Anda di halaman 1dari 68

1. A.

Penyakit Asthma Bronchial


2. 1. Pengertian
1. Asthma Adalah penyakit jalan napas obstruktif
intermiten, Reversibel dimana Trakeadan Bronki berespons dalam
secara Hiperaktif terhadap Stimuli tertentu. Asthmadimanisfestasikan
dengan penyempitan jalan napas, yang mengakibatkan Dispnea, Batuk,
dan Mengi. Tingkat Penyempitan jalan nafas dapat berubah baik secara
spontan atau karena terapi. Asthma berbeda dari penyakit
paru Obstruktif dalam hal bahwa Asthma adalah
proses Reversibel. Eksaserbasi akut dapat saja terjadi, yang berlangsung
dari beberapa menit sampai jam, diselingi oleh periode bebas gejala.
(Brunner dan Suddarth.2001)
2. Asthma merupakan gangguan Inflamasi Kronik jalan napas yang
melibatkan berbagaisel inflamasi. Dasar penyakit ini
adalah Hiperaktifitas Bronkus dalam berbagai tingkat. Obstruktif jalan
nafas dan gejala pernapasan (mengi dan sesak). Obstruksijalan napas
umumnya bersifat Reversibel. (Arief Mansjoer. 1991)

1. Asthma Adalah mengi berulang dan/atau batuk persisten dalam keadaan


dimana Asthmaadalah yang paling mungkin, sedangkan sebab lain yang lebih
jarang telah disingkirkan. (Arief Mansjoer.2000)
2. 2. Etiologi

Sampai saat ini Etiologi Asthma Bronchial belum diketahui dengan pasti namun suatu
hal yang sering kali terjadi pada semua panderita Asthma Adalah FenomenaI
Hiperaktivitas Bronkuspenderita Asthma sangat peka terhadap
rangsangan Imunologi maupun Nonimunologi karna sifat tersebut maka
rangsangan Asthma bisa terjadi akibat berbagai rangsangan baik fisik,metabolisme
kimia. Alergen, infeksi dan sebagainya. Faktor penyebab yang sering
menimbulkanAsthma perlu diketahui dan dapat mungkin dihindarkan factor-faktor
tersebut adalah :

1. Alergen Utama : debu rumah, spora jamur dan tepung sari rerumputan.
2. Iritasi seperti asap, bau-bauan dan polutan
3. Infeksi saluran napas terutama yang disebabkan oleh virus
4. Perubahan cuaca yang ekstrim
5. Aktifitas fisik yang berlebihan
6. Lingkungan kerja
7. Obat-obatan
8. Emosi dan Lain-lain seperti Refleks.

Belum diketahui, Faktor pencetus adalah allergen, infeksi (terutama saluran napas
bagian atas)iritan, cuaca , kegiatan Jasmani, Refluks Gastroesofagus dan Psikis.
(Arief Mansjoer.2000)

1. 3. Manifestasi Klisnis

Gejala yang timbul biasanya berhubungan dengan beratnya derajat Hiperaktivitas


Bronkus.Obstruksi jalan nafas dapat Reversibel secara spontan maupun dengan
pengobatan. Gejala-gejalaAsthma antara lain:

1. Bising Mengi (wheezing) yang terdengar dengan atau tanpa stetoskop


2. Batuk Produktif, sering pada malam hari.
3. Napas atau dada seperti tertekan
4. Sesak Napas

(Arief Mansjoer.1999)

1. 4. Derajat Berat Asthma

Tabel : 1. Derajat Berat Asthma

Status
Ringan Sedang Berat
Asmmatikus

Meningkat Normal Sampai hipoksemia Hipoksemia Hipoksemia Berat


ringan menurun sampai
normal
Menurun Alkalosis Meningkat Peningkatan Jelas

Alkalosis Alkalosis Asidosis

Sumber Data : Irman Somantri

1. 5. Jenis-jenis Asthma

Asthma sering dicirikan sebagai Alergi, Idiopatik, Nonalergi atau Gabungan :

a) Asthma Alergik disebabkan oleh alergen atau alergen-alergen yang dikenal


(misalnya serbuk sari, binatang, amarah, makanan dan jamur).
Kebanyakan Alergen terdapat di udara dan musiman. Pasien
dengan Asthma Alergik biasanya mempunyai riwayat keluarga yang Alergikdan
riwayat medis masa lalu Eczema atau Rhinitis Alergik.

b) Asthma Idiopatik atau Nonalergik tidak berhubungan dengan Alergen Spesifik.


Faktor-faktor, seperti Common cold, infeksi Traktus Respiratorius, latihan, emosi
dan Polutanlingkungan dapat mencetuskan serangan. Beberapa agens Farmakologi,
seperti Aspirin danAgens Anti Inflamasi Nonsteroid lain, pewarna rambut, Antagonis
Beta-Adrenergik dan Agens Sulfit (pengawet makanan), juga mungkin menjadi Faktor.
c) Asthma Gabungan adalah bentuk Asthma yang paling umum. Asthma ini
mempunyai karateristik dari bentuk Alergik maupun bentuk Idiopatik atau nonalergik.
(Brunner danSuddarth.2001)

1. 6. Patofisiologi

Asthma adalah Obstruksi jalan nafas Difus Reversibel. Obstruksi disebabkan oleh satu
atau lebih dari yang berikut ini :

1. Kontraksi Otot-otot yang mengelilingi bronki, yang penyempitan jalan nafas


2. Pembengkakan membran yang melapisi bronki.
3. Pengisian Bronki dengan Mucus yang kental.

Selain itu, otot-otot Bronchial dan Kelenjar Mukosa membesar; Sputum yang
kental, banyak dihasilkan dan Alveoli menjadi hiperinflasi, dengan udara
terperangkap di dalam jaringan paru.Mekanisme yang pasti dari perubahan ini tidak
diketahui, tetapi apa yang paling diketahui adalah keterlibatan sistem imunologis dan
sistem saraf Otonom.

Beberapa individu dengan Asthma mengalami respons Imun yang buruk terhadap
lingkungan mereka. Antibodi yang dihasilkan kemudian menyerang sel-
sel mast dalam paru . Pemajanan ulang terhadap Antigen mengkibatkan
Ikatan Antigen dengan Antibodi, menyebabkan pelepasan produk sel-sel
mast (disebut Mediator) seperti Histamin,
Bradikinin, dan Prostaglandin sertaAnafilaksis dari Substansi yang bereaksi lambat.
Pelepasan mediator ini dalam jaringan parumempengaruhi otot
polos dan kelenjar jalan napas, menyebabkan Bronkospasme,
pembengkakan membran mukosa, dan pembentukan mucus yang sangat banyak.
Sistem Saraf Otonom mempersarafi paru. Tonus otot Bronchial diatur oleh Impuls
Saraf Vagalmelalui sistem parasimpatis. Pada Asthma Idiopatik atau Nonalergi, ketika
ujung saraf pada jalan napas dirangsang oleh faktor seperti infeksi, latihan, dingin,
merokok, emosi, dan Polutan, jumlah Asetilkolin yang dilepaskan meningkat.
Pelepasan Asetilkolin ini secara langsung menyebabkan Bronkokonstriksi juga
merangsang pembentukan mediator kimiawi yang dibahas di atas. Individu
dengan Asthma dapat mempunyai toleransi rendah terhadap respons parasimpatis.
(Brunner Dan Suddarth.2001)

1. 7. Komplikasi

Adapun Komplikasi penyakit Asthma Bronchial yang mungkin timbul adalah :

1) Atelektasis : pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat penyumbatan


saluran udara atau akibat pernafasan yang sangat dangkal

2) Pneumothoraks : terdapatnya udara pada rongga pleura yang menyebabkan


kolapsnya paru.

3) Gagal nafas : ketidak mampuan sistem untuk mempertahankan oksigenasi darah


normal (PaO2) eliminasi karbon dioksida

4) Bronkhitis atau radang paru-paru : Kondisi di mana lapisan bagian dalam dari
saluran pernapasan di paru-paru yang kecil (bronchiolis) mengalami bengkak.

5) Emfisema : penyakit saluran pernafasan yang berdiri sesak nafas terus menerus
yang menghebat pada waktu pengeluaran tenaga dan sering kali dengan perasaan letih
atau baha latinnya paru-paru basah

6) Hipoksemia : tubuh kekurangan oksigen (Arief Mansjoer.1999)

1. 8. Pemeriksaan Diagnosis

Diagnosis Asthma berdasarkan :


1. Anamnesis: Riwayat Perjalanan Penyakit, Faktor-faktor yang berpengaruh
terhadapAsthma, riwayat keluarga dan riwayat adanya alergi, serta gejala
klinis.
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Laboratorium : Darah (terutama eosinofil) Sputum (Eosinofil,
spiral Curshman, Kristal Charcot-leyden)
4. Tes Fungsi Paru dengan Spirometri atau Peak Flow Meter untuk menentukan
adanyaObstruksi Jalan napas. (Arief Mansjoer.1999)
5. 9. Penatalaksanaan

Prinsip Umum Pengobatan Asthma Bronchial :

1. Menghilangkan Obstruksi Jalan Nafas dengan segera


2. Mengenal dan menghidari Faktor-faktor yang mencetuskan serangan Asthma.
3. Memberikan Penerangan kepada Penderita ataupun Keluarganya mengenai
PenyakitAsthma, baik Pengobatannya maupun tentang perjalanan Penyakitnya
sehingga Penderita mengerti Tujuan Pengobatan yang diberikan dan bekerja
sama dengan Dokter atau Perawat yang merawat.

