Islam menyakini dua sumber kebenaran mutlak yaitu Alquran dan Sunnah. Yang
akan mendasari pengetahuan dan kemampuan manusia dalam proses pengambilan
keputusan ekonomi. Proses pengambilan keputusan inilah yang disebut sebagai
rasioalitas Islamkeuangan dan pasar kekayaan riil akan menyebabkan kreditor dan
investor melakukan transaksi dalam suatu pasar tunggal dan integrasi
1. Kebenaran dan kebaikan, teori adalah seberapa jauh teori tersebut benar,
yaitu mampu mengungkapkan kenyataan yang hidup di dunia nyata. Kalau
suatu teori tidak sesuai dengan kenyataan yang ada pada dataran empiris,
maka teori tersebut dikatakan tidak benar atau salah.
2. Metodologi Ilmu Alam vs metodologi ilmu sosial, dipengaruhi decision rule
yang digunakan yaitu prosedur dan kebijakan yang mentukan bagaimana
seharusnya pengambil keputusan memproses informasi yang ada.
3. Objek Ekonomi Islam
F. Metodologi
Kajian tentang prinsip-prinsip yang menuntun manusia di setiap cabang ilmu
pengetahuan untuk memutuskan apakah menerima atau menolak proposisi
atau pernyataan tertentu sebagai bagian dari sistematika ilmu pengetahuan
secara umum ataupun disiplin yang ditekuninya.
Dari segi metode yang dipergunakan sejarah menyatakan bahwa para Ulama
terdahulu kebanyakan mempergunakan metode penalaran, jika Alquran,
sunnah maupun ijma tidak menyediakan jawaban, melalui berbagai bentuk
analisis seperti Qiyas, Istihsan, Masalih al mursalih dsb.
2. Keseimbangan (equilibrium)
4 .Tanggungjawab (responsibility)
Nilai-nilai fundamental yang sering disebut oleh para pemikir Ekonomi Islam,
kurang lebih ada 9., urut-urutannya sebagai berikut:
a. Aliran moral-sosial.
1. Keadilan dan kebaikan (al adl wa al ihsan)
2. Kerja-sama ( al taawun).
3. Persaudaraan atau solidaritas (ukhuwah)
4. Musyawarah (al syura)
5. Saling percaya (al amanah).
6. Saling pengartyian dan penghargaan (al taruf).
7. Pertengahan (al wasahatan)
8. Keseimbangan ( al mizan).
9. Kedaulatan manusia (al-khilafah)
b. Aliran Moral Pasar
1. Kedaulatan manusia (al khilafah).
2. Saling percaya (al amanah).
3. Saling penghargaan (al taaruf).
4. Musyawarah (al syura).
5. Persaudaraan atau solidaritas (al ukhuwah).
6. Kerjasama (al taawun)
7. Keseimbangan (al mizan)
8. Pertengahan (al wasathan)
9. Keadilan dan kebaikan (al adl wa al ihsan).
Dari fungsi tersebut maka produk bank Islam akan terdiri dari :
a) Prinsip mudharabah yaitu perjanjian antara dua pihak dimana pihak pertama
sebagai pemilik dana / sahibul mal dan pihak kedua sebagai pengelola dana /
mudharib untuk mengelola suatu kegiatan ekonomi dengan menyepakati
nisbahbagi hasil atas keuntungan yang akan diperoleh sedangkan kerugian
yang timbul adalah resiko pemilik dana sepanjang tidak terdapat bukti bahwa
mudharib melakukan kecurangan atau tindakan yang tidak amanah
(misconduct). Berdasarkan kewenangan yang diberikan kepada mudharib
maka mudharabah dibedakan menjadi mudharabah mutlaqah dimana
mudharib diberikan kewenangan sepenuhnya untuk menentukan pilihan
investasi yang dikehendaki, sedangkanjenis yang lain adalah mudharabah
muqayyaddah dimana arahan investasi ditentukan oleh pemilik dana
sedangkan mudharib bertindak sebagai pelaksana/pengelola.
