Anda di halaman 1dari 16

Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 1-16

Politik Indonesia
Indonesian Political Science Review
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPI

Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa di Desa Budugsidorejo Kabupaten


Jombang Tahun 2015
Andi Setiawan1, Muhtar Haboddin1, Nila Febri Wilujeng1
1 Universitas Brawijaya, Indonesia

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel: Penelitian ini menjelaskan tentang akuntabilitas pengelolaan alokasi dana desa
Diterima 10 Agustus 2016 (ADD) di Desa Budugsidorejo Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang tahun
Disetujui 20 Desember 2016 2015. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan dan menjelaskan ada
Dipublikasi 15 Januari 2017 tidaknya akuntabilitas dalam pengelolaan ADD di tahun 2015. Teori yang dijadikan
dasar dalam melihat akuntabilitas ADD adalah konsep akuntabilitas menurut
Keywords:
Rahardjo Adisasmito dimana untuk melihat akuntabiltas dalam pengelolaan
Village Fund Allocation; keuangan dapat dilihat dari indikator akuntabilitas keuangan, akuntabilitas manfaat,
Accountability; Oversight dan akuntabilitas prosedural. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif dan penentuan informan dengan menggunakan teknik purposive
sampling.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akuntabilitas dalam pengelolaan
ADD sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku serta dapat terwujud karena
adanya pengawasan internal maupun eksternal. Dengan adanya pengawasan tersebut
memunculkan adanya kesadaran bahwa program yang didanai dari ADD harus
dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya.

Abstract
This study describes the accountability of the management of village fund allocation
(ADD) in the village Budugsidorejo Sumobito District of Jombang in 2015. The aim
of this study is to describe and explain the presence or absence of accountability in
the management of ADD in 2015. The theory that formed the basis of looking at
accountability ADD is Rahardjo Adisasmito concept of accountability by which to
see accountability in financial management can be seen from the indicators of
financial accountability, accountability benefits and procedural accountability. This
study uses qualitative descriptive method and determination of informants by using
purposive sampling technique. The results of this study indicate that accountability
in the management of ADD are in accordance with the applicable procedures and
can be realized because of the internal and external oversight. Given such
surveillance raises their awareness that the programs funded from ADD should be
accounted for as well as possible.

2017 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2477 8060
Gedung Darsono Lt 2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Indonesia
Email: Andisetiawan459@gmail.com
Andi Setiawan, dkk./ Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa di Desa Budugsidorejo...

Pendahuluan hubungan antara pemerintah desa dengan


Era reformasi adalah era dimana masyarakat, karena desa merupakan unit dari
pemerintah harus terbuka terhadap segala hal lembaga pemerintah yang paling dekat dengan
termasuk di dalamnya pemerintah desa. masyarakat (Solekhan, 2014). Implikasi dari
Pemerintah desa harus siap dan mampu dekatnya desa dengan masyarakat yakni harus
menyampaikan segala informasi secara ada transparansi dan akuntabilitas anggaran
terbuka tentang berbagai kebijakan, terutama sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah
menyangkut kebijakan publik seperti rencana desa kepada masyarakat. Sebagai contoh desa
pembangunan yang menggunakan dana yang dijadikan best practise dalam
masyarakat melalui APBDes. Seluruh proses mewujudkan transparansi dan akuntabilitas
penyelenggaraan pemerintah desa mulai dari dalam pengelolaan ADD adalah Desa Batu
perencanaan, pengalokasian besaran Meranti Kabupaten Tanah Bambu. Adanya
anggaran, pelaksanaan kegiatan, pengawasan, kerja sama seluruh jajaran pemerintah dan
evaluasi, dan pelaporan harus melibatkan masyarzakat desa, desa tersebut meraih
masyarakat (Yansen, 2014). Anggaran penghargaan kategori website desa terbaik
disusun berlandaskan program yang sudah (http://www.antaranews.com). Keberhasilan
matang dipertimbangkan dan didasarkan pada Desa Batu Meranti dalam mengelola sistem
perkiraan tahun yang akan datang. Terdapat informasi dapat dijadikan contoh agar
dua prinsip anggaran dakan sistem terwujud transparansi dan akuntabilitas dalam
penganggara di desa yakni: pertama, anggaran penyelenggaraan desa khususnya berkaitan
adalah untuk satu tahun. Kedua, anggaran dengan pengelolaan anggaran desa. Perlu
bersifat seimbang, yaitu anggaran pada akhir diketahui bahwa di era otonomi daerah, desa
tahun buku seimbang. Tercapainya mempunyai kewenangan untuk mengatur
transparansi dan akuntabilitas di tingkat desa, urusan pemerintahannya sendiri hal ini telah
merupakan pintu masuk bagi pemerintah desa diatur dalam UU tentang desa termasuk
dalam memberikan informasi pada didalamnya mengatur tentang pengelolaan
masyarakat. Baik yang berkaitan dengan ADD.
pengelolaan keuangan desa ataupun informasi Kebijakan ADD pada awalnya
berkaitan dengan kebijakan yang diambil oleh merupakan stimulus untuk meningkatkan
pemerintah desa. Hal ini dikarenakan kemandirian dan gotong royong masyarakat
masyarakat mempunyai hak untuk yang didarkan pada Inpres Bantuan Desa di
mendapatkan informasi dalam melakukan tahun 1970. Karena tidak sesuai dengan
pengawasan terhadap kinerja pemerintah desa. harapan, maka Inpres Bantuan Desa dihapus.
Desa merupakan miniatur dan contoh Dihapusnya inpres ini mengakibatan desa
yang baik untuk mengamati secara seksama kehilangan salah satu sumber daya

