikiran. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa peta pikiran
dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen. Hal ini ditandai dengan nilai siswa
yang mengalami peningkatan setiap siklusnya. Pada siklus I 60,2%, siklus II 67,5%,
dan pada silkus III sebesar 71,9%.
Penelitian berikutnya adalah penelitian Puspitasari yang berjudul
Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Metode Peta Pikiran (Mind
Mapping) pada Siswa Kela VB SD Negeri Dukuhan Kerten no.58 Surakarta Tahun
Pelajaran 2009/2010. Pada siklus I menunjukkan peningkatan kemampuan menulis
puisi untuk tema pemandangan dengan nilai rata-rata nilai 65,5 dan persentase siswa
yang mencapai KKM sebanyak 61,7% (21 siswa). Pada siklus II menunjukkan
peningkatankemampuan menulis puisi untuk tema bencana alam dengan nilai rata-
rata nilai 70,1 dan persentase siswa yang mencapai KKM sebanyak 73,5% (25 siswa).
Pada siklus III menunjukkan peningkatan kemampuanmenulis puisi untuk tema
sekolah dengan rata-rata nilai 74,5 dan persentase siswa yang mencapai
KKMsebanyak 85,2% (29 siswa). Dengan demikian terbukti bahwa melalui metode
peta pikiran (mind mapping) dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi pada
siswa kelas V B SD NegeriDukuhan Kerten No. 58 Surakarta Tahun Pelajaran
2009/2010.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35

C . Kerangka Berpikir
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya di SMA belum
berlangsung seperti yang diharapkan. Guru cenderung menggunakan teknik
pembelajaran yang bercorak teoretis dan hafalan sehingga kegiatan pembelajaran
berlangsung kaku, monoton, dan membosankan. Hal tersebut juga terjadi pada
pembelajaran menulis, khususnya menulis ilmiah. Dalam pembelajaran menulis
khususnya menulis ilmiah siswa sering mengalami kesulitan terutama dalam
menuangkan ide. Selain itu mereka sering mengalami kesulitan dalam memunculkan
ide tulisan jadi mereka tidak tahu harus menulis apa. Jika sudah menulis maka tulisan
siswa sering macet di tengah-tangah. Selain itu mereka juga kesulitan dalam
mengumpulkan data yang berupa data-data untuk mendukung tulisan ilmiah siswa.
Pada umumnya karya tulis ilmiah siswa organisasinya bersifat meloncat-loncat
sehingga menampakkan penalaran berbahasa yang kurang logis, isi gagasan kurang
faktual, pengorganisasian isi yang tidak sistematis, dan banyak terdapat kesalahan
bahasa yang meliputi ejaan, diksi, maupun kalimat.
Suatu pembelajaran akan berlangsung secara efektif dan efisien jika pendidik
mempergunakan metode, strategi, atau pun pendekatan yang sesuai. Melalui strategi
peta pikiran (mind mapping) siswa diharapkan dapat mengembangkan idenya serta
gagasannya. Dengan demikian diharapkan siswa mengembangkan karangannya
secara logis, disertai data faktual, serta dapat mengorganisasikan karangannya dengan
tetap memperhatikan ejaan dan tata bahasa yang baik dan benar.
Hal ini disebabkan melalui strategi peta pikiran (mind mapping), siswa dapat
melihat hubungan antara satu ide dengan ide lainnya dengan tetap memahami
konteksnya. Ini sangat memudahkan otak untuk memahami dan menyerap suatu
informasi. Karena cara kerjanya mirip dengan cara kerja koneksi di dalam otak. Di
samping itu, peta pikiran juga memudahkan kita untuk mengembangkan ide karena
kita bisa mulai dengan suatu ide utama dan kemudian menggunakan koneksi-koneksi
di otak kita untuk memecahnya menjadi ide-ide yang lebih rinci. Dengan demikian

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36

maka dalam seseorang terutama siswa akan dapat mengembangkan potensinya


dengan optimal.Untuk lebih jelasnya, kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:

1. Siswa kesulitan memunculkan ide,


Kondisi awal sukar mengumpulkan data faktual
yang mendukung karya tulis ilmiah
siswa.
2. Organisasi tulisan karya tulis ilmiah
siswa meloncat-loncat.
3. pengorganisasian isi tidak
sistematis.
4. Prestasi menulis ilmiah siswa
rendah.

5.
1. Siswa aktif membuat peta pikiran
dari kerangka karya tulis ilmiah.
Tindakan Pembelajaran dengan 2. Siswa aktif kerja sama dalam
strategi peta pikiran kelompok.
(mind mapping) 3. Siswa aktif berdiskusi saat saling
bertukar peta pikiran.

1. Siswa lebih mudah memunculkan


ide, mudah mengumpulkan data
faktual.
Pascatindakan 2. Organisasi tulisan karya ilmiah
runtut.
3. Pengorganisasian isi sistematis.
4. Prestasi menulis ilmiah siswa
meningkat.

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37

D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teoritik dan kerangka berpikir,dirumuskan hipotesis
tindakan sebagai berikut:
1. strategi peta pikiran (mind mappng) dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran menulis ilmiah pada siswa kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3
Masaran, Sragen.
2. strategi peta pikiran (mind maping) dapat meningkatkan kemampuan menulis
ilmiah pada siswa kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran, Sragen.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 3 Masaran, Sragen yang
beralamat di desa Masaran, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen. Sekolah ini
bernaung di bawah Majelis Pendidian Dasar dan Menengah Kabupaten Sragen (milik
yayasan Muhammadiyah Kabupaten Sragen).
Alasan pemilihan sekolah ini adalah pertama, siswa kelas XI IA mempunyai
kemampuan menulis ilmiah yang rendah. Hal tersebut menurut Bapak Ichwan Ibnu
Efendy, M.Pd selaku guru bidang studi bahasa Indonesia kelas XI di sekolah tersebut.
Beliau merupakan lulusan S-2 Program Menejemen Pendidikan, Fakultas keguruan
dan ilmu pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kedua, sekolah tersebut
belum pernah menjadi objek penelitian yang sejenis, sehingga terhindar dari
kemungkinan penelitian ulang.
Tindakan penelitian ini dilakukan di kelas XI IA. Hal tersebut dikarenakan
menurut hasil survei awal peneliti dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia,
permasalahan di dalam pembelajaran menulis ilmiah terjadi di kelas XI IA.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan selama enam bulan yaitu mulai November 2010
sampai dengan April 2011. Adapun rincian waktu dan kegiatan penelitian dapat
dilihat dalam tabel berikut:

commit to user

38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39

Tabel 4. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian


No Jenis November Desember Januari Februari Maret April
Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan x x x x
survai awal
sampai
penyusunan
proposal
2 Menentukan x x x x
informan,
menyiapkan
peralatan dan
instrumen
3 Pelaksanaan
pembelajaran
1. Siklus I x x
2. Siklus II x x
3. Siklus III x x

4 Penyusunan x x x x x x x x
Laporan

B. Subjek Penelitian
Sekolah ini terdiri dari tiga kelas yaitu kelas X yang terdiri tiga kelas yaitu
XA, XB dan XC. Kelas XI terdiri dari tiga kelas yaitu kelas XI IS 1, XI IS2 dan XI
IA. Kelas XII ada tiga kelas yaitu XII IS1, XII IS2, dan XII IA. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran, Sragen.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40

Kelas XI IA berjumlah 30 anak. Terdiri dari 27 siswa putri dan 3 siswa putra. Seperti
kelas lain mayoritas siswa kelas ini berasal dari keluarga petani atau buruh sehingga
penyediaan sarana dan prasarana belajar khususnya menulis cenderung kurang.
Sebetulnya sekolah tersebut mendapatkan buku dari bantuan pemerintah (dinas
pendidikan) tetapi karena jumlahnya tidak memadai maka tidak dipinjamkan. Kondisi
ini sangat menghambat peningkatan kreativitas siswa terutama dalam hal kemampuan
menulis ilmiah.

C. Bentuk dan Strategi Penelitian


Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) yaitu penelitian kolaboratif antara peneliti, guru, dan siswa maupun staf
sekolah lain untuk menciptakan kinerja sekolah yang lebih baik. Menurut Arikunto
(2010:4), penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah kegiatan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi di dalam
sebuah kelas secara bersama. Maksud kelas tersebut bukan hanya dalam ruangan,
namun lebih pada kelompok yang sedang belajar.
Suwandi (2009:10-11) menyatakan bahwa PTK merupakan penelitian yang
bersifat reflektif. Kegiatan penelitian berangkat dari permasalahan riil yang dihadapi
guru dalam proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan. Alternatif pemecahan
masalah dan ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan nyata (action) yang dilakukan
oleh guru (bersama pihak lain) untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi
dalam proses belajar mengajar. Tindakan itu harus direncanakan dengan baik dan
dapat diukur tingkat keberhasilannya. Jika ternyata tindakan tersebut belum dapat
menyelesaikan masalah yang ada, maka perlu dilakukan penelitian siklus berikutnya
untuk mencoba tindakan lain (alternatif pemecahan yang lain sampai permasalahan
tersebut dapat diatasi).
PTK memiliki ciri khusus yang membedakan dengan jenis penelitian lain.
Arikunto (2010: 5) menjelaskan ada beberapa karakteristik PTK, antara lain: (1)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41

adanya tindakan yang nyata yang dilakukan dalam situasi alami dan ditujukan untuk
menyelesaikan masalah, (2) PTK berfokus pada masalah praktis bukan problem
teoritis atau bersifat bebas konteks, (3) dimulai dari permasalahan sederhana, nyata,
jelas, dan tajam mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas, (4) adanya kolaborasi
antara praktisi (guru, siswa, dan lain-lain) dan peneliti, dan (5) menambah wawasan
keilmiahan dan keilmuwan. Lebih lanjut Arikunto (2010:23) juga mengungkapkan
ada tiga karakteristik penelitian tindakan kelas, yaitu: 1) inkuiri reflektif; 2)
kolaboratif; dan 3) reflektif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kualitas
proses dan kemampuan menulis ilmiah pada siswa kelas XI IA SMA Muhammadiyah
3 Masaran Sragen Tahun Ajaran 2010/2011 dengan menerapkan strategi peta pikiran
(mind mapping). Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Strategi ini bertujuan untuk menggambarkan serta menjelaskan kenyataan
di lapangan. Kenyataan yang dimaksud adalah proses pembelajaran menulis ilmiah
sebelum dan sesudah diberi tindakan berupa penerapan strategi peta pikiran (mind
mapping).

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi
tiga hal yaitu observasi, wawancara dan analisis dokumen.
1. Observasi
Peran peneliti dalam penelitian ini adalah partisipan pasif. observasi
dilakukan dengan cara mengamati jalannya pembelajaran di kelas. Peneliti tidak
melakukan tindakan yang dapat memengaruhi peristiwa yang sedang
berlangsung. Peneliti hanya bertindak sebagai partisipan yang mengamati
jalannya pembelajaran di kelas yang dipimpin oleh guru. Peneliti mengambil
posisi tempat duduk paling belakang, mengamati jalannya proses pembelajaran
sambil mencatat segala sesuatu yang terjadi selama proses pembelajaran

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42

berlangsung. Catatan ini akan menjadi catatan lapangan. Dengan demikian,


peneliti dapat mengamati seluruh peristiwa yang terjadi di dalam kelas.
Pengamatan terhadap guru difokuskan pada kegiatan guru dalam
melaksanakan pembelajaran menulis ilmiah dengan menggunakan strategi peta
pikiran. Pengamatan terhadap kinerja guru juga diarahkan pada kegiatan guru
dalam membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan pelajaran, mengajukan
pertanyaan dan menanggapi jawaban siswa, mengelola kelas, dan memancing
keaktifan siswa dalam pembelajaran. Selanjutnya, pengamatan terhadap siswa
difokuskan pada tingkat partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran, seperti
terlihat pada keaktifan siswa dalam membuat peta pikiran, perhatian dan
konsentrasi siswa terhadap pembelajaran menulis ilmiah dengan strategi peta
pikiran, dan sebagainya.
Hasil observasi dibicarakan dengan guru yang bersangkutan, kemudian
dianalisis untuk mencari solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan yang
timbul di lapangan. Solusi yang disepakati kemudian diterapkan pada proses
pembelajaran pada siklus selanjutnya untuk mengatasi berbagai kelemahan
yang terjadi pada siklus sebelumnya.
2. Wawancara
Wawancara dan dalam penelitian ini bersifat tersruktur dengan pertanyaan
terbuka dan berkembang sesuai dengan jawaban dari infoman. Wawancara
dilakukan dengan informan yang berupa guru dan siswa kelas XI IA. Dalam
penelitian ini tidak semua siswa menjadi narasumber tetapi peneliti hanya
mengambil beberapa siswa dalam kelas XI IA untuk mengetahui minat dan
motivasi siswa dalam pembelajaran menulis ilmiah. Dari wawancara itu serta
kegiatan pengamatan dan kajian dokuman yang telah dilakukan, diidentifikasi
permasalahan-permasalahan yang ada berkenaan dengan pembelajaran menulis
ilmiah dan faktor-faktor penyebabnya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43

Selain untuk mengidentifikasi permasalahan, wawancara dilakukan


setelah dan atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen
dalam setiap siklus yang ada. Pada setiap akhir wawancara dan diskusi dengan
guru, akan disepakati hal-hal yang perlu dilakukan pada siklus berikutnya.
3. Analisis Dokumen
Analisis dukumen dalam penelitian ini berupa rencana pembelajaran yang
disusun guru, silabus, kurikulum, hasil belajar, dan kumpulan karya siswa
tentang menulis ilmiah.

E. Teknik Validitas Data


Untuk mengkaji validitas data, digunakan teknik trianggulasi. Teknik
trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi sumber data dan
trianggulasi metode. Trianggulasi sumber atau data adalah mengumpulkan data yang
sama atau sejenis yang digali dari berbagai sumber yang berbeda. Trianggulasi
metode digunakan untuk mengumpulkan data dari hasi observasi dan wawancara.
Data yang merupakan dokumen akan lebih mantap kebenarannya apabila didukung
dengan tindakan observasi dan wawancara dengan informan sebagai sumber lain.
Dengan demikian, trianggulasi data mengarahkan peneliti agar dalam mengumpulkan
data, wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Misalnya
membandingkan nilai siswa dari survai awal sampai akhir atau dengan indikator.
Selain itu juga digunakan review informan. Teknik ini digunakan untuk menanyakan
kembali kepada informan, kevalidan data yang diperoleh dari hasil wawancara.

F. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif dan teknik
analisis deskripsi komparatif (statistik deskriptif komparatif). Analisis model
interaktif merupakan interaksi dari empat komponen, yaitu: pengumpulan data,

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44

penyajian data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan (ferifikasi). Pada saat
melakukan tahap pengumpulan data, peneliti sudah melakukan reduksi dan display
data sekaligus sesuai kemunculan data yang diperlukan. Proses analisis tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut:
Pengumpulan Data

Reduksi Displai Data


Data

Penarikan Kesimpulan
Gambar 2. Model Analisis Interaktif
(Miles dan Huberman, dalam Sutopo, H.B.2002: 96)
Dalam analisis model ini, peneliti akan mencoba untuk mengatasi kekurangan
atau kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang dilakukan. Hal ini dilakukan agar
menemukan cara atau strategi yang tepat untuk rencana pelaksanaan tindakan yang
berikutnya. Analisis ini bertujuan untuk memperbaiki siklus yang sebelumnya agar
dapat diperoleh pencapaian indikator yang telah direncanakan. Adapun perbaikan
siklus disusun berdasarkan hasil refleksi dari siklus sebelumnya.
Teknik analisis deskripsi komparatif mencakup analisis kritis terhadap
kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar yang
terjadi di dalam kelas selama penelitian berlangsung, membandingkan nilai
antarsiklus maupun indikator kinerja. Hasil analisis tersebut kemudian dijadikan
dasar untuk menyusun tindakan selanjutnya sesuai dengan siklus yang ada. Analisis
data dilakukan bersama antara guru dan peneliti.

G. Prosedur Penelitian

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, setiap siklus terdiri dari empat
tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi,
analisis dan refleksi.
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru menyusun;
1) Skenario pembelajaran
a) Guru melakukan kegiatan apersepsi yang berkaitan dengan materi
menulis karya ilmiah yang telah dilakukan pada pertemuan
sebelumnya.
b) Guru menjelaskan prosedur pembuatan karya tulis ilmiah dengan
peta pikiran.
c) Masing-masing siswa membuat kerangka karya tulis ilmiah
mereka dengan peta pikiran
d) Guru memantau dan melakukan monitoring pada waktu siswa
membuat kerangka karya tulis ilmiah dengan peta pikiran
e) Siswa mengembangkan peta pikirannya dalam karya tulis ilmiah
yang utuh.
f) Guru menyuruh siswa untuk memperbaiki hasil tulisannya di
rumah untuk melakukan proses editing.
g) Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang
telah dilakukan.
b. Pelaksanaan
Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran
yang telah direncanakan. Dalam satu siklus, ada dua kali pertemuan dengan
alokasi waktu 2x45 menit. Tahap ini dilakukan bersamaan dengan observasi
terhadap dampak tindakan yang diberikan.
c. Observasi dan Interpretasi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46

Observasi dilakukan peneliti saat pembelajaran menulis ilmiah


berlangsung. Observasi berupa kegiatan pemantauan, pencatatan, serta
pendokumentasian segala kegiatan selama pelaksanaan pembelajaran.
Peneliti mengamati keaktifan siswa selama apersepsi dan pembelajaran
menulis ilmiah. Peneliti juga mengamati aktivitas guru selama
pembelajaran. Adapun kegiatan guru adalah menilai keterampilan dengan
mengisi rubrik penilaian yang telah disiapkan. Dengan demikian maka akan
diperoleh kelebihan dan kekurangan penerapan pada tindakan pertama.
d. Analisis dan Refleksi
Pada tahap ini, peneliti menganalisis data yang telah terkumpul dari
hasil observasi kemudian menyajikannya pada guru pengampu. Dari hasil
analisis berupa kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran, peneliti dan
guru berdiskusi untuk menentukan langkah-langkah perbaikan yang akan
dilakukan pada siklus berikutnya.
2. Rancangan siklus II dan siklus III
Dalam siklus II ini tahap yang dijalankan sama seperti yang dilakukan
pada siklus I. Akan tetapi didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan
hasil yang telah diperoleh pada siklus I, sehingga kelemahan yang sudah terjadi
tidak terjadi pada siklus II. Demikian halnya pada siklus III, termasuk
perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan
refleksi yang mengacu pada siklus sebelumnya.
3. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini, peneliti menyusun laporan berdasarkan penelitian yang
telah dilaksanakan.
Berikut ini adalah gambaran secara singkat mengenai tahap-tahap
penelitian yang dilaksanakan:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47

Permasalahan Perencanaan Pelaksanaan


tindakan I tindakan I

Siklus I Refleksi I Pengamatan

Permasalahan Perencanaan Pelaksanaan


baru hasil tindakan II tindakan II
refleksi

Siklus II Pengamatan
Refleksi II

Apabila Dilanjutkan ke siklus


permasalahan berikutnya
belum terselesaikan

Gambar 3. Tahap-tahap Penelitian

H. Indikator Keberhasilan Penelitian


Secara garis besar, indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
meningkatnya kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis ilmiah pada siswa kelas
XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran Sragen Tahun Ajaran 2010/2011. Untuk
mengukur ketercapaian tujuan penelitian di atas, dirumuskan indikator sebagai
berikut ini.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48

Tabel.5 Indikator Keberhasilan Penelitian


Aspek yang diukur Persentase Cara mengukur
target capaian
1. Keaktifan siswa selama 70% Diamati saat pembelajaran
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan
lembar observasi oleh peneliti.
Dihitung dari jumlah siswa yang
antusias dan aktif selama kegiatan
pembelajaran berlangsung
2. Membuat peta pikiran dari 80% Diamati saat pembelajaran dengan
kerangka karya tulis ilmiah menggunakan lembar observasi dan
dihitung dari jumlah siswa yang
menampakkan keaktifan dalam
membuat kerangka karya tulis
ilmiah dengan peta pikiran
3. Kerja sama dalam kelompok 70% Diamati saat pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi
jumlah siswa yang menampakkan
keaktifan dan kesungguhannya
dalam pembelajaran
4. Ketuntasan hasil belajar 80% Dihitung dari jumlah siswa yang
(siswa mampu menulis ilmiah) mampu memperoleh nilai lebih dari
atau sama dengan 65.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus yang masing-masing siklus


terdiri dari 4 tahapan, yakni: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi
dan interpretasi, dan 4) analisis dan refleksi. Sebelum hasil penelitian dipaparkan,
pada bab ini diuraikan mengenai kondisi awal (pratindakan) pembelajaran menulis
ilmiah siswa kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran. Dengan demikian, pada
bab ini akan dikemukakan: (1) kondisi awal proses pembelajaran menulis ilmiah; (2)
pelaksanaan tindakan dan hasil penelitian; dan (3) pembahasan hasil penelitian.

A. Kondisi Awal
Sebelum mengadakan penelitian, peneliti melakukan observasi dan survei
awal untuk mengetahui proses pembelajaran menulis ilmiah yang dilakukan di kelas
XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran. Survei awal dilakukan pada hari Kamis, 14
Januari 2011 pukul 10.30-12.00 WIB (2 x 45 menit). Survei kondisi pratindakan ini
dilakukan untuk mengetahui kondisi lapangan sebelum penelitian berlangsung.
Kondisi yang diteliti adalah proses dan kemampuan menulis ilmiah siswa kelas XI IA
SMA Muhammadiyah 3 Masaran. Hasil penelitian kondisi pratindakan ini nanti yang
akan digunakan sebagai acuan untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan
peneliti dalam penelitian ini. Survei ini dilakukan dengan beberapa langkah berikut:
(1) observasi lapangan; (2) wawancara dengan guru dan siswa; (3) analisis dokumen.
Observasi lapangan dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran menulis
ilmiah. Peneliti bertindak sebagai partisipan pasif dan duduk di tempat duduk paling
belakang. Peneliti melakukan pengamatan terhadap proses belajar mengajar serta
aktivitas siswa dan guru. Setelah pembelajaran selesai, peneliti melakukan
wawancara terhadap guru bahasa Indonesia dan beberapa siswa. Dari wawancara

commit to user

49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50

tersebut, diketahui bahwa ada permasalahan dalam pembelajaran menulis ilmiah di


kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran.
Menurut guru, pembelajaran menulis ilmiah belum dapat berjalan lancar.
Hasil tulisan siswa masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan ejaan, penggunaan
tata kalimat yang tidak efektif, dan pengorganisaian isi yang tidak sistematis. Guru
mengakui selama ini hanya menggunakan strategi mengajar yang konvensional saja.
Dari hasil wawancara dengan guru, guru menyatakan bahwa belum menemukan
strategi yang tepat diterapkan dalam pembelajaran menulis ilmiah. Selama ini guru
hanya menjelaskan materi tentang menulis ilmiah dari LKS, setelah itu siswa diminta
untuk menulis karya tulis ilmiah. Guru mempunyai asumsi bahwa jika strategi
pembelajaran tepat, keaktifan siswa pasti bisa ditingkatkan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, dari tiga siswa yang
diwawancarai, dua siswa menyatakan kurang tertarik dengan pembelajaran menulis
ilmiah. Pada umumnya, siswa kesulitan untuk memunculkan ide mereka. Tidak tahu
harus mulai menulis dari mana. Apabila siswa telah menulis tulisan mereka sering
macet di tengah-tengah. (Lihat lampiran 3 halaman 108)
Dari observasi kelas, dan wawancara ini diperoleh beberapa simpulan
mengenai kondisi yang terjadi saat pembelajaran menulis ilmiah berlansung.
Permasalahan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran ini antara lain:
1. Siswa kesulitan mengungkapkan idenya
Dari survei awal ini, banyak siswa yang mengeluh bahwa mereka tidak
tahu harus menulis tentang apa. Jika mereka telah menulis maka ide mereka akan
macet di tengah-tengah. Siswa tidak tahu harus memulai tulisan ilmiahnya dari
mana. Mereka kesulitan menulis ide mereka, sehingga ketika siswa bekerja dalam
kelompok mereka banyak mengeluh.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51

2. Siswa terlihat kurang berminat mengikuti pembelajaran menulis ilmiah


Berdasarkan hasil observasi peneliti pada saat survei awal ini, terungkap
bahwa siswa menunjukkan sikap kurang antusias/kurang peduli/kurang berminat
terhadap pembelajaran menulis ilmiah. Ketika proses pembelajaran berlangsung,
banyak siswa yang kurang fokus pada pelajaran dan beberapa tampak sibuk
melakukan aktivitas pribadi. Ada siswa yang terlihat tiduran ketika pembelajaran
berlangsung.