1) Pemberian Penyuluhan

2) Menghindari Faktor Pencetus

3) Pemberian Cairan

4) Beri O2 bila perlu

10. Pengobatan

1. Pengobatan Farmakologik :

Bronkodilator : Obat Yang melebarkan Saluran Nafas. Terbagi dalam 2 golongan


yaitu Simptomatik / Andrenergik (Adrenalin Dan Efedrin) Dan Nama Obat :

1) Orsiprenalin (Alupent)
2) Fenoterol (Berotec)

1. Santin (Teofilin) Nama Obat Yaitu :

1) Aminofilin (Amican Supp)

2) Aminofilin (Euphilin Retard)

3) Teofilin (Amilex)

Efek Dari Teofilin sama dengan obat golongan Simptomatik tetapi cara kerjanya
berbeda. Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan Efeknya saling memperkuat
cara pemakaian :

Bentuk suntikan Teofilin/Aminofilin dipakai pada serangan Asthma akut, dan


disuntikan perlahan-lahan langsung ke pembuluh darah. Karena sering
merangsang lambung bentuk tablet atau sirupnya sebaliknya diminum sesudah
makan. Itulah sebabnya penderita yang mempunyai sakit lambung sebaiknya berhati-
hati bila minum obat ini. Teofilin ada juga dalam bentukSupositoria ini digunakan jika
penderita karena sesuatu hal ini tidak dapat minum Teofilin(Misalnya muntah atau
lambungnya kering)

1. c. Kromalin

Kromalin bukan Bronkodilator tetapi merupakan obat pencegahan serangan Asthma.


Manfaatnya adalah untuk penderita Asthma Yang dihirup (Ventolin
Diskhaler Dan BricAsthma Turbuhaler) atau Cairan Bronkodilator (Alupent, Berotec,
BrivAsthma serta Ventolin) yang oleh alat khusus diubah menjadi Aerosol (Partikel-
partikel yang sangat halus) untuk selanjutnya dihirup.

1. d. Ketofelin

Mempunyai Efek pencegahan terhadap Asthma seperti Kromalin. Biasanya diberikan


dengan dosis dua kali 1 mg / hari. Keuntungan obat ini adalah dapat diberikan secara
oral.
11. Pencegahan

Pasien dengan Asthma Kambuhan harus menjalani pemeriksaan Mengidentifikasi


subtansi yang mencetuskan terjadinya Serangan, penyebab yang mungkin dapat saja
bantal, kasur, pakaian jenis tertentu, hewan pemeliharaan, kuda, Detergen, sabun,
makanan tertentu, jamur dan serbuk sari, jika serangan berkaitan dengan musim, maka
serbuk sari dapat menjadi dugaan kuat, upaya harus di buat bentuk menghindari agen
penyebab kapan saja memungkinkan. (Brunner dan Suddarth 1999).

1. B. Tinjauan Tentang Keluarga


2. 1. Pengertian

Menurut Departemen Kesehatan RI 1988, Keluarga adalah unit terkecil dari


masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul
serta tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. (Santun Setiawati,2008)

Menurut Helvie 1981, Keluarga Adalah sekolompok manusia yang tinggal dalam satu
rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
(Setiadi.2008)

Menurut Friedman 1998, Keluarga Adalah Kumpulan dua orang atau lebih yang
hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai
peran masing-masing yang bagian dari keluarga. (Suprajitno, S.Kep.2004)

1. 2. Tipe Keluarga

Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuan dan orang yang
mengelompokkan. Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

1. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu,
dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
2. Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga ini bertambah Anggota
keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (Kakek-nenek, paman-
Bibi). (Suprajitno,S.Kp.2004)
3. 3. Tahap Perkembangan Keluarga

Perawat keluarga perlu mengetahui tentang tahapan dan tugas perkembangan


keluarga, untuk memberikan pedoman dalam menganalisis pertumbuhan dan
kebutuhan promosi kesehatan keluarga serta untuk memberikan dukungan pada
keluarga untuk kemajuan dari satu tahap ke tahap berikutnya. Tahap perkembangan
keluarga Menurut Duvall Dan Miller (1985); Carter dan Mc Goldrick (1988),
mempunyai tugas perkembangan yang berbeda seperti :

1. a. Keluarga pemula Atau Pemasangan baru (Berganning Family)

Pasangan Baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga
Pemula antara lain : membina hubungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan
bersama, membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial,
persiapan menjadi orang tua,

1. b. Keluarga sedang mengasuh anak (Anak tertua bayi sampai umur 30 bulan)
(Child Bearing)

Tugas Keluarga ini Adalah adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, Interaksi,
Seksual dan kegiatan), mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan
pasangan, Menata ruang untuk anak, Biaya/Dana, dan mengadakan kebiasaan
keagaamaan secara rutin. (Setiadi.2008)

1. c. Keluarga Dengan anak usia prasekolah (anak tertua berumur 2-6 tahun)

Tugas Perkembangan keluarga saat ini adalah Pemenuhan kebutuhan anggota


keluarga, membantu anak bersosialisasi, beradaptasi dengan anak baru lahir, anak
yang lain juga terpenuhi, pembagian waktu, individu, pasangan dan anak, pembagian
tanggung jawab.

1. Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah (Anak tertua Usia 6-13 tahun).
Tugas Perkembangan keluarga Pada Tahap ini Adalah : Mensosialisasikan anak
termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan dengan teman sebaya,
membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas sekolah.
(Ns. Komang Ayu Henny Achjar, SKM, MKep, SpKom. 2011)

1. e. Keluarga Dengan Anak Remaja (anak Tertua Umur 13-20 Tahun)

Menurut Duvall Pada tahap Ini : tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak
akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiaanya, oleh karena itu suri
tauladan dari kedua orang tua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian
antara kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan. (Drs.
Nasrul Efiendy.1998)

1. f. Keluarga Yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak pertama
sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)

Tugas Perkembangan Keluarga : memperluaskan keluarga inti menjadi keluarga


besar, mempertahankan Intim, berperan Suami-istri kakek dan nenek, membantu anak
untuk mandiri sebagai keluarga baru dimasyarkat. (Setiadi, 2008)

1. g. Keluarga Orang Tua usia pertengahan (Middle Age Family)

Tugas Perkembangan Pada Tahap Ini : Menyediakan lingkungan yang meningkatkan


kesehatan, mempertahankan hubungan yang memuaskan dan arti para orang tua dan
lansia, memperkokoh hubungan perkawinan dan merencanakan kegiatan yang akan
datang, tetap menjaga komunikasi dengan anak-anak. (Ns. Komang Ayu Henny
Achjar, SKM, MKep, SpKom. 2010)

1. h. Keluarga Dalam Masa Pensiun Dan Lansia.

Tugas Perkembangan pada Tahap ini adalah Menerima kematian pasangan, kawan
dan mempersiapkan kematian, penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah
cara hidup, mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat, dan
melakukan Life Review masa lalu. (Setiadi,2008)
1. 4. Struktur Keluarga

Struktur Keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi


keluarga melaksanakan fungsi keluarga dimasyarakat. Struktur keluarga terdiri dari
bermacam-macam diantaranya adalah :

1. 1. Patrineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

1. 2. Matrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

1. 3. Matrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

1. 4. Patrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami

1. 5. Keluarga Kawin

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa
anak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanyan hubungan dengan suami
atau istri. (Setiadi.2008)

1. 5. Fungsi Pokok Keluarga

Ada Beberapa fungsi yang dijalankan keluarga sebagai berikut :

1. 1. Fungsi Afektif
Menurut Friedman (1998), fungsi Afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan
orang lain. (Setiadi.2008)

1. 2. Fungsi Biologis

Adalah Untuk meneruskan keturunan, Memelihara dan membesarkan anak,


Memenuhi kebutuhan gizi keluarga, Memelihara dan merawat anggota keluarga.
(Setiadi. 2008)

1. 3. Fungsi Psikologis

Memberikan kasih sayang dan rasa aman, Memberikan perhatian diantara anggota
keluarga, Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga, Memberikan
identitas keluarga. (Drs. Nasrul Efiendy.1998)

1. 4. Fungsi Sosialisasi

Fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam keluarga. Sosialisasi dimulai


sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar. (Santun Setiawati.
2008)

1. 5. Fungsi Ekonomi

Adalah Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga,


Pengaturan pengunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
Menabung Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang
misalnya pendidikan anak-anak jaminan hari tua dan sebagainya. (Setiadi.2008)

1. 6. Fungsi Pendidikan
Adalah Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya,
Mempersiapkan Anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi
peranannya sebagai orang dewasa, Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat
perkembangannya. (Drs. Nasrul Efiendy.1998)

1. 7. Keluarga Sebagai Sistem

Pengertian sistem yang paling umum adalah kumpulan beberapa bagian fungsional
yang saling berhubungan dan tergantung satu dengan yang lain dalam waktu tertentu
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Alasan keluarga disebut sebagai sistem adalah sebagai berikut :

1. Keluarga mempunyai subsistem : Anggota, fungsi, peran, aturan, budaya dan


lainnya yang dipelajari dan dipertahankan dalam kehidupan.
2. Terdapat saling berhubungan dan ketergantungan antar subsistem.
3. Merupakan unit (bagian) terkecil dari masyarakat yang dapat mempengaruhi
supra-sistemnya.
4. 6. Tugas Keluarga Dalam Bidang kesehatan

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas dibidang


kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi:

1. a. Mengenal Masalah Kesehatan Keluarga.

Keluarga merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa
kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh
kekuatan sumber daya dan dana karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber
daya dan dana keluarga habis. Perubahan sekecil perubahan yang dialami anggota
keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua/keluarga. Apabila
menyadari adanya perubahan keluarga, perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan apa
yang terjadi dan beberapa besar perubahannya.

1. b. Memutuskan Tindakan Kesehatan Yang Tepat Bagi Keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga
yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan yang tepat
agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi.

1. Merawat Keluarga Yang Mengalami Gangguan Kesehatan

Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga
memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri. Jika demikian,
anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan
lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.

1. Memodifikasi Lingkungan Keluarga Untuk Menjamin Kesehatan Keluarga.


2. Memanfaatkan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Di Sekitranya Bagi Keluarga.
(Suprajitno, S.Kp.2004)

1. 7. Ketidakmampuan Keluarga dalam Melaksanakan Tugas-tugas


Kesehatan dan keperawatan.