2
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 1-16

keuangannya sehingga muncul gagasan untuk langsung dengan Kabupaten Mojokerto. Ada
memberikan bantuan dana kepada desa beberapa hal yang menarik dari desa
melalui ADD (www.banyumaskab.go.id). budugsidorejo yakni anggaran ADD berasal
ADD merupakan salah satu bentuk bagaimana dari APBD yang bersumber dari bagian dana
pemerintah daerah bisa berperan dalam perimbangan keuangan pusat dan daerah yang
memfasilitasi, dengan demikian keberadaan diterima oleh kabupaten/kota. Hal ini
ADD tentunya sangat membantu dalam mempunyai makna bahwa uang rakyat
membiayai rumah tangga desa karena ADD diperuntukkan kembali untuk kesejahteraan
adalah dana utama yang dipunyai dan dikelola rakyat. Dalam hal perencanaan pengelolaan
ole desa (Eko, 2015). Kegiatan-kegiatan yang ADD, Masyarakat desa Budugsidorejo diberi
dibiayai oleh ADD meliputi pembelian alat wadah untuk menyalurkan aspirasinya pada
tulis kantor, belanja PKK, karang taruna, forum warga. Tetapi pada praktiknya tidak
makanan tambahan balita, pembangunan fisik, semua masyarakat desa diundang untuk
sarana dan prasarana desa, kegiatan yang menghadiri forum warga tersebut. Begitu pula
berkaiatan dengan pencapaian visi dan misi. hasil evaluasi pengelolaan ADD tentang
Sementara, evaluasi ADD dilakukan setiap realisasi penerimaan ADD dan realisasi
bulan pada saat membuat laporan berkala belanja ADD tidak tersosialisasikan pada
yang berisi tentang pelaksanaan penggunaan masyarakat. Selain itu adanya pengaruh besar
ADD. Pertanggungjawaban ADD terintegrasi yang dipunyai kepala desa dalam pengelolaan
dengan pertanggungjawaban APBDes, ADD mengakibatkan cenderung
sehingga bentuk pertanggungjawabannya mengakibatkan korupsi. Persoalan ini
adalah pertanggungjawaban APBDes. berhubungan dengan lemahnya fungsi BPD
Keuangan desa harus dikelola dalam mengawasi kinerja kepala desa.
berdasarkan azas-azas transparan, akuntabel, Akibatnya kepala desadan aparatur merasa
partisipatif, serta dilakukan dengan tertib dan bebas dalam mengelola ADD. Selain itu juga
disiplin anggaran. Begitu juga dengan terdapat tiga potensi persoalan aspek
pengelolaan ADD yang termasuk satu pengawasan, yakni efektivitas inspektorat
kesatuan dalam keuangan desa. ADD daerah dalam melakukan pengawasan
merupakan hak masyarakat desa yang harus pengelolaan keuangan di desa masih rendah,
digunakan untuk mencapai kesejahteraan. saluran pengaduan masyarakat tidak dikelola
Salah satu desa yang dijadikan contoh untuk dengan baik. Dengan demikian peran
melihat bagaimana pengelolaan ADD adalah masyarakat ssangat diperlukan untuk
desa Budugsidorejo di Kabupaten Jombang. mengontrol besarnya kekuasaan kepala desa
Desa Budugsidorejo merupakan desa kecil di dalam mengelola ADD. Selain persoalan itu,
Kabupaten Jombang yang berbatasan secara berhubungan dengan UU Nomor 14 tahun

3
Andi Setiawan, dkk./ Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa di Desa Budugsidorejo...

2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik Tabel 1. Penerimaan ADD Desa


Budugsidorejo
dijelaskan bahwa setiap informasi publik
bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap No Tahun Besaran Dana
1 2013 Rp. 96.672.926
penguasa informasi publik (UU Nomor 14 2 2014 Rp. 117.460.828
3 2015 Rp. 376.431.734
Tahun 2008). Mengacu undang-undang
Sumber: Olahan Penulis (2016).
tersebut maka masyarakat desa berhak
mengetahui dan mengkases anggaran ADD Dari tabel di atas menunjukkan

yang diterima oleh desanya. Namun Desa adanya kenaikan dalam penerimaan ADD di

Budugsidorejo belum mampu desa Budugsidorejo. Berdasarkan DURK

mengimplementasikan amanat undang-undang ADD 2013 digunakan untuk merehabilitasi

tersebut. Hal ini dikarenakan media yang balai desa, ADD tahun 2014 digunakan untuk

digunakan untuk merilis ADD seperti papan pembangunan kantor dan tahun 2015

pengumuman belum digunakan secara digunakan untuk pemeliharaan lapisan jalan

maksimal. Padahal masyarakat harus (APBDesa Budugsidorejotahun 2013-2015).

