PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Salah satu penentu dalam keberhasilan perkembangan adalah konsep diri. Konsep diri
(self consept) merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang
kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat
digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya.
Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi
orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang.
Perkembangan yang berlangsung kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang
bersangkutan.
Segala keberhasilan banyak bergantung kepada cara individu memandang kualitas
kemampuan yang dimiliki. Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang
dimiliki mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk
diselesaikan, maka dari itu sangatlah penting untuk seorang perawat memahami konsep diri.
Memahami diri sendiri terlebih dahulu baru bisa memahami klien.
2. TUJUAN PENULISAN
Memahami Konsep Diri
Memahami Komponen-komponen Konsep Diri
Memahami Macam-macam Konsep Diri
Memahami Dimensi-dimensi Konsep Diri
Memahami Perkembangan Konsep Diri
Memahami Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Konsep Diri
Memahami.Peran Konsep dalam Perilaku Aktualisasi Diri
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep diri terdiri dari Citra Tubuh (Body Image), Ideal Diri (Self ideal), Harga Diri
(Self esteem), Peran (Self Rool) dan Identitas(self idencity).
a. Citra Tubuh (Body Image)
Body Image (citra tubuh) adalah sikap individu terhadap dirinya baik disadari maupun
tidak disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan dinamis karena
secara konstan berubah seiring dengan persepsi dan pengalaman-pengalaman baru.
Body image berkembang secara bertahap selama beberapa tahun dimulai sejak anak
belajar mengenal tubuh dan struktur, fungsi, kemampuan dan keterbatasan mereka. Body image
(citra tubuh) dapat berubah dalam beberapa jam, hari, minggu ataupun bulan tergantung pada
stimuli eksterna dalam tubuh dan perubahan aktual dalam penampilan, stuktur dan fungsi (Potter
& Perry, 2005).
b. Ideal Diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku
berdasarkan standar pribadi. Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang
diinginkan/disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang diraih. Ideal diri akan
mewujudkan cita-cita ataupun penghargaan diri berdasarkan norma-norma sosial di masyarakat
tempat individu tersebut melahirkan penyesuaian diri. Ideal diri berperan sebagai pengatur
internal dan membantu individu mempertahankan kemampuan menghadapi konflik atau kondisi
yang membuat bingung. Ideal diri penting untuk mempertahankan kesehatan dan keseimbangan
mental.
Pembentukan ideal diri dimulai pada masa anak-anak dipengaruhi oleh orang yang dekat
dengan dirinya yang memberikan harapan atau tuntunan tertentu. Seiring dengan berjalannya
waktu individu menginternalisasikan harapan tersebut dan akan membentuk dari dasar ideal diri.
Pada usia remaja, ideal diri akan terbentuk melalui proses identifikasi pada orang tua, guru dan
teman. Pada usia yang lebih tua dilakukan penyesuaian yang merefleksikan berkurangnya
kekuatan fisik dan perubahan peran serta tanggung jawab.
c. Harga Diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis
seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh dari diri
sendiri dan orang lain yaitu : dicintai, dihormati dan dihargai. Mereka yang menilai dirinya
positif cenderung bahagia, sehat, berhasil dan dapat menyesuaikan diri, sebaliknya individu akan
merasa dirinya negative, relatif tidak sehat, cemas, tertekan, pesimis, merasa tidak dicintai atau
tidak diterima di lingkungannya (Keliat BA, 2005).
Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya penerimaan dan perhatian. Harga diri akan
meningkat sesuai dengan meningkatnya usia. Harga diri akan sangat mengancam pada saat
pubertas, karena pada saat ini harga diri mengalami perubahan, karena banyak keputusan yang
harus dibuat menyangkut dirinya sendiri.
d. Peran
Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh
masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu di dalam kelompok sosial. Setiap orang
disibukkan oleh beberapa peran yang berhubungan dengan posisi pada tiap waktu sepanjang daur
kehidupannya. Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan
cocok dengan ideal diri.
e. Identitas Diri
Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh individu dari
observasi dan penilaian dirinya, menyadari bahwa individu dirinya berbeda dengan orang lain.
Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda
dengan orang lain, dan tidak ada duanya. Identitas berkembang sejak masa kanak-kanak,
bersamaan dengan berkembangnya konsep diri. Dalam identitas diri ada otonomi yaitu mengerti
dan percaya diri, respek terhadap diri, mampu menguasai diri, mengatur diri dan menerima diri.
2. Dimensi Eksternal
Pada dimensi eksternal, individu menilai dirinya melalui hubungan dan aktivitas sosialnya, nilai-
nilai yang dianutnya, serta halhal lain di luar dirinya. Dimensi ini merupakan suatu hal yang luas,
misalnya diri yang berkaitan dengan sekolah, organisasi, agama, dan sebagainya. Namun,
dimensi yang dikemukakan oleh Williams Fitts adalah dimensi eksternal yang bersifat umum
bagi semua orang, dan dibedakan atas lima bentuk, yaitu:
Puspitasari (2007), mengatakan bahwa konsep diri merupakan sebuah proses yang
berkelanjutan, proses menilai yang bersifat organismik, bukan lagi bersifat statis tetapi mampu
untuk menyesuaikan kembali dan berkembang sebagai pengalaman-pengalaman baru yang
terintegrasikan. Konsep diri berkembang sesuai dengan perkembangan diri jiwa seseorang,
maupun dari pengalaman-pengalaman yang seseorang temukan.
