Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Ezra Abigail Emeline

NIM : 15031105017

MATA KULIAH : Teknologi Pengolahan Kelapa

DOSEN PENGAJAR : Prof. Dr. Ir. Lucia C. Mandey, MS

Sabut/serabut Kelapa
1. Campuran Bahan Baku Beton

Penggunaan material tambahan sebagai bahan campuran dalam pembuatan beton


semakin berkembang. Material yang digunakan juga semakin bervariasi, tergantung pada hasil
yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan material serat
serabut kelapa dengan presentase penambahan 1,5 %, 2 %, 2,5 %, dan 3 % sebagai bahan
alternatif terhadap kekuatan beton mutu tinggi. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan
merancang komposisi campuran beton untuk masing- masing kandungan serat serabut kelapa
kemudian memproduksi sampel beton berbentuk silinder dan balok untuk kemudin dilakukan
pengujian terhadap kekuatan beton. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap hasil pengujian dan
membandingkan kekuatan masing-masing komposisi beton yang diproduksi. Berdasarkan hasil
pengujian data hasil kuat tekan beton silinder dan hasil kuat tarik beton balok, disimpulkan
bahwa kenaikan kuat tekan sebesar 9% dapat diperoleh dengan tambahan serat serabut kelapa
sebesar 1,5 dan peningkatan kuat tarik beton sebesar 19,7% dapat diperoleh dengan penambahan
sabut kelapa sebanyak 2%, sehingga penambahan serat serabut kelapa sangat berpengaruh
terhadap kuat tarik beton mutu tinggi.

2. Bahan Pembuat Helm Pengendara Kendaraan Roda Dua

Helm untuk pengendara kendaraan roda dua merupakan salah satu pelengkap dalam
keamanan berkendara. Oleh sebab itu setiap pengendara kendaraan roda dua diwajibkan untuk
memakai sebuah helm sebagai pelindung kepala. Mengingat fungsi dari helm tersebut maka
bahan dari helm harus dapat melindungi kepala dari benturan apabila terjadi kecelakaan pada
bagian kepala sehingga kepala pengendara dapat terselamatkan.

Perkembangan penggunaan bahan komposit berbahan alam ( Natural Composite/ Naco )


dalam bidang industri otomotif saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan
berusaha menggeser keberadaan bahan sintetis yang sudah biasa dipergunakan sebagai penguat
pada bahan komposit seperti E-Glass, Kevlar-49, Carbon/ Graphite, Silicone Carbide,
Aluminium Oxide, dan Boron . Sebagai contoh, PT. Toyota di Jepang telah memanfaatkan bahan
komposit berpenguat serat kenaf sebagai komponen panel interior mobil. Selain itu, produsen
mobil Daimler-Bens telah memanfaatkan serat abaca sebagai penguat bahan komposit untuk
dashboard. Penggunaan bahan serat alam ini lebih disukai karena disamping biayanya relatif
lebih murah juga bersifat ramah lingkungan.

3. Media Pertumbuhan Jamur

Umumnya di Indonesia, para petani jamur menggunakan media pertumbuhan jamur


dengan serbuk gergaji kayu sengon. Serbuk gergaji kayu sengon lebih praktis digunakan
dibandingkan dengan menggunakan media tanam lainnya dan memiliki nutrisi yang cocok bagi
pertumbuhan jamur tiram karena memiliki kandungan hemiselulosa, selulosa dan lignin yang
cukup banyak. Akan tetapi, medium ini dianggap terbaik hanya berdasarkan pada kecepatan
pertumbuhannya saja bukan dari segi mutu. Selain itu ketersediaannya yang sudah semakin
terbatas mengakibatkan para petani jamur semakin sulit memperoleh bahan baku dengan media
ini. Oleh karena itu diperlukan bahan baku alternatif yang lebih mudah diperoleh karena
keberadaannya yang berlimpah salah satunya adalah sabut kelapa. Sabut kelapa merupakan
bagian terbesar dari buah kelapa dan saat pengolahan limbah sabut kelapa masih sangat sedikit.
Sabut kelapa memiliki kandungan mineral yang cukup tinggi dan dapat mengikat dan
menyimpan air dengan kuat serta kandungan hemiselulosa, selulosa dan lignin yang cukup
banyak pula.

Variasi komposisi media tanam yang digunakan adalah perbandingan serbuk kayu sengon
dan sabut kelapa 100:0, 75:25, 50:50, 25:75 dan 0:100. Jamur dengan kandungan gizi paling
besar adalah jamur dengan media 75% sabut kelapa dengan kadar abu 0,40%, protein kasar
2,80%, lemak kasar 0,31% dan karbohidrat total 11,09%. Jamur dengan media 50% sabut kelapa
memiliki kadar serat kasar paling tinggi yaitu 3,69%.

4. Karbon Aktif

Sabut Kelapa dapat digunakan sebagai media pembuatan karbon aktif untuk menurunkan
konsentrasi senyawa organik khususnya fenol, karena sabut kelapa mengandung unsur karbon
sehingga berpotensi sebagai karbon aktif. Salah satu pemanfaatan sabut kelapa adalah sebagai
karbon aktif. Sabut kelapa dapat digunakan sebagai karbon aktif karena mengandung unsur
karbon (C) dan strukturnya yang keras. Sabut kelapa terdiri dari serat dan gabus yang
menghubungkan satu serat dengan serat lainnya. Serat adalah bagian yang berharga dari sabut.

Karbon aktif merupakan suatu bahan yang sangat bermanfaat bagi usaha-usaha
perlindungan lingkungan. Karbon aktif mempunyai daya serap yang baik, sehingga dapat
digunakan sebagai media penyerap zat-zat yang tidak diinginkan maupun toksik, baik dalam air
maupun gas. Salah satu zat toksik yang dapat diserap oleh karbon aktif adalah fenol. Adsorpsi
isotherm fenol merupakan salah satu tes adsorpsi yang melengkapi informasi sifat adsorpsi
karbon aktif dalam pengolahan air.

Fenol merupakan senyawa organik dengan rumus molekul C 6H5OH. Senyawa ini
berbau khas dan bersifat racun serta korosif terhadap kulit. Apabila terminum dapat
menimbulkan rasa sakit, merusak pembuluh darah sehingga timbul gangguan pada otak, paru-
paru, ginjal dan limpa. Fenol terdapat pada limbah yang dihasilkan oleh industri penyulingan
minyak, fiberglass, plastik, farmasi, cat, tekstil, formaldehid dan sebagainya.

Oleh karena itu, suatu penelitian terhadap pemanfaatan sabut kelapa sebagai karbon aktif
untuk menurunkan konsentrasi fenol, perlu dilakukan sebagai alternatif pemanfaatan sabut
kelapa untuk mengolah limbah industri yang banyak mengandung fenol
SUMBER:

Amin, Muh., dkk. 2010. PEMANFAATAN LIMBAH SERAT SABUT KELAPA SEBAGAI
BAHAN PEMBUAT HELM PENGENDARA KENDARAAN RODA DUA. Program Studi
teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Semarang.

Pertiwi, Dini. STUDI PEMANFAATAN SABUT KELAPA SEBAGAI KARBON AKTIF


UNTUK MENURUNKAN KONSENTRASI FENOL. Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas
Teknik Sipil Dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Prahara, Eduardi, dkk. 2015. ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN SERAT SERABUT


KELAPA DALAM PRESENTASE TERTENTU PADA BETON MUTU TINGGI. Civil
Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University. ComTech Vol. 6 No. 2 Juni
2015: 208-214.

Yuliani, Farah Alviah, dkk. 2013. Pengaruh Sabut Kelapa sebagai Media Pertumbuhan Terhadap
Kualitas Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus). Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). JURNAL SAINS DAN SENI
Vol. x, No. x, (2013) 1-3.

Anda mungkin juga menyukai