mengetahui dan ikut serta dalam mengawasi Ada persoalan lain yang berkaiatan di desa

pengelolaan ADD. Tetapi pada kenyataannya Budugsidorejo yakni adanya anggapan

masih banyak masyarakat yang tidak aparatur desa yang menganggap bahwa

mengethui ADD yang diterima oleh desanya. dokumen anggaran tidak dipublikasikan

Kurang pahamnya masyarakat desa dengan karena bersifat rahasia. Rincian anggaran

ADD berakibat pada rendahnya tingkat yang tidak dipublikasikan kepada masyarakat

partisipasi masyarakat. Hal ini disebabkan umum merupakan indikasi dari tidak

karena masyarakat tidak dilibatkan dalam transparansinya praktik tata pemerintahan.

proses perencanaan kegiatan yang didanai Padahal model dalam tata kelola

oleh ADD. Akibatnya masyarakat Desa pemerintahan yang baik dalam pemerintahan

Budugsidorejo menjadi kurang peduli desa adalah transparannya dalam pengelolaan

terhadap persoalan yang berkaitan dengan ADD. Posisi penting ADD inilah yang

penyelenggaraan pemerintah desa. Sehingga menuntut harus ada transparansi dan

minim inisiatif program pemberdayaan akuntabilitas. Perlu diketahui bahwa ADD

masyarakat yang tepat sasaran. Berkaitan adalah dana stimulus untuk program dan

dengan dana ADD, Desa Budugsidorejo kegiatan yang diselenggarakan oleh

dalam penerimaan ADD mengalami pemerintah desa dan biasanya digunakan

peningkatan tetapi tidak diikuti adanya untuk kegiatan ekonomi kemsayarakatan

perencanaan yang baik. Berikut tabel yang seperti micro finance. Namun di sisi lain,

menggambarkan peningkatan penerimaan ADD yang digunakan untuk stimulus

ADD di Desa Budugsidorejo. kegiatan, malah justru berdampak kepada

4
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 1-16

kurang mandirinya desa untuk meningkatkan perangkatnya, serta untuk mengimbangi


PAD karena peemrintah desa informasi informan diambil dari media massa
menggantungkan dana dari ADD itu sendiri. seperti Jawa pos. Sedangkan untuk data
Begitu pentingnya ADD dalam proses sekunder dalam penelitian ini merujuk kepada
penyelenggaraan desa maka sangat penting UU No. 6 tentang Desa, PP No. 60 tahun 2014
untuk diketahui bagaimana akuntabilitas tentang Dana Desa, RPJM desa
dalam pengelolaan ADD, terutama di desa Budugsidorejo tahun 2014-2018, dan
Budugsidorejo Kabupaten Jombang tahun Peraturan Desa Budugsidorejo tentang
2015. APBDes. Penggabungan antara data primer
dengan data sekunder bertujuan agar data-data
Kajian Pustaka
yang dipakai saling melengkapi satu sama
Metodologi
lain. Pada tahap akhir, peneliti menganalisis
Jenis penelitian yang dipakai dalam
data yang diperoleh dengan menggunakan
penelitian ini adalah penelitian desktiptif
teknik analis data Miles and Huberman yakni
kualitatif. Penelitian deskriptif mempelajari
reduksi data, penyajian data dan yang terakhir
masalah-masalah dalam masyarakat, baik itu
penarikan kesimpulan/verifikasi.
menyangkut tatacara, situasi, hubungan, sikap,
perilaku, cara pandang, dan pengaruh-
Alokasi Dana Desa (ADD)
pengaruh dalam suatu kelompok masyarakat.
Alokasi dana desa merupakan dana
Sedangkan penelitian kualitatif adalah sebuah
perimbangan yang diterima kabupaten/kota
penelitian ilmiah yang bertujuan untuk
dalam APBD kabupaten/kota setelah
memahami sebuah fenomena dalam konteks
dikurangi Dana Alokasi Khusus (PP No. 43
sosial secara alamiah dengan mengedepankan
Tahun 2014) ADD paling sedikit 10% dari
proses interaksi komunikasi yang mendalam
dana perimbangan yang diterima
antara peneliti dengan yang diteliti. Jenis
kabupaten/kota dalam APBD setelah
penelitian ini digunakan untuk mengetahui
dikurangi dana alokasi khusus (DAK). Dalam
akuntbilitas dalam pengelolaan ADD di desa
pengalokasian ADD mempertimbangkan
Budugsidorejo Kabupaten Jombang serta
seperti kebutuhan penghasilan tetap kepala
ingin mengetahui adanya faktor penghambat
desa dan perangkatnya, jumlah penduduk
dan pendukung dalam pengelolaan ADD
desa, angka kemiskinan desa, luas wilayah
sepanjang tahun 2015. Sumber data data yang
desa, disesuakan tingkat kesulitan geografis
digunakan dalam artikel ini menggunakan
desa (PP No 43 Tahun 2014) ADD sebagai
data primer dan sekunder. Data primer yang
instrumen yang menopang dan menstimulus
dipakai dalam penelitian ini menggunakan
kegiatan desa merupakan hak desa yang harus
hasil wawancara yang diperoleh dari informan
dibagi sesuai dengan kondisi desa. Hal ini
seperti Kepala Desa Budugsidorejo beserta

