Anda di halaman 1dari 6

DEPARTEMEN / BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN / FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Jalan Jenderal Sudirman Palembang 30126
Telp. : (0711) 354088, 311466 Ext. (522,523,526,527)
(0711) 315233 Fax. : (0711) 355550
E-Mail : obgynrsmh@yahoo.com

MANAJEMEN LAKTASI
DR. Dr. Heriyadi Manan, SpOG(K)

Dalam proses reproduksi, payudara, mamma (didalamnya ada kelenjar susu, glandula
mammae) berperan sebagai kelenjar asesori sekunder yang tidak ikut dalam proses fertilisasi,
implantasi dan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Glandula mammae berperan
sangat penting untuk produksi air susu, nutrisi terpenting bagi bayi baru lahir dan bulan bulan
pertama kehidupannya. Mamma ikut tumbuh dan berkembang dan sebagian menjadi penanda
proses bertambah matangnya perempuan. Pertumbuhan dan perkembangan mamma yang pesat
saat pubertas (Telarche) malah dianggap sebagai tanda bahwa seorang gadis mulai akil balig,
yang juga bersamaan dengan datangnya menarche, menstruasi yang pertama. Untuk sebagian
kelompok masyarakat tertentu, mamma dipakai sebagai simbol sex-appeal yang mempunyai
daya tarik terhadap lawan jenis yang merupakan awal dari peristiwa kopulasi yang, bila saatnya
sudah tepat, akan membuahkan kehamilan. Disamping fungsi utama sekresi nutrisi utama bagi
bayi serta peran estetika, maka glandula mammae pada masa laktasi, dengan persyaratan
tertentu, juga dapat memberikan efek kontrasepsi alami

ANATOMI MAMMA

Mamma (dan glandula mammae) pertumbuhannya sudah dimulai saat kehidupan embrio. Pada
saat embrio sudah terbentuk putik primer (primary bud) dibagian ventrolateral antara tonjolan
ektremitas depan dan belakang yang dalam perkembangan selanjutnya akan menghilang dan
hanya tersisa sepasang didaerah dada. Pada saat umur pertengahan kehamilan putik primer
tersebut akan berkembang menjadi 15 25 putik sekunder (secondary bud) yang nantinya akan
menjadi cikal bakal sistem saluran kelenjar glandula mammae di kemudian hari. Tiap putik
sekunder akan tumbuh memanjang dan bercabang cabang dan mengalami difrensiasi menjadi
lapisan sel sel kubis yang konsentris dan membentuk lumen sentral. Lapisan yang lebih dalam
akan berkembang menjadi epitil sekretoris yang akan memproduksi susu dan lapisan sel yang
DEPARTEMEN / BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN / FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Jalan Jenderal Sudirman Palembang 30126
Telp. : (0711) 354088, 311466 Ext. (522,523,526,527)
(0711) 315233 Fax. : (0711) 355550
E-Mail : obgynrsmh@yahoo.com

diluar akan membentuk mioepitil yang berguna untuk kontraksi mengeluarkan air susu ke sistem
saluran sir susu.
Glandula mammae yang matang terdiri atas 15 25 lobus yang berkembang dari pertumbuhan
secondary buds. Lobus lobus itu tersusun radier dan dipisahkan satu sama lain oleh jaringan
lemak. Tiap lobus terdiri dari banyak lobulus yang selanjutnya akan membentuk alveoli.
Produksi susu oleh epitil sekretoris di alveoli akan dikumpulkan dalam duktulus dan selanjutnya
mengumpul pada saluran yang lebih besar dan masuk mengumpul di sinus laktiferus yang
selanjutnya akan keluar melalui duktus laktiferus yang bermuara di puting susu. Masing masing
lobus mempunyai duktulus, duktus dan sinus laktiferus sendiri sendiri. Orientasi lokasi payudara
setelah wanita dewasa adalah di sebelah lateral linea mediana diantara kosta II dan VI dan
melebar kesamping dari pinggir sternum sampai linea aksilaris medialis. Glandula mamma
berada dijaringan subkutan menutupi otot pektoralis mayor dan sebagian otot serratus anterior
dan otot oblikus eksterna. Pada puncak payudara ada bagian yang menonjol dengan warna lebih
gelap yaitu puting susu (mammilia) dan kalang susu (areola mammae) yang berisi 2024
kelenjar Montgomery yang bermuara di kalang susu tersebut untuk kepentingan lubrikasi.
Bentuk dan ukuran mamma bervariasi tergantung saat pertumbuhannya seperti misalnya, masa
sebelum pubertas, pubertas, adolesen, dewasa, saat menyusui dan pada ibu multipara. Mamma
akan berkembang menjadi besar saat hamil dan masa laktasi dan akan mengecil dan kisut
menjelang masa menopause. Faktor yang berperan untuk memperbesar ukuran mamma adalah
hipertropi pembuluh darah, sel mioepitil, jaringan ikat dan deposit lemak serta retensi cairan dan
elektrolit. Saat kehamilan, aliran darah ke mamma dua kali lebih banyak dibandingkan sebelum
kehamilan.