Tugas Keluarga merupakan Pengumpulan data yang berkaitan dengan


ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. Asuhan
keperawatan keluarga, mencantumkan lima tugas keluarga sebagai paparan sebagai
Etiologi/Penyebab masalah dan biasanya dikaji pada saat penjajakan tahap II. Bila
ditemui data maladaptive pada keluarga lima tugas keluarga yang dimaksud adalah :

1. Ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan keluarga, disebabkan karena :

1. Kurang pengetahuan/ketidaktahuan fakta


2. Rasa takut akibat masalah yang diketahui
3. Sikap dan falsafah hidup.
4. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan
yang tepat, disebabkan karena :

1. Tidak memahami mengenai sifat, berat, dan luasnya masalah.


2. Masalah Kesehatan tidak begitu menonjol
3. Keluarga Tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang
pengetahuan dan kurangnya sumber daya keluarga.
4. Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan
5. Ketidakcocokan pendapat dari anggota-anggota keluarga
6. Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada
7. Takut dari akibat tindakan, Sikap negatif terhadap masalah kesehatan, Fasilitas
kesehatan tidak terjangkau
8. Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan
9. Kesalahan informasi terhadap tindakan yang diharapkan.
10. Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit, disebabkan karena:

1. Tidak mengetahui keadaan penyakit misalnya, sifat, penyebab, penyebaran,


perjalanan penyakit, gejala dan perawatannya serta pertumbuhan dan
perkembangan anak.
2. Tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan yang dibutuhkan
3. Kurang/tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
4. Tidak seimbang sumber-sumber yang ada dalam keluarga, misalnya :
keuangan, anggota keluarga yang bertanggung jawab, fasilitas fisik untuk
perawatan.
5. Sikap negative terhadap yang sakit
6. Konflik individu dalam keluarga
7. Sikap dan pandangan hidup
8. Perilaku yang mementingkan diri sendiri
9. Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempergaruhi
kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga. Disebabkan karena:

1) Sumber-sumber keluarga tidak cukup, diantaranya keuangan, tanggung


jawab/wewenang, keadaan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat

2) Kurang dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan rumah

3) Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan, Konflik personal dalam keluarga

4) Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit

5) Sikap dan pandangan hidup

6) Ketidakkompakkan keluarga, karena sifat mementingkan diri sendiri, tidak ada


kesepakatan, acuh terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah.

1. Ketidakmampuan menggunakan sumber dimasyarakat guna memelihara


kesehatan, disebabkan karena :

1. Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada, Tidak memahami keuntungan
yang diperoleh
2. Kurang percaya terhadap petugas kesehatan dan lembaga kesehatan
3. Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan
4. Rasa takut pada akibat dari tindakan, Tidak terjangkau fasilitas yang
diperlukan, Tidak adanya fasilitas yang diperlukan, Rasa asing dan tidak ada
dukungan dari masyarakat, Sikap dan falsafah hidup, (Drs. Nasrul
Efiendy,1998)

1. C. Asuhan Keperawatan Keluarga


2. 1. Pengkajian

Pengkajian Suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara


terus menerus tentang keluarga yang dibinanya. (Suprajitno, S.Kp)

Pengkajian merupakan suatu proses berkelanjutan, di mana pengkaji menggambarkan


kondisi/situasi klien sebelumnya dan saat ini sehingga informasi tersebut bisa
digunakan untuk memprediksi dimasa yang akan datang. (Santun Setiawati)

1. 2. Tahap-tahap Pengkajian

Untuk mempermudah perawat keluarga saat melakukan pengkajian, dipergunakan


istilah penjajakan.

1. Penjajakan I

Data-data yang dikumpulkan pada penjajakan I antara lain:

Data Umum, Riwayat tahapan perkembangan, Lingkungan, Struktur Keluarga, Fungsi


Keluarga, Strees dan koping keluarga, Harapan keluarga, Data tambahan,
Pemeriksaan Fisik
Dari hasil pengumpulan data tersebut maka akan dapat didentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi keluarga. Contoh:

1. Anggota Keluarga dengan masalah kesehatan sistem pencernaan, Anggota


keluarga dengan masalah kesehatan sistem Pernafasan, Anggota keluarga
dengan masalah kesehatan Cairan elektrolit,
2. Anggota keluarga dengan masalah kesehatan Kehamilan resiko Tinggi,
Anggota keluarga dengan masalah kesehatan Malnutrisi
3. Anggota keluarga dengan masalah kesehatan Hipertensi
4. Anggota keluarga dengan masalah kesehatan Penyakit Kronik
5. Penjajakan II

Pengkajian yang tergolong dalam penjajakan II diantaranya pengumpulan data-data


yang berkaitan dengan ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah
kesehatan sehingga dapat ditegakkan diagnosa keperawatan keluarga.

Adapun ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah diantaranya :


Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, Ketidakmampuan keluarga
Mengambil keputusan, Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga,
Ketidakmampuan keluarga memodifikasi Lingkungan Dan Ketidakmampuan keluarga
memanfaatkan Fasilitas kesehatan. (Santun Setiwati,2008)

1. 3. Diagnosa Keperawatan Keluarga

Diagnosa Keperawatan keluarga merupakan kumpulan pernyataan, uraian dari hasil


wawancara, pengamatan langsung dan pengukuran dengan menunjukkan status
kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi, sampai masalah aktual. (Santun
Setiawati 2008)

1. 4. Analisa Data
Setelah data terkumpul (Dalam Format Pengkajian) maka selanjutnya dilakukan
analisa data yaitu mengaitkan data dan menghubungkan dengan konsep teori dan
prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah
kesehatan dan keperawatan keluarga.

Cara Analisa Data Adalah :

1. Validasi data yaitu meneliti kembali data yang terkumpul dalam format
pengkajian.
2. Mengelompokan Data berdasarkan kebutuhan Bio, Psiko, Sosial Dan Spiritual.
3. Membandingkan Dengan Standart
4. Membuat Kesimpulan tentang kesenjangan yang ditemukan. (Setiadi.2008)

1. 5. Perumusan Masalah

Rumusan masalah kesehatan keluarga dappat menggambarkan keadaan kesehatan dan


status kesehatan keluarga, karena merupakan hasil dari pemikiran dan pertimbangan
yang mendalam tentang situasi kesehatan lingkungan, norma, nilai, kultur yang dianut
oleh keluarga tersebut . (Drs. Narsul Efiendy.2008)

1. a. Masalah (Problem)

Adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan masalah (tidak terpenuhinya


kebutuhan dasar keluarga dan anggota keluarga) yang di dentifikasi oleh perawat
melalui pengkajian tujuan penulisan pernyataan masalah adalah menjelaskan status
kesehatan atau masalah kesehatan keluarga secara jelas dan sesingkat mungkin daftar
diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan NANDA 1995 adalah sebagai berikut :

1. Diagnosa Keperawatan Keluarga pada masalah lingkungan


a) Resiko terhadap cidera

b) Resiko terjadi infeksi (Penularan Penyakit)

c) Kerusakan Penatalaksanaan pemeliharaan rumah (Higienis lingkungan)

1. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur peran (komunikasi


keluarga Disfungsional)

1. Diagnosa Keperawatan keluarga pada masalah struktur peran :

a) Isolasi Social

b) Kerusakan Penatalaksanaan Pemeliharaan Rumah

1. Diagnosa Keperawatan keluarga pada masalah fungsi efektif

a) Perubahan proses keluarga

b) Perubahan menjadi orang tua

c) Koping keluarga tidak efektif ketadkmampuan

1. Diagnosa keperawatan Keluarga pada masalah fungsi social

a) Konflik peran orang tua

b) Kurang pengetahuan

1. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan kesehatan

a) Perubahan pemeliharaan kesehatan

b) Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan


1. Diagnosa Keperawatan keluarga pada masalah koping

a) Koping keluarga tidak efektif menurun

b) Koping keluarga tidak efektif ketidakmampuan

c) Resiko terhadap tindakan kekerasan

1. b. Penyebab (Etiologi)

Dikeperawatan keluarga etiologi ini mengacu kepada 5 tugas keluarga yaitu :

1. Mengenai Masalah kesehatan setiap anggotanya


2. Mengambil keputusan untuk tindakan yang tepat
3. Memberikan keperawatan dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu
muda
4. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5. c. Tanda (Sign)

Tanda dan gejala adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh
perawat dari keluarga yang mendukung masalah dan penyebab perawat hanya boleh
mendokumentasikan tanda dan gejala yang paling signifikan perumusan diagnosis
keperawatan keluarga sama dengan diagnosa diklinik yang dapat dibedakan menjadi 5
(lima) kategori yaitu :

1) Aktual (terjadi deficit/gangguan kesehatan)


Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai data yang ditemukan yaitu dengan ciri dari
pengkajian didapatkan tanda dan gejala dari gangguan kesehatan.

Diagnosa keperawatan aktual memiliki tiga komponen diantaranya adalah problem


etiologi dan simpton.

1. Problem yang mengacu pada permasalahan yang dihadapi klien contoh


problem : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan pada balita (anak M)
Keluarga bapak T
2. Etiologi (Faktor yang berhubungan ) merupakan etiologi atau Faktor penyebab
yang dapat mempengaruhi perubahan status kesehatan Faktor ini mengacu pada
5 tugas keluarga contoh. Etiologi berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga dengan gangguan nutrisi
3. Simpton (Batasan Karateristik) yang mengacu pada petunjuk klinis tanda
subjektif dan objektif jadi syarat diagnosa aktual adalah harus ada PES
(Problem + Etiologi+Sympton) Contoh Diagnosa Aktual:

a) Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan pada balita (anak M) keluarga bapak T.
Berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
gangguan nutrisi.

b) Bersihan jalan nafas tidak efektif pada ibu T berhubungan dengan kurangnya
kemampuan keluarga bapak T merawat anggota keluarga yang sakit.