5
Andi Setiawan, dkk./ Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa di Desa Budugsidorejo...

penting karena ADD menjadi instrumen untuk dengan potensi dan kebutuhan desa harus
pemerataan dan pemenuhan keadilan sosial dilakukan secara partisipatif dengan
bagi masyarakat di desa. Ada beberapa melibatkan stakeholder desa.
manfaat dalam pelaksanaan ADD antara lain: c. Perlu diadakan pemetaan menyangkut
a. Masyarakat desa akan lebih leluasa untuk kewenangan desa untuk mengurus rumah
mencapai kemajuan karena aspirasi tangganya sendiri dan kewenangan atas
masyarakat jauh terakomodasi karena adanya pelimpahan dari pemerintah di
pengambilan keputusan berada ditenga- tingkat atasnya.
tengah masyarakat bahkan pemerintah
desapun dalam pengambilan keputusan Temuan dan Diskusi
harus melibatkan masyarakat. Mekanisme Pengalokasian dan Penyaluran
b. Pelaksanaan pembangunan di desa akan ADD di Kabupaten Jombang
jauh lebih optimal karena masyarakat Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor
melaksnakan sendiri proses tersebut dan 17 tahun 2015 tentang Tata Cara
secara tidak langsung masyarkat saling Pengalokasian dan Penyaluran ADD
mendukung untuk kemajuan desanya. Kabupaten Jombang, bahwa ADD
c. Adanya monitoring dan evaluasi dari dimaksudkan untuk membiayai program
masyarakat sehingga mengurangi pemerintah desa dalam melaksanakan
penyimpangan dalam penggunaan ADD. kegiatan pemerintahan dan pemberdayaan
d. Adanya peningkatan partisipasi dan masyarakat serta peningkatan perekonomian
kapasitas desa, setidaknya desa akan masyarakat desa. Adapun tujuan dari ADD
melaksanakan kegiatan sesuai denga adalah (Peraturan Bupati Nomor 17 tahun
rencana dalam RPJMDes. 2015):
Pengelolaan ADD merupakan satu a. Meningkatkan kesejahteraan aparatur
kesatuan dengan pengelolaan keuangan desa. pemerintahan desa.
Untuk mendorong implementasi ADD dan b. Meningkatkan dalam penyelenggaraan
pembagian kewenangan kabupaten-kota pemerintah desa guna mendukung
secara lebih tegas dan optimal, setidaknya program pemerintah seperti
mencangkup (Nurcholis, 2011:90): pembangunan.
a. Adanya payung hukum yang memadai di c. Meningkatkan kualitas dalam
tingkat kabupaten melalui legislasi dan perencanaan dan penganggaran
kelembagaan, yang berupa peraturan pembangunan di desa dan meningkatkan
daerah ataupun peraturan Bupati. partisipasi masyarakat dalam
b. Dalam proses perumusan dan penentuan pemberdayaan.
formulasi/ penentu bobot desa sesuai

6
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 1-16

d. Meningkatkan ketentraman dan Pemerintah baik itu pusat maupun daerah


ketertiban masyarakat, karena dengan harus menjadi subjek pemberi informasi
adanya ADD tercipta keadilan yang dalam rangka pemenuhan hak-hak publik
merata. seperti hak untuk tahu, hak untuk diberi
e. Pemberdayaan perangkat desa serta informasi, dan hak untuk didengar
meningkatkan pelayanan kepada aspirasinya, karena pada faktanya
masyarakat desa guna mengembangkan akuntabilitas adalah tujuan tertinggi dari
kegiatan sosial dan ekonomi yang pelaporan keuangan pemerintah. Menurut
berbasis kerakyatan. Rahardjo Adisasmito Akuntabilitas dapat
f. Meningkatkan kapabilitas lembaga dibagi menjadi beberapa aspek antara lain
kemasyarakatan di desa sehingga (Adisasmito, 2011)
mempunyai andil dalam perencanaan a. Akuntabilitas keuangan: akuntabilitas
sampai dengan pelaksnaan kegiatan. keuangan merupakan pertanggung
Dalam Perbup Nomor 17 tahun 2015 jawabann mengenai integritas
telah diatur cara-cara bagaimana ADD itu keuangan, pengungkapan dan ketaatan
tepat sasaran dan dapat teralokasikan dengan terhadap peraturan perundang-
baik. Adapaun tatacara tersebut antara lain: undangan. Sasaran pertanggungjawaban
a. Pemerintah daerah mengalokasikan ADD ini adalah laporan keuangan yang
dalam APBD setiap tahun anggaran. disajikan dan peraturan perundang-
b. ADD paling sedikit 10 % dari dana undangan yang berlaku mencangkup
perimbangan yang diterima kabupaten penerimaan, penyimpangan,
dalam APBD setelah dikurangi DAK. pengeluaran uang oleh instansi
c. Pengalokasian ADD mempertimbangkan: pemerintah.
- Kebutuhan penghasilan tetap kepala b. Akuntabilitas manfaat: efektivitas pada
desa dan perangkatnya dasarnya memberi perhatian kepada
- Jumlah penduduk desa, angka hasil kegiatan pemerintah dalam hal ini
kemiskinan, luas wilayah desa, dan semua aparat pemerintah dipandang
tingkat kesulitan geografis desa. berkemampuan melakukan pencapaian
Adanya tuntutan berkenaan dengan tujuan dan tidak hanya patuh terhadap
akuntabilitas merupakan fenomena yang kebutuhan hierarki atau prosedur.
terjadi dalam sektor publik. Pada dasarnya c. Akuntabilitas prosedural: merupakan
akuntabilitas publik adalah pemberian pertanggungjawaban mengenai apakah
informasi dan pengungkapan atas aktivitas suatu prosedur penetapan dan
dan kinerja keuangan pemerintah kepada pelakasanaan kebijakan telah
pihak-pihak yang berkepentingan. mempertimbangkan masalah moralitas,