PEMBENTUKAN AIR SUSU

Glandula mammae juga dapat dianggap sebagai cermin kinerja organ endokrin sebab pada saat
laktasi kelenjar ini sangat dipengaruhi oleh hasil interaksi kerja beberapa hormon. Hubungan
yang baik poros hipothalamus dan hipofise merupakan persyaratan yang penting. Sebelum dapat
DEPARTEMEN / BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN / FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Jalan Jenderal Sudirman Palembang 30126
Telp. : (0711) 354088, 311466 Ext. (522,523,526,527)
(0711) 315233 Fax. : (0711) 355550
E-Mail : obgynrsmh@yahoo.com

berfungsi untuk menghasilkan air susu maka mamma sesungguhnya tumbuh dan berkembang
dalam tiga tahapan .
Tahap mammogenesis : tahap pertumbuhan dan perkembangan mamma. Sangat
dipengaruhi oleh hormon estrogen, progesteron, prolaktin, growth hormone,
glukokortikoid dan epithelial growth factor.
Tahap laktogenesis : awal terbentuknya air susu ibu. Hal ini sangat dipengaruhi oleh
hormon prolaktin, menurunnya kadar estrogen dan progesteron serta hPL (human
placental lactogen), serta peran glukokortikoid dan insulin.
Tahap galaktopoesis : tahap mempertahankan produksi air susu tetap ada.yang
dipengaruhi oleh : turunnya hormon gonad, isapan puting susu saat menyusui, disamping
juga peran growth hormone, glukokortikoid, insulin dan hormon thiroksin dan hormon
parathiroid.
Estrogen berperan pada pertumbuhan duktus dan duktulus serta pembentukan alveoli sedangkan
progesteron dibutuhkan untuk pematangan secara optimal epitil sekresi alveoli. Perkembangan
difrensiasi sel kelenjar menjadi bagian sekresi dan bagian mioepitel ada dibawah pengaruh
hormon prolaktin, growth hormone, insulin, kortisol dan epithelial growth factor. Meskipun sel
sekretoris alveoli aktif membentuk lemak susu dan protein akan tetapi hanya sedikit saja yang
masuk ke lumen duktus. Prolaktin merupakan hormon terpenting untuk inisiasi produksi air susu
tetapi tetap membutuhkan suasana rendah estrogen. Estrogen dan progesteron plasenta memblok
pengaruh prolaktin terhadap fungsi sekresi epitel kelenjar susu. Itulah sebabnya laktasi belum
bisa dimulai kecuali sudah adanya penurunan plasma estrogen, progesteron dan hPL segera
setelah persalinan.
Untuk mempertahankan produksi air susu dibutuhkan mekanisme pengisapan puting susu dan
proses pengosongan saluran dan alveoli kelenjar susu..
Growth hormone, kortisol, tiroksin serta insulin menyebabkan hal itu mudah terjadi.
Prolaktin dibutuhkan saat galaktopoesis akan tetapi bila ibu itu tidak menyusui maka
konsentrasinya akan menurun sampai mencapai konsentrasi seperti wanita tidak hamil dalam tiga
minggu. pasca kelahiran . Oleh karena itu dengan terus menerus melakukan menyusui akan
DEPARTEMEN / BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN / FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Jalan Jenderal Sudirman Palembang 30126
Telp. : (0711) 354088, 311466 Ext. (522,523,526,527)
(0711) 315233 Fax. : (0711) 355550
E-Mail : obgynrsmh@yahoo.com

merangsang keluarnya perolaktin (prolactin reflex) yang mungkin melakukan inhibisi terhadap
dopamine yang diduga sebagai hipothalamic prolactin inhibiting factor (PIF).
Kecupan bayi terhadap puting susu juga akan menimbulkan refleks pelepasan oksitosin yang
akan menyebabkan kontraksi uterus dan juga kontraksi sel mioepitil yang terdapat disekitar
alveoli dan duktuli sehingga air susu akan muncrat ke luar (let down reflex/milk ejection reflex).

PROSES MENYUSUI DAN RAWAT GABUNG

Untuk kepentingan kesehatan reproduksi maka proses menyusui (laktasi) bayi oleh ibu yang baru
melahirkan sangat dianjurkan. Manajemen rawat gabung telah menjadi persyaratan bagi rumah
sakit sayang ibu. Hanya dengan menyusui bayi maka prolactin reflex dan milk ejection reflex
akan tetap terjaga dan akan menunjang suksesnya masa laktasi. Sebaliknya bayi yang sehat untuk
proses menyusuinya telah mempunyai tiga refleks intrinsic yang diperlukan untuk berhasilnya
menyusui yaitu : refleks mencari (rooting reflex), refleks mengisap (sucking reflex) dan refleks
menelan (swallowing reflex). Ada banyak keuntungan yang didapatkan oleh ibu dan bayi serta
rumah sakit yang melaksanakannya. Prinsip rawat gabung adalah pemahaman dan pelaksanaan
tentang hal hal sebagai berikut :
Bila tak ada kontra indikasi maka sesegera mungkin ibu menyusui bayi yang baru
dilahirkan.
Menyusui tanpa jadwal tertentu tetapi sesuai dengan kebutuhan bayi, makin sering dan
makin lama menyusui makin baik
Membersihkan dan merawat payudara dan menyusukan bergantian kanan dan kiri
Tidak memakai susu pengganti / susu botol
Melakukannya terus menerus secara eksklusif selama empat bulan
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan let down / milk ejection reflex adalah dengan : ibu
melihat bayi, ibu mendengarkan suara bayi, ibu mendekap dan mencium bayi serta ibu
memikirkan untuk menyusui bayi.
DEPARTEMEN / BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN / FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Jalan Jenderal Sudirman Palembang 30126
Telp. : (0711) 354088, 311466 Ext. (522,523,526,527)
(0711) 315233 Fax. : (0711) 355550
E-Mail : obgynrsmh@yahoo.com

Sebaliknya ada faktor-faktor yang dapat menghambatnya adalah : ibu yang kacau pikiran, takut
atau cemas yang berlebihan.

PENGGUNAAN OBAT SAAT LAKTASI

Sebagian besar obat yang diberikan pada ibu akan masuk ke air susu ibu. Banyak factor yang
mempengaruhi ekskresinya antara lain : konsentrasinya dalam plasma, derajat ikatan protein,
derajat keasamanplasma, ionisasi, kelarutan lipid dan berat molekul.
Secara umum jumlah konsentrasi obat yang masuk ke air susu dan diminum bayi sangat sedikit
dan efeknya diabaikan. Akan tetapi ada juga golongan obat obat yang di kontra-indikasikan
untuk diminum ibu yang sedang laktasi yaitu : bromokriptin, kokain, siklofospamid, siklosporin,
doksorubisin, lithium, methotreksat, pensiklidin, fenindion dan yodium radioaktif.
Oleh karena itu setiap memberikan obat kepada ibu yang sedang laktasi harus dipertimbangkan
dengan sangat cermat antara keperlua, keuntungan serta dampak buruknya.

KEUNTUNGAN LAKTASI BAGI IBU DAN BAYI

Disamping sangat ekonomis maka peristiwa menyusui mempunyai keuntungan :


Meningkatkan kontraksi uterus sehingga mempercepat involusi uterus
Meningkatkan jumlah produksi air susu
Meningkatkan hubungan emosional ibu anak secara lebih sempurna
Secara epidemiologis, ibu menyusui lebih terlindung dari kanker payudara
Bila dilakukan secara eksklusif selama empat bulan, akan dapat berfungsi sebagai
kontrasepsi alamiah.
Sejauh ini tidak dijumpai kerugian menyusui bagi ibu, Cuma diberikan kontra indikasi menyusui
untuk ibu yang :
Mempunyai TBC infeksius
Mastitis yang berat
DEPARTEMEN / BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN / FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Jalan Jenderal Sudirman Palembang 30126
Telp. : (0711) 354088, 311466 Ext. (522,523,526,527)
(0711) 315233 Fax. : (0711) 355550
E-Mail : obgynrsmh@yahoo.com

Menderita HIV / AIDS


Kanker payudara
Keadaan umum / gizi yang sangat buruk
Menderita cytomegalo virus dan hepatitis B, kecuali sudah mendapatkan iminisasi untuk
kedua hal tersebut.
Mengalami psikosis berat
Keuntungan laktasi bagi bayi adalah jelas berupa :
Mendapatkan makanan dengan komponen nutrisi terbaik
Mendapatkan kekebalan pasif non spesifik (berupa : faktor pertumbuhan laktobasilus
bifidus, laktoferin, lisozim dan laktoperoksidase) dan kekebalan non spesifik (berupa :
sistem komplemen, sitem seluler dan immunoglobulin) dari ibu.
Siap pakai dengan tempratur yang sesuai dan tidak repot.
Secara emosional lebih menguntungkan bayi
Secara epidemiologis merangsang lebih aktif sistem kekebalan aktif bayi yang sedang
tumbuh.
Kontra indikasi bayi untuk rawat gabung bila :
Lahir asfiksia berat sehingga perlu perawatan intensif
Ada kelainan bawaan daerah mulut yang tak mungkin melakukan laktasi
Bayi kejang atau kesadarannya menurun
Bayi dengan kelainan jantung dan paru

Segera melakukan rawat gabung untuk ibu dan anak merupakan kebijakan nasional yang harus
dilakukan pada setiap rumah sakit / tempat bersalin yang menyatakan dirinya : sayang bayi. Oleh
karena sudah diketahui manfaatnya untuk ibu dan bayinya rawat gabung dapat dilakukan secara
temporer maupun kontinyu dan diatur dengan berbagai model sesuai fasilitas yang dipunyai
masing masing rumah sakit. Komunikasi , informasi dan edukasi tentang hal ini harus dipahami
oleh seluruh petugas kesehatan dan segera diberikan mulai saat awal pemeriksaan ante-natal.

Anda mungkin juga menyukai