Gambar 4. Siswa Tampak Tiduran Ketika Pembelajaran Berlangsung

Tampak pada gambar siswa terlihat tiduran. Siswa yang duduk di meja
depannya juga demikian, sedangkan siswa yang duduk di samping siswa tersebut
juga tampak memperhatikan pembelajaran. Di samping siswa tersebut tampak
siswa perempuan juga terlihat tiduran ketika pembelajaran berlangsung.
3. Guru menggunakan strategi konvensional
Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan guru bahasa
Indonesia mengenai strategi pembelajaran menulis ilmiah yang sering digunakan,
maka dapat disimpulkan bahwa strategi yang selama ini digunakan guru adalah
strategi konvensional. Guru hanya menerangkan, setelah itu guru memberi
penugasan kepada siswa untuk menulis karya tulis ilmiah secara kelompok,.
sedangkan dari analisis dokumen, diperoleh data yang menunjukkan bahwa
kemampuan menulis siawa masih rendah. Hal ini dapat diketahui dari rekap nilai
pada tabel berikut ini :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52

Tabel 6. Rekap Nilai Menulis Ilmiah Siswa Survei Awal


No Uraian pencapaian hasil Jumlah
1. Siswa yang memperoleh nilai kurang dari 65 22 siswa
2. Siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 65 8 siswa

Melalui data di atas ditunjukkan bahwa hanya sekitar 26% siswa yang
mendapatkan nilai 65 ke atas (batas ketuntasan), namun sebagian besar siswa
mendapatkan nilai di bawah atau sama dengan 65 sekitar 74%. Melalui data yang
diperoleh tersebut bisa dinyatakan bahwa kemampuan siswa kelas tersebut dalam
menulis masih perlu untuk ditingkatkan.
Setelah melakukan pengamatan kondisi awal, guru dan peneliti melakukan
diskusi untuk mencari solusi permasalahan dalam pembelajaran menulis ilmiah.
Akhirnya tercapai kesepakatan bahwa peneliti akan melakukan penelitian tindakan
kelas bersama guru sebagai kolaborator. Penelitian yang dilakukan mengarah pada
upaya perbaikan proses pembelajaran menulis ilmiah yang dilakukan untuk menuju
pada kualitas hasil yang disesuaikan dengan standar kelulusan yang ditetapkan oleh
sekolah. Kemudian disepakati untuk melaksanakan tindakan I, yaitu pada hari Kamis,
20 Januari 2011 dan Sabtu, 22 Januari 2011.

B. Deskripsi Hasil Penelitian


Proses penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus yang masing-masing terdiri
atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi
dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi.
1. Siklus Pertama
a. Perencanaan Tindakan
Tahap perencanaan ini dilaksanakan pada Kamis, 14 Januari 2011 di
ruang kantor SMA Muhammadiyah 3 Masaran. Peneliti dan guru

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53

mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi


permasalahan pembelajaran menulis ilmiah pada penelitian siklus pertama.
Adapun urutan tindakan yang direncanakan akan diterapkan dalam
siklus I adalah sebagai berikut:
1) Peneliti dan guru menyusun skenario pembelajaran menggunakan strategi
peta pikiran. Adapun urutan tindakan yang direncanakan pada siklus I
pertemuan pertama adalah sebagai berikut ini:
(a) Guru memberi salam, mengkondisikan kelas, dan mengecek presensi
siswa.
(b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
(c) Guru menjelaskan mengenai pengertian, jenis, ciri, dan sistematika
karya tulis ilmiah penelitian/pengamatan
(d) Guru menjelaskan tentang peta pikiran
(e) Guru menjelaskan prosedur pembuatan karya tulis ilmiah dengan peta
pikiran
(f) Guru membagi kelas menjadi beberapa 7 kelompok, satu kelompok
terdiri dari 4-5 siswa
(g) Guru membagikan contoh tulisan ilmiah kepada masing-masing
kelompok.
(h) Guru membagikan kertas HVS dan spidol warna pada siswa
(i) Siswa secara berkelompok membuat peta pikiran dari karya tulis yang
telah dibagikan.
(j) Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilakukan.
(k) Guru menutup pembelajaran dengan salam
Urutan tindakan pada pertemuan kedua adalah sebagai berikut :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54

(a) Guru melakukan kegiatan apersepsi yang berkaitan dengan materi


menulis karya ilmiah yang telah dilakukan pada pertemuan
sebelumnya.
(b) Guru menjelaskan prosedur pembuatan karya tulis ilmiah dengan peta
pikiran.
(c) Guru membagikan kertas HVS dan spidol warna pada siswa
(d) Masing-masing siswa membuat peta pikiran dari kerangka karya tulis
ilmiahnya secara individu.
(e) Guru memantau dan melakukan monitoring pada waktu siswa
membuat kerangka karya tulis ilmiah dengan peta pikiran.
(f) Siswa mengembangkan peta pikirannya dalam karya tulis ilmiah yang
utuh.
(g) Guru menyuruh siswa untuk memperbaiki hasil tulisannya di rumah
untuk melakukan proses editing.
(h) Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilakukan. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
2) Peneliti dan guru berdiskusi menyusun RPP siklus I serta menyusun
indikator pencapaian tujuan.
3) Peneliti dan guru mempersiapkan media pembelajaran berupa contoh
karya tulis ilmiah, spidol warna, dan kertas HVS.
4) Peneliti dan guru mempersiapkan lembar pengamatan aktivitas siswa
ketika pembelajaran sedang berlangsung dan pedoman penilaian hasil
karya tulis ilmiah siswa.
5) Guru dan peneliti menentukan jadwal pelaksanaan tindakan siklus I yaitu
pada Kamis, 20 Januari 2011 dan Sabtu, 22 Januari 2011. Siklus I akan
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55

b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan siklus I ini berlangsung dua kali pertemuan, yakni pada
Kamis, 20 Januari 2011 dan Sabtu, 22 Januari 2011 di ruang kelas XI A SMA
Muhammadiyah 3 Masaran. Masing-masing pertemuan dilaksanakan dalam
waktu 2x45 menit. Pembelajaran menulis ilmiah dilaksanakan berdasarkan
skenario dan RPP yang telah didiskusikan antara guru dan peneliti. Peneliti
duduk di bagian belakang untuk melakukan observasi terhadap jalannya
pembelajaran dan bertindak sebagai partisipan pasif.
1) Pertemuan Pertama
Tindakan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada Kamis, 20
Januari 2011 selama dua jam pelajaran, yaitu pukul 10.30 - 12.00. Tindakan
yang dilaksanakan pada siklus I pertemuan pertama ini adalah sebagai berikut:
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam. Guru
menyampaikan standar kompetensi pembelajaran hari itu yaitu menulis karya
ilmiah seperti pengamatan, dan penelitian. Guru mengulang pembelajaran
tentang menulis ilmiah, karena pembelajaran tentang menulis ilmiah sudah
diberikan pada pertemuan sebelumnya. Guru melakukan tanya jawab pada
siswa mengenai pengertian karya tulis ilmiah. Ada tiga orang siswa yang
berpendapat dan menuliskanya ke depan kelas.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56

Gambar 5. Siswa Menuliskan Pendapatnya tentang Tulisan Ilmiah ke


Depan Kelas
Tampak pada gambar tiga orang menyatakan pendapatnya ke depan
kelas. Siswa yang duduk di belakang memperhatikan temannya yang ada di
depan kelas. Siswa lalu menaggapi ketiga pendapat yang diungkapkan oleh
temannya. Dari berbagai pendapat itu guru menyimpulkan tentang pengertian
menulis ilmiah.
Guru lalu melanjutkan penjelasan materi menulis ilmiah tentang jenis
dan sistematika penulisan karya ilmiah. Guru kemudian menjelaskan tentang
konsep pembuatan strategi peta pikiran dari buku Tony Buzan dan
penerapannya dalam karya tulis ilmiah.
Guru membagi kelas menjadi 7 kelompok, satu kelompok terdiri dari
4-5 orang. Untuk mempermudah siswa berkelompok dengan teman yang
duduk di belakangnya. Guru membagikan contoh karya tulis ilmiah yang telah
dipersiapkan sebelumnya kepada masing-masing kelompok. Guru juga
membagikan spidol warna dan kertas HVS kepada masing-masing kelompok.
Guru menyuruh untuk membuat peta pikiran dari karya tulis ilmiah tersebut.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57

Gambar 6. Siswa Membuat Peta Pikiran Secara Kelompok


Tampak pada gambar siswa membuat peta pikiran secara kelompok.
Ada siswa yang membacakan kerangka dari karya tulis ilmiah yang telah
dibagikan oleh guru. Anggota kelompok yang lain memperhatikan hal-hal
yang disampaikan oleh temannya.
Guru melakukan monitoring kepada tiap-tiap kelompok ketika siswa
membuat peta pikiran. Selama guru melakukan monitoring, guru membawa
lembar observasi dan mencatat siswa yang aktif dalam kelompok. Sepuluh
menit sebelum pembelajaran berakhir guru meminta siswa untuk
mengumpulkan hasil peta pikiran kelompoknya. Guru menyimpulkan
pembelajaran hari itu dengan bertanya mengenai pengertian tulisan ilmiah,
jenis dan sistematika tulisan ilmiah. Beberapa siswa tampak menanggapi
pertanyaan dari guru. Guru juga meminta siswa untuk menyiapkan ide tentang
tulisan ilmiah yang akan dibuatnya. Guru menjelaskan bahwa tema dari karya
tulis ilmiah siswa bebas. Guru mengucapkan salam pada siswa.
2) Pertemuan Kedua
Pembelajaran menulis ilmiah dilanjutkan pada pertemuan kedua.
Tindakan siklus I pertemuan kedua tersebut dilaksanakan pada Sabtu, 22
November 2011 yaitu pukul 07.00-08.45. Adapun urutan pelaksanaan
tindakan siklus I pada pertemuan kedua ini adalah sebagai berikut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58

Guru membuka pelajaran dengan salam, kemudian menyuruh seorang


siswa yang bernama Sita untuk memimpin doa. Lalu guru dan siswa mengaji
sekitar 15 menit. Guru menyampaikan menyampaikan standar kompetensi
pembelajaran hari itu yaitu menulis karya ilmiah seperti pengamatan, dan
penelitian. Guru mengulas sedikit pembelajaran yang telah lalu mengenai
pengertian, jenis, dan sistematika karya tulis ilmiah.
Guru juga mengulas kembali pembuatan kerangka karya tulis ilmiah
dengan peta pikiran. Siswa menanggapi pertanyaan dari guru. Guru juga
membagikan spidol warna dan kertas HVS pada siswa. Guru meminta siswa
membuat peta pikiran dari kerangka karya tulis ilmiah siswa secara individu.
Siswa lalu membuat peta pikirannya secara individu. Banyak dari siswa yang
megubah posisi tempat duduknya, karena mereka ingin mendiskusikan
kerangka peta pikirannya dengan teman yang duduk di belakangnya.

Gambar 7. Siswa Membuat Peta Pikiran


Tampak pada gambar siswa membuat peta pikiran dari kerangka karya
tulis ilmiahnya dengan menggunakan spidol yang dibagikan oleh gurunya.
Siswa membuat peta pikiran dengan beraneka warna dan gambar.
Ketika siswa membuat peta pikiran guru melakukan monitoring, dan
berjalan mengelilingi kelas. Guru memantau siswa dan berdiskusi untuk
mengetahui kesulitan siswa. Guru menjawab setiap pertanyaan yang datang
dari siswa ketika guru melakukan monitoring, dan siswa memperhatikan
penjelasan dari guru dengan seksama. Selama guru melakukan monitoring,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59

guru membawa lembar observasi dan mencatat siswa yang aktif dalam
kelompok.

Gambar 8. Guru Memantau dan Menjawab Pertanyaan dari Siswa.


Tampak pada gambar ada seorang siswa yang bertanya kepada guru.
Guru menjawab dan memberikan penjelasan kepada murid yang bertanya
tersebut. Beberapa siswa juga tampak mendengarkan penjelasan yang
diberikan oleh guru.
Setelah 30 menit, guru meminta siswa untuk mengembangkan
kerangka dari tulisan ilmiah siswa menjadi tulisan ilmiah yang utuh. Sekitar
dua puluh menit kemudian bel berbunyi, guru meminta agar karya tulis ilmiah
diketik dan diperbaiki di rumah. Guru meminta hasilnya dikumpulkan dalam
bentuk ketikan minggu depan. Guru menyimpulkan pembelajaran hari ini dan
mengakhiri pelajaran hari itu dengan salam.

c. Observasi dan Interpretasi


Peneliti melakukan pengamatan terhadap jalannya pembelajaran
menulis ilmiah dengan strategi peta pikiran pada siswa kelas XI IA SMA
Muhammadiyah 3 Masaran pada tanggal Kamis, 20 Januari 2011 dan Sabtu,
22 Januari 2011. Kegiatan observasi ini dimaksudkan untuk mengetahui
pelaksanaan tindakan pada siklus I ini sudah sesuai dengan yang diinginkan
atau belum. Selain itu juga untuk mengetahui apakah strategi peta pikiran

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60

mampu memecahkan permasalahan dalam pembelajaran menulis ilmiah di


kelas tersebut.
Fokus penelitian terletak pada berlangsungnya proses pelaksanaan
pembelajaran dan hasil pembelajaran. Proses pembelajaran dilihat dari
aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian
ini, peneliti bertindak sebagai partisipan pasif.
Berdasarkan pengamatan peneliti, secara garis besar diperoleh
gambaran tentang proses kegiatan belajar mengajar pada siklus I sebagai
berikut:
1) Sebelum mengajar, guru mempersiapkan rencana pembelajaran yang akan
dijadikan pedoman dalam mengajar.
2) Pelaksanaan tindakan siklus I berlangsung selama 2 kali pertemuan,
diikuti oleh siswa kelas XI A SMA Muhammadiyah 3 Masaran yang
berjumlah 30 siswa.
3) Guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran keterampilan menulis
ilmiah dengan baik, yaitu guru mengajar dengan arah dan tujuan yang
jelas. Pada awal pembelajaran, guru mengemukakan dengan jelas tentang
materi menulis ilmiah. Guru tidak hanya ceramah saja, tetapi juga dengan
metode tanya jawab. Pembelajaran berlangsung dua arah antara guru dan
siswa. Kemudian guru menjelaskan tentang strategi peta pikiran
4) Ketika guru menyampaikan materi, beberapa siswa tampak masih kurang
berminat, malas, dan beraktivitas sendiri. Akan tetapi, sebagian besar
siswa tampak antusias mengikuti pelajaran.
5) Setelah penyampaian materi guru menugasi siswa untuk membuat peta
pikiran dari tulisan ilmiah yang telah disediakan oleh guru sebelumnya
dalam bentuk kelompok. Satu kelompok terdiri dari empat sampai lima
orang.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61

6) Kemudian pada pertemuan berikutnya siswa secara individu diberi tugas


untuk membuat kerangka tulisan ilmiahnya dengan strategi peta pikiran,
yang selanjutnya peta pikiran siswa tersebut dikembangkan dalam tulisan
ilmiah yang utuh. Sebagian siswa sudah tampak serius dalam membuat
peta pikiran. Namun, ada juga beberapa siswa yang tampak tidak serius
membuat peta pikiran.
7) Peningkatan kualitas proses dan kemampuan menulis ilmiah tampak dari
indikator berikut ini:
(a) Keaktifan selama pembelajaran
Berdasarkan pengamatan peneliti dengan menggunakan pedoman
observasi diketahui bahwa keaktifan siswa mengalami peningkatan
dari survei awal (pratindakan). Ketika pembelajaran berlangsung ada
12 (40%) siswa yang aktif bertanya. Siswa yang lainnya menunjukkan
sikap kurang aktif dan tidak mau bertanya yaitu 18 siswa (60%).
(b) Keaktifan membuat peta pikiran dari kerangka karya tulis ilmiah
Berdasarkan pengamatan peneliti 23 (77%) siswa menampakkan
semangat dan antusias ketika membuat peta pikiran dari kerangka
karya tulis ilmiahnya. Siswa yang lainnya menunjukkan sikap kurang
berminat membuat peta pikiran, terlihat tidak bersemangat dalam
mengerjakan (malas-malasan, meletakkan kepala di meja) yaitu 7
siswa (13%).
(c) Kerja sama dalam kelompok
Ketika proses pembelajaran dalam tindakan siklus I ini ada 14
siswa (47%) sepenuhnya aktif dalam kelompok seperti aktif bertanya,
menjawab, bekerja secara kelompok, mengkonstruksi, menemukan,
merefleksi, dan mengerjakan tugas. Sisanya ada 16 (53%) siswa yang
masih kurang aktif dalam kelompok. Perolehan nilai proses
pembelajaran menulis ilmiah pada tindakan siklus I dapat dilihat pada

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62

lampiran 11 halaman 137. Perolehan nilai proses pembelajaran


menulis ilmiah pada siklus I terlihat jelas pada tabel dan grafik di
bawah ini:
Tabel 7. Nilai Proses pada Siklus I
No. Nilai Jumlah Siswa
Siklus I
1. 50-69 20
2. 70-89 10

25
F
R
20
E 15
K
10
U Siklus I
N 5
S 0
I
50-69 70-89
NILAI PROSES PEMBELAJARAN

Grafik 1. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Ilmiah pada Siklus I


(d) Ketuntasan hasil belajar siswa
Ketuntasan hasil belajar pada siklus I ini mencapai 47%. Hal ini
dilihat dari jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama
dengan 65 berjumlah 14 siswa dari 30 siswa yang mengikuti
pembelajaran. Dengan demikian, hasil penilaian keterampilan menulis
ilmiah siswa berdasarkan pengamatan dan pengisian lembar observasi
menunjukkan bahwa ada peningkatan dari pratindakan. Terbukti ada
14 siswa yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 65.
Perolehan nilai pembelajaran kemampuan menulis ilmiah pada
tindakan siklus I dapat dilihat pada lampiran 12 halaman 140.
Peningkatan nilai menulis ilmiah tersebut tampak jelas pada tabel dan
grafik perbandingan nilai menulis ilmiah di bawah ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63

Tabel 8. Perbandingan Nilai Pembelajaran Menulis Ilmiah pada


Siklus I dengan Pratindakan
No Nilai Jumlah Siswa Keterangan
Pratindakan Siklus I
1. 49-53 5 3 Tidak Tuntas
2. 54-59 12 9 Tidak Tuntas
3. 60-64 5 4 Tidak Tuntas
4. 65-69 7 10 Tuntas
5. 70-74 1 4 Tuntas

Perbandingan tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah


siswa yang tuntas dari 8 siswa menjadi 14 siswa. Dengan demikian, jelas
bahwa nilai siswa pada siklus I lebih baik dari pada nilai siswa pada
pratindakan.
14
12
10
8
FREKUENSI

6
4 PRATINDAKAN
2 SIKLUS I
0
49-53 54-59 60-64 65-70 70-74 75-79 80-84
NILAI MENULIS ILMIAH SISWA

Grafik 2. Perbandingan Nilai Pembelajaran Menulis Ilmiah pada


Siklus I dengan Pratindakan
Berdasarkan grafik tersebut dapat terlihat nilai menulis ilmiah siswa.
Pada kegiatan pratindakan tampak bahwa masih banyak siswa yang mendapat
nilai di bawah 60-64 sedangkan pada siklus I banyak siswa yang sudah
mendapatkan nilai sama dengan atau di atas 65. Berdasarkan grafik tersebut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64

tampak bahwa nilai siswa pada siklus I lebih baik daripada nilai siswa pada
pratindakan. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 (belum tuntas) pada
pratindakan lebih banyak daripada siklus I.

d. Analisis dan Refleksi


Berdasarkan hasil observasi pada tindakan siklus I ini, peneliti
menyimpulkan bahwa kualitas proses dan kemampuan menulis ilmiah telah
menunjukkan peningkatan dari pratindakan. Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan peneliti pada pelaksanaan tindakan siklus I, dapat dianalisis dan
direfleksikan dengan uraian berbagai kelemahan atau kekurangan selama
pelaksanaan tindakan siklus I ini dapat dilihat dari beberapa aspek berikut:
1) Kelemahan yang ditemukan dari siswa, yaitu sebagai berikut:
(a) Siswa terlihat belum sepenuhnya aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Sebagian siswa masih melakukan aktivitas pribadi, seperti menganggu
teman, meletakkan kepala di meja, berbicara dan bercanda dengan
teman.
(b) Siswa masih sering mengalami kesulitan menggambar pada peta
pikiran. Beberapa siswa bingung menggambar apa dalam peta
pikirannya.
(c) Beberapa siswa masih kesulitan membuat tulisan ilmiah. Hal ini
terlihat dari nilai yang diperoleh oleh siswa. Siswa yang mampu
menulis ilmiah dengan baik hanya 14 siswa (47%). Sedangkan 16
siswa (53%) siswa masih belum mampu menulis ilmiah dengan baik,
bahkan belum mampu mencapai batas minimal ketuntasan sebesar 65.
(d) Siswa kurang bisa mengoptimalkan waktu dengan baik. Ketika waktu
yang diberikan guru sudah habis, siswa sering belum selesai membuat
peta pikiran.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65

2) Kelemahan yang ditemukan dari guru, yaitu sebagai berikut:


(a) Guru jarang menegur siswa yang tidak aktif membuat peta pikiran dan
mengobrol dengan temannya
(b) Guru belum mampu membangkitkan minat siswa dalam membuat peta
pikiran dari kerangka karya tulis ilmiah siswa.
Selanjutnya, untuk memperbaiki beberapa kekurangan yang ada pada
siklus I ini, guru dan peneliti akan mengadakan langkah-langkah perbaikan
sebagai berikut:
1) Guru diharapkan mampu memberikan motivasi yang lebih terhadap siswa
untuk lebih kreatif dalam membuat kerangka dari karya tulis ilmiahnya
dengan peta pikiran
2) Guru lebih komunikatif lagi agar ada hubungan timbal balik antara guru
dan siswa
3) Guru perlu mengadakan pendekatan kepada siswa yang masih terlihat
bingung / kurang jelas dan kurang aktif , dan memberi motivasi agar aktif.
4) Agar pembelajaran bisa terkondisi dengan baik dan kemampuan menulis
ilmiah siswa bisa meningkat, sebaiknya guru memberikan teguran agar
siswa jangan ramai dan menganggu teman.
5) Guru dan peneliti membuat perencanaan pembelajaran yang baru sebagai
bahan perbaikan agar siswa tidak kesulitan menggambar pada peta pikiran
dari kerangka karya tulis ilmiahnya, yaitu dengan menukarkan atau
membagi hasil peta pikiran dari kerangka karya ilmiah siswa dengan
teman satu meja. Hal ini dikarenakan pada siklus I sebagian besar gambar
dari peta pikiran siswa hanya terletak di tengah dan siswa bingung harus
menggambar apa. Hal ini dilakukan agar siswa lebih dapat
menstimulasikan ide-idenye. Siswa diharapkan dapat saling berdiskusi
tentang nilai cara kreatif untuk menggambarkan ide-idenya. Melalui
penukaran peta pikiran diharapkan hasil peta pikiran siswa lebih baik, dan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66

gambar lebih banyak sehingga hasil dari karya tulis ilmiah siswa juga
lebih baik.

