Anda di halaman 1dari 6

DAMPAK DAN KASUS ANDERSEN-ENRON TERHADAP

KAP, PEMERINTAH, DAN MANAJEMEN

Tugas Mata Kuliah AUDITING I


Dosen :

Oleh :
NAMA : WIDA FERYANTI
NPM : A1021511RB4036

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP
BANDUNG
2017
1. PENDAHULUAN
Maraknya kejahatan akuntansi korporat yang terjadi akhir-akhir ini membuat
kepercayaan para pemakai laporan keuangan khususnya laporan keuangan auditan
terhadap auditor mulai menurun. Akibat kejahatan tersebut, para pemakai laporan
keuangan seperti investor dan kreditur mulai mempertanyakan kembali eksistensi akuntan
publik sebagai pihak indepeden yang menilai kewajaran laporan keuangan.
Beberapa kasus manipulasi yang merugikan pemakai laporan keuangan melibatkan
akuntan publik yang seharusnya menjadi pihak independen. Kondisi ini membuat
masyarakat mempertanyakan kredibilitas profesi akuntan publik. Erosi kepercayaan
terhadap profesi akuntansi semakin meningkat, padahal eksistensi profesi sangat
bergantung pada kepercayaan masyarakat sebagai pengguna jasa profesi. Perdagangan
opini auditor menjadi hal yang wajar ketika independensi dan objektivitas sudah
terabaikan.
Kepercayaan masyarakat perlu dipulihkan dan hal itu sepenuhnya tergantung pada
praktek profesional yang dijalankan para akuntan. Profesionalisme mensyaratkan tiga hal
utama yang harus dimiliki oleh setiap anggota profesi yaitu: keahlian, pengetahuan, dan
karakter. Karakter menunjukkan personality (kepribadian) seorang profesional yang
diantaranya diwujudkan dalam sikap etis dan tindakan etis (Marie, [2002] dalam
Chrismastuti dan Purnamasari,[2003]). Sikap dan tindakan etis akuntan publik akan sangat
menentukan posisinya di masyarakat pemakai jasa profesionalnya (Machfoed, [1997]).

1.1. ARTHUR ANDERSEN


Arthur Andersen adalah sebuah perusahaan jasa akuntansi yang berbasis di Chicago,
Illinois, Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan oleh Arthur Andersen pada tahun 1913.
Arthur Andersen termasuk kedalam kelompok The Big Five, yang terbentuk sejak bulan
juli 1998. Arthur Andersen juga menjadi auditor beberapa perusahaan raksasa seperti
perusahaan energi terbesar dunia (Enron), Merck,WorldCom, KPNQwest, dan sejumlah
rekanan besar lainnya. Arthur Andersen juga menjalankan bisnis assurance service.

2. KASUS KAP ARTHUR ENDERSON DAN ENRON

Enron Corporation adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis


di Houston,Texas, Amerika Serikat. Sebelum bangkrutnya pada akhir 2001, Enron
mempekerjakan sekitar 21.000 orang pegawai dan merupakan salah satu perusahaan
terkemuka di dunia dalam bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan kertas, dan komunikasi.
Enron mengaku penghasilannya pada tahun 2000 berjumlah $101
miliar. Fortune menamakan Enron "Perusahaan Amerika yang Paling Inovatif" selama
enam tahun berturut-turut. Enron menjadi sorotan masyarakat luas pada akhir 2001, ketika
terungkapkan bahwa kondisi keuangan yang dilaporkannya didukung terutama
oleh penipuan akuntansi yang sistematis, terlembaga, dan direncanakan secara kreatif.
Operasinya di Eropa melaporkan kebangkrutannya pada 30 November 2001, dan
dua hari kemudian, pada 2 Desember, di AS Enron mengajukan permohonan
perlindungan Chapter 11. Saat itu, kasus itu merupakan kebangkrutan terbesar dalam
sejarah AS dan menyebabkan 4.000 pegawai kehilangan pekerjaan mereka. Tuntutan
hukum terhadap para direktur Enron, setelah skandal tersebut, sangat menonjol karena para
direkturnya menyelesaikan tuntutan tersebut dengan membayar sejumlah uang yang sangat
besar secara pribadi. Selain itu, skandal tersebut menyebabkan dibubarkannya perusahaan
akuntansi Arthur Andersen, yang akibatnya dirasakan di kalangan dunia bisnis yang lebih
luas. Enron masih ada sekarang dan mengoperasikan segelintir aset penting dan membuat
persiapan-persiapan untuk penjualan atau spin-off sisa-sisa bisnisnya. Enron muncul dari
kebangkrutan pada November 2004 setelah salah satu kasus kebangkrutan terbesar dan
paling rumit dalam sejarah AS. Sejak itu, Enron menjadi lambang populer dari penipuan
dan korupsi korporasi yang dilakukan secara sengaja.