2) Resiko (Ancaman Kesehatan)

Diagnosa keperawatan resiko memiliki dua komponen diantaranya adalah problem


dan etiologi ciri diagnosa resiko adalah sudah ada data yang menunjang namun belum
terjadi gangguan contoh:

1. Resiko Terjadi konflik pada keluarga bapak T berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi dalam keluarga.
2. Resiko tinggi terhadap penularan TBC Paru pada anggota keluarga yang lain
yang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal gangguan
kesehatan setiap anggotannya.

3) Wellnes (Keadaan Sejahtera)

Adalah keputusan klinik tentang kesehatan keluarga dalam transisi dari tingkat
sejahtera tertentu ke tingkat sejahtera yang lebih tinggi sehingga kesehatan keluarga
dapat ditingkatkan : Contoh pernyataan diagnosa keperawatan sejahteraan:

1. Prilaku mencari bantuan kesehatan yang berhubungan dengan kurang


pengetahuan tentang peran sebagai orang baru (Linda Jual Carpenito, 1995)
2. Potensial terjadi peningkatan kesejahteraan pada ibu hamil (ibu N) keluarga
Bapak F.
3. Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi keluarga Bapak x.

4) Sindrom

Adalah Diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnosa actual dan resiko tinggi yang
diperkirakan akan muncul karena suatu kejadian/situasi tertentu menurut NANDA ada
2 diagnosa yaitu :

1. Syndrom trauma Pemerkosaan (Rape Trauma Syndrome) pada kelompok ini


menunjukkan adanya tanda dan gejala Misalnya : cemas, Takut, sedih,
gangguan istirahat dan tidur dan lain-lain.
2. Resiko Sindrom penyalahgunaan (Risk For Dijuse Syndrome) Misalnya :
Resiko gangguan proses fikir, resiko gangguan gambaran diri dan lain-lain
(Setiadi.2008)
3. 6. Perioritas Diagnosa Keperawatan yang ditemukan

Tahap berikutnya setelah ditetapkan rumusan masalahnya adalah memprioritaskan


masalah sesuai dengan keadaan keluarga karena dalam suatu keluarga perawat dapat
menemukan lebih dari satu diagnosa keperawatan.
Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan keluarga yang ditemukan
di hitung dengan menggunakan skala prioritas skala Baylon dan Maglaya) sebagai
Berikut :

1. Tentukan Skor untuk tiap Kriteria


2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot

1. Jumlahkan skor untuk semua criteria


2. Skor Tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot

Tabel : 2. Skala Boylon dan Malgaya ( 1978 )


No
Kriteria Skor Bobot

1 Sifat masalah
1
Skala : Tidak / kurang sehat 3

Ancaman kesehatan 2

Keadaan sejahtra 1

2 Kemungkinan masalah dapat


2
Skala : Mudah 2

Sebagian 1

Tidak dapat 0
3 Potensial masalah untuk di cegah
1
Skala : tinggi 3

Cukup 2

Rendah 1

4 Menonjol masalah
1
Skala : masalah berat, harus segera di ganti ada 2
masalah, tetap tidak perlu di ganti masalah tidak di
rasakan. 1

Sumber data : Aplikasi dalam Praktik Suprajitno 2004

Penentuan Perioritas sesuai dengan Kreteria skala :

1. Kriteria I Yaitu sifat masalah, bobot yang lebih berat yaitu tidak/kurang sehat
karena memerlukan tindakan segera dan disadari dan dirasakan oleh keluarga
untuk mengetahui sifat masalah ini mengacu pada tipologi masalah kesehatan
yang terdiri dari 3 kelompok besar yaitu :

a) Kurang/Tidak Sehat Nilai 3

Yaitu keadaan yang memungkinkan keadaan terjadinya penyakit, kecelakaan dan


kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan.

Keadaan yang disebut dalam ancaman kesehatan antara lain adalah :

1. Penyakit keturunan, seperti Asthma, Diabetes Melitus dan sebagainya


2. Anggota Keluarga ada yang menderita penyakit menular, seperti TBC, Gonore,
Hepatitis dan sebagainya.
3. Jumlah anggota terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan sumber daya
keluarga
4. Resiko terjadi kecelakaan seperti tangga rumah terlalu curam, benda tajam
diletakkan disembarangan tempat.
5. Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing-masing anggota keluarga.
6. Keadaan yang menimbulkan strees, antara lain :

Hubungan keluarga tidak harmonis, Hubungan orang tua dan anak yang tegang,
Orang tua yang tidak dewasa

1. Sanitasi Lingkungan

Ventilasi kurang baik, Sumber air Minum tidak memenuhi syarat, Polusi udara,
Tempat pembuangan sampah yang tidak sesuai dengan syarat

1. Kebiasaan Yang merugikan kesehatan


2. Riwayat Persalinan Sulit

b) Kurang / Tidak Sehat

Yaitu kegagalan dalam memantapkan kesehatan

1. Keadaan sakit (sesudah atau sebelum didiagnosa)


2. Gagal dalam pertumbuhan dan perkembangan yang tidak sesuai dengan
pertumbuhan normal.

c) Situasi Krisis

Perkawinan, Kehamilan, Persalinan, Masa nifas, Menjadi orang tua, Abortus, Anak
remaja, Anak masuk sekolah, Kehilangan pekerjaan, Kematian Anggota keluarga

1. Kreteria II yaitu kemungkinan masalah dapat diubah.

Perhatikan terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut :


a) Pengetahuan Yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani
masalah

b) Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga

c) Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan keterampilan dan waktu.

d) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat dan
sokongan masyarakat.

1. Kreteria III yaitu Potensial masalah yang dapat dicegah

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah :

a) Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit masalah

b) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada.

c) Adanya Kelompok High Risk atau kelompok yang sangat peka menambah
potensi untuk mencegah masalah.

1. Kreteria IV, menonjolnya Masalah

Perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan
tersebut. Prioritas didasarkan pada diagnosa keperawatan yang mempunyai skor
tertinggi dan didusun berurutan sampai skor terendah.

1. 7. Perencanaan Keperawatan Keluarga

Perencanaan adalah bagian dari fase perorganisasian dalam proses keperawatan


keluarga yang meliputi penentuan tujuan Perawatan (jangka Panjang/Pendek),
penetapan standart dan kreteria serta menentukan perencanaan untuk mengatasi
masalah keluarga.

1. Penetapan Tujuan
Adalah hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah diagnosa keperawatan
keluarga. Bila dilihat dari sudut jangka waktu, maka tujuan perawatan keluarga dapat
dibagi menjadi :

1. Tujuan Jangka Panjang

Menekankan pada perubahan perilaku dan mengarah kepada kemampuan mandiri.


Dan lebih baik ada batas waktunya, misalnya dalam waktu 2 hari. Pencatuman jangka
waktu ini adalah untuk mengarahkan evaluasi pencapaian pada waktu yang telah
ditentukan sebelumnya. Contoh : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 2
hari seluruh keluarga Bapak Jumain dapat merawat anggota keluarga yang sakit dan
dapat mencegah penularan penyakit.

1. Tujuan Jangka pendek

Ditekankan pada keadaan yang bisa dicapai setiap harinya yang dihubungkan dengan
keadaan yang mengacam kehidupan. Contoh :

a) Keluarga Bapak Jumain Dapat mengenal Dampak permasalahan penyakit Ibu


Romlah dengan menjelaskan akibat yang terjadi bila penyakit Ibu Romlah Tidak
segera Diobati.

b) Bayi Yang belum Diimunisasi dari keluarga tersebut harus segera diberi
imunisasi BCG, DPT, dan Polio.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan tujuan keperawatan adalah :

a) Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan

b) Merupakan Hasil akhir yang ingin dicapai

c) Harus objektif atau merupakan tujuan operasional langsung dari kedua belah
pihak (keluarga dan perawat)

d) Mencakup criteria keberhasilan sebagai dasar Evaluasi.


1. Penetapan Kriteria Dan Standar

Merupakan Standart evaluasi yang merupakan gambaran tentang factor-faktor yang


dapat member petunjuk bahwa tujuan telah tercapai dan digunakan dalam membuat
pertimbangan bentuk dari standar dan Kriteria ini adalah penyataan Verbal
(Pengetahuan, Sikap, Dan Psikomotor)

Tabel : 3. Penetapan Kriteria Dan Standar

No Kriteria Standar

1 Pengetahuan 1. Keluarga Mampu menyatakan


pengertian Asthmasecara umum
2. Keluarga Mampu menyebutkan jenis makanan atau
buah-buahan yang dapat membantu proses
penyembuhan kulit.
3. Keluarga dapat menyebutkan akibat jika tidak diobati
4. Keluarga mampu memutuskan untuk membuat
rencana control setiap bulan puskesmas

2 Sikap 1. Keluarga mampu memutuskan untuk membuat


rencana control setiap 1 bulan sekali kepuskesmas

3 Psikimotor 1. Keluarga bisa menyediakan buah buahan yang


banyak mengandung Vitamin C.