2. Siklus Kedua
a. Perencanaan Tindakan
Peneliti dan guru mengadakan diskusi pada Sabtu, 5 Februari 2011 di
ruang guru. Pada diskusi tersebut, peneliti mengemukakan analisis hasil
observasi terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I.
Peneliti menyampaikan kelemahan dan kelebihan selama berlangsungnya
proses pembelajaran siklus I.
Setelah melakukan diskusi dengan guru yang menjadi kolaborator
akhirnya disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II ini hanya akan
dilakukan satu kali pertemuan yaitu, 10 Februari 2011. Hal ini disebabkan
oleh adanya keterbatasan waktu yang diberikan oleh pihak sekolah, serta agar
tidak sampai menganggu kelangsungan pembelajaran kompetensi dasar yang
lain.
Beberapa kekurangan pada siklus I, telah diungkapkan pada uraian
siklus I. Peneliti mengemukakan perencanaan untuk mengatasi berbagai
kekurangan pada siklus I yaitu sebagai berikut:
1) Guru meningkatkan antusias siswa untuk mengikuti pembelajaran menulis
ilmiah dengan menjadikan situasi belajar yang menyenangkan dengan
memberikan humor dan akrab dengan siswa. Hal ini dimaksudkan agar
siswa tidak jenuh dengan pembelajaran tersebut. Suasana belajar yang
menyenangkan dan tidak tegang juga menjadi motivasi bagi siswa untuk
mengikuti pembelajaran tersebut.
2) Guru lebih komunikatif lagi agar ada hubungan timbal balik antara guru
dan siswa. Melalui sikap guru yang komunikatif, siswa juga diharapkan
lebih berani mengungkapkan pertanyaan kepada guru.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67

3) Guru harus memberikan motivasi kepada siswa agar siswa bersungguh-


sungguh dalam membuat peta pikiran supaya hasil karya tulis ilmiah
siswa bisa meningkat kualitasnya.
4) Pada siklus II siswa diminta untuk menukarkan atau membagi hasil dari
kerangka peta pikirannya kepada teman satu meja. Kemudian saling
mendiskusikan dan memberikan masukan dari kerangka peta pikiran
tersebut. Hal ini dilakukan agar siswa lebih dapat menstimulasikan ide-
idenye. Siswa diharapkan dapat saling berdiskusi tentang cara kreatif
untuk menggambarkan ide-idenya. Melalui strategi ini diharapkan peta
pikiran dari kerangka karya tulis ilmiah siswa lebih baik, sehingga hasil
karya tulis ilmiah siswa juga lebih baik.
5) Pada siklus II rumusan masalah dari karya ilmiah siswa bertambah satu.
Dari rumusan masalah yang ditambah satu maka bagian yang lain seperti
landasan teori, pembahasan, dan penutup juga bertambah.
Adapun urutan tindakan yang direncanakan akan diterapkan dalam siklus
II adalah sebagai berikut:
1) Peneliti dan guru menyusun skenario pembelajaran menggunakan strategi
peta pikiran. Adapun urutan tindakan yang direncanakan pada siklus II
adalah sebagai berikut ini:
(a) Guru membuka pelajaran dengan salam
(b) Guru mengulangi pembelajaran yang telah lalu pada siswa, guru
menyampaikan standar kompetensi dan kompetensi yang harus dicapai
oleh peserta didik
(c) Guru membagikan karya tulis ilmiah siswa yang telah lalu.
(d) Guru menjelaskan bagian-bagian yang salah.
(e) Guru menjelaskan kembali prosedur pembuatan karya tulis ilmiah
dengan peta pikiran
(f) Guru membagikan kertas HVS dan spidol warna pada siswa

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
68

(g) Guru menjelaskan bahwa rumusan masalah dari karya ilmiah siswa
ditambah satu rumusan masalah
(h) Masing-masing siswa membuat kembali kerangka karya tulis ilmiah
mereka dengan peta pikiran
(i) Guru memantau dan melakukan monitoring pada waktu siswa
membuat kerangka karya tulis ilmiah dengan peta pikiran
(j) Siswa menukarkan peta pikirannya dengan teman satu meja.
(k) Bersama teman satu meja siswa saling berdiskusi memberi masukan
pada peta pikiran dari kerangka karya tulis ilmiah teman satu mejanya.
(l) Siswa mengembalikan kerangka peta pikiran pada teman satu
bangkunya
(m) Siswa memperbaiki peta pikiran berdasarkan masukan dari teman.
(n) Siswa mengembangkan peta pikirannya dalam karya tulis ilmiah yang
utuh
(o) Guru menyuruh siswa untuk memperbaiki hasil tulisannya di rumah
untuk melakukan proses editing.
(p) Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilakukan.
(q) Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam
2) Peneliti dan guru berdiskusi menyusun RPP siklus II serta menyusun
indikator pencapaian tujuan.
3) Peneliti dan guru mempersiapkan lembar pengamatan aktivitas siswa dan
pedoman penilaian hasil tulisan siswa.
4) Guru dan peneliti menentukan jadwal pelaksanaan tindakan siklus II yaitu
pada Kamis, 10 Februari 2011. Siklus II hanya akan dilaksanakan dalam
satu kali pertemuan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69

b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan siklus II ini berlangsung satu kali pertemuan, yakni pada
Kamis, 10 Februari 2011 di ruang kelas XI A SMA Muhammadiyah 3
Masaran dengan alokasi waktu 2x45 menit. Pembelajaran menulis ilmiah
dilaksanakan berdasarkan skenario dan RPP yang telah didiskusikan antara
guru dan peneliti. Peneliti duduk di bagian belakang untuk melakukan
observasi terhadap jalannya pembelajaran dan bertindak sebagai partisipan
pasif.
Tindakan siklus II dilaksanakan pada Kamis, 10 Februari 2011 selama
dua jam pelajaran, yaitu pukul 10.30-12.00. Tindakan yang dilaksanakan pada
siklus I pertemuan pertama ini adalah sebagai berikut:
Ketika guru memasuki kelas, suasana kelas ramai dan gaduh, ini
dikarenakan baru saja terjadi pergantian jam pelajaran, dan bahasa Indonesia
masuk jam ke-5. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. Pada
hari itu seorang siswa yang bernama Anissa tidak masuk karena sakit. Guru
menyampaikan standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Kemudian
guru bertanya jawab mengenai pembelajaran kemarin pada siswa, siswa
terlihat antusias menjawab pertanyaan dari guru. Namun juga masih ada siswa
yang terlihat malas dan enggan. Guru kemudian membagikan karya tulis
ilmiah siswa yang telah lalu pada siswa. Guru menyuruh ketua kelas yang
bernama Sita untuk membagikannya.
Guru kemudian bertanya jawab mengenai beberapa kesalahan yang
ada dalam karya tulis ilmiah siswa yang telah lalu. Guru juga menjelaskan
bahwa siswa kali ini akan masuk pada siklus ke-II. Guru menjelaskan bahwa
pada siklus II ini karya tulis ilmiah siswa akan bertambah beberapa hal seperti
rumusan masalah dari karya tulis ilmiah siswa bertambah satu, landasan teori,
pembahasan dan kesimpulan juga bertambah.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70

Guru juga menjelaskan bahwa setelah siswa membuat peta pikiran dari
kerangka karya tulis ilmiah mereka, siswa diminta untuk menukarkan peta
pikiran mereka kepada teman satu meja. Kemudian saling berdiskusi dan
memberikan masukan. Setelah guru selesai menjalaskan guru menyuruh siswa
untuk membuat pata pikiran dari kerangka karya ilmiahnya. Siswa lalu
membuat kerangka dari peta pikiran karya tulis ilmiah mereka. Kelas terlihat
hening, siswa tampak berkonsentrasi membuat peta pikiran.

Gambar 9. Siswa Membuat Peta Pikiran


Tampak pada gambar siswa membuat peta pikiran dari kerangka karya
tulis ilmiahnya. Peta pikiran siswa tersebut penuh warna dan gambar. Siswa
tersebut juga menggunakan pena untuk menulis ide-ide pada peta pikirannya.
Selama siswa membuat peta pikiran guru memantau kelas dan tampak
sesekali bertanya jawab dengan siswa. Jam ke-5 telah berlalu tapi siswa belum
selesai membuat peta pikiran. Karena belum selesai guru memberikan
tambahan waktu. Setelah selesai waktu yang diberikan oleh guru, lalu guru
memerintahkan siswa untuk saling bertukar peta pikiran dengan teman satu
meja. Siswa lalu menukarkan hasil peta pikirannya dengan teman satu meja
sesuai dengan perintah dari guru.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
71

Gambar 10. Siswa Saling Bertukar Peta Pikiran


Tampak pada gambar siswa saling bertukar peta pikiran dengan teman
satu meja. Siswa yang duduk di belakangnya juga tampak saling menukarkan
hasil peta pikirannya dengan teman satu mejanya.
Siswa saling berdiskusi dengan tema satu mejanya. Suasana kelas
menjadi sedikit gaduh karena siswa saling berdiskusi dan beberapa siswa
masih tampak kebingungan. Beberapa siswa berjalan ke depan untuk bertanya
pada gurunya. Selama siswa berdiskusi dan memperbaiki peta pikirannya guru
melakukan monitoring.

Gambar 11. Guru Sedang Melakukan Monitoring


Tampak pada gambar guru memonitoring siswa. Guru berjalan
mengelilingi kelas, dan memantau siswa. Guru menghampiri siswa, bertanya
jawab dengan siswa, dan sesekali guru tampak berdiskusi dengan siswa.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
72

Selama guru melakukan monitoring, guru membawa lembar observasi


dan mencatat siswa yang aktif dalam kelompok. Dua puluh menit kemudian
bel berbunyi. Guru menyuruh siswa untuk melanjutkan dan memperbaiki
karya tulis ilmiah siswa di rumah. Guru juga meminta agar karya tulis ilmaih
siswa diketik. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

c. Observasi dan Interpretasi


Peneliti melakukan pengamatan terhadap jalannya pembelajaran
menulis ilmiah dengan strategi peta pikiran pada siswa kelas XI IA SMA
Muhammadiyah 3 Masaran pada tanggal Kamis, 10 Februari 2011. Kegiatan
observasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pelaksanaan tindakan pada
siklus II ini sudah sesuai dengan yang diinginkan atau belum. Selain itu juga
untuk mengetahui apakah strategi peta pikiran mampu memecahkan
permasalahan dalam pembelajaran menulis ilmiah yang ada di kelas XI IA
tersebut.
Fokus penelitian terletak pada berlangsungnya proses pelaksanaan
pembelajaran dan hasil pembelajaran. Proses pembelajaran dilihat dari
aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian
ini, peneliti bertindak sebagai partisipan pasif.
Berdasarkan pengamatan peneliti, secara garis besar diperoleh
gambaran tentang proses kegiatan belajar mengajar pada siklus II sebagai
berikut:
1) Sebelum mengajar, guru mempersiapkan rencana pembelajaran yang akan
dijadikan pedoman dalam mengajar.
2) Pelaksanaan tindakan siklus II berlangsung selama satu kali pertemuan,
diikuti oleh siswa kelas XI A SMA Muhammadiyah 3 Masaran yang
berjumlah 29 siswa. Satu siswa yang bernama Annisa tidak masuk karena
sakit.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
73

3) Guru menjelaskan berbagai kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam


siklus II seperti cara pembuatan daftar pustaka, kutipan, dan referensi-
referensi yang digunakan oleh siswa dalam membuat karya tulis ilmiah.
4) Guru menjelaskan pada siswa bahwa rumusan masalah siswa ditambah
satu, landasan teori dan pembahasan juga harus ditambah.
5) Guru sudah memantau dan melakukan monitoring siswa dengan baik.
Guru sering berkeliling kelas. Ketika memantau, juga berinteraksi dengan
siswa dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari siswa. Guru juga sudah
menegur siswa yang ramai. Pada saat siswa membuat peta pikiran ada
seorang siswa yang bernama Galuh membuat gaduh, dan guru langsung
menegurnya agar tidak gaduh karena bisa menganggu teman yang lain.
6) Guru menegaskan bahwa peta pikiran karya tulis ilmiah siswa ditukarkan
dengan teman satu meja dan bersama teman satu meja saling berdiskusi
untuk memberikan masukan mengenai peta pikiran kerangka karya tulis
ilmiah tersebut.
7) Peningkatan kualitas hasil dan kemampuan menulis ilmiah tampak dari
indikator berikut ini:
(a) Keaktifan selama pembelajaran
Berdasarkan pengamatan peneliti dengan menggunakan pedoman
observasi diketahui bahwa keaktifan siswa mengalami peningkatan
dari silkus I. Ada satu siswa yang tidak masuk, jadi hanya ada 29
siswa yang mengikuti pelajaran. Ketika pembelajaran ada 18 (62%)
siswa yang aktif dan cukup merespon stimulus yang diberikan guru
saat pembelajaran berlangsung. Siswa yang menunjukkan sikap
kurang aktif yaitu 11 siswa (38%).
(b) Keaktifan membuat peta pikiran dari kerangka karya tulis ilmiah
Berdasarkan pengamatan peneliti 25 (86%) siswa menampakkan
semangat dan antusias ketika membuat peta pikiran dari kerangka

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
74

karya tulis ilmiahnya. Siswa yang lainnya menunjukkan sikap kurang


berminat membuat peta pikiran terlihat tidak bersemangat dalam
mengerjakan (malas-malasan, meletakkan kepala di meja) yaitu 4
siswa (14%)
(c) Kerja sama dalam kelompok
Ketika proses pembelajaran dalam tindakan siklus II ini ada 20
siswa (69%) sepenuhnya aktif dalam kelompok seperti aktif bertanya,
menjawab, bekerja secara kelompok, mengkonstruksi, menemukan,
merefleksi, dan mengerjakan tugas. Sisanya ada 9 siswa (31%) yang
masih kurang aktif dalam kelompok. Peningkatan penilaian proses
pembelajaran menulis ilmiah pada siklus II dapat dilihat di lampiran
17 halaman 155. Peningkatan nilai proses pembelajaran menulis
ilmiah pada siklus II tampak jelas pada tabel dan grafik perbandingan
di bawah ini:
Tabel 9. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Ilmiah pada Siklus II
No. Nilai Jumlah Siswa
Siklus I Siklus II
1. 50-69 20 8
2. 70-89 10 21

25
F
R 20
E
15
K
U 10 Siklus I
E
N
5 Siklus II
S 0
I 50-69 70-89
NILAI PROSES PEMBELAJARAN

Grafik 3. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Ilmiah pada Siklus II


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
75

(d) Ketuntasan hasil belajar siswa


Ketuntasan hasil belajar menulis ilmiah siswa dinilai berdasarkan
isi, organisasi, kosa kata, pengembangan dan mekanik dari karya tulis
ilmiah siswa. Ketuntasan hasil belajar pada siklus II ini mencapai
77%. Hal ini dilihat dari jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih
dari atau sama dengan 65 berjumlah 23 siswa dari 30 siswa yang
mengikuti pembelajaran.
Dengan demikian, hasil penilaian keterampilan menulis ilmiah siswa
berdasarkan pengamatan dan pengisian lembar observasi menunjukkan
bahwa ada peningkatan dari pratindakan dan siklus I. Terbukti ada 23 siswa
yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 65. Perolehan nilai
pembelajaran menulis ilmiah pada tindakan siklus II dapat dilihat pada
lampiran 18 halaman 158. Peningkatan nilai menulis ilmiah tersebut tampak
jelas pada tabel dan grafik perbandingan nilai menulis ilmiah di bawah ini:
Tabel 10. Perbandingan Nilai Pembelajaran Menulis Ilmiah pada
Siklus II dengan Pratindakan dan Siklus I
No. Nilai Jumlah Siswa Keterangan
Pratindakan Siklus I Siklus II
1. 49-53 5 3 0 Tidak Tuntas

2. 54-59 12 9 1 Tidak Tuntas


3. 60-64 5 4 6 Tidak Tuntas

4. 65-69 7 10 5 Tuntas
5. 70-74 1 14 14 Tuntas
6. 74-79 - - 3 Tuntas
7. 80 - - 1 Tuntas

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
76

16
14
12

FREKUENSI
10
8 PRATINDAKAN
6
SIKLUS I
4
2 SIKLUS II
0
49-53 54-59 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84
NILAI MENULIS ILMIAH SISWA

Grafik 4. Perbandingan Nilai Pembelajaran Menulis Ilmiah pada


Siklus II dengan Pratindakan dan Siklus I
Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat nilai kemampuan menulis
ilmiah siswa. Pada kegiatan pratindakan dan siklus I tampak masih banyak
siswa yang mendapat nilai di bawah 65 atau belum tuntas. Hal tersebut
berbeda dengan nilai pada siklus II, tampak banyak siswa mendapat nilai
lebih dari 65. Berdasarkan grafik tersebut tampak bahwa nilai siswa pada
siklus II lebih baik atau lebih tinggi dari pada nilai siswa pada siklus I dan
pratindakan. Siswa yang tuntas pada siklus II ini juga lebih banyak dari pada
siklus I yaitu dari 14 siswa menjadi 23 siswa.

d. Analisis dan Refleksi


Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada pelaksanaan
tindakan pada siklus II ini, dapat dianalisis dan direfleksikan dengan uraian
berbagai kelemahan atau kekurangan selama pelaksanaan tindakan siklus II
ini dapat dilihat dari beberapa aspek berikut:
1) Kelemahan yang ditemukan dari siswa, yaitu sebagai berikut:
(a) Siswa terlihat belum sepenuhnya aktif dalam mengikuti
pembelajaran. Sebagian siswa masih melakukan aktivitas pribadi,
seperti menganggu teman, berbicara dan bercanda dengan teman.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
77

(b) Siswa masih sering mengalami kesulitan memberikan masukan


pada peta pikiran temannya ketika saling bertukar peta pikiran
dengan teman semejanya.
2) Kelemahan yang ditemukan dari guru, yaitu sebagai berikut:
(a) Guru ketika memantau siswa membuat peta pikiran terlalu lama
dengan beberapa siswa tertentu, sehingga siswa yang lain jadi
tidak terpantau dengan baik.
(b) Guru tidak menyampaikan kesimpulan pembelajaran pada hari
tersebut
Selanjutnya, untuk memperbaiki beberapa kekurangan yang ada pada
siklus II ini, guru dan peneliti akan mengadakan langkah-langkah perbaikan
sebagai berikut:
1) Guru ketika melakukan monitoring tidak hanya berpusat pada beberapa
siswa tetapi diusahakan semua siswa, sehingga siswa merasa dihargai.
2) Guru lebih menekankan pentingnya diskusi ketika siswa saling bertukar
peta pikiran sehingga terjadi komunikasi dua arah antar siswa. Selain itu
guru juga harus lebih memberikan motivasi kepada siwa agar bersungguh-
sungguh dalam membuat peta pikiran

3. Siklus Ketiga
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan refleksi pada siklus II, disepakati bahwa siklus III perlu
dilaksanakan. Peneliti dan guru mengadakan diskusi pada Sabtu, 12 Februari
2011 di ruang guru SMA Muhammadiyah 3 Masaran. Peneliti menyampaikan
hasil observasi dan refleksi terhadap pembelajaran berdiskusi pada siklus II.
Peneliti juga menyampaikan segala kekurangan dan kelebihan proses
pembelajaran menulis ilmiah pada siklus II.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
78

Setelah melakukan diskusi dengan guru yang menjadi kolaborator


akhirnya disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus III ini hanya
akan dilakukan satu kali pertemuan yaitu, 19 Februari 2011. Hal ini
disebabkan oleh adanya keterbatasan waktu yang diberikan oleh pihak
sekolah serta agar tidak sampai menganggu kelangsungan pembelajaran
kompetensi dasar yang lain.
Peneliti mengemukakan perencanaan untuk mengatasi berbagai
kekurangan pada siklus II yaitu sebagai berikut:
1) Guru melakukan monitoring ke seluruh siswa. Sehingga guru tidak hanya
berpusat pada beberapa siswa saja, melainkan seluruh siswa. Dengan
demikian setiap siswa akan merasa diperhatikan dan dihargai oleh guru.
2) Guru menjelaskan bahwa pada saat siswa menukarkan peta pikirannya
dengan teman satu meja, siswa harus bersungguh-sungguh dalam
berdiskusi sehingga hasil peta pikiran siswa lebih baik dari pada
sebelumnya.
3) Pada siklus III ini, siswa tidak hanya belajar di dalam kelas. Tetapi juga
belajar di luar kelas, hal ini dilakukan untuk menghindari kejenuhan pada
siswa. Selain itu agar siswa mudah mendapatkan inspirasi dalam membuat
peta pikiran.
Adapun urutan tindakan yang direncanakan akan diterapkan dalam
siklus II adalah sebagai berikut:
1) Peneliti dan guru menyusun skenario pembelajaran menggunakan strategi
peta pikiran. Adapun urutan tindakan yang direncanakan pada siklus III
adalah sebagai berikut ini:
(a) Guru membuka pelajaran dengan salam
(b) Guru mengulangi pembelajaran yang telah lalu pada siswa, guru
menyampaikan standar kompetensi dan kompetensi yang harus dicapai
oleh siswa.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
79

(c) Guru membagikan karya tulis ilmiah siswa yang telah lalu.
(d) Guru menjelaskan bagian-bagian yang salah.
(e) Guru menjelaskan kembali prosedur pembuatan karya tulis ilmiah dengan
peta pikiran
(f) Guru membagikan kertas HVS dan spidol warna pada siswa
(g) Siswa belajar di keluar kelas (aula)
(h) Masing-masing siswa membuat kembali kerangka karya tulis ilmiah
mereka dengan peta pikiran
(i) Guru memantau dan melakukan monitoring pada waktu siswa membuat
kerangka karya tulis ilmiah dengan peta pikiran
(j) Siswa kembali kedalam kelas
(k) Siswa menukarkan peta pikirannya dengan teman satu meja.
(l) Bersama teman satu meja siswa saling berdiskusi memberi masukan pada
kerangka peta pikiran tulisan ilmiah teman satu mejanya.
(m) Siswa mengembalikan kerangka peta pikiran pada teman satu bangkunya
(n) Siswa memperbaiki peta pikiran berdasarkan masukan dari teman.
(o) Siswa mengembangkan peta pikirannya dalam karya tulis ilmiah yang
utuh
(p) Guru menyuruh siswa untuk memperbaiki hasil tulisannya di rumah untuk
melakukan proses editing.
(q) Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilakukan.
(r) Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.
2) Peneliti dan guru berdiskusi menyusun RPP siklus III serta menyusun
indikator pencapaian tujuan.
3) Peneliti dan guru mempersiapkan lembar pengamatan aktivitas siswa dan
pedoman penilaian hasil tulisan siswa.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
80

4) Guru dan peneliti menentukan jadwal pelaksanaan tindakan siklus III


yaitu pada Sabtu, 19 Februari 2011. Siklus III akan dilaksanakan hanya
dalam satu kali pertemuan.

b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan siklus III ini berlangsung satu kali pertemuan, yakni pada
Sabtu, 19 Februari 2011 di ruang kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3
Masaran. Pelaksanaan tindakan siklus III ini dilaksanakan selama 2 jam
pelajaran yaitu dari pukul 07.00-09.00.
Pada pelaksanaan siklus III ini, peneliti bertindak sebagai
partisipan pasif dan duduk di belakang. Peneliti melakukan observasi terhadap
proses pembelajaran menulis ilmiah, meliputi pengamatan terhadap siswa,
guru, dan metode pembelajaran. Guru bertindak sebagai pemimpin jalannya
kegiatan pembelajaran menulis ilmiah.
Adapun urutan pelaksanaan tindakan siklus III meliputi langkah-
langkah sebagai berikut:
Ketika guru dan peneliti menuju kelas XI IA tampak beberapa siswa
masih menyapu lantai. Melihat kedatangan gurunya beberapa siswa tersebut
mempercepat menyapunya dan segera masuk ke dalam kelas. Guru
memberikan isyarat pada seorang siswa yang bernama Sita untuk memimpin
doa. Selesai berdoa siswa tampak mengeluarkan Al Quran. Guru dan siswa
kemudian mengaji. Siswa mengaji dengan khusyuk. Lima belas menit pun
berlalu, guru kemudian menjelaskan pada siswa bahwa hari ini siswa akan
memasuki siklus III. Guru membagikan karya tulis ilmiah siswa pada siklus II
kemarin. Guru menjelaskan bagian-bagian yang salah. Selain itu, guru juga
menjelaskan pada siswa agar berbagai kesalahan pada karya tulis ilmiah
kemarin diperbaiki pada siklus III ini. Siklus III ini rumusan masalah

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
81

ditambah satu. Jadi pada bagian yang lain juga harus ditambah seperti latar
belakang, manfaat, landasan teori dan penutup.
Guru menjelaskan bahwa kali ini siswa tidak hanya belajar di dalam
kelas tapi jiga di luar kelas yaitu di aula. Siswa tidak belajar di taman karena
taman di sekolah tersebut sempit selain itu, taman di sekolah tersebut juga
langsung berhadapan dengan kelas lain. Sehingga agar tidak menganggu
pembelajaran pada kelas lain, pembelajaran di luar dilaksanakan di aula.
Setelah selesai siswa kembali ke dalam kelas.
Para siswa pun keluar kelas, tapi ada beberapa siswa yang tampak
malas-malasan untuk keluar kelas, dan masih duduk ketika siswa yang lain
telah keluar. Dengan langkah yang malas akhirnya siswa-siswa itu keluar
kelas menuju aula. Guru dan peneliti pun berjalan menuju aula. Guru
menjelaskan bahwa siswa diberi kesempatan untuk membuat peta pikiran.
Guru lalu menyuruh ketua kelas untuk membagikan kertas dan spidol warna
pada masing-masing siswa. Para siswa lalu membuat peta pikiran, siswa
terlihat serius dan konsentrasi mengerjakan peta pikiran. Siswa tampak duduk
berkelompok dalam mengerjakan peta pikiran.

Gambar 12. Siswa Membuat Peta Pikiran


Tampak pada gambar siswa membuat peta pikiran di aula. Tampak
juga beberapa peta pikiran milik temannya. Siswa tersebut dalam
mengerjakan peta pikirannya berkelompok dengan teman-temannya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
82

Gambar 13. Guru Melakukan Monitoring Pada Siswa


Tampak pada gambar guru melakukan monitoring pada siswa. Guru
juga menjawab pertanyaan-pertanyaan dari siswa. Tampak pada gambar siswa
memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru.
Guru berkeliling ke seluruh kelompok siswa. Siswa bertanya jawab
dengan guru dan menanyakan berbagai hal mengenai kesulitan-kesulitan yang
mereka alami. Siswa tampak antusias ketika bertanya jawab dengan guru.
Setelah jam pembelajaran ke-5 selesai siswa kembali ke kelas dengan
tertib. Guru memerintahkan siswa untuk menukarkan peta pikiran dari
kerangka karya tulis ilmiah mereka kepada teman satu meja. Siswa pun
menukarkan peta pikitan mereka dengan teman satu mejanya.

Gambar 14. Siswa Saling Bertukar Peta Pikiran dengan Teman Semeja

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
83

Tampak pada gambar siswa saling bertukar peta pikiran dengan teman
satu meja. Kedua siswa terlihat saling memberikan peta pikiran. Siswa lalu
saling berdiskusi mengenai peta pikiran mereka.
Selama siswa berdiskusi dengan teman satu mejanya guru melakukan
monitoring dengan berjalan mengelilingi kelas. Selama guru melakukan
monitoring, guru membawa lembar observasi dan mencatat siswa yang aktif
dalam kelompok. Selain memantau guru juga berdiskusi dengan siswa yang
bertanya mengenai peta pikirannya. Setelah selesai siswa diminta untuk
memperbaiki peta pikirannya berdasarkan masukan dari temannya. Suasana
kelas menjadi hening, siswa berkonsentasi memperbaiki kerangka peta
pikirannya berdasarkan masukan dari teman satu meja ketika saling bertukar
peta pikiran. Guru berjalan mengelilingi kelas dan berdiskusi dengan siswa.
Dua puluh menit kemudian bel berbunyi. Guru menyuruh siswa untuk
melanjutkan dan memperbaiki karya tulis ilmiah siswa di rumah dan meminta
siswa untuk mengetik hasil dari karya tulis ilmiah siswa dan
mengembangkannya menjadi karya tulis ilmiah yang utuh. Guru
menyimpulkan pembelajaran hari itu dan mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam.

c. Observasi dan Interpretasi


Observasi dilaksanakan pada waktu berlangsung pembelajaran
menulis ilmiah menggunakan strategi peta pikiran, yaitu pada Sabtu, 19
Februari 2011 pukul 07.15-08.45. Pembelajaran tersebut berlangsung satu
pertemuan (2x45menit). Siklus III dilakukan satu kali pertemuan, hal ini
disebabkan oleh adanya keterbatasan waktu yang diberikan oleh pihak
sekolah serta agar tidak sampai menganggu kelangsungan pembelajaran
kompetensi dasar yang lain. Sama seperti pada siklus sebelumnya, observasi
ini difokuskan pada situasi pelaksanaan pembelajaran, kegiatan yang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
84

dilaksanakan guru, dan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis ilmiah.


Pada observasi ini, peneliti sebagai partisipan pasif dan duduk di kursi paling
belakang.
Berdasarkan kegiatan observasi, secara garis besar diperoleh gambaran
pelaksanaan tindakan siklus III sebagai berikut:
1) Sebelum mengajar, guru mempersiapkan rencana pembelajaran yang akan
dijadikan pedoman dalam mengajar.
2) Pelaksanaan tindakan siklus III berlangsung selama 1 kali pertemuan,
diikuti oleh siswa kelas XI A SMA Muhammadiyah 3 Masaran yang
berjumlah 30 siswa.
3) Pembelajaran pada siklus III tidak hanya terjadi di dalam kelas tetapi juga
di luar kelas yaitu aula. Pembelajaran di luar kelas tidak dilaksanakan di
taman karena di sekolah tersebut taman sangat sempit dan langsung
berhadapan dengan kelas lain. Jadi pembelajaran di luar kelas
dilaksanakan di aula agar tidak menganggu pembelajaran di kelas lain.
4) Guru menjelaskan pada siswa bahwa rumusan masalah siswa ditambah
satu, landasan teori pembahasan, dan kesimpulan juga harus ditambah.
5) Guru sudah memantau dan melakukan monitoring siswa dengan baik.
Guru sering berkeliling kelas. Ketika memantau, juga berinteraksi dengan
siswa dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari siswa. Pada saat
berkeliling kelas guru tidak hanya berpusat pada satu kelompok saja,
tetapi guru sudah berkeliling semua kelompok dan berinteraksi dengan
kelokpok tersebut. Selama guru melakukan monitoring, guru membawa
lembar observasi dan mencatat siswa yang aktif dalam kelompok.
6) Pada saat siswa saling bertukar peta pikiran, siswa telah dapat saling
berdiskusi dengan baik. Para siswa saling memberikan masukan pada peta
pikiran kerangka karya tulis ilmiah temannya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
85

7) Peningkatan kualitas hasil dan proses pembelajaran menulis ilmiah


tampak dari indikator berikut ini:
(a) Keaktifan selama pembelajaran
Berdasarkan pengamatan peneliti dengan menggunakan
pedoman observasi diketahui bahwa keaktifan siswa mengalami
peningkatan dari silkus II. Ketika pembelajaran berlangsung ada 23
(76%) siswa yang aktif dan cukup merespon stimulus yang diberikan
guru saat pembelajaran berlangsung. Siswa yang menunjukkan sikap
kurang aktif yaitu 7 siswa (24%).
(b) Keaktifan membuat peta pikiran dari kerangka karya tulis ilmiah
Berdasarkan pengamatan peneliti 27 (90%) siswa menampakkan
semangat dan antusias ketika membuat peta pikiran dari kerangka
karya tulis ilmiahnya. Siswa yang lainnya menunjukkan sikap kurang
berminat membuat peta pikiran terlihat tidak bersemangat dalam
mengerjakan (malas-malasan, meletakkan kepala di meja) yaitu 3
siswa (10%).
(c) Kerja sama dalam kelompok
Ketika proses pembelajaran dalam tindakan siklus III ini ada 24
siswa (80%) sepenuhnya aktif dalam kelompok seperti aktif bertanya,
menjawab, bekerja secara kelompok, mengkonstruksi, menemukan,
merefleksi, dan mengerjakan tugas. Selain itu siswa tampak antusias
dan bersemangat dalam kelompok selama pembelajaran menulis
ilmiah berlangsung. Sisanya ada 4 (20%) siswa yang masih kurang
aktif dalam kelompok, mereka terlihat kurang bersemangat, malas-
malasan dalam kelompok. Peningkatan penilaian proses pembelajaran
menulis ilmiah pada siklus III dapat dilihat di lampiran 23 halaman
175. Peningkatan nilai proses pembelajaran menulis ilmiah pada siklus

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
86

III dapat tampak jelas pada tabel dan grafik perbandingan nilai
menulis ilmiah di bawah ini:
Tabel 11. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Ilmiah pada Siklus
III
No. Nilai Jumlah Siswa
Siklus I Siklus II Siklus III
1. 50-69 20 8 4

2. 70-89 10 21 26

30
F
25
R
20
E
K 15 Siklus I
U 10
Siklus II
E 5
N 0 Siklus III
S
I 50-69 70-89
NILAI PROSES PEMBELAJARAN

Grafik 5. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Ilmiah pada Siklus


III
(d) Ketuntasan hasil belajar siswa
Ketuntasan hasil belajar menulis ilmiah siswa dinilai berdasarkan
isi, organisasi, kosakata, pengembangan dan mekanik dari tulisan
ilmiah siswa. Ketuntasan hasil belajar pada siklus III ini mengalami
kenaikan yang siginifikan daripada siklus II lalu, yaitu mencapai 90%.
Hal ini dilihat dari jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau
sama dengan 65 berjumlah 27 siswa dari 30 siswa yang mengikuti
pembelajaran. Dengan demikian ada 3 siswa (10%) yang tidak tuntas.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
87

Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menulis ilmiah siswa


melalui pengamatan dan pengisian lembar observasi, menunjukkan bahwa
ada 27 siswa yang mendapat nilai lebih dari 65. Dengan demikian ada 27
siswa yang tuntas. Ada 3 siswa yang masih memperoleh nilai kurang dari 65.
Dengan demikian, pada siklus III ini, ada tiga siswa yang tidak tuntas yaitu 2
siswa memperoleh nilai 64 dan 1 siswa mendapat nilai 62. Nilai tertinggi yang
dicapai siswa pada pembelajaran diskusi siklus III ini adalah 83. Ada 1 siswa
yang mendapat nilai 83. Perolehan nilai pembelajaran kemampuan menulis
ilmiah pada tindakan siklus III secara lengkap dapat dilihat dalam lampiran
24 halaman 178.
Tabel 12. Perbandingan Nilai Pembelajaran Menulis Ilmiah pada
Siklus III dengan Pratindakan, Siklus I dan Siklus II
oNilai Jumlah Siswa Keterangan
No Pratindakan Siklus I Siklus II Siklus III
149-53 5 3 0 0 Tidak
1. Tuntas
2. 54-59 12 9 1 0 Tidak
Tuntas
3 60-64 5 4 6 3 Tidak
Tuntas
4. 65-69 7 10 5 1 Tuntas
5. 70-74 1 14 14 8 Tuntas
6. 75-79 - - 3 11 Tuntas

7. 80 1 7 Tuntas

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
88

16
F 14
R 12
E 10
Pratindakan
K 8
U 6 Siklus I
E 4 Siklus II
N 2
Siklus III
S 0
I 49-53 54-59 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84
NILAI KEMAMPUAN MENULIS ILMIAH

Grafik 6. Perbandingan Nilai Pembelajaran Menulis Ilmiah pada


Siklus III dengan Pratindakan, Siklus I dan Siklus II
Perbandingan yang digambarkan pada tabel dan grafik tersebut
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa yang tuntas dari 23
siswa menjadi 27 siswa. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 hanya 3
siswa. Dengan demikian, jelas bahwa nilai siswa pada siklus III lebih baik
daripada siklus-siklus sebelumnya.

d. Analisis dan Refleksi


Proses pembelajaran menulis ilmiah dengan menggunakan strategi
peta pikiran di kelas XI IA 1 SMA Muhammadiyah 3 Masaran pada siklus III
ini berjalan sesuai dengan rencana dan berjalan lancar. Antuasiasme dan
keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran menunjukkan
peningkatan. Siswa mampu merespon materi yang disampaikan dengan baik.
Kekurangan-kekurangan yang dialami pada siklus I maupun II sudah mampu
teratasi pada siklus III ini. Secara kualitas, baik proses ataupun kemampuan
menulis ilmiah menunjukkan peningkatan.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa
ada peningkatan kualitas proses dan hasil yang cukup signifikan dari siklus
sebelumnya. Akan tetapi, masih ada beberapa fakta yang menunjukkan bahwa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
89

masih ada kekurangan dalam pembelajaran ini. Fakta-fakta tersebut antara


lain: (1) Siswa yang menunjukkan sikap kurang aktif ketika pembelajaran
yaitu 7 siswa (24%). (2) Siswa yang menunjukkan sikap kurang berminat atau
kuarang aktif membuat peta pikiran terlihat tidak bersemangat dalam
mengerjakan (malas-malasan, meletakkan kepala di meja) yaitu 3 siswa
(10%) ; (3) ada 4 siswa (20%) yang masih kurang aktif dalam kelompok; dan
(4) ada 3 siswa (10%) masih mendapat nilai kurang dari 65 atau masih belum
mencapai batas ketuntasan.
Berkaitan dengan fakta-fakta mengenai kekurangan pembelajaran
tersebut, peneliti dan guru melakukan refleksi dengan hasil berikut: (1) ada
siswa yang kurang memperhatikan dikarenakan kurang konsentrasi dan asyik
beraktivitas sendiri ataupun menganggu temannya; (2) siswa kadang masih
mengalami kesulitan dalam menentukan objek gambar dalam peta pikiran; (3)
ada siswa yang masih belum aktif berdiskusi untuk memberikan masukan
ketika saling bertukar peta pikiran dengan teman satu mejanya; dan (4) ada
siswa yang belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal disebabkan
tampak tidak serius dalam pembelajaran menulis ilmiah ini. Namun secara
keseluruhan menunjukkan bahwa penerapan strategi peta pikiran (mind
mapping) pada pembelajaran menulis ilmiah pada siswa kelas XI IA SMA
Muhammadiyah 3 Masaran, Sragen telah dapat meningkatkan kualitas proses
dan kemamaun menulis ilmiah.

C. Pembahasan
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan survei awal yang
bertujuan untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran menulis ilmiah. Selain itu,
survei awal ini juga dimanfaatkan untuk mengetahui kemampuan awal menulis
ilmiah siswa. Proses survei awal ini hanya sebatas pengamatan terhadap jalannya
proses belajar-mengajar di kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran. Sementara

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
90

data mengenai kemampuan menulis ilmiah diperoleh peneliti berdasarkan analisis


dokumen pada kemampuan menulis ilmiah siswa dan wawancara yang dilakukan
dengan guru dan beberapa siswa.
Berdasarkan proses survei awal ini diketahui kondisi nyata yang terjadi pada
pembelajaran menulis ilmiah di kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran. Dari
proses survei awal ini juga diketahui bahwa terdapat masalah dalam pembelajaran
menulis ilmiah. Hal ini ditandai dengan rendahnya kualitas proses dan kemampuan
yang ditunjukkan dari proses belajar-mengajar yang dilakukan. Berdasarkan kegiatan
survei awal ini, peneliti menyimpulkan bahwa kualitas proses dan kemampuan
pembelajaran menulis ilmiah siswa kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran
masih perlu diperbaiki. Dari munculnya permasalahan ini, peneliti bersama guru
mengadakan kolaborasi untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi. Kemudian,
peneliti berkolaborasi dengan guru untuk mengatasi masalah tersebut dengan
menerapkan strategi peta pikiran dalam proses pembelajaran menulis ilmiah.
Setelah itu, peneliti dan guru menyusun rencana untuk siklus I. Pada
pelaksanaan tindakan siklus I ini, pembelajaran menulis ilmiah diterapkan dengan
strategi peta pikiran. Dalam kenyataannya, masih terdapat kelemahan atau
kekurangan pada siklus I. Kelemahan atau kekurangan tersebut berasal dari pihak
guru maupun siswa. Kelemahan yang ditemukan dari siswa, yaitu sebagai berikut (1)
siswa terlihat belum sepenuhnya aktif dalam mengikuti pembelajaran. Sebagian siswa
masih melakukan aktivitas pribadi, seperti menganggu teman, meletakkan kepala di
meja, berbicara dan bercanda dengan teman. (2) Siswa masih sering mengalami
kesulitan menggambar pada peta pikiran. Beberapa siswa bingung menggambar apa
dalam peta pikirannya. (3) Beberapa siswa masih kesulitan membuat tulisan ilmiah.
(4) Siswa kurang bisa mengoptimalkan waktu dengan baik. Ketika waktu yang
diberikan guru sudah habis, siswa sering belum selesai membuat peta pikiran.
Kelemahan yang ditemukan dari guru, yaitu (1) guru jarang menegur siswa yang
tidak aktif membuat peta pikiran dan mengobrol dengan temannya, (2) guru belum

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
91

mampu membangkitkan minat siswa dalam membuat peta pikiran dari kerangka
karya tulis ilmiah siswa.
Selanjutnya, peneliti dan guru berdiskusi dan sepakat akan mengadakan siklus
II sebagai perbaikan terhadap kekurangan yang ditemukan pada siklus I. Pada siklus
II ini guru juga menerapkan strategi peta pikiran. Tetapi pada siklus II ini guru
menerapkan penukaran peta pikiran kerangka karya tulis ilmiah. Hal ini dilakukan
agar peta pikiran siswa lebih baik dari pada siklus I sehingga dengan meningkatnya
peta pikiran diharapkan karya tulis ilmiah siswa juga lebih baik. Selain itu agar siswa
tidak lagi mengalami kesulitan menggambarkan sesuatu dalam kerangka peta pikiran
dari karya tulis ilmiahnya. Pada siklus II ini siswa diminta untuk menambah satu
rumusan masalah pada karya tulis ilmiahnya, sehingga bagian-bagian lain juga ikut
bertambah seperti landasan teori, pembahasan, maupun kesimpulan. Berdasarkan
pelaksanaan siklus II terbukti bahwa telah terjadi peningkatan proses dan hasil
pembelajaran menulis ilmiah yang cukup signifikan dari siklus I. Meskipun demikian,
selama pelaksanaan siklus II, masih terdapat beberapa kelemahan, kelemahan
tersebut antara lain siswa masih sering mengalami kesulitan memberikan masukan
pada peta pikiran temannya ketika saling bertukat peta pikiran dengan teman
semejanya. Siswa bingung harus memberikan masukan apa kerangka peta pikiran
milik temannya. Kelemahan yang ditemukan dari guru, yaitu guru ketika memantau
siswa membuat peta pikiran terlalu lama dengan beberapa siswa tertentu, sehingga
siswa yang lain jadi tidak terpantau dengan baik.
Selanjutnya, kelemahan tersebut diperbaiki dengan pelaksanaan tindakan
siklus III. Guru menerapkan strategi peta pikiran dalam pembelajaran menulis ilmiah.
Akan tetapi, pada siklus III ini, siswa tidak hanya belajar di dalam kelas saja tetapi
juga di luar kelas yaitu di aula sekolah. Pembelajaran di luar kelas tidak dilaksanakan
di taman karena sekolah tersebut tamannya terlalu sempit dan langsung berhadapan
dengan kelas lain, jadi agar tidak menganggu kelas lain pembelajaran di luar kelas
dilaksanakan di aula. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak merasa bosan dan peta

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
92

pikiran siswa menjadi lebih baik dari pada siklus sebelumnya. Berdasarkan
pelaksanaan tindakan siklus III terbukti bahwa telah terjadi peningkatan kualitas
proses dan kemampaun menulis ilmih dari siklus II. Pada siklus III ini, indikator
keberhasilan yang direncanakan sudah dapat terpenuhi. Kekurangan-kekurangan yang
terjadi pada siklus II sudah dapat teratasi.
Secara lebih rinci, peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis
ilmiah ini tercermin melalui tabel dan grafik di bawah ini:
Tabel 13. Rekapitulasi Ketercapaian Indikator Penelitian Siklus I, II, dan III
N Indikator Persentase yang dicapai
No Siklus Siklus Siklus
I II III
1. Keaktifan siswa selama pembelajaran 40% 62% 76%
2. Keaktifan membuat peta pikiran 77% 86% 90%
3. Kerja sama siswa dalam kelompok 47% 69% 80%
4. Ketuntasan hasil belajar menulis 47% 77% 90%
ilmiah

100
90
80
70
60
50 Siklus I
40 Siklus II
30
Siklus III
20
10
0
Keaktifan Membuat Kerja sama Ketuntasan
pembelajaran
peta pikiran kelompokmenulis ilmiah

Grafik 7. Rekapitulasi Ketercapaian Indikator Penelitian Siklus I, II, dan III

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
93

Dari tabel dan grafik di atas tampak bahwa terjadi peningkatan baik dalam
kualitas proses maupun hasil. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan keaktifan siswa selama pembelajaran
Keaktifan siswa di setiap siklus semakin menunjukkan adanya
peningkatan. Pada siklus I siswa yang aktif dalam pembelajaran menulis
ilmiah mencapai 40% (12 siswa), meningkat menjadi 62% (18 siswa) pada
siklus II, dan meningkat lagi menjadi 76% (23 siswa) pada siklus III. Selama
kegiatan pembelajaran siswa menjadi aktif dan cukup merespon stimulus yang
diberikan guru saat pembelajaran berlangsung. Hal ini disebabkan guru telah
menggunakan beberapa metode yang bervariasi tidak hanya ceramah saja
melainkan juga bertanya jawab dengan siswa.
2. Meningkatkan keaktifan siswa dalam membuat peta pikiran dari kerangka
karya tulis ilmiah siswa.
Antusias dan keaktifan siswa membuat peta pikiran dari kerangka
karya tulis ilmiah meningkat. Pada siklus I siswa yang aktif dalam
pembelajaran menulis ilmiah mencapai 77% (23 siswa), meningkat menjadi
86% (25 siswa) pada siklus II, dan meningkat lagi menjadi 90% ( 27siswa)
pada siklus III. Sebelum tindakan penelitian dilakukan, siswa menunjukkan
sikap kurangantusias/kurang peduli/kurang berminat terhadap pembelajaran
menulis ilmiah. Tetapi setelah penerapan strategi peta pikiran dalam
pembelajaran menulsi ilmaih siswa tampak bersungguh-sungguh dan
menunjukkan adanya kesenangan dalam membuat peta pikiran dari kerangka
karya tulis ilmiahnya; tampak antusias, senang serta bersemangat dalam
mengerjakan (tidak bosan, tidak mengantuk).
3. Siswa mulai bekerja sama dalam kelompok
Kerjasama siswa dalam menulis ilmiah telah menunjukkan
peningkatan yang cukup signifikan. Pada siklus I, 14 siswa (47%) telah

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
94

mampu bekerjasama. Kemudian pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 20


siswa (69%) dan pada siklus III sudah 24 siswa (80%) yang mau kerjasama.
Siswa telah mampu bekerja sama dalam kelompok. Kerja kelompok
terjadi saat siswa saling bertukar peta pikiran dengan teman satu mejanya.
Siswa telah mampu saling berdiskusi untuk memberikan masukan pada peta
pikiran dari kerangka karya tulis temannya, yang antinya akan dijadikan
sebagai bahan perbaikan. Siswa aktif dalam kelompok dan sesekali mau
bertanya, menjawab, serta bekerja secara kelompok, mengkonstruksi,
menemukan, merefleksi, dan mengerjakan tugas.
4. Nilai pembelajaran menulis ilmiah siswa meningkat pada setiap siklus
Sebelum tindakan ini dilaksanakan, terdapat fakta bahwa nilai
pembelajaran menulis ilmiah siswa rendah. Namun setelah penerapan strategi
peta pikian nilai kemaampuan menulis ilmiah siswa meningkat setiap siklus.
Pada siklus I ada 14 siswa yang tuntas (47%) dan pada siklus II meningkat
menjadi 23 siswa yang tuntas (77%). Peningkatan yang cukup siginifikan juga
terjadi pada siklus III yaitu 27 siswa tuntas (90%).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan pemaparan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan strategi peta pikiran (mind mapping) dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran keterampilan menulis ilmiah siswa kelas XI IA SMA
Muhammadiyah 3 Masaran Kabupaten Sragen tahun ajaran 2010/2011. Hal ini
dapat dibuktikan sebagai berikut:
a. keaktifan siswa meningkat selama pembelajaran. Selama kegiatan
pembelajaran berlangsung siswa menjadi aktif dan cukup merespon stimulus
yang diberikan guru saat pembelajaran. Pada siklus I siswa yang aktif dalam
pembelajaran menulis ilmiah mencapai 40% (12 siswa), meningkat menjadi
62% (18 siswa) pada siklus II, dan meningkat lagi menjadi 76% (23 siswa)
pada siklus III.
b. keaktifan siswa meningkat dalam membuat peta pikiran dari kerangka karya
tulis ilmiah siswa. Siswa terlihat bersemangat dan antusias ketika membuat
peta pikiran dari kerangka karya tulis ilmiah mereka. Pada siklus I siswa yang
aktif membuat peta pikiran mencapai 77% (23 siswa), meningkat menjadi
86% 25 (siswa) pada siklus II, dan meningkat lagi menjadi 90% (27siswa)
pada siklus III.
c. kerja sama siswa dalam kelompok meningkat. Siswa aktif dalam kelompok
dan sesekali mau bertanya, menjawab, serta bekerja secara kelompok,
mengkonstruksi, menemukan, merefleksi, dan mengerjakan tugas. Pada siklus
I, 14 siswa (47%) telah mampu bekerjasama. Kemudian pada siklus II terjadi
peningkatan menjadi 20 siswa (69%) dan pada siklus III sudah 24 siswa
(80%) yang mau bekerja sama.

commit to user

95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
96

2. Penerapan strategi peta pikiran (mind mapping) dapat meningkatkan


kemampuan menulis ilmiah siswa kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3
Masaran Kabupaten Sragen tahun ajaran 2010/2011. Hal ini terbukti dengan
meningkatnya jumlah siswa yang mencapai batas ketuntasan. Pada siklus I
hanya ada 14 siswa yang tuntas (47%) dan pada siklus II meningkat menjadi
23 siswa yang tuntas (77%). Peningkatan yang cukup siginifikan juga terjadi
pada siklus III yaitu 27 siswa tuntas (90%). Nilai tersebut berdasarkan pada
aspek isi, organisasi, kosakata, pengembangan, dan mekanik dari tulisan karya
ilmiah siswa.

B. Implikasi
Keberhasilan proses dan hasil pembelajaran bergantung pada beberapa faktor,
bila dilihat dari penelitian ini, yaitu dari segi guru dan siswa. Faktor dari pihak guru
yaitu kemampuan dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi, mengelola
kelas, memilih dan memilah strategi yang digunakan dalam pembelajaran, serta
strategi yang digunakan guru sebagai sarana menyampaikan materi dalam penelitian
ini guru menerapkan strategi peta pikiran (mind mapping). Sedangkan dari segi siswa
dapat memotivasi siswa untuk belajar mengenai menulis dalam hal ini karya tulis
ilmiah. Strategi peta pikiran (mind mapping) juga dapat menarik minat siswa untuk
belajar mengenai karya tulis ilmiah.
Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan strategi peta pikiran dalam
pembelajaran menulis ilmiah dapat meningkatkan kualitas proses dan meningkatkan
kemampuan menulis ilmiah dalam pembelajaran. Hasil penelitian ini juga dapat
menjadi salah satu alternatif guru Bahasa dan Sastra Indonesia untuk melaksanakan
pembelajaran, dan dalam mata pelajaran yang lain pula. Strategi peta pikiran (mind
mapping) terbukti mampu mengaktifkan dan menarik minat siswa dalam
pembelajaran. Melalui strategi peta pikiran kesulitan siswa dalam mengeluarkan dan
mengembangkan ide dapat teratasi. Selain itu siswa menjadi senang dalam

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
97

pembelajaran menulis ilmiah karena menggunakan gambar dan warna yang disukai
oleh para siswa.
Penerapan strategi peta pikiran dalam pembelajaran menulis ilmiah dapat
mengembangkan keterampilan siswa dalam menulis ilmiah. Pertama guru meminta
siswa membuat peta pikiran dari karya tulis ilmiah yang telah disediakan secara
kelompok. Selanjutnya guru meminta secara individu untuk membuat peta pikiran
dari kerangka karya tulis ilmiah mereka. Setelah itu siswa mengembangkan peta
pikiran tersebut menjadi karya tulis ilmiah yang utuh. Selanjutnya siswa diminta
untuk menukarkan menukarkan hasil dari kerangka karya tulis ilmiahnya dengan
teman satu meja dan saling berdiskusi untuk memberikan masukan. Dari hasil diskusi
tersebut siswa diminta untuk memperbaiki kerangka peta pikirannya. Selanjutnya
siswa mengembangkannya menjadi karya tulis ilmiah yang utuh. Guru berkeliling
dari satu kelompok ke kelompok lain untuk memantau diskusi siswa. Guru menegur
siswa yang tidak aktif dalam diskusi.