2.1. Kesalahan KAP Arthur Enderson


Arthur Andersen mempunyai peran yang besar dalam kecurangan ini. Hal ini
dikarenakan Andersen melakukan manipulasi pembentukan entitas khusus dan
memberikan opini yang menyatakan bahwa laporan keuangan Enron wajar. Hal tersebut
sangat bertentangan dengan tugas seorang auditor untuk memberikan keyakinan pada
laporan keuangan yang dia periksa. Pada tanggal 12 Oktober 2001 Arthur Andersen
menerima perintah dari para pengacara Enron untuk memusnahkan seluruh materi audit,
kecuali berkas-berkas yang paling dasar.
Kini, Arthur Andersen menghadapi berbagai tuntutan di pengadilan. Di dalam
pengadilan, akan diajukan pertanyaan dari para penyidik kepada para eksekutif di Arthur
Andersen. Bagaimana bisa mereka kecolongan selama beberapa tahun tanpa menandai
penyimpangan dalam akuntansi Enron yang agresif, bahkan kriminal itu? Seberapa banyak
Andersen tahu tentang pemusnahan sejumlah dokumen audit Enron oleh salah satu
auditornya? Pertanyaan yang lebih kejam: tidakkah Andersen ikut terlibat mempermak
laporan keuangan mengingat Enron membayar mahal perusahaan itu-US$ 52 juta pada
tahun 2000-tak hanya untuk jasa audit tapi juga jasa konsultasi?. Dengan kata lain bisa
dikatakan bahwa KAP Arthur Anderson melanggar kode etik profesi dan tidak independen
dalam penugasannya sebagaimana yang seharusnya sebagai seorang akuntan. terbukti pada
tanggal 14 Maret 2002 departemen kehakiman Amerika memvonis KAP Andersen
bersalah atas tuduhan melakukan penghambatan dalam proses peradilan karena telah
menghancurkan dokumen-dokumen yang sedang di selidiki.
2.2. Masalah dan Kecurangan yang dilakukan oleh Enderson
Dalam proses pengusutan sebab-sebab kebangkrutan Enron, Enron dicurigai telah
melakukan praktek window dressing. Manajemen Enron telah menggelembungkan (mark
up) pendapatannya US$ 600 juta, dan menyembunyikan utangnya sejumlah US$ 1,2 miliar
Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap diminati
investor. selain itu, terungkap pula adanya kemitraan Enron dengan perusahaan kosong,
seperti Chewco dan JEDI.
Perusahaan dengan nama yang terkesan main-main (Chewco dan JEDI adalah karakter
dalam Star Wars) ini membuat para eksekutif Enron yang mengemudikannya kaya raya,
dan Enron membuat pembukuan off balance sheet atas kerugian ratusan juta dolar sehingga
tersembunyi dari mata investor dan pihak lain. Skandal ini semakin ruwet dengan
ditengarainya keterlibatan banyak pejabat tinggi gedung putih dan politisi di Senat
Amerika Serikat yang pernah menerima kucuran dana politik dari perusahaan ini.
Bahkan tercatat 35 pejabat penting pemerintahan George W. Bush merupakan
pemegang saham Enron. Dalam daftar perusahaan penyumbang dana politik, Enron
tercatat menempati peringkat ke-36, dan penyumbang peringkat ke-12 dalam
penggalangan dana kampanye Bush. Akibat pertalian semacam itu, banyak orang curiga
pemerintahan Bush dan para politisi telah dan akan memberikan perlakuan istimewa, baik
dalam bisnis Enron selama ini maupun dalam proses penyelamatan perusahaan itu.

3. LEMBAGA LEMBAGA YANG IKUT BERTANGGUNG JAWAB DALAM KASUS


ENRON

a) Auditor
Arthur Anderson (satu dari lima perusahaan akuntansi terbesar) adalah akuntan Enron.
Tugas dari Anderson adalah melakukan pemeriksaan dan memberikan opini mengenai kewajaran
dan kesesuaian laporan keuangan dengan GAAP (generally accepted accounting practices).
Anderso mengalami konflik kepentingan akibat pembayaran yang begitiu besar dari Enron. $5juta
untuk biaya audit dan$50 juta untuk biaya konsultasi.

b) Konsultan Hukum
Konsultan hukum Enron, khususnya Vinson & Elkins juga disewa oleh Enron. Konsultan
hukum ini bertanggungjawab untuk memnyediakan opini hukum atas strategi, struktur dan legalitas
umum atas semua yang dilakukan Enron.
c) Regulator
Sebagai perusahaan publik, enron diharuskan mengikuti peraturan dari SEC. Akan tetapi
dalam pengawasannya SEC, tidak melakukan investigasi mendalam atau melakukan konfirmasi
ulang terhadap Enron. SEC hanya mengandalkan pada testimoni yang dibuat oleh lembaga lain
(Arthur Anderson), sedangkan NYSE mengharuskan Enron memenuhi perdagangan di NYSE.
Berbeda dengan Sec, NYSE tidak hanya hanya melakukan verifikasi firsthand.

d) Pasar Hutang
Enron mengingikan dan membutuhkan sebuah rating. Sehingga Enron membayar Standard
& poors serta Moodys untuk membrikan nilai rating. Rating ini dibutuhkan untuk sekuritas hutang
perusahaan yang diterbitkan dan diperdagangakan di pasar. Yang menjadi masalah, perusahaan
rating tersebut hanya melakukan analisis sebatas data yang diberikan kepada mereka oleh Enron,
operasional dan aktivitas keuangan Enron.