Menurut Symonds (2008), mengatakan bahwa persepsi tentang diri tidak langsung
muncul pada saat kelahiran, tetapi mulai berkembang secara bertahap dengan munculnya
kemampuan perseptif. Persepsi tentang diri yang ada pada remaja akan berkembang sesuai
dengan tahapan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa konsep diri yang
dimiliki manusia tidak terbentuk secara instan, melainkan dengan proses belajar sepanjang hidup
manusia. Ketika individu lahir, individu tidak memiliki pengetahuan tentang dirinya, tidak
memiliki harapan yang ingin dicapainya serta tidak memiliki penilaian terhadap dirinya. Konsep
diri berasal dan berkembang sejalan pertumbuhan, terutama akibat hubungan dengan individu
lain.
Dalam berinteraksi, setiap individu akan menerima tanggapan. Tanggapan yang diberikan
dijadikan cermin bagi individu untuk menilai dan memandang dirinya sendiri. Pada akhirnya
individu mulai bisa mengetahui siapa dirinya, apa yang diinginkannya serta dapat melakukan
penilaian terhadap dirinya.
Rahmat (dalam Wijaya 2000) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah:
a. Orang Lain
Tidak semua orang memiliki pengaruh yang sama pada masing-masing diri individu,
tetapi yang paling berpengaruh pada diri individu tersebut adalah orang-orang terdekat seperti
orang tua, saudara dan orang yang tinggal satu rumah dengan individu yang bersangkutan karena
memiliki hubungan yang emosional.
b. Kelompok Rujukan
Setiap kelompok memiliki norma-norma tertentu dimana ada kelompok yang secara
emosional mengikat individu dan berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri.
Menurut Hurlock (dalam Wijaya 2000) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi konsep
diri adalah:
a. Usia Kematangan
Individu yang matang lebih awal yang diperlakukan seperti orang yang hampir dewasa,
mengembangkan konsep diri yang menyenangkan. Individu yang matang terlambat yang
diperlakukan seperti anak-anak mengembangkan konsep diri yang tidak menyenangkan.
b. Penampilan Diri
Penampilan diri yang berbeda membuat individu merasa rendah diri meskipun perbedaan
yang ada menambah daya tarik fisik. Setiap cacat fisik merupakan hal yang memalukan yang
mengakibatkan perasaan rendah diri.sebaliknya daya tarik fisik menimbulkan penilaian yang
menyenangkan tentang ciri kepribadian dan menambah dukungan sosial.
c. Jenis Kelamin
justify;"> Jenis Kelamin dalam penampilan diri, minat dan prilaku membantu individu
mencapai konsep diri yang baik. Jika membuat individu sadar diri dan hal ini memberi akibat
buruk pada prilakunya.
e. Hubungan Keluarga
Seseorang yang mempunyai hubungan yang sangat erat dengan anggota keluarga
mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang
sama. Bila tokoh ini sesama jenis individu akan tergolong untuk mengembangkan konsep diri
yang layak untuk dirinya.
f. Teman Sebaya
Teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian individu dalam 2 cara yang pertama,
konsep diri individu merupakan cerminan dari anggapan mengenai konsep teman tentang
dirinya. Kedua, ia berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui
oleh kelompoknya.
g. Kreatifitas
Individu yang semasa kanak-kanak didorong agar kreatifitas dalam melakukan tugas-
tugas akademik, mengembangkan perasaan individualitas dan identitas yang mempengaruhi
konsep dirinya.
h. Cita-cita
Bila cita-cita yang tidak realistis, ia akan mengalami kegagalan. Sedangkan individu yang
memiliki cita-cita yang realistis akan menimbulkan kepercayaan diri dan kepuasan diri yang
lebih besar untuk memberikan konsep diri yang baik.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi konsep
diri adalah: keluarga dan lingkungan. Keluarga adalah orang tua yang berpengaruh besar
terhadap perkembangan konsep diri individu. Kemudian lingkungan sangat berpengaruh,
terutama bagi orang yang mempunyai arti khusus bagi diri individu, orang lain, kelompok
rujukan, usia kematangan, penampilan diri, jenis kelamin, nama dan julukan, hubungan keluarga,
teman sebaya, kreatifitas, cita-cita.
Konsep diri adalah cara seseorang untuk melihat dirinya secara utuh dengan semua ide,
pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang
lain. Sangatlah penting bagi seorang perawat untuk memahami konsep diri terlebih dahulu harus
menanamkan dalam dirinya sendiri sebelum melayani klien, sebab keadaan yang dialami klien
bisa saja mempengaruhi konsep dirinya, disinilah peran penting perawat selain memenuhi
kebutuhan dasar fisiknya yaitu membantu klien untuk memulihkan kembali konsep dirinya.
Ada beberapa komponen konsep diri yaitu identitas diri yang merupakan intenal idividual,
citra diri sebagai pandangan atau presepsi, harga diri yang menjadi suatu tujuan, ideal diri
menjadi suatu harapan, dan peran atau posisi di dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
1.
M Tarmizi Taher11 September 2017 02.03
Assalamualaikum ns, saya mau tanya ns, judul lagi ini paya ya. soalnya enak di
dengernya
Balas
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)
Mengenai Saya
Tutorial Blog
panda putih
Tutorial Blog
cursor
salju
Tema Perjalanan. Diberdayakan oleh Blogger.
g
o
l
B
y
M
o
T
e