C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, peneliti dapat merumuskan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Guru harus memonitor dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan
ketika membuat kerangka karya tulis ilmiah dengan strategi peta pikiran.
b. Guru memotivasi siswa untuk aktif selama proses pembelajaran menulis
ilmiah dengan strategi peta pikiran.
c. Guru mengubah pembelajaran menulis ilmiah yang berpusat pada guru
menjadi berpusat pada siswa dengan strategi peta pikiran.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
98

2. Bagi Siswa
a. Siswa lebih bersungguh-sungguh dalam membuat kerangka karya tulis
ilmiah dengan peta pikiran.
b. Siswa lebih aktif berdiskusi memberikan masukan ketika saling bertukar
peta pikiran dengan teman satu mejanya.
c. Siswa harus selalu aktif dan konsentrasi ketika mengikuti pembelajaran
menulis ilmiah dengan strategi peta pikiran.
3. Bagi Sekolah
a. Penyediaan fasilitas-fasilitas penunjang proses pembelajaran hendaknya
lebih diutamakan, tidak hanya secara materi tetapi juga secara spiritual.
Dukungan pihak sekolah terhadap kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang
bersifat ilmiah seperti ekstrakulikuler karya tulis ilmiah juga semestinya
perlu lebih ditekankan untuk menunjang kemampuan menulis siswa
terutama dalam karya tulis ilmiah.
b. Pihak sekolah selalu memberi motivasi kepada guru antara lain memberi
penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerjanya dengan baik atau
guru yang menggunakan metode inovatif dalam pembelajaran
4. Bagi Peneliti Lain
a. Penelitian ini diharapkan mampu memicu berkembangnya penelitian-
penelitian lain yang lebih kreatif dan inovatif, khususnya terhadap
pembelajaran menulis.
b. Diharapkan bagi peneliti lain untuk lebih menjalin hubungan yang
harmonis dengan pihak guru dan sekolah yang akan diajak bekerja sama
agar penelitian yang dilakukan lebih tepat guna, terarah, dan mampu
mengkritisi permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran secara lebih
mendalam.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
99

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti dkk. 1996. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.


Jakarta : Erlangga.

Amir. 2007. Dasar-dasar Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Sebelas Maret


University Press.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan untuk Guru, Kepala Sekolah, dan
Pengawas. Yogyakarta. Aditya Media.

Buzan, Tony. 2008. Buku Pintar Mind Mapp. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

DePotter, Bobby dan Hernacki, Mike. 2007. Quantum Learning. Bandung: Kaifa.

Enre, Fachrudin Ambo.1988. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Jakarta:


Depdikbud.

Gino, dkk. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

______________.2009. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung:


Rosdyakarya.

Hasnun, Anwar. 2004. Pedoman Petunjuk Praktis Karya Tulis. Yokyakarta: Penerbit
Absolut.

Jauhari, Heri. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Artikel, Resensi, laporan,
Makalah,Pproposal, Skripsi dan Tesis. Bandung : Pustaka Setia.

Keraf, Gorys. 1995. Komposisi Lanjutan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Khuraesen, Nunung. 2008. Pengaruh Peta pikiran dan Kemampuan Penalaran


Berbahasa Dengan Kemampuan Menulis Argumentasi Pada Siswa Kelas IX
ASMA2Bandung(http://www.lpmpjabar.go.id/index.php?option=com_content&
view=article&catid=40%3Apend-artikel&id=187%3Apenelitian-eksperimen-
pada-siswa-kelas-ix-a-sma-negeri-2-bandung&Itemid=63 (Diunduh tanggal 19
November 2010).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
100

Kosasih, Elfia. 2010. Bimbingan Menulis Karya Ilmiah. Bandung : CV Pustaka Setia.

Kuncoro, Mudrajad. 2009. Mahir Menulis: Kiat Jitu menulis Artikel, Kolom, dan
Resensi Buku. Jakarta: Erlangga.

Lestari, Wiwin Yuni. 2009. Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Pada
Siswa Kelas IV Seolah Dasar Negeri Mlilir 01 Madiun . (Tesis). Surakarta.
Tidak dipubikasikan.

Mueller, Alma, Johnston, Mary, dan Bligh, Diane. Joining Mind Mapping and Care
Planning to Enhance Student Critical Thinking and Achieve Holistic Nursing
Care. Nursing Diagnosis. Philadelphia: Jan-Mar 2002. Vol. 13, Iss.
1;pg.24,4pgs.Dalamhttp://proquest.umi.com/pqdweb?index=2&did=11283378
2&SrchMode=1&sid=4&Fmt=4&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&V
Name=PQD&TS=1300246620&clientId=80413 (Diunduh, 15 Maret 2011).

Nykki, Piia dan Jrvel, Sanna. 2008. How Pictorial Knowledge Representations
Mediate Collaborative Knowledge Construction In Groups. . Journal of
Research on Technology in Education. University of Oulu, Finland. Eugene:
Spring 2008. Vol. 40, Iss. 3; pg. 359, 29 pgs.
Dalamhttp://proquest.umi.com/pqdweb?index=3&did=1484700191&SrchMo
de=1&sid=1&Fmt=3&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQ
D&TS=1300244514&clientId=80413 (Diunduh 15 Maret 2011)

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.


Yoggyakarta: BPFE.

Pageyasa, Wayan. 2004. Peningkatan Kemampuan Berbicara Siswa Kelas 1 MTs


Sunan Kalijogo Malang Melalui Strategi Pemetaan Pikiran (Tesis). Malang.
Tidak dipublikasikan

Puspitasari, Eva Maita. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Metode


Peta Pikiran (Mind Mapping) pada Siswa Kelas VB SD Negeri Dukuhan Kerten
no.58 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010. (Skripsi). Surakarta. Tidak
dipublikasikan

Racmawati, Tutiek Yunita. 2008. Peningkatan Kulitas Pembelajaran Menulis Cerita


Pendek Dengan Metode Peta Pikiran Pada Siswa Kelas IX D SMP AL
Muayyad. (Skripsi). Surakarta. Tidak dipublikasikan.

Sagala, Syaiful. 2007.Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
101

Sarbana, Baban . 2005. Ampuh Menjadi Cerdas Tanpa Batas. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Siberman, Mel. 2007. Active Lerning 101 Strategi pembelajaran Aktif. Yogyakarta:
Pustaka Madani.

Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung.


Rosdyakarya.

Sukma, Elfia. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Peta Pikiran pada
Siswa Kelas V SDN Sumbersari III Malang. Jurnal Diksi Vol.:14.No.1
Januari.2007.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.


Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Sutopo, H.B. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.

Suwandi, Sarwiji. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya
Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 13 Surakarta

_______________. 2010. Model Asesmen Dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma


Pustaka

Syaukah, Ali dkk. 2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah:Skripsi, Tesis, Disertasi,
Makalah, Laporan Penelitian. Malang : Malang University Press.

Syurfah, Ariany. 2008. Multiple intelegences for Islamic Teaching. Jakarta: Syaamil.

Tarigan, Henry Guntur.2008. Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Penerbit Angkasa.

Waluyo, Herman J. 2006. Pengkajian dan Apresiasi Prosa Fiksi. Surakarta. UNS
Press.
Wang, Cheng -Wen, Chieh Lee Chun-, dan Chu- Ying-Chien. 2010. A Brief Review
on Developing Creative Thinking in Young Children by Mind Mapping.
International Business Research. Toronto: Jul 2010. Vol. 3, Iss. 3; pg. 233,
6pgs.Dalamhttp://proquest.umi.com/pqdweb?index=2&did=2228818591&Src
hMode=1&sid=1&Fmt=3&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VNam
e=PQD&TS=1300244484&clientId=80413 (Dunduh 15 Maret 2011)

Wardani, I.G.A.K dkk. 2008. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : Universitas
Terbuka

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
102

LAMPIRAN

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
103

LAMPIRAN
SURVEI AWAL

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
104

LAMPIRAN I
SILABUS
Nama Sekolah : SMA .Muhammadiyah 3 Masaran.
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : XI
Semester : II
Standar Kompetensi : Menulis
12. Mengungkapkan informasi dalam bentuk
rangkuman/ringkasan, notulen rapat,dan karya
ilmiah
Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber/
Dasar Pembelajaran Pembelajaran Waktu Bahan/
Alat
12.3 Menulis Beberapa karya Mendaftar hal- Jenis Tagihan: 6 buku
karya tulis hasil Menentukan hal yang perlu tugas yang
ilmiah pengamatan gagasan yang akan ditulis, kelompok terkait
seperti hasil atau penelitian dikembangkan berdasarkan tugas dengan
pengamatan unsur-unsur dalam karya tulis topik yang kelompok karya
, dan karya ilmiah (berdasarkan dipilih ulangan ilmiah
penelitian pengamatan atau Menentukan
penelitian) gagasan yang Bentuk
Menulis karya akan Instrumen:
tulis, dengan dikembangkan uraian bebas
dilengkapi daftar dalam karya pilihan ganda
pustaka tulis jawaban
Menyunting karya (berdasarkan singkat
tulis sendiri atau pengamatan
karya teman atau penelitian)
Menyusun
kerangka karya
tulis
Mengembangk
an kerangka
menjadi karya
tulis, dengan
dilengkapi
daftar pustaka
Menyunting
karya tulis
sendiri atau
karya teman

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
105

Lampiran 2. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Guru

Hari dan tanggal : Kamis, 14 Januari 2010


Tempat : Kantor SMA Muhammadiyah 3 Masaran
Tujuan : Memperoleh data tentang kondisi awal pembelajaran
kemampuan menulis ilmiah.
Waktu : 12.00 (Setelah jam pelajaran Bahasa Indonesia selesai)
Jenis : Wawancara terstruktur
Informan : Ichwan Ibnu Effendy, M. Pd (guru bahasa Indonesia kelas XI)
Pewawancara : Siti Rochani (mahasiswa S1 Bahasa Sastra Indonesia)

Setting
Wawancara dilakukan di ruang kantor guru SMA Muhammadiyah 3 Masaran.
Wawancara dilakukan setelah pembelajaran bahasa Indonesia selesai.

Deskripsi
Informan merupakan guru bahasa Indonesia kelas XI. Berikut hasil
wawancara :
P : Assalam mualaikum, Pak.
G : Walaikum salam, Mbak.
P : Maaf Pak saya menganggu sebentar. Saya ingin melakukan wawancara
dengan Bapak mengenai pembelajaran menulis ilmiah di kelas XI IA.
G : Iya, silahkan Mbak.
P : Menurut Bapak dari empat keterampilan berbahasa, keterampilan apa yang
sulit dikuasai oleh siswa?
G : O. terutama pada keterampilan menulis, Mbak.
P : O, begitu ya Pak. Lebih tepatnya menulis apa Pak?

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
106

G : Di bagian menulis ilmiah, Mbak. Siswa selama ini masih mengalami


kesulitan jika diberi tugas untuk menulis karya tulis ilmiah. mereka banyak
mengeluh dan mengatakan tidak bisa.
P : Keesulitan apa yang sering dialami oleh siswa Pak?
G : Pada umumnya siswa kesulitan memunculkan ide, mereka tidak tahu harus
menulis apa. Selain itu, tulisan siswa meloncat-loncat, pengorganisasaian isi
yang tidak sistematis dan banyak terjadi kesalahan ejaan.
P : Lalu bagahimana Bapak selama ini mengajarkan matari menulis ilmiah pada
siswa?
G : Biasanya saya menjelaskan terlebih dahulu, setelah itu siswa saya suruh
untuk membuatnya.
P : Lalu, bagaimana dengan siswa? Apakah kira-kira menurut Bapak siswa
bermiat dengan pembelajaran seperti itu?
G : mereka sich, sering mengeluh Mbak. Mereka selalu beralasan bahwa
menulis ilmiah itu sulit.
P : Apakah Bapak pernah menggunakan strategi yang lain?
G : Pernah Mbak, saya pernah menggunakan strategi diskusi, tapi hal tarsebut
tidak efektif.
P : Apakah Bapak pernah mendengar strategi peta pikiran?
G : Belum, Mbak. Saya rasa ini ide yang bagus Mbak. Tidak ada salahnya kalau
kita coba.
P : Baik, terima kasih Pak. Terima kasih atas waktunya, dan saya minta maaf
telah menganggu Bapak.
G : Iya, Mbak. Sama-sama.
P : Assalam mualaikum
G : Waalaikum salam.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
107

Refleksi
Guru pelajaran yang merupakan informan megungkapkan bahwa materi
menulis terutama menulis ilmiah sulit dikuasai oleh siswa. Siswa selama ini siswa
kesulitan memunculkan ide, mereka tidak tahu harus menulis apa. Selain itu, tulisan
siswa meloncat-loncat, pengorganisasaian isi yang tidak sistematis dan banyak terjadi
kesalahan ejaan. Guru selama ini hanya mengajarkan materi dari LKS setelah itu
siswa diberi tugas untuk menulis. Guru memberikan tanggapan yang positif ketika
peneliti menyarankan sebuah strategi pembelajaran yang baru yaitu peta pikiran.

Keterangan :
P : Peneliti
G : Guru

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
108

Lampiran 3.1 Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa

Hari dan tanggal : Kamis, 14 Januari 2010


Tempat : Ruang kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran
Tujuan : Memperoleh data tentang kondisi awal pembelajaran
kemampuan menulis ilmiah.
Waktu :12.10
Jenis : Wawancara terstruktur
Informan : Mei Rahmawati (murid kelas XI IA)
Pewawancara : Siti Rochani (mahasiswa S1 Bahasa Sastra Indonesia)

Setting
Wawancara dilakukan di ruang kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran.
Wawancara dilakukan setelah pembelajaran bahasa Indonesia selesai.

Deskripsi
Informan merupakan kelas XI IA. Berikut hasil wawancara :
P : Namanya siapa?
S : Mei Rahmawati
P : Kamu suka dengan pelajaran Bahasa Indonesia atau tidak?
S : Nggak
P : Kenapa tidak suka?
S : Males
P : sulit pada bagian apa?
S : Pada bagian menulis ilmiah. Menulis thu paling sulit buat saya.
P : Kesulitan di bagian mana, Dek?
S : Kalau guru menyuruh saya menulis, apalagi menulis ilmiah. saya sering
tidak tahu harus menulis apa. Saya sering tidak punya ide, kalau pun sudah

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
109

dapat ide kadang sering macet di tengah-tengah tak tahu bagaimana


mengakhirinya.
P : O, begitu ya. Lalu kalau guru memberi tugas untuk menulis ilmiah
bagaimana kamu mengatasi kesulitanmu?
S : Ehmmmmmm, ya nulis aja mbak. Nanti juga selesai.
P :O, begitu ya. Kamu pernah dengar istilah peta pikiran?
S : Belum, Mbak.
P : Terima kasih ya Dek.
S : Ya, Mbak sama-sama.

Refleksi
Wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa siswa tidak suka dengan
pelajaran Bahasa Indonesia karena malas. Siswa mengalami kesulitan pada bagian
menulis terutama menulis ilmiah. Siswa merasa kesulitan menuangkan idenya dan ide
sering macet di tengah-tengah.

Keterangan :
P : Peneliti
S : Siswa

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
110

Lampiran 3.2 Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa

Hari dan tanggal : Kamis, 14 Januari 2010


Tempat : Ruang kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran
Tujuan : Memperoleh data tentang kondisi awal pembelajaran
kemampuan menulis ilmiah.
Waktu :12.15
Jenis : Wawancara terstruktur
Informan : Sita Wiratno (murid kelas XI IA)
Pewawancara : Siti Rochani (mahasiswa S1 Bahasa Sastra Indonesia)

Setting
Wawancara dilakukan di ruang kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran.
Wawancara dilakukan setelah pembelajaran bahasa Indonesia selesai.

Deskripsi
Informan merupakan kelas XI IA. Berikut hasil wawancara :
P : Namanya siapa?
S : Sita Wiratno
P : Kamu suka dengan pelajaran Bahasa Indonesia?
S : Suka
P : Bagaimana dengan menulis?
S : Suka juga Mbak, tapi kadang saya merasa kesulitan menuangkan ide-ide.
Kadang tak tahu harus nulis apa, misalnya pokoknya sulitlah. Terkadang
bosan juga, Mbak bila terlalu banyak nulis. Ya gitu deh, Mbak.
P : Bagaimana dengan menulis ilmiah?
S : Suka juga sih Mbak. Tapi juga sulit-sulit gitu Mbak.
P :O, begitu ya. Kamu pernah dengar istilah peta pikiran?

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
111

S : Pernah, tapi belum gimana ya, cuman pernah dengar aja.


P : Terima kasih ya Dek.
S : Ya.

Refleksi
Wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa siswa suka dengan pelajaran
Bahasa Indonesia. Siswa juga suka dengan menulis terutama menulis ilmiah, tetapi
siswa sering mengalami kesulitan mengungkapkan idenya dan tidak tahu harus
menulis apa.

Keterangan :
P : Peneliti
S : Siswa

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
112

Lampiran 3.3 Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa

Hari dan tanggal : Kamis, 14 Januari 2010


Tempat : Ruang kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran
Tujuan : Memperoleh data tentang kondisi awal pembelajaran
kemampuan menulis ilmiah.
Waktu :12.18
Jenis : Wawancara terstruktur
Informan : Istiqomah (murid kelas XI IA)
Pewawancara : Siti Rochani (mahasiswa S1 Bahasa Sastra Indonesia)

Setting
Wawancara dilakukan di ruang kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran.
Wawancara dilakukan setelah pembelajaran bahasa Indonesia selesai.

Deskripsi
Informan merupakan kelas XI IA. Berikut hasil wawancara :
P : Namanya siapa?
S : Isiqomah, Mbak.
P : Kamu suka dengan pelajaran Bahasa Indonesia?
S : Nggak, saya tidak suka.
P : Kenapa tidak suka?
S : Males.
P : Bagaimana dengan menulis?
S : Sama aja mbak, males.
P : Bagaimana dengan menulis ilmiah?
S : Aduh itu sulit sekali, Mbak.
P : O, begitu ya. Kamu pernah dengar istilah peta pikiran?

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
113

S : belum pernah.
P : Terima kasih ya Dek.
S : Ya.

Refleksi
Wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa siswa tidak suka dengan
pelajaran Bahasa Indonesia karena malas. Siswa mengalami kesulitan pada bagian
menulis terutama menulis ilmiah. siswa merasa kesulitan menuangkan idenya dan ide
sering macet di tengah-tengah.

Keterangan :
P : Peneliti
S : Siswa

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
114

Lampiran 4 Catatan Lapangan Hasil Observasi Survei Awal

Tempat : Ruang kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran


Tujuan : Memperoleh data tentang kondisi awal pembelajaran menulis ilmiah
Hari/tanggal : Kamis/ 14 Januari 2010
Waktu : 10.30-12.00
Jenis : Observasi terstruktur
Objek : 1. Guru Bahasa Indonesia
2. Seluruh siswa kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran
Observator : Siti Rochani (mahasiswa S1 Bahasa Sastra Indonesia)

Setting:
Peneliti tiba di sekolah jam 09.45. Sekolah tampak lengang karena pada jam
tersebut masih jam pelajaran ke-4. Peneliti lalu menuju kantor guru, ada beberapa
guru di kantor tersebut. Peneliti lalu menyapa beberapa guru yang ada di kantor
tersebut. Peneliti menunggu Pak Ichwan, karena beliau sedang mengajar di kelas XI
IS 2. Setelah bel berbunyi guru dan peneliti menuju kelas XI IA.

Deskripsi :
Bel tanda masuk jam ke-5 telah berbunyi. Guru dan peneliti menuju kelas XI
IA. Sesampainya di sana siswa masih ramai, beberapa siswa izin ke kamar mandi.
Guru menyuruh peneliti duduk di belakang, seorang siswa laki-laki menyediakan
kursi bagi peneliti. Karena kondisi kelas yang belum kondusif guru belum muemulai
pelajaran, beliau diam. Salah seorang siswa bertaka husssssss. Setelah kelas tenang
guru memulai pelajaran dengan mengucapkan salam.
Guru bertanya pada siswa siapa yang hari ini tidak masuk? Nihil jawah
salah seorang siswa. Guru menyampaikan bahwa hari ini mereka akan belajar tentang
menulis ilmiah. Guru mulai menjelaskan tentang pengertian menulis ilmiah. Guru

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
115

bertanya apakah siswa mengetahu apa itu karya tulis ilmih? Seorang siswa yang
bernama Annisa mengacungkan jari dan menulis pendapatnya ke papan tulis. Guru
kemudian menyuruh seorang siswa laki-laki yang bernama Sita untuk
menyampaikan pendapatnya juga ke depan kelas. Seorang murid yang bernama Dwi
juga maju ke depan kelas untuk menyampaikan pendapatnya. Kemudian dari tiga
pendapat tersebut guru menyimpulkan tentang pengertian karya tulis ilmiah.
Guru kemudian menjelaskan tentang jenis karya tulis ilmiah, dan sistematika
penulisan karya tulis ilmiah dari LKS. Saat guru menjelaskan ada seorang siswa yang
duduk di meja yang paling depan tampak tidur. Di bagian belakang juga demikian
tampak siswa tidur dan acuh dengan penjelasan guru.
Setelah selesai menjelaskan guru bertanya pada siswaSampai di sini ada
yang ingin ditanyakan para siswa menjawab Belum, Pak. Guru menyuruh siswa
untuk membuat karya tulis ilmiah seperti apa yang telah guru jelaskan. Siswa tampak
mengeluh dan masih bingung. Karena tampak bingung guru menyuruh siswa untuk
berdiskusi dalam kelompok. Satu kelompok empat orang. Guru memonitoring siswa
dan berjalan memutari setiap kelompok. Karena bel telah berbunyi guru meminta
siswa untuk meminta siswa untuk menyelesaikannya di rumah. Guru mengakhiri
pelajaran dengan salam.

Refleksi :
Catatan observasi di atas menunjukkan bahwa guru hanya menjelaskan materi
tantang menulis ilmiah dari LKS kemudian menyuruh siswa untuk menulis karya
ilmiah. guru hanya berpedoman dari LKS, sehingga siswa tampak kebingungan
setelah disuruh menulis karya tulis ilmiah. Saat guru menjelaskan banyak siswa yang
acuh dan cenderung tidak peduli, hal mungkin karena siswa merasa jenuh dengan
pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Saat siswa disuruh untuk menulis mereka
banyak yang mengeluh dan mengatakan menulis ilmiah itu sangat sulit.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
116

Lampiran 5. Daftar Nilai Menulis ilmiah Survei Awal

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
117

LAMPIRAN
SIKLUS I

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
118

Lampiran 6. RPP Siklus I Pertemuan ke-1


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMA Muhammadiyah 3 Masaran


Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas / Semester : XI / II
Standar Kompetensi : Mengungkapkan informasi dalam bentuk
rangkuman/ringkasan, notulen rapat, dan karya ilmiah
Kompetensi dasar : Menulis karya ilmiah seperti hasil pengamatan, dan
penelitian.
Indikator :
1. Siswa mampu memahami karya tulis ilmiah hasil
pengamatan dan penelitian
2. Siswa mampu mengembangkan ide karya tulis
ilmiah penelitian/pengamatan dengan membuat peta
pikiran
3. Siswa mampu menulis karya tulis ilmiah
pengamatan/penelitian berdasarkan peta pikiran
yang telah dibuat dengan memperhatikan
sistematika karya tulis ilmiah.
Alokasi Waktu : 2 45 menit

A. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu karya tulis ilmiah pengamatan/penelitian berdasarkan peta pikiran
yang telah dibuat dengan memperhatikan sistematika karya tulis ilmiah.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
119

B. Materi Pembelajaran
1. Pengertian karya tulis ilmiah
2. Ciri-ciri karya tulis ilmiah
3. Jenis karya tulis ilmiah
4. Sistematika karya tulis ilmiah
5. Pengertian peta pikiran
6. Cara pembuatan peta pikiran
7. Pembuatan karya tulis ilmiah dengan peta pikiran
C. Metode Pembelajaran
1. Tanya jawab
2. Pemodelan
3. Demontrasi
4. Diskusi
5. Penugasan
D. Media pembelajaran
1. Kertas polos putih
2. Spidol berwarna
3. Beberapa contoh karya tulis ilmiah
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal ( 10 menit)
a. Guru membuka pelajaran dengan salam
b. Guru menanyakan kabar siswa.
c. Guru melakukan apersepsi sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai
Apersepsi meliputi:
1) Guru menanyakan pembelajaran yang telah lalu pada siswa
2) Guru menyampaikan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus
dicapai oleh peserta didik

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
120

2. Kegiatan Inti (70 menit)


a. Guru menjelaskan mengenai pengertian, jenis, ciri, dan sistematika karya tulis
ilmiah penelitian/pengamatan
b. Guru menjelaskan tentang peta pikiran
c. Guru menjelaskan prosedur pembuatan karya tulis ilmiah dengan peta pikiran
d. Guru membagi kelas menjadi 7 kelompok, satu kelompok terdiri dari 4-5
siswa.
e. Guru membagikan contoh tulisan ilmiah kepada masing-masing kelompok.
f. Guru membagikan kertas HVS dan spidol warna pada siswa
g. Siswa secara berkelompok membuat peta pikiran dari karya tulis yang telah
dibagikan.
3. Kegiatan Akhir ( 10 menit)
a. Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini
b. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilakukan.
c. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam

E. Sumber Pembelajaran

1. Tatang, Atep dkk. 2009. Bahasa Indonesia Bahasa Negeriku untuk Siswa
Kelas XI SMA dan MA Program Studi IPA / IPS. Surakarta. PT Tiga
Serangkai (Edisi Platinum) (halaman 94-98)
2. Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra. Yoggyakarta: BPFE.
3. Jauhari, Heri. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Artikel, Resensi,
laporan, Makalah,Pproposal, Skripsi dan Tesis. Bandung : Pustaka Setia.
4. Kuncoro, Mudrajad. 2009. Mahir Menulis: Kiat Jitu menulis Artikel, Kolom,
dan Resensi Buku. Jakarta: Erlangga.
5. Suwandi, Sarwiji. 2008. Model Asesmen Dalam Pembelajaran. Surakarta:
Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 13 Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
121

6. Buzan,Tony. 2009. Buku Pintar Mind Mapp. Gramedia Pustaka Utama.


Jakarta.

F Soal/ Instrumen

1. Teknik : pemberian tugas


2. Bentuk instrument : uraian
3. Soal/ Instrumen :Bualah peta pikiran dari contoh karya tulis ilmiah
tersebut secara kelompok

Masaran , Januari 2011

Guru Pengampu

Icwan Ibnu Effendy, M.Pd.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
122

Lampiran 7. RPP Siklus I Pertemuan ke-II


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA Muhammadiyah 3 Masaran
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas / Semester : XI / II
Standar Kompetensi : Mengungkapkan informasi dalam bentuk
rangkuman/ringkasan, notulen rapat, dan karya ilmiah
Kompetensi dasar : Menulis karya ilmiah seperti hasil pengamatan, dan
penelitian.
Indikator :
1. Siswa mampu mengerti karya tulis ilmiah hasil
pengamatan dan penelitian
2. Siswa mampu mengembangkan ide karya tulis
ilmiah penelitian/pengamatan dengan membuat peta
pikiran
3. Siswa mampu menulis karya tulis ilmiah
pengamatan/penelitian berdasarkan peta pikiran
yang telah dibuat dengan memperhatikan
sistematika karya tulis ilmiah.
Alokasi Waktu : 2 45 menit

A. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu karya tulis ilmiah pengamatan/penelitian berdasarkan peta pikiran


yang telah dibuat dengan memperhatikan sistematika karya tulis ilmiah.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
123

B. Materi Pembelajaran
1. Pengertian karya tulis ilmiah
2. Ciri-ciri karya tulis ilmiah
3. Jenis karya tulis ilmiah
4. Sistematika karya tulis ilmiah
5. Pengertian peta pikiran
6. Cara pembuatan peta pikiran
7. Pembuatan karya tulis ilmiah dengan peta pikiran
C. Metode Pembelajaran
1. Tanya jawab
2. Pemodelan
3. Demontrasi
4. Diskusi
5. Penugasan
D. Media pembelajaran
1. Kertas polos putih
2. Spidol berwarna
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal ( 10 menit)
a. Guru membuka pelajaran dengan salam
b. Guru menanyakan kabar siswa.
c. Guru melakukan apersepsi sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai
Apersepsi meliputi:
1) Guru menanyakan pembelajaran yang telah lalu pada siswa
2) Guru menyampaikan standar kompetensi dan kompetensi yang harus
dicapai oleh peserta didik

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
124

2.Kegiatan Inti (70 menit)


a. Guru melakukan kegiatan apersepsi yang berkaitan dengan materi menulis
karya ilmiah yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya.
b. Guru menjelaskan prosedur pembuatan karya tulis ilmiah dengan peta pikiran.
c. Guru membagikan kertas HVS dan spidol warna pada siswa
d. Masing-masing siswa membuat kerangka karya tulis ilmiah mereka dengan
peta pikiran secara individu
e. Guru memantau dan melakukan monitoring pada waktu siswa membuat
kerangka karya tulis ilmiah dengan peta pikiran.
f. Siswa mengembangkan peta pikirannya dalam karya tulis ilmiah yang utuh.
g. Guru menyuruh siswa untuk memperbaiki hasil tulisannya di rumah untuk
melakuakan proses editing.
3. Kegiatan Akhir ( 10 menit)
a. Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini
b. Guru menyuruh siswa untuk memperbaiki hasil tulisannya di rumah untuk
melakuakan proses editing.
c. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilakukan.
d. Guru memberikan apresiasi pada siswa dengan bertepuk tangan.
e. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam
E. Sumber Pembelajaran
1. Tatang, Atep dkk. 2009. Bahasa Indonesia Bahasa Negeriku untuk Siswa
Kelas XI SMA dan MA Program Studi IPA / IPS. Surakarta. PT Tiga
Serangkai (Edisi Platinum) (halaman 94-98)
2. Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra. Yoggyakarta: BPFE.
3. Jauhari, Heri. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Artikel, Resensi,
laporan, Makalah,Pproposal, Skripsi dan Tesis. Bandung : Pustaka Setia.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
125

4. Kuncoro, Mudrajad. 2009. Mahir Menulis: Kiat Jitu menulis Artikel, Kolom,
dan Resensi Buku. Jakarta: Erlangga.
5. Suwandi, Sarwiji. 2008. Model Asesmen Dalam Pembelajaran. Surakarta:
Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 13 Surakarta.
6. Buzan, Tony. 2009. Buku Pintar Mind Mapp. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta
F Soal/ Instrumen

1. Teknik : tugas
2. Bentuk instrument : uraian
3. Soal/ Instrumen :
a. Buatlah peta pikiran dengan konsep karya ilmiah
penelitian/pengamatan yang sudah kamu tentukan!
b. Kembangkanlah peta pikiran tersebut menjadi sebuah karya
ilmiah penelitian/pengamatan yang ut

Masaran , Januari 2011

Guru Pengampu

Icwan Ibnu Effendy, M.Pd.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
126

Lampiran 8. Pedoman Penilaian Proses dan Penilaian Kemampuan Menulis


Ilmiah
1. Penilaian Proses teknik pengamatan pada sikap dan minat siswa selama proses
belajar mengajar berlangsung. Aspek yang dinilai meliputi:
No Nama Keaktifan Keaktifan Kerja sama Skor Nilai Ket.
Siswa selama membuat peta dalam
pembelajaran pikiran dari kelompok
kerangka
karya tulis
ilmiah

(Diadaptasi dariSuwandi, 2010 : 131)


a. Kolom penilaian sikap diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
1 = sangat kurang 4 = baik
2 = kurang 5 = amat baik
3 = cukup
b. Menghitung nilai
Nilai = Skor perolehan siswa x 100 = ....
Skor maksimal (15)
c. Keterangan diisi dengan kriteria berikut.
(1) Nilai = 10 29 sangat kurang (4) Nilai = 70 89 baik
(2) Nilai = 30 49 kurang (5). Nilai = 90 100 sangat baik
(3) Nilai = 50 69 cukup

1). Keaktifan selama pembelajaran


Skor 5 : Jika siswa sepenuhnya atau sangat aktif selama pembelajaran (merespon
setiap stimulus yang diberikan guru saat pembelajaran dengan baik).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
127

Skor 4 : Jika siswa aktif selama pemeblajaran (cukup merespon stimulus yang
diberikan guru saat pembelajaran)
Skor 3 : Jika siswa cukup aktif pada saatpembelajaran (tidak merespon stimulus
yang diberikan guru)
Skor 2 : Jika siswa kurang aktif pada saat pembelajaran (sama sekali tidak mau
merespon stimulus yang diberikan guru saatpembelajaran).
Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak aktif (sama sekali tidak mau merespon
pertanyaan atau stimulus saatpembelajaran).
2). Membuat peta pikiran dari kerangka karya tulis ilmiah
Skor 5 : Jika siswa tampak bersungguh-sungguh dan menunjukkan adanya
kesenangan dalam membuat peta pikiran dari kerangka karya tulis
ilmiahnya; tampak antusias, senang serta bersemangat dalam
mengerjakan (tidak bosan, tidak mengantuk)
Skor 4 : Jika siswa memmbuat peta pikiran dari kerangka karya tulis ilmiahnya,
tampak bersemangat dan antusias dalam mengerjakan (tidak bosan,
tidak mengantuk).
Skor 3 : Jika siswa membuat peta pikiran dari kerangka karya tulis ilmiahnya
namun kurang bersemangat dan antusias dalam mengerjakan (kurang
serius).
Skor 2 : Jika siswa hanya sekedar membuat peta pikiran dari kerangka karya tulis
ilmiahnya dan terlihat tidak bersemangat dalam mengerjakan (ogah-
ogahan, meletakkan kepala di meja).
Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak mau membuat peta pikiran dari kerangka
karya tulis ilmiahnya dan sama sekali tidak bersemangat (tampak
bosan, tertidur
3). Kerja sama dalam kelompok

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
128

Skor 5 : Jika siswa sepenuhnya aktif dalam kelompok seperti aktif bertanya,
menjawab, bekerja secara kelompok, mengkonstruksi, menemukan,
merefleksi, dan mengerjakan tugas.
Skor 4 : Jika siswa aktif dalam kelompok dan sesekali mau bertanya,
menjawab, serta bekerja secara kelompok, mengkonstruksi,
menemukan, merefleksi, dan mengerjakan tugas.
Skor 3 : Jika siswa hanya bekerja dalam kelompok dan sama sekali tidak mau
bertanya, menjawab, mengkonstruksi, menemukan merefleksi, dan
mengerjakan tugas.
Skor 2 : Jika siswa kurang aktif dalam bekerja sama dalam kelompok dan sama
sekali tidak mau bertanya, menjawab, mengkonstruksi, menemukan,
merefleksi, dan mengerjakan tugas.
Skor 1 : Jika siswa tidak mau bekerja sama dalam kelompok (sibuk beraktivitas
sendiri seperti berbicara atau membuat gaduh)

2. Pedoman penilaian Hasil Tulisan Ilmiah

No Aspek Skor Kriteria


1. ISI 27-30 Sangat baik-sempurna : padat informasi, subtantif,
pengembangan tesis tuntas, relevan dengan permasalahan dan
tuntas.
22-26 Cukup baik : informasi cukup, substantif cukup,
pengembangan tesis cukup, relevan dengan permasalahan dan
cukup lengkap.
17-21 Sedang cukup : informasi terbatas, substantif kurang,
pengembangan tesis terbatas, cukup relevan dengan
permasalahan tetapi kurang lengkap
13-16 Sangat kurang : tidak berisi informasi, tidak ada substantif,
tidak ada pengembangan tesis, tidak relevan dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
129

permasalahan dan tidak lengkap


2 ORGANISASI 18-20 Sangat baik-sempurna : pegungkapan gagasan lancar, gagasan
diungkapkan dengan jelas, padat, tertata dengan baik, urutan
logis, ada kohesif dan koheren.
14-17 Cukup baik : pegungkapan gagasan kurang lancar, gagasan
kurang terorganisasi tetapi ide utama terlihat, bahan
pendukung terbatas, urutan logis tatapi tidak lengkap, cukup
kohesif dan koheren
10-13 Sedang cukup : pegungkapan gagasan tidak lancer, gagasan
kacau terpotong-potong atau melompat-lompat, urutan logis
tatapi tdak lengkap, kurang kohesif dan koheren
7-9 Sangat kurang : pegungkapan gagasan tidak komunikatif,
gagasan tidak terorganisasi, tidak koherif dan koheren serta
tidak layak nilai.
3. KOSAKATA 18-20 Sangat baik-sempurna : pemanfaatan potensi kata sangat baik,
pilihan kata dan ungkapan tepat, menguasai pembentukan
kata.
14-17 Cukup baik : pemanfaatan potensi kata cukup baik, pilihan
kata dan ungkapan kurang tepat, cukup menguasai
pembentukan kata.
10-13 Sedang cukup : : pemanfaatan potensi kata terbatas, pilihan
kata dan ungkapan kadang kurang tepat, kurang menguasai
pembentukan kata.
7-9 Sangat kurang : : pemanfaatan potensi kata sangat terbatas,
sering terjadi kesalahan penggunaan kosa kata dan dapat
merusak makna , tidak menguasai pembentukan kata.
4 PENGEMBANGAN 22-25 Sangat baik-sempurna : konstruksi kalimat lengkap dan
efektif, hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentu

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
130

kebahasaan.
18-21 Cukup baik : konstruksi kalimat sederhana tetapi efektif,
kesalahan kecil pada konstruksi kalimat, tejadi sejumlah
kesalahan tetapi makna tidak kabur.
11-17 Sedang-cukup : terjadi kesalahan serius dalam rangkaian
kalimat, makna membingungkan atau kabur.
5-10 Sangat kurang : tidak mengasai aturan sintaksis, terdapat
banyak kesalahan, tidak layak nilai.

5 MEKANIK 5 Sangat baik-sempurna : menguasai aturan penulisan, hanya


terdapat beberapa kesalahan ejaan dan tanda baca, rapi dan
bersih.
4 Cukup- baik : kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan dan
tanda baca tetapi tidak mengaburkan makna, cukup rapi dan
bersih.
3 Sedang-cukup : sering terjadi kesalahan ejaan tanda baca,
makna membingungkan dan kabur, kurang rapi dan bersih.

2 Sangat kurang : tidak menguasai aturan penulisan, terdapat


banyak kesalahan ejaan, tulisan tidak terbaca, tidak rapi dan
bersih, tidak layak nilai.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
131

Lampiran 9. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus I pertemuan ke-


Tempat : Ruang kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran
Tujuan : Mengamati proses pelaksanaaan tindakan.
Hari/tanggal : Kamis/ 20 Januari 2010
Waktu : 10.30-12.00
Jenis : Observasi terstruktur
Subjek : 1. Guru Bahasa Indonesia
2. Seluruh siswa kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3
Masaran
Observator : Siti Rochani (mahasiswa S1 Bahasa dan Sastra
Indonesia)

Setting:
Observasi ini dilaksanakan di ruang kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3
Masaran. Ruangan kelas ini sudah terlihat rapi dan bersih. Di bagian depan atas kelas
terdapat gambar presiden, garuda, serta gambar wakil presiden. Di bagian bawah
gambar tersebut terdapat white board. Di pojok kiri atas terdapat speaker. Beberapa
kertas pengumumuan tentang tata tertib di SMA tersebut, serta visi dan misi sekolah
tersebut, beberapa kertas seperti struktur organisasi kelas tersebut, daftar iventaris
kelas, jadwal pelajaran, dan daftar mengaji kelas tersebut.
Di tembok sebelah kanan dan kiri terdapat gmabar-gambar pahlawan dan
beberapa poster. Meja guru terletak di pojok kanan paling depan, tampak ada vas
bunga beserta bunganya, taplak dan jurnal pembelajaran. Di pojok belakang terdapat
alat-alat kebersihan yang tersusun rapi. Di kelas tersebut terdapat 16 meja siswa dan
31 kursi. Di bagian belakang terdapat alat-alat kebersihan. Ada 30 siswa yang ikut
pembelajaran hari itu.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
132

Deskripsi :
Bel tanda masuk jam ke-5 telah berbunyi. Guru dan peneliti menuju kelas XI
IA. Sesampainya di sana siswa masih ramai, beberapa siswa izin ke kamar mandi.
Guru menyuruh peneliti duduk di belakang, seorang siswa laki-laki menyediakan
kursi bagi peneliti. Karena kondisi kelas yang belum kondusif guru belum memulai
pelajaran, beliau diam. Salah seorang siswa bertaka Husssssss. Setelah kelas tenang
guru memulai pelajaran dengan mengucapkan salam.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran berupa indikator yang harus dicapai
siswa setelah kegiatan belajar mengajar. Materi tentang menulis ilmiah sudah
diberikan pada pertemuan sebelumnya, tetapi guru mengulas kembali pembelajaran
menulis ilmiah tersebut, ketika guru mengulas materi tersebut beberapa siswa aktif
menggapi. Selanjutnya, guru menjelaskan tentang pembelajaran menulis ilmiah
dengan peta pikiran. Kemudian guru menjelaskan prosedur pembuatan peta pikiran,
siswa tampak antusias mengikuti. Guru menggunakan tiga spidol berwarna untuk
mempermudah siswa memahaminya.
Setelah selesai menjelaskan guru membagikan contoh karya tulis ilmiah dari
kakak kelas mereka yang telah dipersiapkan sebelumnya. Guru tersebut berkata pada
siswa Sekarang kalian bekerja dalam kelompok, satu kelompok terdiri dari empat
siswa, siswa menjawab Ya, Bu. Guru berkata Untuk mempermudah kalian
boleh membelokkan kursi kalian, kalau sudah dihadapan kalian kana sudah ada
contoh tulisan ilmiah, dari tulisan itu saya minta kalian membuatkan peta pikirannya.
Saya beri waktu 25-30 menit untuk kalian diskusikan dan kalian kerjakan. Salah
seorang siswa bertanya Pak, gambarnya terserah kita kan Guru tersebut
menjawabYa, terserah kelompok kalian, tapi harus masih berkaiatan dengan tema.
Selama siswa bekerja dalam kelompok guru memantau dengan keliling ke
dalam kelompok. Guru membawa membawa lembar observasi untuk melakukan
penilaian terhadap siswa. Peneliti juga berkeliling untuk mendokumentasikan kerja
siswa dalam kelompok dan pembuatan peta pikiran oleh siswa. Selama melakukan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
133

monitoring guru membawa lembar observasi dan mencatat siswa yang aktif dalam
kelompok.
Tiga puluh menit sudah berlalu. Guru mengatakan bahwa waktu telah selesai.
Siswa diminta untuk mengumpulkan peta pikirannya. Guru kemudian bertanya
kesulitan apa yang dialami siswa.Lima menit sebelum pembelajaran berakhir guru
meminta siswa untuk menentukan hal ingin ditulis siswa dalam karya ilmiahnya.
Guru menjelaskan bahwa tema karya ilmiah ssiwa bebas. Bel berbunyi, guru
kemudian menyimpulkan pembelajaran hari itu dan mengkhiri pembelajaran dengan
salam.

Refleksi :
Kegiatan pembelajaran di atas sudah berlangsung cukup efektif. Siswa sudah
muali memahami pembuatan karya tulis ilmiah dengan strategi peta pikiran. Guru
telah menyampaiakan indikator yang harus dicapai oleh siswa saat pembelajaran
dimulai. Guru juga telah bertanya jawab pada siswa saat menjelaskan materi, jadi
guru tidak hanya menggunakan ceramah saja.
Pada pertemuan pertama ini guru pada saat memantau siswa kurang
berinteraksi secara langsung pada siswa. Seharusnya guru melakukan tanya jawab
pada saat melakukan proses monitoring. Guru melakukan proses pengenalan strategi
peta pikiran dengan meminta siswa secara kelompok untuk membuat peta pikiran dari
karya tulis ilmiah yang telah disediakan guru.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
134

Lampiran 10. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus I pertemuan ke-2


Tempat : Ruang kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran
Tujuan : Mengamati proses pelaksanaaan tindakan
Hari/tanggal : Sabtu/ 22 Januari 2010
Waktu : 07.00-08.45
Jenis : Observasi terstruktur
Subjek : 1. Guru Bahasa Indonesia
2. Seluruh siswa kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3
Masaran
Observator : Siti Rochani (mahasiswa S1 Bahasa dan Sastra
Indonesia)

Setting:
Observasi ini ddilaksanakan di ruang kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3
Masaran. Ruangan kelas ini sudah terlihat rapi dan bersih. Di bagian depan atas kelas
terdapat gambar presiden, garuda, serta gambar wakil presiden. Di bagian bawah
gambar tersebut terdapat white board. Di pojok kiri atas terdapat speaker. Beberapa
kertas pengumumuan tentang tata tertib di SMA tersebut, serta visi dan misi sekolah
tersebut, beberapa kertas seperti struktur organisasi kelas tersebut, daftar iventaris
kelas, jadwal pelajaran, dan daftar mengaji kelas tersebut.
Di tembok sebelah kanan dan kiri terdapat gmabar-gambar pahlawan dan
beberapa poster. Meja guru terletak di pojok kanan paling depan, tampak ada vas
bunga beserta bunganya, taplak dan jurnal pembelajran.di pojok belakang terdapat
alat-alat kebersihan yang tersusun rapi. Di kelas tersebut terdapat 16 meja siswa dan
31 kursi. Di bagian belakang terdapat alat-alat kebersihan. Ada 30 siswa yang ikut
pembelajaran hari itu.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
135

Deskripsi :
Ketika guru masuk ke kelas, siswa sudah berada di tempat masing-masing.
Guru menyuruh salah seorang siswa untuk memimpin doa. setelah selesai berdoa
guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa.
Setelah selesai guru bertanya pada siswa kemarin mengajinya sampai mana, dan
menyuruh siswa untuk melanjutkan mengajinya. Guru menyuruh peneliti duduk di
belakang, seorang siswa laki-laki menyediakan kursi bagi peneliti. Guru dan siswa-
siswa kelas tersebut kemudian mengaji sampai 10-15 menit.
Guru menjelaskan bahwa pada pembelajaran kali ini siswa belajar menulis
karya ilmiah dengan peta pikiran secara individu. Guru bertanya pada siswa Apakah
kalian sudah siap salah seorang siswa yang duduk di belakang berkata Iya, Pak hari
ini saya siap menggambar. Kemudian guru juga membagikan spidol berwarna pada
siswa, guru berkata Satu lusin spidol untuk empat orang ya!murid menjawab Ya,
Pak.
Guru juga membagikan kertas HVS kepada siswa secara individu untuk
membuat peta pikiran. Guru menyuruh siswa untuk membuat kerangka karya tulis
ilmiah dengan peta pikiran. Selama siswa bekerja dalam kelompok guru memantau
dengan keliling ke dalam kelompok. Guru membawa membawa lembar observasi
untuk melakukan penilaian terhadap siswa. Peneliti juga berkeliling untuk
mendokumentasikan kerja siswa dalam kelompok dan pembuatan peta pikiran oleh
siswa.
Guru kemudian menyuruh siswa untuk membuat karya tulis ilmiah
berdasarkan peta pikiran yang telah dibuat. Tepat pukul 08.30 bel berbunyi. Guru
menyimpulkan pembelajaran hari itu, dan menyuruh siswa untuk mengerjakan tulisan
ilmiahnya diketik dan dikumpulkan pada hari Kamis, tapi banyak siswa yang
mengeluh akhirnya guru memutuskan untuk mengumpulkan karya tulis ilmiah siswa
beserta peta pikirannya Sabtu depan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
136

Refleksi :
Kegiatan pembelajaran di atas sudah berlangsung cukup efektif. Siswa sudah
muali memahami pembuatan karya tulis ilmiah dengan strategi peta pikiran. Guru
telah menyampaiakan indikator yang harus dicapai oleh siswa saat pembelajaran
dimulai. Guru juga telah bertanya jawab pada siswa saat menjelaskan materi, jadi
guru tidak hanya menggunakan ceramah saja.Pada pertemuan pertama maupun kedua
guru telah memonitoring siswa dengan berkeliling kelas saat siswa membuat peta
pikiran.
Dari pantauan peneliti siswa masih banyak mengalami kesulitan pada bagaian
latar belakang dan metode penelitian. Guru sudah berusaha menjawab pertanyaan-
pertanyaan siswa mengenai hal tersebut, tapi siswa terlihat bertambah bingung.
Beberapa hal tersebut perlu diperbaiki pada siklus berikutnya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
137

Lampiran 11. Catatan Lapangan Hasil Observasi Penilaian Proses


Pembelajaran Siklus I
Tempat : Ruang kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran
Tujuan : Mengamati proses aktivitas siswa.
Hari/tanggal : Kamis, 20 Januari 2011 dan Sabtu 22 Januari 2011
Waktu : 10.20-11.50 dan 07.00-8.30
Jenis : Observasi terstruktur
Subjek : Seluruh siswa kelas XI IA SMA Muh.3 Masaran
Observator : Siti Rochani (mahasiswa S1 Bahasa dan Sastra
Indonesia)

1) PENILAIAN PROSES PER SISWA

No Nama Siswa Keaktifan Keaktifan Kerja Skor Nilai Ket


selama membuat sama
pembelajaran peta pikiran dalam
dari kelompok
kerangka
karya tulis
ilmiah
1 Anik Sri R 3 3 3 9 60 CUKUP
2 Anissa Nur J 5 3 4 12 80 BAIK
3 Anita Sari 4 3 4 11 73 BAIK
4 Arsita Jimas W 3 3 3 9 60 CUKUP
5 Desi Novita S 3 3 3 9 60 CUKUP
6 Dewi Ayu R 4 3 3 10 67 CUKUP
7 Dian Kusuma 4 3 4 11 73 BAIK
8 Dwi Amanah 3 3 4 10 67 CUKUP
9 Edi Saputra 2 3 3 8 53 CUKUP
10 Ermawati 4 3 3 10 67 CUKUP
11 Eni Rahmawati 3 3 3 9 60 CUKUP
12 Fitriyah Nur S 4 2 3 9 60 CUKUP
13 Galuh Priyadi 2 3 3 8 53 CUKUP
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
138

14 Ina Larasati 3 4 4 11 73 BAIK


15 Jamilah Nur K 3 3 3 9 60 CUKUP
16 Mentari I W 4 2 4 10 67 CUKUP
17. Muslimah 4 4 4 12 80 BAIK
18. Nazila M.S 4 3 4 11 73 BAIK
19 Nidia Melati A. 3 3 3 9 60 CUKUP
20 Nur Afifah 3 3 3 9 60 CUKUP
21 Oktaviana Eka 3 4 4 11 73 BAIK
22 Pantes Lestari 3 3 4 9 67 CUKUP
23 Puji Lestari 3 3 3 9 60 CUKUP
24 Riswati 2 3 3 3 60 CUKUP
25 Rani A.M 4 3 4 11 73 BAIK
26 Sita Wiratna 4 3 4 11 73 BAIK
27 Siti Istiqomah 3 2 4 9 60 CUKUP
28 Siti Nurjannah 3 3 3 9 60 CUKUP
29 Syahriyati M 3 3 3 10 67 CUKUP
30 Wiji Lestari 4 3 4 10 73 BAIK

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
139

2) PENILAIAN PROSES PER KELAS

No Aktivitas >81% 61%- 41%- 21%- <20% Keterangan


dalam 80% 60% 40%
pembelajaran

1. Keaktifan 40% 40% siswa aktif selama


selama pembelajaran
pembelajaran
2. Keaktifan 77% 77% (23 siswa)
membuat menampakkan
peta pikiran semangat dan antusias
dari ketika membuat peta
kerangka pikiran dari kerangka
karya tulis karya tulis ilmiahnya.
ilmiah
3. Kerja sama 47% 47% (14 siswa)
dalam sepenuhnya aktif dalam
kelompok kelompok seperti aktif
bertanya, menjawab,
bekerjsecara kelompok,
mengkonstruksi,
menemukan,
merefleksi, dan
mengerjakan tugas.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
140

Lampiran 12. Daftar Nilai Kemampaun Menulis Ilmiah Siswa pada Siklus I
No Nama I II III IV V Jumlah Keterangan
1 Anik Sri Rahayu 20 15 15 15 3 68 TUNTAS
2 Anissa Nur Jannah 20 15 15 15 2 67 TUNTAS
3 Anita Sari 17 16 14 15 3 65 TUNTAS
4 Arsita Jimas Wati 17 12 10 15 3 57 TIDAK
TUNTAS
5 Desi Novita Sari 22 17 13 18 3 73 TUNTAS
6 Dewi Ayu R 20 15 14 17 3 68 TUNTAS
7 Dian Kusuma Wati 20 15 17 16 2 70 TUNTAS
8 Dwi Amanah 19 17 15 13 2 66 TUNTAS
9 Edi Saputra 17 17 12 15 2 63 TIDAK
TUNTAS
10 Ermawati 17 14 13 14 2 60 TIDAK
TUNTAS
11 Eni Rahmawati 18 17 15 12 3 65 TUNTAS
12 Fitriyah Nur S 15 12 12 15 2 56 TIDAK
TUNTAS
13 Galuh Priyadi 15 12 13 7 3 50 TIDAK
TUNTAS
14 Ina Larasati 17 15 14 12 3 61 TIDAK
TUNTAS
15 Jamilah Nur K 17 15 14 15 3 65 TUNTAS
16 Mentari I W 15 10 10 15 3 53 TIDAK
TUNTAS
17. Muslimah 15 16 14 11 3 59 TIDAK
TUNTAS
18. Nazila M.S 20 15 17 15 3 70 TUNTAS
19 Nidia Melati A. 15 13 12 12 3 55 TODAK
TUNTAS
20 Nur Afifah 18 15 15 15 3 66 TUNTAS
21 Oktaviana Eka V. 18 15 12 12 3 60 TIDAK
TUNTAS
22 Pantes Lestari 15 13 13 7 2 50 TIDAK
TUNTAS
23 Puji Lestari 16 10 14 14 3 57 TIDAK
TUNTAS
24 Riswati 15 15 12 15 2 59 TIDAK
TUNTAS
25 Rani A.M 18 14 18 13 3 66 TUNTAS

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
141

26 Sita Wiratna 14 13 10 15 3 55 TIDAK


TUNTAS
27 Siti Istiqomah 22 13 15 17 3 70 TUNTAS
28 Siti Nurjannah 16 15 12 13 3 58 TIDAK
TUNTAS
29 Syahriyati Mutiah 15 13 12 15 3 58 TIDAK
TUNTAS
30 Wiji Lastari 20 13 15 16 4 65 TUNTAS
RATA-RATA 61,8
Ketuntasan 47%

Keterangan : I : Isi
II : Organisasi
III : Kosakata
IV : Pengembangan
V : Mekanik

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
142

Lampiran 13.1 Contoh Karya Tulis Ilmiah Siswa pada Siklus I

PENDAPAT REMAJA TENTANG MINUMAN KERAS


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Pembimbing : Ichwan Ibnu Effendy, M.Pd.

Oleh:
Ina Larasati
NIS 3031

MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH


SMA MUHAMMADIYAH 3 MASARAN
SRAGEN
2011

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
143

Lampiran 13.2 Contoh Karya Tulis Ilmiah Siswa pada Siklus I

PENGARUH INTERNET TERHADAP SISWA KELAS XI SMA


MUHAMMADIYAH 3 MASARAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Pembimbing : Ichwan Ibnu Effendy, M.Pd.

Oleh:
Oktaviona Eka Violita
NIS 3047

MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH


SMA MUHAMMADIYAH 3 MASARAN
SRAGEN
2011

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
144

Lampiran 14.1 Contoh Peta Pikiran Siswa pada Siklus I

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
145

Lampiran 14.2 Contoh Peta Pikiran Siswa pada Siklus I

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
146

LAMPIRAN
SIKLUS II

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
147

Lampiran 15. RPP Siklus II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA Muhammadiyah 3 Masaran


Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas / Semester : XI / II
Standar Kompetensi : Mengungkapkan informasi dalam bentuk
rangkuman/ringkasan, notulen rapat, dan karya ilmiah
Kompetensi dasar : Menulis karya ilmiah seperti hasil pengamatan, dan
penelitian.
Indikator :
1. Siswa mampu mengerti karya tulis ilmiah hasil
pengamatan dan penelitian
2. Siswa mampu mengembangkan ide karya tulis
ilmiah penelitian/pengamatan dengan membuat peta
pikiran
3. Siswa mampu menulis karya tulis ilmiah
pengamatan/penelitian berdasarkan peta pikiran
yang telah dibuat dengan memperhatikan
sistematika karya tulis ilmiah.
Alokasi Waktu : 2 45 menit

A. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu karya tulis ilmiah pengamatan/penelitian berdasarkan peta pikiran


yang telah dibuat dengan memperhatikan sistematika karya tulis ilmiah.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
148

B. Materi Pembelajaran
1. Pengertian karya tulis ilmiah
2. Ciri-ciri karya tulis ilmiah
3. Jenis karya tulis ilmiah
4. Sistematika karya tulis ilmiah
5. Pengertian peta pikiran
6. Cara pembuatan peta pikiran
7. Pembuatan karya tulis ilmiah dengan peta pikiran

C. Metode Pembelajaran

1. Tanya jawab
2. Demontrasi
3. Diskusi
4. Penugasan
D. Media pembelajaran

1. Kertas polos putih


2. Spidol berwarna

E. Kegiatan Pembelajaran

1.Kegiatan Awal ( 10 menit)

a. Guru membuka pelajaran dengan salam


b. Guru melakukan apersepsi sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai
Apersepsi meliputi:

1) Guru menanyakan pembelajaran yang telah lalu pada siswa

2) Guru menyampaikan standar kompetensi dan kompetensi yang harus


dicapai oleh peserta didik

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
149

2. Kegiatan Inti (65 menit)


a. Guru membagikan karya tulis ilmiah siswa ang telah lalu.
b. Guru menjelaskan bagian-bagian yang salah.
c. Guru menjelaskan kembali prosedur pembuatan karya tulis ilmiah dengan
peta pikiran
d. Guru menjelaskan bahwa rumusan masalah dari karya ilmiah siswa ditambah
satu rumusan masalah
e. Guru membagikan kertas HVS dan spidol warna pada siswa
f. Masing-masing siswa membuat kembali kerangka karya tulis ilmiah mereka
dengan peta pikiran
g. Guru memantau dan melakukan monitoring pada waktu siswa membuat
kerangka karya tulis ilmiah dengan peta pikiran
h. Siswa menukarkan peta pikirannya dengan teman satu meja.
i. Bersama teman satu meja siswa saling berdiskusi memberi masukan pada
kerangkan peta pikiran tulisan ilmiah teman satu mejanya.
j. Siswa mengembalikan kerangka peta pikiran pada teman satu bangkunya.
k. Siswa memperbaiki peta pikiran berdasarkan masukan dari teman.
l. Siswa mengembangkan peta pikirannya dalam karya tulis ilmiah yang utuh.
3. Kegiatan Akhir ( 5 menit)
a. Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini
b. Guru menyuruh siswa untuk memperbaiki hasil tulisannya di rumah untuk
melakukan proses editing.
c. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilakukan.
d. Guru memberikan apresiasi pada siswa dengan bertepuk tangan.
e. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.
F. Sumber Pembelajaran

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
150

1. Tatang, Atep dkk. 2009. Bahasa Indonesia Bahasa Negeriku untuk Siswa
Kelas XI SMA dan MA Program Studi IPA / IPS. Surakarta. PT Tiga
Serangkai (Edisi Platinum) (halaman 94-98)
2. Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra. Yoggyakarta: BPFE.
3. Jauhari, Heri. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Artikel, Resensi,
laporan, Makalah,Pproposal, Skripsi dan Tesis. Bandung : Pustaka Setia.
4. Kuncoro, Mudrajad. 2009. Mahir Menulis: Kiat Jitu menulis Artikel, Kolom,
dan Resensi Buku. Jakarta: Erlangga.
5. Suwandi, Sarwiji. 2008. Model Asesmen Dalam Pembelajaran. Surakarta:
Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 13 Surakarta.
6. Buzan, Tony. 2009. Buku Pintar Mind Mapp. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.

F Soal/ Instrumen

1. Teknik : pemberian tugas


2. Bentuk instrument : uraian
3. Soal/ Instrumen :
a. Buatlah peta pikiran dengan konsep karya ilmiah
penelitian/pengamatan yang sudah kamu tentukan!
b. Kembangkanlah peta pikiran tersebut menjadi sebuah karya
ilmiah penelitian/pengamatan yang utuh!

Masaran , Februari 2011


Guru Pengampu

Icwan Ibnu Effendy, M.Pd.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
151

Lampiran 16. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus II


Tempat : Ruang kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran
Tujuan : Mengamati proses pelaksanaaan tindakan.
Hari/tanggal : Kamis/ 10 Februari 2011
Waktu : 10.30-12.00
Jenis : Observasi terstruktur
Subjek : 1. Guru Bahasa Indonesia
2.Seluruh siswa kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3
Masaran
Observator : Siti Rochani (mahasiswa S1 Bahasa dan Sastra
Indonesia)

Setting:
Observasi ini dilaksanakan di ruang kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3
Masaran. Ruangan kelas ini sudah terlihat rapi dan bersih. Di bagian depan atas kelas
terdapat gambar presiden, garuda, serta gambar wakil presiden. Di bagian bawah
gambar tersebut terdapat white board. Di pojok kiri atas terdapat speaker. Beberapa
kertas pengumumuan tentang tata tertib di SMA tersebut, serta visi dan misi sekolah
tersebut, beberapa kertas seperti struktur organisasi kelas tersebut, daftar iventaris
kelas, jadwal pelajaran, dan daftar mengaji kelas tersebut.
Di tembok sebelah kanan dan kiri terdapat gmabar-gambar pahlawan dan
beberapa poster. Meja guru terletak di pojok kanan paling depan, tampak ada vas
bunga beserta bunganya, taplak dan jurnal pembelajaran. Di pojok belakang terdapat
alat-alat kebersihan yang tersusun rapi. Di kelas tersebut terdapat 16 meja siswa dan
31 kursi. Di bagian belakang terdapat alat-alat kebersihan. Ada 29 siswa yang ikut
pembelajaran hari itu, karena ada salah seorang siswa yang bernama Annisa tidak
masuk karena sakit.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
152

Deskripsi :
Ketika guru memasuki kelas suasana kelas ramai dan gaduh, ini dikarenakan
baru saja terjadi pergantian jam pembelajaran, dan bahasa Indonesia masuk jam ke-5.
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, dan bertanya Siapa yang
tidak masuk hari ini Salah seorang murid menjawab Annisa, Pak. Dia demam.
Guru menyampaikan standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa.
Kemudian guru bertanya jawab mengenai pembelajaran kemarin pada siswa, siswa
terlihat antusias menjawab pertanyaan dari guru. Namun juga masih ada siswa yang
terlihat malas dan enggan. Guru kemudian membagikan karya tulis ilmiah siswa yang
telah lalu pada siswa.
Sita, tolong bagikan ya.
Baik, Pak.
Guru kemudian bertanya jawab mengenai beberapa kesalahan yang ada dalam
karya tulis ilmiah siswa. Baik anak-anak, sekarang kita akan memasuki siklus II,
seperti pertemuan kemarin hari ini kita akan memperbaiki karya tulis ilmiah yang
telah kalian buat kemarin. Tapi kali ini rumusan kalian ditambahi satu, jadi nanti
landasan teori kalian juga bertambah. Secara otomatis pembahasan dan kesimpulan
kalian juga bertambah.
Salah seorang siswa yang duduk di belakang bertanya Pak, rumusannya kan
ditambah satu trus itu terserah pada kita mau menambahkan apa?
Iya, Okta itu pertanyaan yang bagus, begini kalian boleh menambahkan
apapun dalam rumusan kedua, tetapi harus masih berkaitan dengan tema dan topik
yang kalian ambil.
O, iya setelah nanti kalian menyelesaikan kerangka peta pikiran tulisan
ilmiah kalian, nanti kalian tukarkan dengan teman satu meja kalian. Kemudian saling
berdiskusi dan memberikan masukan.
Sampai di sini ada yang ingin bertanya, spidol warnanya sudah kalian
bawakan. Kemudian guru menyuruh ketua kelas untuk membagikan kertas HVS

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
153

pada masing-masing siswa. Seperti kemarin sekarang buatlah kerangka peta pikiran
dari karya tulis ilmiah kalian.
Siswa lalu membuat kerangka dari peta pikiran karya tulis ilmiah mereka.
Kelas terlihat hening, siswa tampak berkonsentrasi dengan peta pikirannya. Bel
berbunyi menandakan jam ke-5 telah habis. Guru tersebut berkata Anak-anak
apakah peta pikiran kalian telah selesai?
Belum, Pak. Jawab salah seorang murid yang duduk di tengah.
Sekarang Saya beri waktu 10 menit lagi tolong diselesaikan, setelah itu
tukarkan hasil peta pikiran kalian dengan teman satu meja. Sepuluh menit telah
berlalu Sekarang tukarkan kerang peta pikiran kalian dengan teman satu meja, lalu
diskusikan dan beri masukan kurang apa. Misalnya gambar, tulisan yang ruwet, atau
apapun terserah kalian.
Baik, Pak.
Selama siswa berdiskusi dengan teman satu mejanya guru melakukan
monitoring dengan berjalan mengelilingi kelas. Berdiskusi dengan siswa yang
bertanya mengenai peta pikirannya. Selama melakukan monitoring guru membawa
lembar penilaian observasi untuk menilai siswa. Peneliti juga berjalan dan mengambil
foto siswa untuk dokumentasi. Setelah selesai siswa diminta untuk memperbaiki peta
pikirannya berdasarkan masukan dari temannya. Lalu guru meminta siswa untuk
mengembangkan peta pikirannya menjadi karya tulis ilmiah yang utuh. Dua puluh
menit kemudian bel berbunyi. Guru menyuruh siswa untuk melanjutkan dan
memperbaiki karya tulis ilmiah siswa di rumah. Guru juga meminta agar karya tulis
ilmaih siswa diketik. Guru menyimpulkan pembelajaran hari itu dan mengakhiri
pembelajaran dengan mengucapkan salam.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
154

Refleksi :
Kegiatan pembelajaran di atas sudah berlangsung cukup efektif. Siswa sudah
memahami pembuatan karya tulis ilmiah dengan strategi peta pikiran. Guru telah
menyampaiakan indikator yang harus dicapai oleh siswa saat pembelajaran dimulai.
Guru juga telah bertanya jawab pada siswa saat menjelaskan materi, jadi guru tidak
hanya menggunakan ceramah saja.
Guru telah melakukan monitoring dengan memantau siswa pada saat siswa
membuat peta pikiran. Guru juga menjawab pertanyaan-pertanyaan dari siswa ketika
guru melakukan monitoring. Hal ini membuat guru terlihat akrab dengan siswa dan
sebaliknya. Guru menggunakan cara menukarkan peta pikiran untuk lebih
memperbaiki peta pikiran siswa. Tapi pada saat berdiskusi memberikan masukan
pada temannya suasana kelas menjadi sedikit gaduh, dan siswa tampak masih
mengalami kebingungan ketika memberi masukan pada kerangka peta pikiran karya
tulis ilmiah dari temannya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
155

Lampiran 17. Catatan Lapangan Hasil Observasi Penilaian Proses


Pembelajaran Siklus II

Tempat : Ruang kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran


Tujuan : Mengamati proses aktivitas siswa.
Hari/tanggal : Kamis, 20 Januari 2011 dan Sabtu 22 Januari 2011
Waktu : 10.30-12.00
Jenis : Observasi terstruktur
Subjek : 29 siswa (1 siswa tidak masuk karena sakit)
Observator : Siti Rochani (mahasiswa S1 Bahasa dan Sastra
Indonesia)
1)PENILAIAN PROSES PER SISWA
No Nama Siswa Keaktifan Keaktifan Kerja Skor Nilai Ket
selama membuat sama
pembelajaran peta pikiran dalam
dari kelompok
kerangka
karya tulis
ilmiah
1 Anik Sri R 4 4 3 11 73 BAIK
2 Anissa Nur J - - - - - -
3 Anita Sari 4 4 4 12 80 BAIK
4 Arsita Jimas 3 4 4 11 73 BAIK
5 Desi Novita S 3 4 3 10 67 CUKUP
6 Dewi Ayu R 5 4 3 12 80 BAIK
7 Dian Kusuma 4 4 4 12 80 BAIK
8 Dwi Amanah 4 4 4 12 80 BAIK
9 Edi Saputra 3 3 3 9 60 CUKUP
10 Ermawati 4 4 4 12 80 BAIK
11 Eni Rahmawati 3 4 4 11 73 BAIK
12 Fitriyah Nur S 4 3 3 11 73 BAIK
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
156

13 Galuh Priyadi 3 3 3 9 60 CUKUP


14 Ina Larasati 3 4 4 11 73 BAIK
15 Jamilah Nur K 3 3 4 10 67 CUKUP
16 Mentari I W 4 3 4 11 73 BAIK
17. Muslimah 5 4 4 13 86 BAIK
18. Nazila M.S 4 3 4 11 73 BAIK
19 Nidia Melati A. 4 3 3 10 67 CUKUP
20 Nur Afifah 3 3 3 9 60 CUKUP
21 Oktaviana Eka 4 4 4 12 80 BAIK
22 Pantes Lestari 4 4 4 12 80 BAIK
23 Puji Lestari 3 4 3 10 67 CUKUP
24 Riswati 3 4 4 11 73 BAIK
25 Rani A.M 4 4 4 12 80 BAIK
26 Sita Wiratna 5 4 4 13 86 BAIK
27 Siti Istiqomah 4 4 4 12 80 BAIK
28 Siti Nurjannah 3 4 3 10 67 CUKUP
29 Syahriyati M 4 4 4 12 80 BAIK
30 Wiji Lestari 4 4 4 12 80 BAIK

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
157

2)PENILAIAN PROSES PER KELAS


No Aktivitas >81% 61%- 41%- 21%- <20% Keterangan
dalam 80% 60% 40%
pembelajaran

1. Keaktifan 62% 62% (18 siswa)


selama aktif selama
pembelajaran pembelajaran

2. Keaktifan 86% 86% (25 siswa)


membuat menampakkan
peta pikiran semangat dan
dari antusias ketika
kerangka membuat peta
karya tulis pikiran dari
ilmiah kerangka karya tulis
ilmiahnya.

3. Kerja sama 69% 69% (20 siswa)


dalam sepenuhnya aktif
kelompok dalam kelompok
seperti aktif
bertanya, menjawab,
bekerja secara
kelompok,
mengkonstruksi,
menemukan,
merefleksi, dan
mengerjakan tugas.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
158

Lampiran 18. Daftar Nilai Kemampaun Menulis Ilmiah Siswa pada Siklus II
No Nama I II III IV V Jumlah Keterangan
1 Anik Sri Rahayu 21 17 17 15 4 74 TUNTAS
2 Anissa Nur Jannah 21 17 18 15 3 74 TUNTAS
3 Anita Sari 20 18 17 15 4 74 TUNTAS
4 Arsita Jimas Wati 18 15 12 15 3 63 TIDAK
TUNTAS
5 Devi Novita Sari 22 18 18 18 4 80 TUNTAS
6 Dewi Ayu R 20 18 15 18 3 74 TUNTAS
7 Dian Kusuma Wati 20 18 18 17 4 77 TUNTAS
8 Dwi Amanah 19 18 17 14 4 72 TUNTAS
9 Edi Saputra 20 19 15 15 4 73 TUNTAS
10 Ermawati 18 16 15 14 24 67 TUNTAS
11 Eni Rahmawati 20 19 17 14 4 74 TUNTAS
12 Fitriyah Nur S 17 14 15 16 3 65 TUNTAS
13 Galuh Priyadi 18 13 14 10 3 58 TIDAK
TUNTAS
14 Ina Larasati 19 16 16 15 4 70 TUNTAS
15 Jamilah Nur K 19 16 17 18 3 73 TUNTAS
16 Mentari I W 17 13 13 15 4 62 TIDAK
TUNTAS
17. Muslimah 19 18 16 13 4 70 TUNTAS
18. Nazila M.S 21 19 18 16 4 78 TUNTAS
19 Nidia Melati A. 19 15 14 15 4 67 TODAK
TUNTAS
20 Nur Afifah 19 17 17 15 4 72 TUNTAS
21 Oktaviana Eka V. 19 16 15 17 4 71 TUNTAS
22 Pantes Lestari 17 16 14 12 3 62 TIDAK
TUNTAS
23 Puji Lestari 17 13 14 16 3 63 TIDAK
TUNTAS

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
159

24 Riswati 17 16 15 15 4 67 TIDAK
TUNTAS
25 Rani A.M 19 16 18 17 3 73 TUNTAS

26 Sita Wiratna 17 15 14 15 4 65 TUNTAS


27 Siti Istiqomah 23 18 17 17 4 79 TUNTAS
28 Siti Nurjannah 13 15 14 15 4 61 TIDAK
TUNTAS
29 Syahriyati Mutiah 17 14 14 16 3 64 TIDAK
TUNTAS
30 Wiji Lastari 21 16 16 16 4 73 TUNTAS
RATA-RATA 69,8
Ketuntasan 76,6%

Keterangan : I : Isi
II : Organisasi
III : Kosakata
IV : Pengembangan
V : Mekani

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
160

Lampiran 19.1 Contoh Karya Tulis Ilmiah Siswa pada Siklus II

PENDAPAT REMAJA TENTANG MINUMAN KERAS


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Pembimbing : Ichwan Ibnu Effendy, M.Pd.

Oleh:
Ina Larasati
NIS 3031

MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH


SMA MUHAMMADIYAH 3 MASARAN
SRAGEN
2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
161

Lampiran 19.2 Contoh Karya Tulis Ilmiah Siswa pada Siklus II

PENGARUH INTERNET TERHADAP SISWA KELAS XI SMA


MUHAMMADIYAH 3 MASARAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Pembimbing : Ichwan Ibnu Effendy, M.Pd.

Oleh:
Oktaviona Eka Violita
NIS 3047

MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH


SMA MUHAMMADIYAH 3 MASARAN
SRAGEN
2011

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
162

Lampiran 20.1 Contoh Peta Pikiran Siswa pada Siklus II

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
163

Lampiran 20.2 Contoh Peta Pikiran Siswa pada Siklus I

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
164

LAMPIRAN
SIKLUS III

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
165

Lampiran 21. RPP Siklus III


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA Muhammadiyah 3 Masaran
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas / Semester : XI / II
Standar Kompetensi : Mengungkapkan informasi dalam bentuk
rangkuman/ringkasan, notulen rapat, dan karya ilmiah
Kompetensi dasar : Menulis karya ilmiah seperti hasil pengamatan, dan
penelitian.
Indikator :
1. Siswa mampu mengerti karya tulis ilmiah hasil
pengamatan dan penelitian
2. Siswa mampu mengembangkan ide karya tulis ilmiah
penelitian/pengamatan dengan membuat peta pikiran
3. Siswa mampu menulis karya tulis ilmiah
pengamatan/penelitian berdasarkan peta pikiran yang
telah dibuat dengan memperhatikan sistematika karya
tulis ilmiah.
Alokasi Waktu : 2 45 menit
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu karya tulis ilmiah pengamatan/penelitian berdasarkan peta pikiran
yang telah dibuat dengan memperhatikan sistematika karya tulis ilmiah.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
166

B. Materi Pembelajaran
1. Pengertian karya tulis ilmiah
2. Ciri-ciri karya tulis ilmiah
3. Jenis karya tulis ilmiah
4. Sistematika karya tulis ilmiah
5. Pengertian peta pikiran
6. Cara pembuatan peta pikiran
7. Pembuatan karya tulis ilmiah dengan peta pikiran
C. Metode Pembelajaran
1. Tanya jawab
2. Demontrasi
3. Diskusi
4. Penugasan
D. Media pembelajaran
1. Kertas polos putih
2. Spidol berwarna
E. Kegiatan Pembelajaran
1.Kegiatan Awal ( 10 menit)
a. Guru membuka pelajaran dengan salam
b. Guru melakukan apersepsi sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai
apersepsi meliputi:
1) Guru menanyakan pembelajaran yang telah lalu pada siswa
2) Guru menyampaikan standar kompetensi dan kompetensi yang harus
dicapai oleh peserta didik
2Kegiatan Inti (65 menit)
a. Guru membagikan karya tulis ilmiah siswa yang telah lalu.
b. Guru menjelaskan bagian-bagian yang salah.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
167

c. Guru menjelaskan kembali prosedur pembuatan karya tulis ilmiah dengan


peta pikiran
d. Siswa keluar kelas untuk belajar di aula
e. Guru membagikan kertas HVS dan spidol warna pada siswa
f. Masing-masing siswa membuat kembali kerangka karya tulis ilmiah mereka
dengan peta pikiran
g. Guru memantau dan melakukan monitoring pada waktu siswa membuat
kerangka karya tulis ilmiah dengan peta pikiran
h. Siswa kembali ke dalam kelas
i. Siswa menukarkan peta pikirannya dengan teman satu meja.
j. Bersama teman satu meja siswa saling mengoreksi dan memberi masukan
pada kerangka peta pikiran tulisan ilmiah teman satu mejanya.
k. Siswa mengembalikan kerangka peta pikiran pada teman satu bangkunya.
l. Siswa memperbaiki peta pikiran berdasarkan masukan dari teman.
m. Siswa mengembangkan peta pikirannya menjadi karya tulis ilmiah yang utuh.
3. Kegiatan Akhir ( 5 menit)

a. Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini


b. Guru menyuruh siswa untuk memperbaiki hasil tulisannya di rumah untuk
melakukan proses editing.
c. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilakukan.
d. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam
F. Sumber Pembelajaran

1. Tatang, Atep dkk. 2009. Bahasa Indonesia Bahasa Negeriku untuk Siswa
Kelas XI SMA dan MA Program Studi IPA / IPS. Surakarta. PT Tiga
Serangkai (Edisi Platinum) (halaman 94-98)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
168

2. Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan


Sastra. Yoggyakarta: BPFE.
3. Jauhari, Heri. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Artikel, Resensi,
laporan, Makalah,Pproposal, Skripsi dan Tesis. Bandung : Pustaka Setia.
4. Kuncoro, Mudrajad. 2009. Mahir Menulis: Kiat Jitu menulis Artikel, Kolom,
dan Resensi Buku. Jakarta: Erlangga.
5. Suwandi, Sarwiji. 2010. Model Asesmen Dalam Pembelajaran. Surakarta:
Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 13 Surakarta.
6. Buzan, Tony. 2009. Buku Pintar Mind Mapp. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.

F Soal/ Instrumen

1. Teknik : tes kerja


2. Bentuk instrument : uraian
3. Soal/ Instrumen :
a. Buatlah peta pikiran dengan konsep karya ilmiah penelitian/pengamatan yang
sudah kamu tentukan!
b. Kembangkanlah peta pikiran tersebut menjadi sebuah karya ilmiah
penelitian/pengamatan yang utuh!

Masaran , Februari 2011


Mengetahui,
Guru Pengampu

Ichwan Ibnu Effendy, M.Pd

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
169

Lampiran 22. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus III

Tempat : Ruang kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran


Tujuan : Mengamati proses pelaksanaaan tindakan.
Hari/tanggal : Sabtu/ 19 Februari 2011
Waktu : 07.00-08.45
Jenis : Observasi terstruktur
Subjek : 1. Guru Bahasa Indonesia
2. Seluruh siswa kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3
Masaran
Observator : Siti Rochani (mahasiswa S1 Bahasa dan Sastra
Indonesia)

Setting:
Observasi ini dilaksanakan di ruang kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3
Masaran. Di bagian depan atas kelas terdapat gambar presiden, garuda, serta gambar
wakil presiden. Di bagian bawah gambar tersebut terdapat white board. Di pojok kiri
atas terdapat speaker. Beberapa kertas pengumumuan tentang tata tertib di SMA
tersebut, serta visi dan misi sekolah tersebut, beberapa kertas seperti struktur
organisasi kelas tersebut, daftar iventaris kelas, jadwal pelajaran, dan daftar mengaji
kelas tersebut.
Di tembok sebelah kanan dan kiri terdapat gmabar-gambar pahlawan dan
beberapa poster. Meja guru terletak di pojok kanan paling depan, tampak ada vas
bunga beserta bunganya, taplak dan jurnal pembelajaran. Di pojok belakang terdapat
alat-alat kebersihan kurang terlihat berantakan. Di kelas tersebut terdapat 16 meja
siswa dan 31 kursi. Di bagian belakang terdapat alat-alat kebersihan. Ada 30 siswa
yang ikut pembelajaran hari itu.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
170

Deskripsi :
Ketika guru dan peneliti menuju kelas XI IA tampak beberapa siswa masih
menyapu lantai. melihat kedatangan gurunya beberapa ssiwa tersebut mempercepat
menyapunya. Dan segera masuk ke dalam kelas. Guru kemudian berkata pada siswa
Lain kali kalau piket datangnya yang lebih pagi, ya!
Baik, Pak. Jawab murid-murid.
Guru memberikan isyarat pada seorang siswa yang bernama Sita untuk
memimpin doa. selesai berdoa siswa tampak mengeluarkan Al Quran. Ya, sekarang
lanjytkan mengajinya kemarin ya, kita mengaji dulu lima belas menit. Keluarkan Al
Quran kalian!
Kemarin, kami mengaji sampai Ibrahim ayat 5 Pak jawab seorang siswa
yang bernama Dian.
Baik, sekarang lanjutkan mengajinya suruh Pak Guru. Guru dan siswa
kemudian mengaji. Siswa mengaji dengan khusyuk. Lima belas menit pun berlalu,
guru kemudian menjelaskan pada siswa bahwa hari ini siswa akan memasuki siklus
III. Guru berkata Baik anak-anak, sekarang kita akan memasuki siklus III, seperti
pertemuan kemarin hari ini kita akan memperbaiki karya tulis ilmiah yang telah
kalian buat kemarin. Tapi kali ini rumusan kalian ditambahi satu, jadi nanti landasan
teori kalian juga bertambah. Secara otomatis pembahasan dan kesimpulan kalian juga
bertambah.
Seorang siswa yang bernama Dewi berkata Pak, kami bosan, bagaimana
dengan rencana kemarin katanya kita hari ini tidak akan belajar di dalam kelas saja.
Baik, Dewi. Seperti rencana kemarin. Katanya kemarin kalian bosan untuk
menghindari kebosanan hari ini kita juga akan belajar di luar kelas. Tapi karena
taman kita sempit, hari ini kita akan belajar di aula.
Pak, kenapa tidak di taman saja. Kan, lebih nyaman. Salah seorang siswa
yang duduk di belakang bertanya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
171

Begini, Puji. Taman kita itu kan sempit dan langsung berhadapan dengan
kelas-kelas lain, ditakutkan nanti kita menganggu kegiatan belajar mengajar kelas
lain. Jadi supaya tidak menganggu kelas lain, kita belajar di aula saja. Kita akan
belajar di aula 45 menit. Setelah itu kita kembali ke dalam kelas. Seperti siklus II
kemarin nanti tukarkan hasil peta pikiran dari karya tulis ilmiah kalian dengan teman
satu meja kalian. Berilah masukan mengenai tulisan, kesesuaian gambar dan apa saja
yang menurut kalian kurang dari peta pikiran teman kalian tersebut. Baik anak-anak
sampai di sini ada yang ingin ditanyakan.
Belum, Pak. Jawab para siswa.
Baik, anak-anak sekarang kalian boleh keluar
Para siswa pun keluar kelas, tapi ada beberapa siswa yang tampak malas-
malasan untuk keluar kelas, dam masih duduk ketika siswa yang lain telah keluar.
Anita, Ifah, Erma, Mentari, ayo keluar. Teman - teman kalian sudah pada keluar.
Tegur Pak guru.
Pak, malas jawab Anita
Ayo, kalian harus keluar
Dengan langkah yang malas akhirnya siswa-siswa itu keluar kelas menuju
aula. Guru dann peneliti pun berjalan menuju aula. Guru menjelaskan bahwa siswa
diberi kesempatan untuk membuat peta pikiran. Guru lalu menyuruh ketua kelas
untuk membagikan kertas pada masing-masing siswa. Baik, sekarang keluarkan
spidol yang kemarin telah Bapak beri pada siklus I. buatlah peta pikiran dari
kerangkan karya tulis ilmiah kalian. Ingat rumusan masalahnya ditambah satu. Jadi
nanti otomatis kajian teori, pembahasan dan kesimpulan juga bertambah. Baik anak-
anak selamat mengerjakan.
Para siswa lalu mengerjakan membuat peta pikiran. Siswa terlihat serius dan
konsentrasi mengenjakan peta pikiran. Siswa tampak duduk berkelompok dalam
mengerjakan peta pikiran. Guru tampak berkeliling dan memantau siswa. Guru juga

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
172

menjawab pertanyaan-pertanyaan dari siswa. 45 menit telah berlalu, bel berbunyi


menandakan jam pertama telah habis. Selesai anak-anak?
Belum, Pak.
Baik saya beri waktu lima belas mnit lagi. Lima belas menit pun berlalu.
Guru meminta siswa untuk kembanli ke kelas. Dengan tertib siswa kembali ke kelas.
Sekarang tukarkan peta pikiran yang telah kalian buat dengan teman satu
meja kalian, seperti pada siklus II kemarin. Perintah Pah guru.
Siswa pun menukarkan peta pikitan mereka dengan teman satu mejanya.
Selama siswa berdiskusi dengan teman satu mejanya guru melakukan monitoring
dengan berjalan mengelilingi kelas. Berdiskusi dengan siswa yang bertanya mengenai
peta pikirannya. Selama melakukan monitoring guru membawa lembae penilaian
observasi untuk memberikan penilain pada siswa. Peneliti juga berjalan untuk
menga,bil foto siswa untuk keperluan dokumentasi. Setelah selesai siswa diminta
untuk memperbaiki peta pikirannya berdasarkan masukan dari temannya. Lalu guru
meminta siswa untuk mengmbangkan peta pikirannya menjadi karya tulis ilmiah
yang utuh.
Dua puluh menit kemudian bel berbunyi. Guru menyuruh siswa untuk
melanjutkan dan memperbaiki karya tulis ilmiah siswa di rumah dan meminta siswa
untuk mengetik hasil dari karya tulis ilmiah siswa. Guru juga meminta agar karya
tulis ilmaih siswa diketik. Guru menyimpulkan pembelajaran hari itu dan mengakhiri
pembelajaran dengan mengucapkan salam.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
173

Refleksi :
Kegiatan pembelajaran di atas sudah berlangsung cukup efektif. Siswa sudah
memahami pembuatan karya tulis ilmiah dengan strategi peta pikiran. Guru telah
menyampaiakan indikator yang harus dicapai oleh siswa saat pembelajaran dimulai.
Guru juga telah bertanya jawab pada siswa saat menjelaskan materi, jadi guru tidak
hanya menggunakan ceramah saja.
Siswa diajak belajar keluar kelas untuk menghindari kebosanan dan
kejenuhan pada siswa. Walaupun beberapa siswa tampak malas keluar kelas. Tapi
cara ini cukup efektif karena siswa terlihat lebih senang dan lebih leluasa dalam
mengerjakan peta pikiran. Selain itu siswa juga terlihat lebih aktif bertanya pada saat
guru melakukan monitoring.
Guru telah melakukan monitoring dengan memantau siswa pada saat siswa
membuat peta pikiran. Guru juga menjawab pertanyaan-pertanyaan dari siswa ketika
guru melakukan monitoring. Hal ini membuat guru terlihat akrab dengan siswa dan
sebaliknya.
Guru menggunakan cara menukarkan peta pikiran untuk lebih memparbaiki
peta pikiran siswa. Tapi pada saat berdiskusi memberikan masukan pada temannya
suasana kelas menjadi gaduh. Siswa tidak mengalami kesulitan lagi ketika diminta
untuk berdiskusi degan teman datu mejanya untuk memberikan masukan mengenai
peta pikiran temannya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
174

Lampiran 23. Catatan Lapangan Hasil Observasi Penilaian Proses


Pembelajaran Siklus III
Tempat : Ruang kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran
Tujuan : Mengamati proses aktivitas siswa.
Hari/tanggal : Sabtu,19 Februari 2011
Waktu : 10.30-12.00
Jenis : Observasi terstruktur
Subjek : 30 siswa (seluruh siswa kelas XI IA)
Observator : Siti Rochani (mahasiswa S1 Bahasa dan Sastra
Indonesia)

1)PENILAIAN PROSES PER SISWA


No Nama Siswa Keaktifan Keaktifan Kerja Skor Nilai Ket
selama membuat sama
pembelajaran peta pikiran dalam
dari kelompok
kerangka
karya tulis
ilmiah
1 Anik Sri R 4 4 3 11 73 BAIK
2 Anissa Nur J 5 3 4 13 86 BAIK
3 Anita Sari 4 4 4 12 80 BAIK
4 Arsita Jimas 3 4 4 11 73 BAIK
5 Desi Novita S 4 4 3 11 73 BAIK
6 Dewi Ayu R 5 4 4 13 86 BAIK
7 Dian Kusuma 4 4 4 12 80 BAIK
8 Dwi Amanah 4 4 4 12 80 BAIK
9 Edi Saputra 3 3 3 9 60 CUKUP

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
175

10 Ermawati 4 4 4 12 80 BAIK
11 Eni 4 4 4 12 80 BAIK
Rahmawati
12 Fitriyah Nur S 4 3 4 11 73 BAIK
13 Galuh Priyadi 3 3 3 9 60 CUKUP
14 Ina Larasati 4 4 4 12 80 BAIK
15 Jamilah Nur K 3 3 4 11 73 BAIK
16 Mentari I W 4 3 4 11 73 BAIK
17. Muslimah 5 4 4 13 86 BAIK
18. Nazila M.S 4 3 4 11 73 BAIK
19 Nidia Melati A 3 4 4 11 73 BAIK
20 Nur Afifah 3 4 4 11 73 BAIK
21 Oktaviana Eka 4 4 4 12 80 BAIK
22 Pantes Lestari 4 4 4 12 80 BAIK
23 Puji Lestari 3 4 3 10 67 CUKUP
24 Riswati 4 4 4 12 73 BAIK
25 Rani A.M 4 4 4 12 80 BAIK
26 Sita Wiratna 5 4 4 13 86 BAIK
27 Siti Istiqomah 4 4 4 12 80 BAIK
28 Siti Nurjannah 3 4 3 10 67 CUKUP
29 Syahriyati M 4 4 4 12 80 BAIK
30 Wiji Lestari 4 4 4 12 80 BAIK

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
176

2)PENILAIAN PROSES PER KELAS


No Aktivitas >81% 61%- 41%- 21%- <20% Keterangan
dalam 80% 60% 40%
pembelajaran

1. Keaktifan 76% 76% (23 siswa)


selama aktif selama
pembelajaran pembelajaran
2. Keaktifan 90% 90% (27 siswa)
membuat menampakkan
peta pikiran semangat dan
dari antusias ketika
kerangka membuat peta
karya tulis pikiran dari
ilmiah kerangka karya tulis
ilmiahnya.
3. Kerja sama 80% 80% (24 siswa)
dalam sepenuhnya aktif
kelompok dalam kelompok
seperti aktif
bertanya, menjawab,
bekerja secara
kelompok,
mengkonstruksi,
menemukan,
merefleksi, dan
mengerjakan tugas.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
177

Lampiran 24. Daftar Nilai Kemampaun Menulis Ilmiah Siswa pada Siklus III
No Nama I II III IV V Jumlah Keterangan
1 Anik Sri Rahayu 22 18 18 17 5 80 TUNTAS
2 Anissa Nur Jannah 21 19 18 17 5 80 TUNTAS
3 Anita Sari 20 18 19 16 5 78 TUNTAS
4 Arsita Jimas Wati 18 16 15 16 5 70 TUNTAS
5 Devi Novita Sari 23 19 18 17 5 82 TUNTAS
6 Dewi Ayu R 21 19 17 18 4 79 TUNTAS
7 Dian Kusuma Wati 21 19 18 19 5 82 TUNTAS
8 Dwi Amanah 20 19 17 16 5 77 TUNTAS
9 Edi Saputra 20 19 17 17 5 78 TUNTAS
10 Ermawati 19 17 15 15 5 71 TUNTAS
11 Eni Rahmawati 21 19 18 16 5 79 TUNTAS
12 Fitriyah Nur S 20 16 16 18 5 75 TUNTAS
13 Galuh Priyadi 16 13 13 13 5 62 TIDAK
TUNTAS
14 Ina Larasati 22 19 17 16 5 79 TUNTAS
15 Jamilah Nur K 21 17 17 19 5 79 TUNTAS
16 Mentari I W 16 15 15 14 4 64 TIDAK
TUNTAS
17. Muslimah 20 18 16 19 5 78 TUNTAS
18. Nazila M.S 21 20 19 17 5 82 TUNTAS
19 Nidia Melati A. 20 15 16 16 5 72 TUNTAS
20 Nur Afifah 20 17 17 15 5 75 TUNTAS
21 Oktaviana Eka V. 20 20 17 19 5 80 TUNTAS
22 Pantes Lestari 19 18 15 16 6 73 TUNTAS
23 Puji Lestari 18 15 15 17 5 70 TUNTAS

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
178

24 Riswati 18 16 17 16 3 70 TUNTAS
25 Rani A.M 20 17 18 18 5 74 TUNTAS
26 Sita Wiratna 17 15 14 15 5 66 TUNTAS
27 Siti Istiqomah 23 18 19 18 5 83 TUNTAS
28 Siti Nurjannah 15 13 16 15 5 64 TIDAK
TUNTAS
29 Syahriyati Mutiah 19 15 16 16 5 71 TUNTAS
30 Wiji Lastari 21 18 18 17 5 79 TUNTAS
RATA-RATA 75
KETUNTASAN 90%

Keterangan : I : Isi
II : Organisasi
III : Kosakata
IV : Pengembangan
V : Mekanik

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
179

Lampiran 25.1 Catatan Lapangan Hasil Wawancara Pasca Penelitian


Tempat : Ruang kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran
Tujuan : Mengamati proses pelaksanaaan tindakan.
Hari/tanggal : Sabtu/ 19 Februari 2011
Waktu : 09.05 WIB
Jenis : Wawancara terstruktur dengan pertanyaan terbuka
Informan : Dian Kusuma Wati (siswa kelas XI IA SMA
Muhammadiyah 3 Masaran)
Pewawancara : Siti Rochani (mahasiswa S1 Bahasa dan Sastra
Indonesia)

Setting:
Wawancara dilaksanakan di kelas setelah pelajaran Bahasa Indonesia selesai.
Ruangan sudah sepi, hanya terdapat beberapa siswa di dalam kelas yang masih
tinggal untuk menunggu temannya yang diwawancarai, termasuk siswa lain yang
bersedia diwawancarai. Semua siswa menuju ruang multimedia karena pelajaran
selanjutnya adalak TIK.

Deskripsi:
P : Namanya siapa?
S : Dian Kusuma Wati
P : Suka dengan pelajaran Bahasa Indonesia?
S : Biasa aja.
P : Kenapa?
S : Ya, gak pa-pa.
P : Menurutmu apa ynag sulit dipelajari dari semua materi Bahasa Indonesia?
S : Menulis. Terutama menulis karya tulis ilmiah, saya sering mengalami
kesulitan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
180

P : Kenapa?
S : Gak tahu harus nulis apa, sering kehabisan ide, dan yang lebih menyebalkan
lagi sering macet di tengah jalan.
P : Lalu bagaimana dengan pelajaran menulis karya tulis ilmiah dengan
menggunakan peta pikiran?
S : Itu memudahkan saya. Saya jadi tidak kehabisan ide untuk menulis.
P : Senang belajar karya tulis ilmiah dengan pta pikiran?
S : Tentu saja, kan banyak warna dan gambar jadi nggak membosankan.
P : Terima kasih.

Refleksi :
Siswa menyukai pembelajaran menulis ilmiah dengan peta pikiran. Karena
menurut ssiwa dengan peta pikiran memudahkan ssiwa untuk menuangkan ide dan
gagasannya. Siswa menyukai peta pikiran karena banyak gambar dan warna,
sehingga membuatnya tidak mudah bosan.

Keterangan :
P : Peneliti
S : Siswa

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
181

Lampiran 25.2 Catatan Lapangan Hasil Wawancara Pasca Penelitian


Tempat : Ruang kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran
Tujuan : Mengamati proses pelaksanaaan tindakan.
Hari/tanggal : Sabtu/ 19 Februari 2011
Waktu : 09.10 WIB
Jenis : Wawancara terstruktur dengan pertanyaan terbuka
Informan : Nur Afifah(siswa kelas XI IA SMA Muhammadiyah
3 Masaran)
Pewawancara : Siti Rochani (mahasiswa S1 Bahasa dan Sastra
Indonesia)

Setting:
Seperti wawancara sebelumnya, wawancara dilaksanakan di kelas setelah
pelajaran Bahasa Indonesia selesai. Ruangan sudah sepi, hanya terdapat beberapa
siswa di dalam kelas yang masih tinggal untuk menunggu temannya yang
diwawancarai, karena belum mendapatkan giliran untuk mengoperasikan komputer.

Deskripsi:
P : Namanya siapa?
S : Nur Afifah
P : Suka dengan pelajaran Bahasa Indonesia?
S : Suka
P : Kenapa?
P : Menurutmu apa yang sulit dipelajari dari semua materi Bahasa Indonesia?
S : Menulis. Terutama menulis karya tulis ilmiah, saya thu paling sebel kalau
disuruh guru untuk menulis, apalagi menulis karya tulis ilmiah.
P : Kenapa?

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
182

S : Gimana ya, Mbak. Mau menuangkan ke dalam bentuk tulisan itu sangat
sulit. Apalagi kalau menulis ilmiah, tambah sulit lagi. Jadi gak tahu harus
nulis apa.
P : Lalu bagaimana dengan pelajaran menulis karya tulis ilmiah dengan
menggunakan peta pikiran?
S : Itu membuat aku jadi ngak bingung lagi, Mbak. Kan pertama kita nulis
kerangka, trus kita padukan dengan berbagai gambar dan warna jadi ya,
tambah asyik. Apalagi waktu kita tukarkan peta pikiran dengan teman satu
meja. Itu membuat saya senang karena kita bisa saling berdiskusi. Jadi
otomatis peta pikiranku jadi lebih baik. Dan karya tulis ilmiahku juga lebih
baik, Mbak. Dan menulis ilmiah jadi hal yang menyenangkan.
P : Terima kasih.

Refleksi :
Siswa dari awal sudah suka dengan pelajaran Bahasa Indonesia, tetapi siswa
tidak menyukai menulis terutama menulis ilmiah. Tetapi dengan penerapan peta
pikiran dalam pembelajaran menulis ilmiah membuat ssiwa menyukai menulis.
Karena menurut siswa peta pikiran memudahkan siswa dalam membuat kerangka
karya tulis ilmiahnya. Sehingga dengan peta pikiran membuat karya tulis ilmiah
siswa menjadi lebih baik. Selain itu siswa juga menyukai teknik penukaran peta
pikiran dari kerangka karya ilmiah karena menurut siswa tersebut mereka dapat
berdiskusi untuk memberikan masukan.

Keterangan :
P : Peneliti
S : Siswa

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
183

Lampiran 25.3 Catatan Lapangan Hasil Wawancara Pasca Penelitian


Tempat : Ruang kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran
Tujuan : Mengamati proses pelaksanaaan tindakan.
Hari/tanggal : Sabtu/ 19 Februari 2011
Waktu : 09.15 WIB
Jenis : Wawancara terstruktur dengan pertanyaan terbuka
Informan : Edi Purnomo
Pewawancara : Siti Rochani (mahasiswa S1 Bahasa dan Sastra
Indonesia)

Setting:
Suasana kelas sudah tampak hening dari pada sebelumnya. Informan hanya ditemani
oleh seorang temannya, sedangkan yang lain sudah ke ruang multimedia.

Deskripsi:
P : Namanya siapa?
S : Edi Purnomo
P : Suka dengan pelajaran Bahasa Indonesia?
S : Suka
P : Menurutmu apa yang sulit dipelajari dari semua materi Bahasa Indonesia?
S : Berbicara.
P : Bagaimana dengan menulis?
S : Sama saja, sulit.. Terutama menulis karya tulis ilmiah.
P : Kenapa?
S : Saya thu kalau menulis sering macet di tengah-tengah. Gak tahu harus
dilanjutkan atau mulai dari awal lagi. Jadi bete dech Mbak.
P : Kehabisan ide begitu Dek?
S : Iya Mbak.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
184

P : Lalu bagaimana dengan pelajaran menulis karya tulis ilmiah dengan


menggunakan peta pikiran?
S : Itu mempermudah saya Mbak. Kalau saya kehabisan ide dalam menuls
ilmiah, ya tinggal lihat peta pikiran saya pasti langsung lancar lagi.
P : Terima kasih.

Refleksi :
Siswa dari awal sudah suka dengan pelajaran Bahasa Indonesia, sehingga
tidak sulit untuk menumbuhkan minatnya pada pelajaran Bahasa Indonesia. Tetapi
siswa mengalami kesulitan dala keterampilan menulis. Dengan penerapan peta
pikiran dalam pembelajaran menulsi ilmiah siswa tidak lagi mengalami kesulitan
dalam menulis ilmiah.

Keterangan :
P : Peneliti
S : Siswa

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
185

Lampiran 26.1 Contoh Karya Tulis Ilmiah Siswa pada Siklus III

PENDAPAT REMAJA TENTANG MINUMAN KERAS


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Pembimbing : Ichwan Ibnu Effendy, M.Pd.

Oleh:
Ina Larasati
NIS 3031

MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH


SMA MUHAMMADIYAH 3 MASARAN
SRAGEN
2011

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
186

Lampiran 26.2 Contoh Karya Tulis Ilmiah Siswa pada Siklus III

PENGARUH INTERNET TERHADAP SISWA KELAS XI SMA


MUHAMMADIYAH 3 MASARAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Pembimbing : Ichwan Ibnu Effendy, M.Pd.

Oleh:
Oktaviona Eka Violita
NIS 3047

MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH


SMA MUHAMMADIYAH 3 MASARAN
SRAGEN
2011

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
187

Lampiran 27.1 Contoh Peta Pikiran Siswa pada Siklus III

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
188

Lampiran 27.2 Contoh Peta Pikiran Siswa pada Siklus III

commit to user

Anda mungkin juga menyukai