c) Prinsip Wadiah adalah titipan dimana pihak pertama menitipkan dana atau
benda kepada pihak kedua selaku penerima titipan dengan konsekuensi
A. Pengertian Transaksi
Dalam sistem ekonomi yang berparadigma islam, transaksi senantiasa harus
dilandasi oleh aturan hukum-hukum islam (syariah), karena transaksi adalah
manifestasi amal manusia yang mempunyai nilai ibadah dihadapan Allh
SWT, sehingga dalam akuntansi syariah transaksi dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu :
a) Transaksi yang halal
B. Pengertian Akad
Akad berasal dari lafal Arab al-aqd yang berarti perikatan, perjanjian
atau permufakatan (al-ittifaq). Jadi akad adalah suatu perikatan, perjanjian
yang ditandai dengan adanya pernyataan melakukan ikatan (ijab) dan
pernyataan menerima ikatan (qabul) sesuai dengan syariat islam yang
mempengaruhi objek yang diikat oleh perlau perikatan. Suatu akad akan sah
secara syariah apabila memenuhi rukun akad itu sendiri. Jumhur Ulama Fiqih
menyatakan bahwa rukun akad terdiri atas :
a) Pernyataan untuk mengikatkan diri (sighat al-aqd)
Apabila salah satu dari rukun tersebut ditinggalkan, maka akad akan
menjadi tidak sah secara syariat islam.
a) Akad Qardh
Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih
kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharap imbalan.
Rukun Al-Qardh :
Dana (qardh)
b) Akad Rahn
Rahn adalah menahan salah satu harta milik sipeminjam sebagai jaminan
atas pinjaman yang diterimanya.
Rukun Ar-Rahn :
c) Akad Hawalah
Hawalah adalah pengalihan utang dari orang yang berhutang kepada
orang lain yang wajib menanggungnya.
Rukun Hawalah :
d) Akad Wakalah,
Rukun Wakalah :
e) Akad Wadiah,
Rukun Wadiah :
f) Akad Kafalah,
Kafalah adalah jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak
ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung.
Rukun Kafalah :
g) Akad Wakaf,
Wakaf adalah jika salah satu pihak memberikan suatu objek yang
berbentuk uang atau barang tanpa disertai dengan kewajiban untuk
mengembalikannya.
2) Akad tijarah (kontrak untuk transaksi yang berorientasi laba)
1) Objek pertukaran
Rukun Bai :
Penjual (bai)
Pembeli (musytari)
Harga (tsaman)
Adalah jual beli dimana harga jualnya terdiri dari harga pokok
barang yang dijual ditambah dengan keuntungan yang telah disepakati
oleh kedua belah pihak. Pada transaksi ini, penyerahan barang
dilakukan pada saat transaksi terjadi sedangkan pembayarannya dapat
dilakukan secara tunai, ditangguhkan atau dicicil.
Bai as-salam
Bai al-istishna
Ijarah adalah transaksi sewa menyewa suatu aset. Selain itu juga dapat
didefinisikan sebagai akad pemindahan hak guna atau manfaat atas
barang dan jasa melalui upah sewa tanpa diikuti oleh pemindahan hak
kepemilikan atas barang dan jasa tersebut.
5) Sharf
6) Barter
1. Musyarakah
a. Musyarakah muwafadhah
b. Musyarakah al-inan
c. Musyarakah abdan
d. Musyarakah wujuh
a. Mudharabah muthlaqah
b. Mudharabah muqayyadah
c. Muzaraah
d. Musaqah
e. Mukhabarah
1. Para pihak yang melakukan akad telah cakap menurut hukum (mukallaf).
Para ulama fiqih menetapkan bahwa akad yang telah memenuhi rukun
dan syarat-syarat suatu akad mempunyai kekuatan mengikat terhadap pihak-
pihak yang melakukan akad. Setiap manusia bebas mengikatkan diri kedalam
suatu akad dan wajib dipenuhi segala akibat hukum yang ditimbulkan akad
itu. Seperti firman Allah dalam surat al-Maidah ayat 1: wahai orang-
orang yang beriman penuhilah akad-akad itu
(http://adwardd.blogspot.co.id/2012/10/metodologi-ekonomi-islam.html,
diakses 10 September 2016)