Sumber : Setiadi 2008

1. 8. Pembuatan Rencana Keperawatan

Intervensi Keperawatan adalah suatu tindakan langsung kepada keluarga yang


dilaksanakan oleh perawat yang ditujukan kepada kegiatan yang berhubungan dengan
promosi mempertahankan dalam menentukan rencana tindakan adalah :
1. Sebelum menulis cek sumber Informasi data.
2. Buat rencana keperawatan yang mudah dimengerti
3. Tuliskan harus jelek, spesifik dapat diukur dan Kriteria hasil sesuai dengan
indentifikasi masalah.
4. Memulai instruksi keperawatan harus menggunakan kata kerja.
5. Gunakan pena tinta dalkam menulis untuk mencegah penghapusan tulisan atau
tidak jelasnya tulisan.
6. Menggunakan kata kerja rencana kegiatan harus secara jelas menjabarkan
setiap kegaiatan sehingga perlu menggunakan kata kerja yang mudah misalnya
ajarkan cara perawatan luka
7. Menetapkan teknik dan prosedur keperawatan yang akan digunakan.
8. Melibatkan keluarga dalam menyusun rencana tindakan
9. Mempertimbangkan latar belakang budaya dan agama, lingkungan sumber
daya dan fasilitas yang tersedia.
10. Memperhatikan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku.
11. Rencana tindakan disesuaikan dengan seberapa daya dan dana yang dimiliki
oleh keluarga dan mengarah kemandirian sehingga tingkat ketergantungan
dapat diminimalisasikan focus dari intervensi keperawatan keluarga antara lain
meliputi kegiatan yang bertujuan :

1) Menstimulasi kesadarn atau penerima keluarga mengenai masalah dan kebutuhan


kesehatan dengan cara :

1. Memberi informasi yang tepat


2. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan.
3. Mendorong sikap emosi yang sehat yang mendukung upaya kesehatan masalah.
4. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan keluarga yang tepat,
dengan cara :
5. Mengidentifikasi Konsekwensi tidak melakukan tindakan
6. Mengidentifikasi sumber-sumber yang memiliki keluarga
7. Mendiskusikan tentang kosenkwensi tiap tindakan

2) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota yang sakit dengan cara :

1. Mendemostrasikan cara perawatan


2. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah
3. Mengawasi keluarga melakukan perawatan.

3) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan


memnjadi sehat dengan cara :

1. Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga.


2. Melakukan perubahan lingkungan keluarga septimal mungkin

4) Memotivasi Keluarga untuk memanfaatkan Fasilitas kesehatan yang ada dengan


cara :

1. Mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga


2. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

Saat menyusun rencana intervensi sebaiknya perawat harus melibatkan keluarga


secara katif untuk memudahkan pelaksanaan tindakan dan ini merupakan salah satu
cara untuk menghormati dan menghargai keluarg. Efektifitas yang akan diperoleh
perawat yaitu ada efek positif terhadap interaksi dengan keluarga karena keluarga
tidak menentang, karena selalu dilibatkan sebelumnya, dan akhirnya keluarga
cenderung bertanggung jawab. (Setiadi.2008)

1. 9. Implementasi

Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang


telah disusun pada tahap perecanaan pada tahap ini, perawat yang mengasuh keluarga
sebaiknya tidak bekerja sendiri, tetapi perlu melibatkan secara Integrasi semua
kesehatan yang menjadi tim perawatan kesehatan di rumah.

Ada 3 tahap dalam tindakan keperawatan keluarga, Yaitu :

1. Tahap 1 : Persiapan

Persiapan ini meliputi kegiatan-kegiatan :


1) Kontrak dengan keluarga (Kapan dilaksanakan, beberapa lama waktunya, materi
yang akan didiskusikan, siapa yang melaksanakan, anggota keluarga yang perlu
mendapatkan informasi)

2) Mempersipkan peralatan yang diperlukan

3) Mempersiapkan lingkungan yang kondusif

4) Mengidentifikasi Aspek-aspek hukum dan etik

1. Tahap 2 : Intervensi

Tindakan keperawatan keluarga berdasarkan kewenangan dan tanggung jawab


perawat secara professional adalah :

1. Independent

Adalah suatu kegiatan yang dilaksankan oleh perawat sesuai dengan kompetensi
keperawatan tanpa petunjuk dan perintah dari tenaga kesehatan lainnya.

1. Interdependent

Yaitu suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerja sama dengan tenaga kesehatan
lainnya, misalnya tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi dan dokter dan yang lainnya.

1. Tahap 3 : Dokumentasi

Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan
akurat suatu kejadian dalam proses keperawatan. (Setiadi.2008)

10. Evaluasi

Tahap Penilaian atau evaluasi Adalah perbandingan yang sistematis dan terencana
tentang kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan
cara bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.
Evaluasi disusun menggunakan SOAP secara operasional dengan tahapan dengan
sumatif (dilakukan selama proses asuhan keperawatan) dan formatif yaitu dengan
proses dan evaluasi akhir. (Setiadi.2008)

1. D. Teori Pengkajian Pada Penderita Asthma Bronchial


2. a. Persiapan

Persiapan yang perlu dilakukan oleh perawat adalah sebagai berikut :

1. Siapkan peralatan seperti baju Periksa, selimut, Stetoskop, senter pena, dan
penggaris.
2. Cuci Tangan sebelum melakukan prosedur
3. Jelaskan prosedur kepada pasien
4. Anjurkan Pasien menanggalkan baju sampai pinggang dan mengenakan baju
periksa
5. Pastikan ruang periksa sukup terang dan hangat serta bebas dari gangguan
lingkungan.
6. b. Hal Yang perlu diperhatikan

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh perawat Adalah sebagai berikut :

1. Jaga privasi Pasien


2. Pemeriksaan Harus terencana dengan baik untuk menghemat tenaga pasien
3. Pasien mungkin akan batuk dan bersin selama pemeriksaan, maka gunakan
universal precautions.
1. c. Langkah-langkah Pemeriksaan
1. 1. Pengkajian Awal

Pengkajian Awal yang perlu dilakukan sebagai berikut:

1. Lakukan Pengkajian cepat mengenai pasien untuk menentukan kemampuan


pasien berpatisipasi dalam pemeriksaan.
2. Inspeksi penampilan umum yang terlihat secara keseluruhan serta amati posisi
tubuh pasien. Beri perhatikan khusus terhadap usaha bernapas, warna kulit
wajah, ekspresi, bibir, otot-otot yang digunakan, dan pergerakan dada pada tiga
bagian toraks (Anterior, Posterior, Lateral).
3. 2. Inspeksi Toraks

Hal yang perlu dilakukan perawat saat inpeksi toraks adalah sebagai berikut :

1. Atur Posisi Pasien

Pemeriksaan dimulai dengan memposisikan pasien pada posisi duduk dengan pakaian
dibuka sampai pinggang.

1. Inspeksi warna kulit

Pastikan warna kulit dada (anterior, posterior, dan lateral, konsisten) dengan warna
tubuh bagian tubuh lainnya.

1. Tentukan kesimetrisan dada dan inspeksi struktur skeletal.

Pemeriksa berdiri dibelakang pasien dan gambarkan garis imaginer sepanjang


batas superior scapula dari akromion kanan sampai akromion kiri.

1. 3. Palpasi Dada (Toraks) Posterior


1. Palpasi dan hitung jumlah tulang rusuk dan sela interkostal
1) Minta pasien untuk fleksi leher (menunduk), sampai processus spinalis cervical
ke-7 akan terlihat

2) Bila pemeriksaan memindahkan tangan sedikit ke kiri dan kanan dari processus,
pemeriksa akan merasakan tulang rusuk pertama

3) Hitung tulang rusuk dan sela interkostal dan tetap dekat pada garis vertebrae.

1. Palpasi untuk melihat Tactile Fremitus

Fremitus adalah vibrasi yang dirasakan di luar dinding dada saat pasien
bicara. Vibrasi paling besar dirasakan di daerah saluran napas berdiameter
besar (Trachea) dan hampir tidak ada padaAlveoli paru-paru.

1. Auskultasi Toraks Posterior

Prosedur Auskultasi Toraks posterior yang dilakukan oleh perawat adalah sebagai
berikut :

Auskultasi Paru-paru

a) Auskultasi dilakukan dengan pola yang sama seperti yang digunakan pada
perkusi Paru-paru

b) Mulai Auskultasi pada bagian apeks paru-paru kiri dan lanjutkan seperti pola
perkusi.

c) Dengarkan pula suara-suara tambahan yang mendahului pada siklus inspirasi dan
ekspirasi.

1. Perkusi Toraks
Prosedur perkusi toraks anterior yang dilakukan oleh perawat adalah sebagai berikut :

Perkusi Daerah Paru-paru dengan pola yang teratur

1. Mulailah perkusi pada daerah apeks dan lanjutan sampai setinggi diafragma
2. Pastikan Jari-jari tangan yang tidak dominan berada pada celah interkostal
sejajar dengan tulang rusuk
3. Jika pasien wanita memiliki payudara yang besar, mintalah pasien untuk
memindahkan payudaranya ke samping (mengatur posisi) selama prosedur ini.
(Irman Somatri.2008)

BAB III

Aplikasi Asuhan Keperawatan Keluarga

1. A. Pengkajian (12 Juli 2012)


2. 1. Data Umum
1. Nama : Bapak L
2. Umur : 72 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Tani
6. Pendidikan : SR (Sekolah Rakyat)
7. Alamat : Desa Lalos Dusun Talamandu
8. Suku / Bangsa : Bugis/Indonesia
9. Komposisi Keluarga :
Tabel : 4. Komposisi Keluarga

Struktur dan Peran setiap anggota Keluarga Bapak L yang di dapat saat kunjungan
yang ke dua dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Hub.
No Nama JK Umur dengan Pendidikan Pekerjaan Status
Riwayat
KK
Imunisasi

1. Ibu M P 68 th Istri SR Urt Sehat

2. Ibu D P 30 th Anak SD Urt Sehat

Bapak
3. L 36 th Menantu SMP Swasta Sehat
R

Anak
4. L 10 th Cucu SD Pelajar Sehat Lengkap
U

Anak
5. L 9 th Cucu SD Pelajar Sehat Lengkap
R

1. Genogram
A

Keterangan Gambar :
A = Orang Tua klien : Laki-Laki

B = Orang Tua dari istri : Perempuan


C = Saudara klien : Klien

D = Saudara dari istri klien : Meninggal

E = Anak-anak Klien : Tinggal Serumah

1. Tipe Keluarga

Keluarga Bapak L Adalah Tipe Keluarga Extended Family (Keluarga Besar)

1. Suku Bangsa

Semua anggota Keluarga bapak L berasal dari suku bugis, bahasa sehari-hari
menggunakan bahasa bugis dan Indonesia

1. Agama

Semua anggota keluarga bapak H menganut agama islam.

1. Status Sosial Ekonomi

Menurut Bapak L penghasilannya tidak menetap, penghasilan keluarga


100.000/minggu, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keluarga bapak L
bergantung pada penghasilan Anak Bapak L, penghasilan di rasakan tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga keluarga benar-benar mengatur
pengeluarannya.

1. Aktivitas Rekreasi Keluarga


Bapak L Mengatakan Bahwa mereka tidak pernah rekreasi, keluarga hanya
menonton TV dirumah dan berkumpul bersama keluarga

1. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

a) Keluarga bapak L mempunyai anak delapan orang, yang sementara tinggal


bersama bapak L Adalah Anak ke delapan. Anak Bapak L mempunyai Anak dua
orang. Anak Pertama Yang berumur 10 tahun masih duduk dibangku SD, dan anak
kedua berumur 9 tahun masih duduk dibangku SD. Keluarga ini termasuk dalam
tahap perkembangan dengan Usia Lanjut.

b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi karena

Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan. Suasana rumah Bapak L


Khususnya Ruang Tamu Bapak L terasa kurang nyaman. Kondisi yang berdebu,
barang-barang dan pakaian berantakan. Kondisi seperti ini tidak mendukung
kesehatan keluarga.

1. Riwayat Kesehatan Keluarga


1. Riwayat Kesehatan Keluarga inti

1) Bapak L

Bapak L Mengatakan sudah menderita Asthma sejak 2 tahun yang lalu. Gejala
yang timbul berupa batuk berlendir, sesak nafas, Lemah, dan kekuatan fisik yang
menurun. Bila terkena serangan asthma berat baru dibawah ke puskesmas, jika
terkena asthma ringan hanya dibelikan obat batuk diwarung.

2) Ibu M

Ibu M bekerja sebagai ibu Rumah Tangga dan dalam keadaan sehat. Ibu M
Mengatakan Tidak pernah sakit ataupun menderita penyakit yang serius, dan tidak
ada penyakit keturunan dan menular.

3) Ibu D
Ibu D bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga dan dalam keadaan sehat.

4) Bapak R

Bapak R bekerja sabagai Swasta dan dalam keadaan sehat.

5) Anak U

Anak U sekarang bersekolah di SD dan dalam Keadaan sehat.

6) Anak

Anak R sekarang bersekolah di SD dan Dalam Keadaan sehat.

1. Riwayat Kesehatan Sebelumnya

Bapak L mengatakan tidak pernah sakit ataupun menderita penyakit menular yang
serius, dan pihak keluarga Bapak L juga tidak memiliki penyakit yang sama dengan
bapak L, Ibu M dalam keadaan sehat, Ibu M juga Mengatakan bahwa orang tuanya
tidak pernah mengalami penyakit yang sama dengan Bapak L.

1. Keadaan Lingkungan
1. Karakteristik Rumah

Rumah Bapak L semi permanen dan milik sendiri Luas rumah yang di tempati kurang
lebih 10 x 7 m2 (Lebar 7, panjang 10), terdiri dari 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1
dapur, dan wc yang menyatu dengan rumah, Bentuk bangunan rumah persegi panjang,
lantai rumah terbuat dari karpet plastik dan penataan perabot rumah tangga tidak
tertata dengan rapi, penerangan dan ventilasi <10% luas lantai, khususnya penerangan
ventilasi dalam kamar tidak ada yang masuk, Pembuangan limbah hanya di buang
dibelakang rumah.

1. Dena Rumah Keluarga L


Keterangan Gambar:
1. Kamar Tidur 1
2. Kamar Tidur 2
3. Kamar Tidur 3
4. Ruang Tamu
5. Ruang makan
6. Dapur
7. Kamar Wc
1. Pengolahan Sampah

Keluarga Bapak L tidak mempunyai tempat pembuangan sampah yang terbuat dari
kayu, namun cara pengelolaan sampah dengan cara dibakar dibelakang rumah.

1. Sumber Air Minum

Sumber air minum yang digunakan oleh Bapak L untuk memenuhi kebutuhan sehari
hari seperti memasak, mencuci, dan mandi adalah air PDAM, sebelum diminum air
dimasak terlebih dahulu.
1. Jamban/WC

Keluarga Bapak L memiliki WC dan kamar mandi, didalam rumah tipe WC yang
digunakan jenis Leher Angsa.

1. Saluran Pembuangan Air Limbah

Keluarga Bapak L tidak mempunyai saluran pembuangan air. Aktivitas didalam


rumah hanya dibuang dibelakang rumah.

1. Sosial
1. Karateristik tetangga Dan komunitas tempat tinggal

Tetangga Bapak L semuanya ramah dan baik terhadap keluarga Bapak L

1. Mobilitas Geograpi Keluarga

Bapak L telah 30 tahun tinggal di Desa Lalos Dusun Talamandu, sejak menikah tidak
pernah berpindah tempat.

1. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Masyarakat

Keluarga Bapak L dikenal baik oleh masyarakat setempat..

1. System Pendukung keluarga

Rumah Keluarga Bapak L berdekatan dengan Puskesmas dan jika keluarga Bapak L
ada yang sakit, keluarga membawanya ke Puskesmas terdekat.

1. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi keluarga

Pola Komunikasi yang digunakan oleh Bapak L adalah komunikasi tertutup, bahasa
yang digunakan adalah bahasa indonesia kadang-kadang menggunakan bahasa bugis,
jika ada masalah dalam keluarga Bapak L Komunikasi diselesaikan dengan
musyawarah.
1. Struktur kekuatan keluarga

Dukungan dan motivasi yang kuat dari anggota keluarga dan ditanamkannya sikap
saling menyayangi dan saling membantu sangat menunjang keluarga dalam
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga.

1. Struktur Peran

Peran Bapak L adalah mencari nafkah dan menghidupi seluruh anggota keluarga.
Peran Ibu M adalah mengurus rumah tangga. Dan Anak Bapak L berperan sebagai
Merawat dan Menjaga Anak-anaknya.

1. Nilai Dan Norma Budaya

Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai agama
islam dan norma yang berlaku dilingkungannya.

1. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif

Bapak L sangat menyayangi cucu-cucunya dan sewaktu-waktu memberikan teguran


apabila cucu-cucunya telah diperingatkan oleh Ibunya, Bapak L selalu mengajarkan
kepada cucu-cucunya untuk saling memperhatikan dan saling menghormati dan
menghargai satu sama lainnya.

1. Fungsi Sosialisasi

Interaksi antara sesama dalam keluarga Bapak L cukup baik, karena Bapak L dan Ibu
M mengajarkan bagaimana cara berperilaku yang sesuai dengan ajaran agama islam
dalam kehidupan sehari hari baik dalam rumah maupun dilingkungan tempat tinggal

1. Fungsi Perawatan Kesehatan


1. Mengenal Masalah Kesehatan
Bapak L dan Ibu M sudah mengetahui bahwa penyakit yang diderita oleh bapak L
adalah penyakit Asthma. Namun tidak begitu memahami tanda dan gejala, penyebab
dan pemahaman keluarga terhadap masalah yang dihadapi

1. Mengambil Keputusan Mengenai Tindakan Kesehatan Yang Tepat, Keluarga


Bapak L cukup mengetahui tentang penyakit yang diderita Bapak L. sehingga
keluarga memutuskan Bapak L di bawa ke Puskesmas.
2. Merawat Anggota Yang Sakit

Ibu M tidak begitu mengetahui dan paham cara merawat dan mengobati penyakit yang
diderita suaminya

1. Memodifikasi Lingkungan Rumah Yang Sehat

Keluarga bapak L memahami bahwa Lingkungan sehat dan bersih dalam rumah dapat
mencegah penyakit Bapak L.

1. Menggunakan Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Keluarga bapak L mengetahui ada tempat pelayanan kesehatan terdekat dari


rumahnya (PUSKESMAS), sehingga bila ada anggota keluarga yang sakit akan
dibawa ketempat pelayanan kesehatan.

1. Fungsi Ekonomi

Ibu M mengatakan bahwa penghasilan suaminya belum cukup untuk memenuhi


kebutuhan sehari-hari.

1. Strees Dan Koping Keluarga


1. Stressor Jangka Pendek
Stress yang dirasakan ibu M adalah karena bapak L sakit-sakitan, penghasilannya
sudah mulai berkurang sehingga ibu M cemas tidak ada lagi dana yang tersimpan
untuk keluarga.

1. Kemampuan Keluarga berespon terhadap situasi

Bila ada anggota keluarga yang sakit, keluarga secepatnya dibawa ke Puskesmas.

1. Strategi Koping yang digunakan

Keluarga bapak L menerima keadaan ini apa adanya dan keluarga tetap memotivasi
bapak L untuk tetap berobat agar penyakitnya segera sembuh. Dan melibatkan istrinya
mengambil keputusan yang terbaik bagi keluarganya.

1. Strategi Adaptasi Disfungsional

Penyakit ini dialami sudah cukup lama, Bapak L Kalau Ada masalah, kadang-kadang
diam dan tidak terbuka dan tidak mau dibicarakan kepada anaknya.

1. Pemeriksaan Fisik Keluarga

Tabel : 5. Pemeriksaan Fisik Keluarga

Pemeriksaan Fisik setiap Anggota Keluarga Bapak L yang didapat saat kunjungan ke-
2 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Pemeriksaan
Tn. L Ny. M Ny. D Tn. R An. U
Fisik

Tanda-tanda TD : 130/80 TD : 120/70 TD : 110/80 TD : 120/80 ND : 88 x/m


Vital mmhg mmhg mmhg mmhg
RR : 20 x/m
ND : 88 x/m ND : 80 x/m ND : 86 x/m ND : 96 x/m
SB : 36 O C
RR : 26 x/m RR : 22 x/m RR : 20 x/m RR : 20 x/m

SB : 36,5 O C SB : 36 O C SB : 37 O C SB : 36 O C

Integument Kulit bersih, Kulit bersih, Kulit bersih, Kulit bersih, Kulit bersih,
tidak ada tidak ada turgor kulit turgor kulit turgor kulit
benjolan benjolan normal normal normal

Kepala Rambut Rambut Rambut Lurus, Kepala Kepala


beruban, Beruban, Rambut Hitam Normal, Rambut Normal, Ram
rambut lurus Rambut Lurus Lurus, Rambut Lurus, Rambu
Hitam Hitam

Wajah Wajah Wajah Wajah Wajah Nampak Wajah Namp


Nampak Nampak Nampak bersih, Tidak ada bersih, Tidak
bersih, Tidak bersih, Tidak bersih, Tidak pembengkakan pembengkaka
ada ada ada
pembengkakan pembengkakan pembengkakan

Mata Fungsi Fungsi Fungsi Fungsi Fungsi


penglihatan penglihatan penglihatan penglihatan baik, penglihatan b
baik, baik, baik, pergerakan bola pergerakan bo
pergerakan pergerakan pergerakan Mata Kiri Dan Mata Kiri Da
bola Mata Kiri bola Mata Kiri bola Mata Kiri Kanan simetris Kanan simetr
Dan Kanan Dan Kanan Dan Kanan
simetris simetris simetris

Hidung Lubang Lubang Lubang Lubang hidung Lubang hidun


hidung hidung hidung Simetris kiri dan Simetris kiri d
Simetris kiri Simetris kiri Simetris kiri kanan, Fungsi kanan, Fungs
dan kanan, dan kanan, dan kanan, Penciuman baik, Penciuman ba
Fungsi Fungsi Fungsi
Penciuman Penciuman Penciuman
baik, baik, baik,
Mulut Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa lembab, Mukosa lemb
lembab, tidak lembab, tidak lembab, tidak tidak kesulitan tidak kesulita
kesulitan kesulitan kesulitan menelan menelan
menelan menelan menelan

Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
benjolan, tidak benjolan, tidak benjolan, tidak benjolan, tidak benjolan,
ada ada ada ada pembesaran
pembesaran pembesaran pembesaran pada kelenjar
pada kelenjar pada kelenjar pada kelenjar limfe
limfe limfe limfe

Dada Frekuensi Bunyi Jantung Bunyi Jantung Bunyi Jantung Bunyi Jantun
nafas Dan paru-paru Dan paru-paru Dan paru-paru Dan paru-par
26x/menit, Normal Normal Normal Normal
terdengar
suara nafas
tambahan
suara mengi

Tangan Kuku tangan Kuku tangan Kuku tangan Kuku tangan Kuku tangan
bersih, bersih, bersih, bersih, kekuatan bersih, kekua
kekuatan otot kekuatan otot kekuatan otot otot otot

Normal, Tidak Normal, Tidak Normal, Tidak Normal, Tidak Normal,


ada ada ada ada
pembengkakan pembengkakan pembengkakan pembengkakan

Kaki Kuku Kaki Kuku Kaki Kuku Kaki Kuku Kaki Kuku Kaki
Nampak Nampak Nampak Nampak Bersih, Nampak Bers
Bersih, Bersih, Bersih, kekuatan Otot kekuatan Oto
kekuatan Otot kekuatan Otot kekuatan Otot Normal, Tidak Normal,
Normal, Tidak Normal, Tidak Normal, Tidak Ada
Ada Ada Ada pembengkakan
pembengkakan pembengkakan pembengkakan

Keadaan
Umum

10. Harapan Keluarga

Keluarga sangat mengharapkan bapak L agar cepat sembuh dari penyakitnya dan
keluarga berharap kepada petugas kesehatan agar mampu memberikan pelayanan
yang baik dan tepat pada siapa saja yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

1. B. Klasifikasi Data

Data Subyek Obyektif yang didapat pada Keluarga Bapak L saat Kunjungan 2 dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel : 6. Klasifikasi Data

Data Subjektif Data Objektif

1. Anak Bapak L Mengatakan apabila TD : 130/80 mmhg, ND : 88 x/m, RR :


musim dingin, Bapak L sering batuk 26 x/m, SB : 36,5o C
berlendir dan sesak napas,
2. Sesak akan bertambah bila Melakukan 1. Disekeliling rumah kotor
aktifitas yang berlebihan dan terkena 2. Sampah berserakan dimana-
debu. mana
3. Bapak L juga Mengatakan bahwa 3. Rumah bapak L kotor dan
sudah 2 tahun menderita Asthma dan berdebu
sering kumat-kumatan. 4. Perabotan rumah tangga tidak
4. Keluarga Bapak L Tidak mempunyai rapi
Saluran pembuangan Air Limbah 5. Tidak ada Tempat pembuangan
5. Bapak L Mengatakan suasana rumahnya Sampah
pengap, Pencahayaan kurang dan
ventilasi kurang.
6. Ibu M Mengatakan bahwa suaminya
bila terkena serangan asthma berat baru
dibawah ke puskesmas, jika terkena
asthma ringan hanya dibelikan obat
batuk diwarung.
7. Ibu M mengatakan merasa ibah apabila
melihat Bapak L, terserang sesak.
8. Dokter mengatakan bahwa bapak L
divonis menderita penyakit Athma
Kronik.
9. Ibu M Mengatakan karena sudah tua,
tidak mampu dan tidak mempunyai
waktu untuk membersihkan rumah dan
lingkungan rumah,
10. Ibu M Mengatakan membuang air
limbah sembarang tempat.
11. Sesak Napas
12. Batuk Berlendir
13. Gelisah, Berkeringat dingin
14. Tanda-tanda Vital :

Sumber Data Primer


1. Analisa Data

Data Subjektif dan Data Objektif yang didapat dari keluarga Bapak L pada kunjungan
ke Dua dapat di lihat pada Tabel di bawah ini :

Tabel : 7. Analisa Data

No DATA Etiologi Masalah

1 Data Subyektif : Ketidakmampuan Bersihan Jalan


Keluarga Merawat Napas Tidak
1. Anak Bapak L Mengatakan Anggota Yang Sakit Efektif
apabila musim dingin, Bapak
L sering batuk berlendir dan
sesak napas,
2. Sesak akan bertambah
bila Melakukan aktifitas
yang berlebihan dan bila
terkena Debu.
3. Dokter mengatakan bahwa
bapak L divonis menderita
penyakit Athma Kronik
4. Bapak L juga Mengatakan
bahwa sudah 2 tahun
menderita Asthma dan sering
kumat-kumatan.
5. Ibu M Mengatakan bahwa
suaminya bila terkena
serangan asthma berat baru
dibawah ke puskesmas, jika
terkena asthma ringan hanya
dibelikan obat batuk
diwarung.
6. Ibu M mengatakan merasa
ibah apabila melihat Bapak
L, terserang sesak.

Data Obyektif :

1. Sesak Napas
2. Batuk Berlendir
3. Gelisah, Berkeringat Dingin
4. Tanda-tanda Vital :

TD : 130/80 mmhg, ND : 88 x/m,


RR : 26 x/m, SB : 36,5 oC.

2 Data Subyektif : Ketidakmampuan Resiko Tinggi


keluarga Terjadi
1. Ibu M Mengatakan karena memodifikasi Kekambuhan
sudah tua, tidak mampu lingkungan yang
dan tidak mempunyai waktu sehat
untuk membersihkan rumah
dan lingkungan rumah.
2. Ibu M Mengatakan
membuang air limbah
disembarang tempat.
3. Keluarga Bapak L Tidak
mempunyai Saluran
pembuangan Air Limbah
4. Bapak L Mengatakan
suasana rumahnya pengap,

Pencahayaan kurang dan ventilasi


kurang.

Data Obyektif :

1. Disekeliling rumah kotor


2. Sampah berserakan dimana-
mana
3. Rumah Bapak L nampak
kotor dan berdebu
4. Perabotan Rumah Tangga
Tidak rapi
5. Tidak ada Tempat
pembuangan Sampah

1. Penilaian Scoring Diagnosa Keperawatan


2. Bersihan Jalan Nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan
Keluarga Merawat Anggota Keluarga Yang Sakit (Penyakit Asthma)

Tabel : 8. Scoring Diagnosa Keperawatan

Penilaian Skoring Prioritas Diagnosa Keperawatan Pada Keluarga Bapak L dapat


dilihat pada tabel dibawah ini:

No Kriteria Skor Bobot Skoring Pembenaran


Sifat Masalah : 3 1 Bapak L sudah menderita
batuk berlendir, dan sesak
Aktual nafas. Bapak L sudah
mendapatkan informasi dari
petugas kesehatan.

Kemungkinan 1 2 Latar belakang pendidikan


Masalah Dapat bapak L adalah SR, ibu M
Diubah : adalah SR sehingga
mempengaruhi penyerapan
Sebagian informasi yang diberikan
oleh petugas kesehatan,
sumber daya yang ada
dalam keluarga tidak
memadai.

Potensi Masalah 3 1 Bapak L sudah lama


Untuk Dicegah : menderita penyakit Asthma
bapak L hanya minum obat
Tinggi dari puskesmas.

Mononjolnya 0 1 Keluarga tidak memahami


Masalah : kalau penyakit asthma ini
dapat mengancam jiwa
Masalah tidak bapak L, apabila tidak
dirasakan segera tangani.

Skor
1. Resiko Tinggi Terjadi Kekambuhan penyakit berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang sehat

Tabel: 9. Scoring Diagnosa Keperawatan

Penilaian Skoring Prioritas Diagnosa Keperawatan Pada Keluarga Bapak L dapat


dilihat pada tabel dibawah ini:

No Kriteria Skor Bobot Skoring Pembenaran

Sifat Masalah : 2 1 Bila tidak dilakukan


perawatan yang benar,
Ancaman akan terjadi resiko
kekambuhan penyakit

Kemungkinan 1 2 Latar Belakang


Masalah Dapat pendidikan Bapak L dan
Diubah : Ibu M SR (Sekolah
Sebagian Rakyat) sehingga untuk
menerima informasi tidak
mudah, namun sumber
daya yang ada dalam
keluarga sangat memadai,
bila bapak L mendapat
serangan Asthma
penanganan yang
dilakukan hanyan minum
obat dari Puskesmas.

Potensi Masalah 2 1 Keluarga mempunyai


Untuk dicegah : kesibukan yang cukup
tinggi namun merawat
Cukup lingkungan rumah adalah
kewajiban keluarga

Mononjolnya 0 1 Keluarga tidak memahami


Masalah : kalau lingkungan yang
kotor dapat mengancam
Masalah Tidak jiwa bapak L, apabila
Di Rasakan tidak segera tangani.

Skor

1. Diagnosa Keperawatan Prioritas

Penilaian Skoring Diagnosa Keperawatan pada Keluarga Bapak L dapat di lihat pada
Tabel di bawah ini :

Tabel : 10. Diagnosa Keperawatan Prioritas

No Diagnosa Skoring

1 Bersihan Jalan Nafas tidak efektif berhubungan


dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit (Asthma)

2 Resiko Tinggi Terjadi Kekambuhan Penyakit


berhubungan dengan ketidakmampuan anggota
keluarga memodifikasi lingkungan yang sehat

1. Intervensi

Tabel : 11. Intervensi


1. Implementasi

Pelaksanaan yang di lakukan pada keluarga Bapak L pada kunjungan ke Empat dapat
di lihat pada Tabel di bawah ini :

Tabel : 12. Implementasi

N Diagnosa Hari / Jam Implementasi


o Keperawatan Tanggal

1 Bersihan jalan Minggu/ 18.3 1. Mengucapkan salam ,


nafas tidak efektif 15/07/20 0 2. Mengingatkan kontrak yang lalu dan
berhubungan 12 Wita menjelaskan tujuan.
dengan 1. Diskusikan bersama
ketidakmampuan keluarga pengertian
keluarga merawat penyakit Asthma Bronchial
anggota yang sakit 18.3 dengan menggunakan
5 Leaflet
2. Motivasi keluarga untuk
menyebutkan tanda dan
gejala penyakit Asthma
Bronchial
3. Dorong keluarga untuk
menyebutkan pencegahan
dan perawatan penyakit
18.5 Asthma Bronchial
4. Jelaskan pada keluarga
0 akibat lanjut apabila Asthma
Bronchial tidak di obati
5. Beri Reincformentpositif atas
usaha yang telah dilakukan
keluarga
6. Ajarkan teknik pengobatan
19.0 tradisional ( obat pelega
0 tenggorokan)
7. Tekan pada keluarga untuk
mengontrol secara aktif
dipuskesmas

19.1
0

19.2
5

19.3
5
19.4
0

2 Resiko Tinggi Minggu, 19.5 1. Gali Pengetahuan


terjadi 15/07/20 0 keluarga Mengenai Penyakit
Kekambuhan peny 12 Asthma yang diderita bapak L
akit pada bapak L 2. Motivasi keluarga untuk
berhubungan mengidentifikasi tanda-tanda
dengan serangan Asthma
ketidakmampuan 3. Beri Reincforment positif atas usaha
keluarga dalam 20.0 yang telah dilakukan
memodifikasi 0 4. Diskusikan Alternatif yang dapat
lingkungan yang dilakukan keluarga untuk mencegah
sehat. serangan berulang
5. Beri Reincforment positif atas
usaha yang telah dilakukan
6. Anjurkan keluarga untuk
20.0 membersihkan lingkungan rumah
3 bagi lansia
1. Evaluasi

20.1
8

20.0
0
20.2
5

Hasil Akhir yang di dapat pada keluarga Bapak L pada hari ke Lima dapat di lihat
pada Tabel di bawah ini :

Tabel : 13. Evaluasi

No Dx Hari /Tgl Jam Evaluasi

1 Minggu, 15 21.30 S:
1 Juli 2012 Wita
1. Keluarga menjawab salam
2. Bapak L menyetujui pertemuan saat ini
selama 60 menit
3. Ibu M menyebutkan pengertian, penyebab
dan tanda dan gejala seadanya
4. Ibu M mengatakan memberikan obat
tradisional bila bapak L batuk berlendir.

O:

1. Keluarga Bapak L dan Ibu M kooperatif


dan Aktif saat di jelaskan, keluarga
berusaha menjawab setiap pertanyaan
yang diajukan.
2. Ibu M mampu mendemostrasikan cara
pembuatan obat pelega tenggorokan.
3. Bapak L masing sering batuk-batuk
namun sesak sudah mulai berkurang

A : Masalah sebagian teratasi setelah dilakukan


tindakan perawatan

P:

1. Ingatkan kembali tentang hal hal yang


telah didiskusikan
2. Ingatkan kembali untuk mengontrol
secara aktif kepuskesmas
3. Motivasi keluarga untuk terus merawat
anggota keluarga yang sakit (Asthma
Bronchial)

2 Minggu, 15 22.00 S:
2 Juli 2012
1. Ibu M menyebutkan tanda-tanda penyakit
Asthma bronchial seadanya
2. Ibu M mengatakan tentang cara
pencegahan penyakit Asthma Bronchial
3. Keluarga Bapak L mau dan akan
membersihkan lingkungan rumah

O : Keluarga Bapak L Kooperatif dan aktif dalam


penjelasan yang diberikan oleh petugas kesehatan

A : Tujuan tercapai sebagian

P:

1. Ingatkan kembali tentang hal-hal yang


telah diskusikan
2. Motivasi keluarga untuk terus merawat
anggota keluarga yang sakit (Asthma)
3. Catatan Perkembangan
Perkembangan keluarga Bapak L setelah di lakukan Asuhan Keperawatan Keluarga
dapat di lihat pada Tabel di Bawah ini :

Tabel 13 : Catatan Perkembangan


No
Hari/Tgl Dx Jam SOAPIER

Senin, 16 1 09.45 S:
Juli 2012
1. Keluarga Menjawab Salam
2. Ibu M menyebutkan pengertian, Penyebab,
tanda dan gejala Asthma Bronchial
3. Ibu M mampu mendemostrasikan cara
pembuatan Obat Tradisional (Obat pelega
Tenggorokan)

O:

1. Keluarga Bapak L dan Ibu M Kooperatif


dan aktif saat di jelaskan, keluarga
berusaha menjawab setiap pertanyaan
yang diajukan.
2. Bapak H masing sering batuk-batuk
namun sesak sudah mulai berkurang
3. TTV : TD : 130/90 mmhg, ND : 84 x/m,
RR : 22 x/m, SB : 36,5O C,

A : Masalah Sebagian teratasi Setelah dilakukan


tindakan perawatan
P:

1. Ingatkan kembali tentang hal hal yang


telah didiskusikan
2. Ingatkan kembali untuk mengontrol secara
aktif kepuskesmas
3. Motivasi keluarga untuk terus merawat
anggota keluarga yang sakit (Asthma).

I:

1. Mengingatkan kembali tentang hal hal


yang telah didiskusikan
2. Mengingatkan kembali untuk mengontrol
secara aktif kepuskesmas
3. Memotivasi keluarga untuk terus merawat
anggota keluarga yang sakit (Asthma).

E : Tujuan Belum tercapai

R:
Lanjutan Catatan Perkembangan

Tabel : 14. Catatan Perkembangan

No Hari/Tgl Dx Jam SOAPIER

Selasa, 17 1 09.30 S:
Juli 2012
1. Keluarga Menjawab Salam
2. Ibu M Mengatakan sudah memahami
tentang penyakit Asthma Bronchial
3. Ibu M Mengatakan bapak L masih sering
batuk- batuk berlendir dan namun sesak
sudah mulai berkurang

O:

1. Keluarga Bapak L dan Ibu M Kooperatif


dan aktif saat di jelaskan, keluarga
berusaha menjawab setiap pertanyaan
yang diajukan.
2. Ibu M sudah memahami tentang penyakit
Asthma Bronchial
3. Ibu M mampu mendemostrasikan cara
pembuatan obat pelega tenggorokan

A : Masalah sebagian Teratasi


P:

1. Ingatkan kembali tentang hal hal yang


telah didiskusikan
2. Ingatkan kembali untuk mengontrol secara
aktif kepuskesmas
3. Motivasi keluarga untuk terus merawat
anggota keluarga yang sakit (Asthma).

I:

1. Mengingatkan kembali tentang hal hal


yang telah didiskusikan
2. Mengingatkan kembali untuk mengontrol
secara aktif kepuskesmas
3. Memotivasi keluarga untuk terus merawat
anggota keluarga yang sakit (Asthma).

E : Tujuan Belum tercapai

R:
Lanjutan Catatan Perkembangan

Tabel 15 : Catatan Perkembangan

No Hari/Tgl Dx Jam SOAPIER

Rabu, 18 2 09.40 S:
Juli 2012 Wita
1. Keluarga Menjawab Salam
2. Ibu M menyebutkan tanda-tanda penyakit
Asthma Bronchial seadanya
3. Keluarga Bapak L mau dan akan
membersihkan lingkungan rumah

O : Keluarga Bapak L dan Ibu M Kooperatif dan


aktif saat di jelaskan, keluarga berusaha
menjawab setiap pertanyaan yang diajukan.

A : Masalah Sebagian Teratasi

P:

1. Ingatkan kembali tentang hal hal yang


telah disampaikan dari petugas kesehatan
2. Motivasi keluarga untuk terus merawat
anggota keluarga yang sakit (Asthma).

I:

1. Mengingatkan kembali tentang hal hal


yang telah disampaikan dari
petugas kesehatan
2. Memotivasi keluarga untuk terus merawat
anggota keluarga yang sakit (Asthma).

E : Tujuan Belum tercapai

R:

Anda mungkin juga menyukai