4. DAMPAK KASUS ENRON


a) Dampak bagi Enron
Akibat kasus yang meinimpanya, kini enron mengalami kebangkrutan dengan
meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar. saat itu, Sertifikat saham mereka tak lagi
punya nilai-mungkin hanya layak dipajang dalam pigura untuk mengenang salah satu skandal
keuangan terbesar dalam dunia bisnis.

b) Dampak bagi KAP Arhtur Andersen


Arthur Andersen LLP (member di Amerika Serikat) yang dianggap ikut bersalah dalam
kebangkrutan Enron juga terkena imbasnya. Member Arthur Andersen di beberapa negara seperti,
Jepang dan Thailand, telah membuat kesepakatan merger dengan KPMG, Australia dan Selandia
Baru dengan Ernst & Young, dan Spanyol dengan Deloitte Touche Tohmatsu. Di Amerika sendiri,
aktivitas seluruh member Andersen dibekukan pemerintah. Akibatnya, menurut Asian Wall Street
Journal klien-klien Andersen LLP beralih ke berbagai auditor. Antara lain Delotte and Touche (10
persen), KPMG (11 persen), PriceWaterhouseCooper (20 persen), dan Ernst & Young (28 persen).
Dan yang berpindah ke auditor-auditor kecil lainnya atau mengaku belum tahu berpindah kemana
sebanyak 40 persen. ini menunjukkan bahwa KAP Andersen terus menerima konsekwensi negatif
dari kasus Enron berupa kehilangan klien, pembelotan afiliasi yang bergabung dengan KAP yang
lain dan pengungkapan yang meningkat mengenai keterlibatan pegawai KAP Andersen dalam
kasus Enron.
c) Dampak bagi Makro Ekonomi Amerika
Keruntuhan perusahaan energi Enron cukup banyak berdampak bagi dunia bisnis
internasional khususnya Amerika. Akibat kebangkrutan Enron pada tahun 2001 sedikitnya 4.000
karyawan kehilangan pekerjaan. Kolapsnya Enron juga mengguncang neraca keuangan para
kreditornya yang telah mengucurkan milyaran dolar (JP Morgan Chase dan Citigroup adalah dua
kreditor terbesarnya). Para karyawan Enron dan investor kecil-kecilan juga dirugikan karena
simpanan hari tua mereka yang musnah. Sebagian besar dana pensiun dan tabungan 20.000
karyawan Enron terikat dalam saham yang kini tanpa nilai. Banyak lembaga keuangan internasional
juga ikut menderita kerugian akibat bangkrutnya Enron, sehingga membuat mereka semakin
berhati-hati dalam membidik peluang investasi. Perusahaan-perusahaan yang sahamnya
diperdagangkan di pasar modal diharuskan memenuhi persyaratan pembeberan (disclosure) yang
luar biasa ketat.

d) Imbas kasus Enron bagi Indonesia


berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan global yang di tandai dengan
menurunnya harga saham secara drastis berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika,
Eropa, sampai ke Asia termasuk Indonesia yang juga mengalami penurunan Harga saham di bursa
efek Indonesia.

e) Dampak Kasus Enron Terhadap Profesi Auditor di Amerika Maupun di Indonesia


Akibat kasus Enron kini kredibilitas akuntan publik menjadi jatuh terutama disebabkan
oleh keterlibatan Arthur Andersen salah satu KAP terbesar di dunia di dalam skandal tersebut.
Akuntan Publik tidak lagi dipandang sebagai profesi yang unik melainkan sebagai industri yang
tidak lepas dari kepentingan bisnis yang sempit. Fenomena ini telah mendorong berbagai upaya
untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan publik. Contoh yang paling
nyata adalah inisiatif Sarbanes-Oxley yang merekomendasikan pembentukan badan pengawas
akuntan publik di pasar modal. Indonesia sendiri tidak terlepas dari pengaruh skandal tersebut
sehingga berbagai pihak seperti IAI dan BAPEPAM kini tengah membahas pengawasan
kompetensi dari Akuntan publik terutama yang terlibat di pasar modal Indonesia.
Bagi perusahaan di Indonesia sendiri, pelajaran dari AS tersebut harus menjadi acuan agar
tidak sampai terulang di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai