Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH AL ISLAM

TENTANG AQIDAH

Disusun Oleh :Kelompok 1

Izzatul Maudah (1702110141)


Intan Gaynell Ivan (1702110182)
Ronal Andre Sitohang (1702110151)
Arifma Retzha Wiranda (1702110247)
Muhamad Iqbal (1702110208)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan

Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul AQIDAH

ISLAM,

Makalah ini berisikan tentang AQIDAH ISLAM atau yang lebih

khususnya membahas pengertian aqidah islam, ruang lingkup pembahasan aqidah,

kemahaesaan allah, dan lain-lain. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan

informasi dan manfaat kepada kita semua dalam mempelajari dan memahami apa

itu AQIDAH.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih jauh dari

sempurna, karena itu kami menghargai kritik dan saran dari semua pihak yang

bersifat membangun, agar kedepannya dapat lebih baik lagi.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan

serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai

segala usaha kita.

Amin.

Banda Aceh, 09 November 2017

Penyusun

Kelompok I

2
ABSTRAK

Penulisan makalah AQIDAH ISLAM ini bertujuan untuk memberikan

pemahaman terkait dengan Aqidah Islam yang selama ini sering dikesampingkan,

padahal Aqidah merupakan salah satu unsur yang penting didalam Islam, aqidah

sendiri bersumber dari Alquran dan As sunnah yang artinya wajib diimani dan

diamalkan sama halnya dengan menetapkan dengan tanpa ada keraguan

sedikitpun terhadap Islam dan segala ajaran yang ada didalamnya merupakan

wajib bagi setiap muslim.

Akidah memiliki peranan yang besar dalam membina akhlak setiap

individu muslim sesuai dengan prinsip-prinsip agama yang pahala dan siksa yang

disesuaikan adapun segala informasi dan penjelasan yang dipaparkan didalam

makalah ini berasal dari berbagai referensi buku, al kitab, hadist dan pendapat

para ulama yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

3
DAFTAR ISI

JUDUL.............................................................................................. 1

ABSTRAK........................................................................................ 2

DAFTAR ISI.................................................................................... 3

KATA PENGANTAR...................................................................... 4

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang ......................................................... 5


b. Rumusan Masalah..................................................... 5
c. Tujuan Penulisan....................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Aqidah..................................................... 7
2. Beberapa Istilah Lain Tentang Aqidah...................... 8
3. Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah........................ 9
4. Sumber Aqidah.......................................................... 10
5. Benerapa Kaidah Tentang Aqidah............................. 11
6. Fungsi Aqidah........................................................... 11
7. Kedudukan Aqidah Dalam Islam.............................. 12
8. Hubungan Aqidah Dengan Syariah........................... 13
9. Upaya Mencegah Pendakalan Aqidah....................... 14

BAB III PENUTUP

Kesimpulan................................................................ 18
Saran.......................................................................... 19
Daftar Pustaka........................................................... 20

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

4
Dalam agama Islam terdapat tiga ajaran yang sangat ditekankan oleh Allah

dan Rasul-Nya, yang harus diamalkan dan dibenarkan dalam hati. Yaitu iman

(akidah), Islam (syariat), dan ihsan (akhlak). Tetapi sekarang-sekarang ini ada

yang mengabaikan salah satu dari tiga hal ini. Sehingga kehidupannya menjadi

jauh dari agama. Aqidah, syariah dan akhlak pada dasarnya merupakan satu

kesatuan dalam ajaran islam. Ketiga unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak

bisa dipisahkan. Aqidah sebagai sistem kepercayaan yang bermuatan elemen-

elemen dasar keyakinan, menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama.

Sementara syariah sebagai system nilai berisi peraturan yang menggambarkan

fungsi agama. Sedangkan akhlak sebagai sistematika menggambarkan arah dan

tujuan yg hendak dicapai agama. Atas dasar hubungan itu, maka seseorang yg

melakukan suatu perbuatan baik, tetapi tidak dilandasi oleh aqidah atau keimanan,

maka orang itu termasuk ke dalam kategori kafir. Seseorang yg mengaku

beraqidah atau beriman, tetapi tidak mau melaksanakan syariah, maka orang itu

disebut fasik. Sedangkan orang yg mengaku beriman dan melaksanakan syariah

tetapi dengan landasan aqidah yg tidak lurus disebut munafik..

1.2 Rumusan Masalah

(1) Apakah aqidah itu?

(2) Apakah sumber dari aqidah?

(3) Bagaimana aqidah jika di tinjau dari ayat-ayat Al Quran?

(4) Apakah manfaat aqidah ?

(5) Bagaimana kedudukan aqidah dalam Islam ?

(6) Bagaimana Hubungan akidah dengan syariah ?

(7) Bagaimana Mencegahpendangkalan Aqidah ?

5
1.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini ditulis dengan tujuan agar kita lebih memahami apa itu

aqidah secara etimologis dan terminologis, sumber-sumber aqidah, pengertian

aqidah yang ditinjau dari ayat-ayat Al Quran, ruang lingkup pembahasan manfaat

dari aqidah untuk seorang muslim, bagaimana kedudukan aqidah didalam Islam,

dan bagaimana hubungan aqidah dengan syariah.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Aqidah

6
Pengertian Aqidah Secara Bahasa (Etimologi) :

Kata "aqidah" diambil dari kata dasar "al-aqdu" yaitu ar-rabth

(ikatan), al-Ibraam (pengesahan), al-ihkam (penguatan), at-tawatstsuq (menjadi

kokoh, kuat), asy-syaddu biquwwah (pengikatan dengan kuat), at-tamaasuk

(pengokohan) dan al-itsbaatu (penetapan). Di antaranya juga mempunyai arti

al-yaqiin (keyakinan) dan al-jazmu (penetapan).

Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang

mengambil keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam agama maksudnya

adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan

adanya Allah dan diutusnya pada Rasul. Bentuk jamak dari aqidah adalah aqa-

id.

Aqidah islam itu sendiri bersumber dari Al-Quran dan As Sunah,

bukan dari akal atau pikiran manusia. Akal pikiran itu hanya digunakan untuk

memahami apa yang terkandung pada kedua sumber aqidah tersebut yang mana

wajib untuk diyakini dan diamalkan.

Pengertian Aqidah Secara Istilah (Terminologi)

Aqidah menurut istilah adalah perkara yang wajib dibenarkan oleh hati

dan jiwa menjadi tenteram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang

teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.

Pengertian aqidah menurut hasan al-Banna

"Aqa'id bentuk jamak rai aqidah) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini

kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa yang tidak bercampur

sedikit dengan keraguan-raguan".

7
Menurut Abu Bakar Jabiral-Jazairy:

"Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum

oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan

oleh manusia di dalam hati serta diyakini keshahihan dan keberadaannya secara

pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.

B. Beberapa Istilah Lain Tentang Aqidah

Ada beberapa istilah lain yang semakna atau hampir semakna dengan

istilah aqidah, yaitu Iman dan Tauhid dan yang semakna dengan ilmu aqidah

yaitu Ushuluddin, Ilmu kalam dan Fikih Akbar.

Iman, mencakup semua permasalahan Itiqadiyah dan mebenarkan

didalam hati. Sesuatu yang diyakini oleh hati, diucapkan dengan lisan dan

diamalkan dengan perbuatan


Tauhid, Artinya mengesakan ( mengesakan Allah- Tauhidullah ). Ajaran

atuhid adalah tema sentral aqidah dan iman, oleh karena itu aqidah dan

iman diidentikkan juga dengan istilah tauhid


Ushuluddin, Artinya pokok-pokok agama, yang mencakup rukun iman,

rukun Islam dan apa-apa yang telah disepakati oleh para imam
Ilmu Kalam, Artinya berbicara atau pembicaraan. Dapat dikatakan ilmu

kalam karena banyak dan luasnya dialog dan perdebatan yang terjadi

antara pemikir masalah-masalah aqidah tentang beberapa hal. Misalnya

tentang Al-Quran apakah khaliq atau bukan, hadist atau qadim. Tentang

takdir, apakh manusia punya hak ikhtiar atau tidak. Tentang orang yang

berdosa besar kafir atau tidak. Pembicaraan atau perdebatan luas seperti itu

terjadi setelah cara berpikir rasional dan filsafati mempengaruhi para

pemikir dan ulam Islam.

8
Fikih Akbar, munculnya pemahaman ini bahwa tafqquh fiddin yang

diperintahkan Allah SWT, dalamsurah At-Taubah ayat 122.

C. Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah

Sistematika Hasan Al Banna:

1. Ilahiyat, Pembahasan tentang segala yang berhubungan dengan Ilah

(Tuhan, Allah) seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah.


2. Nubuwat, Berhubungan dengan Nabi dan Rasul (Kitab-kitab Allah,

mujizat, Karamah dll)


3. Ruhaniyat, berkaitan dengan alam metafisik seperti Malaikat, Jin, Iblis,

Syaithan dsb
4. Samiyyat, Membahas segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat

SamI (dalil naqli berupa Al Quran dan Sunnah) seperti alam barzkah,

akhirat dan Azab Kubur, tanda-tanda kiamat, Surga-Neraka dsb.

Sebagaian ulama berpendapat bahwa pembahasan pokok aqidah Islam

harus terumus dalam rukun iman yang enam. Yaitu iman kepada Allah,

kepada Malaikat-Nya, kepada nabi dan rasul-Nya, kepada kitab-kitab-Nya,

kepada akhir dan iman kepada qada dan qadar.

Sistematika Arkanul Iman:

1. Iman kepada Allah

2. Iman Kepada Malaikat

3. Iman kepada Kitab-kitab Allah

4. Iman kepada Nabi dan Rasul

5. Iman Kepada Hari Akhir

6. Iman kepada Taqdir Allah

9
D. Sumber Aqidah
Sumber aqidah Islam adalah Al-Quran dan As-Sunah, artinya apa saja

yang disampaikan oleh Allah dan rasulnya wajib di imani dan diyakini atau

diamalkan. akal pikiran tidaklah jadi sumber akidah, tetapi hanya berfungsi

memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut. dan akal

tidak mampu juga menjangkau suatu yang tidak terikat dengan ruang dan

waktu. tetapi akal hanya perlu membuktikan jujur atau bisakah kejujuran

sipembawa berita tersebut di buktikan secara ilmiah oleh akal dan pikiran itu

aja. Sedangkan akal fikiran bukanlah merupakan sumber Aqidah. Firman

Allah: ...dan kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Quran) sebagai penjelas

atas segala sesuatu petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang

yang berserah diri. (an-Nahl,16:89)

Apa saja yang disampaikan oleh Allah dalam Al Quran dan Oleh

Rasulullah dalam Sunnahnya wajib diimani (diyakini dan diamalkan).Akal

Pikiran tidak menjadi sumber aqidah, tapi hanya berfungsi memahami nash-

nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut. Akal tidak akan mampu

menjangkau hal-hal yang ghaib.

E. Beberapa Kaidah Aqidah

Apa yang saya dapat dengan indera saya, saya yakini adanya, kecuali

bila akal saya mengatakan tidak Keyakinan, disamping diperoleh dengan

menyaksikan langsung, juga bisa melalui berita yang diyakini kejujuran si

pembawa berita Anda tidak berhak memungkiri wujudnya sesuatu yang sudah

pernah dijangkau oleh inderanya.

10
Akal hanya bisa menjangkau hal-hal yang terikat dengan ruang dan

waktu Iman adalah fitrah setiap umat manusia keyakinan tentang Hari Akhir

adalah konsekuensi logis dari keyakinan tentang adanya Allah

F. Fungsi Aqidah

Aqidah adalah dasar, fondasi untuk mendirikan bangunan. Seorang

yang mamiliki aqidah yang kuat, pasti akan melakukan ibadah dengan tertib,

memiliki akhlak yang mulia dan bermuamalat dengan baik. Ibadah seseorang

tidak akan diterima oleh Allah swt kalau tidak dilandasi dengan aqidah.

peranan yang sangat besar dalam hidupnya antara lain:

Menopang seluruh prilaku, membentuk dan memberi corak dan warna

kehidupannya dalam hubungannya dengan makhluk lain dan hubungannya

dengan Tuhan.
Aqidah/ keyakinan akan memberikan ketenangan dan ketentraman dalam

pengabdian dan penyerahan dirinya secara utuh kepada Zat yang Maha

Besar
Iman memberikan daya dorong utama untuk bergaul dan berbuat baik

sesama manusia tanpa pamrih.


Dengan iman seorang muslim akan senantiasa menghadirkan dirinya

dalam pengawasan Allah semata.


Aqidah sebagai filter, penyaring budaya-budaya non Islami (sekuler).

G. Kedudukan Aqidah dalam Islam


Dalam ajaran Islam, aqidah memiliki kedudukan yang sangat penting.

Ibarat suatu bangunan, aqidah adalah pondasinya, sedangkan ajaran Islam

yang lain, seperti ibadah dan akhlaq, adalah sesuatu yang dibangun di atasnya.

Rumah yang dibangun tanpa pondasi adalah suatu bangunan yang sangat

rapuh. Tidak usah ada gempa bumi atau badai, bahkan untuk sekedar menahan

11
atau menanggung beban atap saja, bangunan tersebut akan runtuh dan hancur

berantakan.
Maka, aqidah yang benar merupakan landasan (asas) bagi tegak agama

(din) dan diterimanya suatu amal.Mengingat pentingnya kedudukan aqidah di

atas, maka para Nabi dan Rasul mendahulukan dakwah dan pengajaran Islam

dari aspek aqidah, sebelum aspek yang lainnya. Rasulullah saw berdakwah

dan mengajarkan Islam pertama kali di kota Makkah dengan menanamkan

nilai-nilai aqidah atau keimanan, dalam rentang waktu yang cukup panjang,

yaitu selama kurang lebih tiga belas tahun. Dalam rentang waktu tersebut,

kaum muslimin yang merupakan minoritas di Makkah mendapatkan ujian

keimanan yang sangat berat. Ujian berat itu kemudian terbukti menjadikan

keimanan mereka sangat kuat, sehingga menjadi basis atau landasan yang

kokoh bagi perjalanan perjuangan Islam selanjutnya. Sedangkan pengajaran

dan penegakan hukum-hukum syariat dilakukan di Madinah, dalam rentang

waktu yang lebih singkat, yaitu kurang lebih selama sepuluh tahun. Hal ini

menjadi pelajaran bagi kita mengenai betapa penting dan teramat pokoknya

aqidah atau keimanan dalam ajaran Islam.

H. Hubungan Aqidah dengan Syariah

Menurut sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abdullah

bin Umar diceritakan bahwa pernah datang seorang laki-laki kepada

Rasulullah SAW, yang kemudian ternyata orang itu adalah malaikat Jibril,

menanyakan tetang arti Iman (Aqidah), Islam (Syariat), dan Ihsan

(Akhlak). Dan dalam dialog antara Rasulullah SAW dengan malaikat Jibril itu,

Rasulullah SAW memberikan pengertian tentang Iman, Islam, dan Ihsan

tersebut sebagai berikut :

12
Iman (Aqidah) : Engkau beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-

Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya dan Hari Akhirat serta engkau beriman

kepada kadar (ketentuan Tuhan) baik dan buruk.

Islam (Syariat) : Engkau menyaksikan bahwa sesungguhnya tiada

Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah, engkau mendirikan

shalat, mengeluarkan zakat, puasa Ramadhan dan engkau pergi haji ke

Baitullah jika engkau mampu pergi ke sana.

Ihsan : Engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya,

tetapi jika engkau tidak melihat-Nya, yakinlah bahwa Dia selalu melihat

engkau.

Ditinjau dari hadis di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

hubungan antar ketiganya sangat erat bagaikan sebuah pohon. Tidak dapat

dipisahkan antara akar (Aqidah), batang (Syariat), dan daun (Akhlak).

I. Upaya Mencegah Pendangkalan Aqidah

Mengapa umat islam dituntut memelihara diri dari segala upaya

pendangkalan aqidah?

Pertama, supaya umat terlepas dari azab naraka, sebagaimana dinyatakan

oleh surat At Tahrim, 66:6. At Tahrim, 66:6. Hai orang-orang yang beriman,

peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya

adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan

tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka

dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

13
Kedua, yang tidak mau mencegah upaya pendangkalan aqidah akan

termasuk kelompok yang merugi hidupnya karena tidak saling bernasihat

kepada kebenaran sebagaimana dinyatakan oleh surat Al Ashr.

1. demi masa.

2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,

3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan

nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati

supaya menetapi kesabaran.

Aqidah manakah wajib dicegah pendangkalannya ? yang wajib dicegah

adalah upaya mendangkalkan Aqidah yang benar, yaitu aqidah Tauhid, aqidah

berdasarkan Ahlussunnah wal Jamaah, yang mempercayai Rukun Iman Yang

Enam, iman kepada Allah, Malaikat, Rasul, Kitab, Hari Kiamat dan Taqdir

Allah swt. Jadi kita mesti mencegah segala upaya untuk merusak kepercayaan

kepada rukun iman yang enam.

Jadi kita berupaya keras mencegah perusakan Aqidah Tauhid.

Pihak-pihak yang memusuhi Islam berupaya keras merusak Aqidah Tauhid

agar ummat menjadi sesat dalam kehidupan beragamanya.

Bentuk-bentuk upaya pendangkalan aqidah.

Ada beberapa bentuk upaya pendangkalan aqidah:

1. Upaya melenyapkan aqidah Tauhid. Misalnya, upaya dari orang-orang

Komunis agar orang tidak beragama.

2. Upaya menukar aqidah Tauhid. Misalnya pemurtadan yang dilakukan oleh

Misionaris agar pindah ke dalam agama Kristen.

14
3. Upaya pencampuran aqidah Tauhid dengan paham sesat. Misalnya

seseorang yang semula ber aqidah Tauhid, menerima ajaran paham/aliran

sesat, sehingga disamping membenarkan Aqidah Tauhid juga

membenarkan paham-paham sesat tersebut. Akibat menerima paham sesat

ini, otomatis merusak Aqidah Tauhid. Misalnya, paham sesat Sepilisme

dan aliran sesat lainnya seperti aliran sesat Laduni di Desa Beuragang dan

Meunasah Rambot Kecamatan Kaway XVI Aceh Barat, yang

mengajarkan, bahwa shalat wajib hanya tiga waktu sehari semalam,

Subuh, Magrib dan Isya, sedangkan Zuhur dan Ashar tergantung pada

kesanggupan pengikutnya.

Sasaran pendangkalan aqidah:

Ummat Islam yang ber-aqidah Tauhid lah yang menjadi sasaran dari ketiga upaya

di atas, untuk melenyapkan, menukar dan pencampuradukan aqidah Tauhid

dengan ajaran sesat.

Orang orang yang terpengaruh oleh pendangkalan aqidah :

1. Orang yang jahil dengan ilmu Tauhid.

2. Orang miskin harta dalam kehidupan.

3. Orang yang terperangkap.

Orang yang jahil dengan ilmu Tauhid tidak dapat membedakan mana

aqidah yang benar dan mana aqidah yang sesat. Baginya yang terekam dalam

otaknya, bahwa Allah adalah Tuhan Pencipta alam semesta, yang wajib disembah

dan ditaati. Tetapi dia tidak tahu bagaimana cara menjembah dan mentaati Allah

itu. Dia menerima segala ajaran yang disampaikan kepadanya, tetapi dia tidak

15
mampu menyaringnya, apakah ajaran yang disampaikan kepadanya benar atau

salah.

Orang yang miskin harta juga dapat dirusak aqidahnya karena pengaruh

kehidupan yang sulit. Berapa banyak Muslim, karena kemiskinannya murtad,

keluar dari agama Islam pindah kedalam agama lain. Di agama lain itu dia merasa

tertolong kehidupannya.

Sekian banyak cara pemurtadan, maka pemberian bantuan materi kepada

si miskin adalah salah satu cara ampuh untuk menarik seseorang kedalam agama

orang yang membantu. Nabi saw telah mengingatkan , Kadal faqru ayyakunal

kufra. Hampirlah, kemiskinan itu membawa kepada kekafiran.

Ada orang rusak aqidahnya karena terperangkap. Misalnya dalam perkawinan. Si

laki-laki pura-pura masuk Islam, setelah menikah dia murtad kembali ke

agamanya semula. Dia berupaya menarik isterinya masuk Kristen. Karena tidak

ada daya, si istri yang lemah iman itu, pindah ke agama suaminya yang

menuhankan Nabi Isa a.s.

Cara-cara Mencegah pendangkalan Aqidah :

1. Mengajak untuk mendengarkan ceramah-ceramah sesat dan

mempercayainya.

1. Mengajak mengamalkan perbuatan-perbuatan sesat.

2. Memberikan bantuan materi, sehingga umat tertarik kepada paham sesat.

Ketika zaman Orde Lama, banyak umat Islam masuk PKI partai anti tuhan

karena diberi alat-alat pertanian, jabatan, dsb. Secara tidak sadar dia telah menjadi

kafir.

16
Bagaimana cara mencegah pengembangan aliran sesat :

1. Setiap diri umat Islam wajib mendalami ilmu Tauhid.

2. Memakmurkan masdjid/mushalla dan melakukan pengkajian ilmu Islam.

Karena itu setiap Masjid, Mushalla, meunasah, haruslah mengadakan

Pengajian dan Pengkajian Tauhid.

3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4. Penegakan Hukum, yaitu Menegakkan pasal 5 ayat (2) jo. pasal 20 ayat (1)

Qanun No.11 tahun 2002,

5. Lembaga-lembaga Islam berdawah menambah ilmu masyarakat.

Dengan cara ini insya Allah, Aqidah Umat Islam akan terpelihara.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Akidah Islam adalah prinsip utama dalam pemikiran Islami yang dapat

membina setiap individu muslim sehingga memandang alam semesta dan

kehidupan dengan kaca mata tauhid dan melahirkan konotasi-konotasi valid

baginya yang merefleksikan persfektif Islam mengenai berbagai dimensi

kehidupan serta menumbuhkan perasaan-perasaan yang murni dalam dirinya. Atas

dasar ini, akidah mencerminkan sebuah unsur kekuatan yang mampu menciptakan

mujizat dan merealisasikan kemenangan-kemenangan besar di zaman permulaan

Islam.

17
Akidah memiliki peranan yang besar dalam membina akhlak setiap

individu muslim sesuai dengan prinsip-prinsip agama yang pahala dan siksa

disesuaikan dengannya, dan bukan hanya sekedar wejangan yang tidak menuntut

tanggung-jawab. Lain halnya dengan aliran-aliran pemikiran hasil rekayasa

manusia biasa yang memusnahkan perasaan diawasi oleh Allah dalam setiap gerak

dan rasa tanggung jawab di hadapan-Nya. Dengan demikian, musnahlah tuntunan-

tuntunan akhlak dari kehidupan manusia. Karena akhlak tanpa iman tidak akan

pernah teraktualkan dalam kehidupan kita insya Allah.

B. Saran

Menyadari pentingnya Aqidah dalam Islam membuat kita perlu

mempelajari dan memahami Aqidah lebih dalam lagi untuk membentuk

kepribadian yang lebih baik dan sesuai dengan ajaran islam.

Kami memahami masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah

ini, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan untuk

kebaikan kami. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat kepada pembaca

secara umum terlebih bagi kami selaku penulis.

18
DAFTAR PUSTAKA

Kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Oleh Yazid bin Abdu! Qadir

Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa, Po Box 264 Bogor 16001, Cetakan Pertama

Jumadil Akhir 1425HIAgustus 2004M

Kitab AI-Qadha wal Qadar, edisi Indonesia Qadha & Qadhar, Penyusun Syaikh

Muhammad Shalih AI-Utsaimin, Penerjemah A.Masykur Mz, Penerbit Daru( Haq,

Cetakan Rabi'ul Awwa

Drs. H. Yunahar Ilyas, Lc., Kuliah Aqidah Islam, Yogyakarta, LPPI, 1992.

19

Anda mungkin juga menyukai