7
Andi Setiawan, dkk./ Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa di Desa Budugsidorejo...

etika, kepastian hukum, dan ketaatan mengedepankan prinsip transparan, adil,


pada keputusan politis untuk efisien, efektif, dan akuntabel serta sesuai
mendukung pencapaian tujuan akhir dengan aturan yang berlaku.
yang telah ditetapkan Keuangan desa adalah semua hak dan
Pengalokasian ADD pada dasarnya kewajiban desa yang dapat dinilai dengan
mempunyai tujuan mewujudkan kesejahteraan uang serta segala sesuatu berupa uang dan
masyarakat desa termasuk perangkat desa. barang yang berhubungan dengan pelaksanaan
Untuk itu, perlu adanya mekanisme untuk hak dan kewajiban desa (UU No. 6 Tahun
mengatur tata cara dalam setiap tahapan 2014, pasal 71 (1)). Pengelolaan keuangan
pengelolaannya. Berikut adalah prinsip yang desa adalah seluruh kegiatan yang meliputi
mengatur pengelolaan ADD (Peraturan Bupati perencanaan, penganggaran, pelaporan,
Nomor 17 tahun 2015): pertanggung jawaban terhadap keuangan desa.
a. Pengelolaan keuangan ADD merupakan Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Negeri Nomor 113 tahun 2014 bahwa
pengelolaan keuangan desa yang pengelolaan anggaran harus berpihak pada
dituangkan dalam peraturan desa tentang masyarakat dan setiap tahunnya harus ada
APBDes. pertanggungjawaban dan partisipasi
b. Pengelolaan keuangan harus masyarakat dalam penyusunan keuangan desa.
direncanakan, dilaksanakan dan Di Desa Budugsidorejo Kabupaten Jombang
dievaluasi secara terbuka dengan kebijakan pengelolaan keuangan desa untuk
melibatkan seluruh unsur masyarakat di tahun 2015 merupakan sistem pengelolaan
Desa. keuangan yang baru bagi desa Budugsidorejo
c. Pengelolaan keuangan harus sehingga harus banyak penyesuaian-
menggunakan prinsip transparan, adil, penyesuaian yang dilakukan. Dalam keuangan
efisien, akuntabel terukur dan terkendali desa, terdapat beberapa elemen, elemen-
serta dilaksnakan sesuai dengan elemen tersebuat adalah sebagai berikut:
ketentuan perundang-undangan. Pendapatan desa merupakan sumber
Sesuai dengan prinsip di atas maka dana yang diterima oleh desa dalam satu
dapat diketahui bahwa pengelolaan ADD tahun anggaran yang tidak perlu dibayar
memang tidak dapat dipisahkan dengan kembali oleh desa. Biasanya pendapatan desa
pengelolaan keuangan desa sehingga prinsip bersumber dari PAD, Alokasi APBN, bagian
pengelolaannya pun sama yakni harus melalui dari hasil pajak daerah dan retreibusi daerah
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, serta kabupaten/kota, ADD, bantuan keuangan,
evaluasi yang melibatkan seluruh unsur hibah dan sumbangan yang tidak mengikat
masyarakat. Selain itu, harus tetap dari pihak ketiga, dan lain-lain pendapatan

8
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 1-16

desa yang sah. Pemerintah desa sebagai dengan optimal akan berdampak pada
pelaksana pembangunan desa harus mampu meningkatnya kesejahteraan masyarakat,
mengoptimalkan segenap potensi pendapatan dengan kata lain desa akan berdaya tanpa
desa untuk mensejahterakan masyrakat tanpa keterganrungan dengan ADD. Selain itu,
harus menambah beban dari masyarakat itu pendapatan juga dapat mendorong adanya
sendiri. Dalam pengelolaan pendapatan desa perbaikan dalam kualitas pelayanan
terdapat arah kebijakan dalam administrasi desa dan memperbaiki
pengelolaannya, antara lain: a) memobilisasi infrastruktur desa (Eko, 2014).
sumber-sumber pendapatan asli desa yang Belanja desa sebagaimana dimaksud
lebih difokuskan pada upaya peningkatan meliputi semua pengeluaran dari rekening
pertanian dan kewirausahaan, b) desa yang merupakan kewajiban desa dalam
menghimnpun penerimaan dari semua sumber satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh
pendapatan desa secara optimal sesuai dengan pembayarannya kembali oleh desa. Belanja
ketentuan yang berlaku, c) memberdayakan sesuai dengan Permendagri Nomor 113 tahun
potensi yang dimiliki untuk dapat 2014 tentang pengelolaan keuangan desa
meningkatkan penerimaan pendapatan desa, terdiri dari kelompok penyelenggara
d) mengupayakan perolehan pendapatan desa pemerintahan desa, pelaksanaan
untuk kepentingan pelayanan masyarakat pembangunan, pembinaan kemasyarakatan
berupa pendidikan, kesehatan, meningkatkan desa, pemberdayaan masyarakat, dan belanja
akses penduduk untuk mendapatkan tepat tak terduga.
tinggal yang layak (RPJMDes Desa Tabel 2 . Belanja Desa BudugsidorejoTahun
2015
Budugsidorejo 2015). Berikut pendapatan
No. Uraian Jumlah Persentase
desa Budugsidorejo tahun 2015 sebesar Rp. 1 Belanja Rp. 867.332912,52 89,7 %
2 Pembiayaran Rp. 99.562.095,48 10,3 %
966.895.008; yang berasal dari PADesa, Jumlah Rp. 966.895.008,00 100 %
Sumber: RKP Desa Tahun 2105
Pendapatan Transfer, Pos Bantuan Pemerintah
Dari tabel tentang belanja desa
Provinsi, dan bantuan keuangan kabupaten.
diketahui bahwa penggunaan belanja desa
PADesa sebesar Rp 69.568.274 berasal dari
tahun 2015 berbeda dengan tahun-tahun
hasil usaha desa, hasil kekayaan desa/lelang
sebelumnya. Hal ini dikarenakan adanya
TKD, hasil swadaya, dan pasrtisipasi
peraturan baru yang mengatur pengelolaan
masyarakat, serta pendapatan desa yang sah.
keuangan desa. Seperti yang sudah ditulis
Sementara itu pendapatan transfer sebesar
bahwa belanja desa tahun 2015 dibedakan
sebesar Rp. 897.166.734; diperoleh dari DD,
sesuai dengan kelompok penyelenggara
ADD, BK Provinsi, dan bantuan keuangan
pemerintahan desa, pelaksanaan
kabupate. (RPJMDes Desa Budugsidorejo
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan
2015). Jika pendapatan dimaksimalkan

9
Andi Setiawan, dkk./ Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa di Desa Budugsidorejo...

desa, pemberdayaan masyarakat, dan belanja Untuk dapat melihat akuntabilitas


tidak terduga. pengelolaan ADD di desa Budugseidorejo
Pembiayaan desa sebagaimana yang maka digunakan tiga indikator yakni
dimaksud meliputi semua penerimaan yang akuntabilitas keuangan, akuntabilitas manfaat,
perlu dibayar kembali dan/ atau pengeluaran dan akuntabilitas prosedural.
yang akan diterima kembali, baik pada tahun Akuntabilitas keuangan merupakan
anggaran yang bersangkutan maupun pada bentuk pertanggunjawaban pemerintah desa
tahun-tahun anggaran yang berikutnya. yang berwujud laporan anggaran. Laporan
Namun demikian dalam RKP Desa tahun anggaran yang disusun oleh pemerintah desa
2015 ini, pemerintah Desa Budugsidorejo diantaranya berupa laporan kas mum, laporan
belum dapat menyusun kebijakan APBDes, laporan pertanggungjawaban desa,
pembiayaan, hal ini dikarenakanada ada surat pertanggungjawaban. Penyusunan
sistem baru dalam pengelolaan keuangan laporan anggaran tersebut bertujuan untuk
(RKP desa Budugsidorejo tahun 2015). gambaran perkiraan untuk anggaran di masa
Pertanggungjawaban ADD yang akan datang.
merupakan suatu rangkaian kegiatan yang Pertanggungjawaban keuangan ADD
tidak dapat dihilangkan dalam pelaksanaa dapat berupa publikasi pengelolaan ADD
penyelenggaraan pemerintah desa. Hal ini dalam tahun berjalan oleh kepala desa beserta
karena untuk mencegah adanya manipulasi jajarannya yang mendapat alokasi dana.
anggaran untuk digunakan oleh oknum- Walaupun kepala desa tidak berkewajiban
oknum yang tidak bertanggung melaporkan kepada masyarakat, namun
jawab.Pertanggungjawaban ini biasanya akan setidaknya masyarakat berhak mengetahui
berujud laporan anggaran,dimana laporan penggunaan dana tersebut dan biasanya
keuangan ini disusun pemerintah desa berupa sebagai media publikasi akan dipasang di
laporan kas umum, laporan APBDesa, surat papan balai desa. Selain kepala desa yang
pertanggungjawaban. berkewajiban melaporkan penggunaan
Mekaninisme pertanggungjawaban anggaran, LPMD sebagai salah satu lembaga
dilakukan oleh kepala desa maupun lembaga- di desa juga mempunyai kewajiban
lembaga desa dengan menyusun laporan melaporkan penggunaan anggaran, dimana
keuangan berupa SPJ sebagai bentuk fungsi LPMD sendiri sebagai pengawas
pertanggungjawaban. Lembaga-lembaga desa pembangunan di desa.
akan bertanggungjawab ke kepala desa Akuntabilitas manfaat berkaitan dengan
sedangkan kepala desa akan pertanggungjawaban hasil yang telah dicapai
bertanggungjawab ke bupati. oleh pemerintah desa, hal itu menunjukkan
bahwa pertanggungjawaban dalam

10
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 1-16

pengelolaan ADD lebih mengedepankan hasil Dari penjelasan tersebut dapat dijelaskan
keluaran yang efektif. Wujud dari bahwa pengawasan pengelolaan ADD
pertanggungjawaban dalam akuntabilitas dilakukan oleh berbagai pihak yang terkait
manfaat yaitu dengan adanya proses seperti BPMPD. BPMPD mempunyai tugas
pengawasan ADD. Adanya pengawasan melakukan pembinaan dan pengawasan.
bertujuan agar penggunaan ADD tepat sasaran Adapula inspektorat yang juga mempunyai
serta tujuan dapat tercapai. Akuntabilitas tugas mengawasi tetapi inspektorat dapat
manfaat dapat dilihat dengan adanya melakukan tindakan tertentu karena telah
pengawasan dari pihak kabupaten agar merugikan negara.
memudahkan dalam melakukan evaluasi Akuntabilitas prosedural lebih
terhadap perilaku dan kebijakan yang diambil mengedepankan kepada proses. Pada setiap
oleh kepala desa. Pengawasan dapat tahap pengelolaan ADD memiliki
dibedakan dari segi sifatnya maupun dari segi pertanggungjawaban di setiap tahapannya.
hubungan intern dan ekstern: dari segi Pertanggungjawaban tersebut berbentuk
sifatnya maka pengawasan keuangan negara laporan yang dibuat setelah dana terserap.
dapat juga dibedakan antara pengawaasan Untuk melihat akuntabilitas prosedural di
yang bersifat preventif dan pengwasan desa Budugsidorejo dapat terlihat memlaui
bersifat represif. Pengawasan yang bersifat tahap-tahap berikut:
pereventif adalah pengawasan yang
menekankan pada pencegahan guna
menghindari adanya kesalahan dikemudian
Sumber: Olahan Penulis (2016).
hari. Sedangkan yang bersifat represif adalah
Akuntabilitas dapat hidup dan
memperbaiki kesalahan yang sudah terjadi,
berkembang dalam suasana yang transparan,
sehingga kesalahan tidak akan terjadi lagi.
demokratis, dan adanya kebebasan dalam
Dari segi hubungan antara yang diperikasa
mengemukakan pendapat. Secara absolut,
dengan pemeriksa dapat berbentuk
akuntabilitas menggambarkan ketaatan
pengawasan intern ataupun pengawasan
kepada aturan dan prosedur yang berlaku,
ekstern. Pengawasan dapat dikatakan intern
kemampuan untuk melakukan evaluasi kerja,
jika antara pengawas dan yang diawasi
keterbukaan dalam pengambilan keputusan,
mempunyai hierarkis atau masih dalam
mengacu kepada jadwal yang telah ditetapkan
hubungan pekerjaan. Sedangkan pengawasan
dan menerapkan efisiensi dalam pelaksanaan
ekstern terjadi jika antara pengawas dengan
tugasnya (Arshad, 2013)
yang diawasi tidak mempuyai hubungan
Selama ini masyarakat sering
hierarkis atau berada di luar eksekutif.
mengeluhkan berbagai kebijakan pemerintah
daerah yang dianggap hanya merupakan

11
Andi Setiawan, dkk./ Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa di Desa Budugsidorejo...

kebijakan sepihak dan cenderung Desa (TPKD), dimana tim ini dipilih oleh
mengabaikan aspirasi masyarakat. Hal ini kepala desa berdasarkan keputusan kepala
terjadi pula dalam penyelenggaraan desa. Tugas dari TPD yaitu sebagai
pemerintah desa dalam mengelola ADD. pengendali pelaksanaan kegiatan yang sumber
Akuntabilitas dan transparansi pendanaannya dibiayai oleh ADD.
merupakan dua prinsip yang tidak dapat Tidak adanya sosialisasi ataupun
dipisahkan. Akuntabel dalam konteks pemberitahuan ketika pencairan ADD
pengelolaan ADD yaitu dengan melibatkan merupakan salah satu indikator kurang
masyarakat saat diadakannya musyawarah. transparannya pemerintah desa. Berikut
Hal ini merupakan bentuk disajikan realisasi pengelolaan ADD di tiap
pertanggungjawaban pemerintah desa atas tahunnya:
perencanaan yang menjadi tumpuan Tabel 4. Realisasi Pengelolaan ADD
keberhasilan pelaksanaan program di masa Tahun Rencana Kegiatan
2013 Rp 72.030.000 Rehab Balai desa
mendatang. Perencanaan ADD sebelum 2014 Rp 68.420.000 Pembangunan
tahun 2015 yakni di tahun 2013-2014 telah Kantor Desa
2015 Rp 85.135.000 Pemeliharaan lapen
melibatkan LPMD, karang taruna. Yakni Sumber: Olahan penulis (2016).
dengan melibatkan seluruh jajaran dari Jika dilihat antara perencanaan dan
LPMD dan Karang Taruna. Karena setiap realisasi ada yang tidak sesuai dengan
kegiatan tanpa adanya perencanaan akan sulit perencanaan awal. Sebagaimana di tahun
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 2013 perencanaan untuk rehab balai desa
Untuk mengetahui perencanaan dalam sebesar Rp.74.636.655 akan tetapi
pengelolaan ADD akan disajikan besaran realisasinya hanya sebesar Rp 72.030.000.
angka dalam perencanaan di tiap tahnnya. sedangkan di tahun 2014 dan 2015 terdapat
Tabel 3. Perencanaan Pengelolaan ADD kesesuaian antara perencanaan awal dengan
Tahun Rencana Kegiatan pelaksanaan.
2013 Rp 74.636.655 Rehab Balai Desa Tahap pelaporan dilakukan apabila
Pembangunan
2014 Rp 68.420.000
Kantor Desa pelaksanaan kegiatan telah diselesaikan.
2015 Rp 85.135.000 Pemeliharaan lapen
Sumber: Olahan Penulis (2016). Pelaporan meliputi berbagai aspek yang
Pelaksanaan kegiatan dilakukan setelah berkaitan dengan informasi pengelolaan
dana ADD cair dengan mengikuti daftar ADD. Dalam konteks ADD laporan keuangan
usulan rencana kegiatan yang telah disepakati tergabung dalam APBDes. Di desa
bersama. Pada tahap pelaksanaan ADD Budugsidorejo pelaporan ADD dilakukan
sepenuhnya diserahkan kepada Tim Pelaksana secara bertahap dimana akan berpedoman
Desa (TPD). Di desa Budugsidorejo, TPD pada realisasi penggunaan ADD. Maksudnya
merangkap sebagai Tim Pengelola Kegiatan pelaporan yang dibuat berdasarkan realisasi

12
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 1-16

penggunaan dana sebelumnya. Tidak hanya Setelah pemerintah desa menerima


pemerintah desa yang memiliki kewajiban ADD secara penuh, maka pemerintah desa
untuk memberikan laporan penggunaan ADD, wajib menggelar musyawarah untuk
melainkan lembaga-lembaga desa yang lain menentukan penggunaan ADD. Dalam hal
seperti karang taruna dan LPMD. Untuk transparansi, pemerintah desa Budugsidorejo
mengetahui rincian dalam penggunaan ADD telah mengambil langkah-langkah yang
maka harus ada transparansi dalam pembuatan strategis semisal untuk mempublikasikan
laporan. Karena perlu diketahui bahwa ADD ADD maka dibuat papan untuk memberikan
adalah dana bantuan desa yang dikucurkan info kepada masyarakat atas penggunaan
melalui kabupaten yang tujuannya untuk anggaran. Tidak hanya itu, pemerintah desa
menciptakan pemerataan di desa-desa. Untuk pun turut mengundang perwakilan BPD,
dapat diketahui adanya transparansi maka LPMD hingga ketua RT. Adanya keterlibatan
perlu ada indikator yang dipakai. Ada lembaga-lembaga di tingkat desa berguna
beberapa indikator yang bisa dipakai untuk untuk menjaring saran dan masukan agar
melihat tingkat transparansinya pemerintah keputusan atau kebijakan yang diambil oleh
desa dalam mengelola ADD. pemerintah desa tepat sasararan. Menurut
Menurut Buku Kas Umum Desa salah satu Kepala Dusun di desa
Budugsidorejo, tahun 2013 proses pencairan Budugsidorejo bahwa adanya sosialisasi dan
ADD dilakukan dalam dua tahap. Pencairan koordinasi dapat meningkatkan keikutsertaan
tahap pertama sebesar Rp 42536.087, masyarakat dalam pembangunan di desanya.
sementara pencairan tahap kedua sebesar Rp. Bentuk koordinasi yang dilakukan biasanya
54.136.839. Proses pencairan memakan waktu dengan musyawarah yang dilakukan dua
dari bulan Mei sampai dengan November. bulan sekali dengan tujuan menghimpun saran
Sedangkan untuk pencairan ADD tahun 2014 dan masukan sebanyak-banyaknya. Hasil dari
pencairan dilakukan satu tahap yakni di bulan musyawarah desa biasanya berupa
Juni sebesar Rp 68.420.000. berbeda dengan penyusunan Daftar Usulan Rencana Kerja
tahun sebelumnya, pencairan ADD di tahun (DURK) agar semua rencana kegiatan akan
2015 dilakukan dengan melihat indikator lebih terarah.
seperti penghasilan tetap dan tunjangan Penyusunan laporan termasuk dalam
Kepala Desa dan Perangkatnya maksimal rangkaian proses yang harus dilakukan dalam
60%, sebesar Rp. 100.000.000 digunakan setiap tahun penggunaan anggaran. Hal ini
untuk penyertaan modal BUMDes, dan karena sebuah laporan adlah bentuk nyata dari
selebihnya digunakan sesuai dengan hasil evaluasi selama satu tahun anggaran.
kebutuhan dan belanja desa (Peraturan Bupati Dengan demikian seluruh bentuk kegiatan
Jombang nomor 18 tahun 2015). harus ada dalam laporan. Perlu diketahui

13
Andi Setiawan, dkk./ Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa di Desa Budugsidorejo...

bahwa penyusuna laporan tidak hanya untuk Dalam pengelolaan ADD di Desa
bahan evaluasi saja melainkan dipakai juga Budugsidorejo terdapat hal yang menjadi
untuk acuan dalam pembuatan program kerja penghambat terselemggaranya pengelolaan
selanjutnya. Di tahun 2015, pembuatan ADD secara akuntabel. Hal ini disebabkan
laporan di Desa Budugsidorejo dapat karena beberapa faktor antara lain: pertama,
dikatakan tepat waktu karena laporan kurangnya penguatan tupoksi aparatur
penggunaan ADD dikatakan tepat waktu pemerintah desa. Penguatan tupoksi aparatur
bilamana pembuatan laporan dan penyerahan pemerintah desa dianggap penting karena
dilakukan sebeluk 31 Desember 2015. Tetapi dalam pengelolaan ADD membutuhkan
hal yang harus dicermati adalah persoalan proses yang cukup kompleks dimana dalam
tepat waktu dalam pembuatan anggaran ada pengelolaan ADD dimulai dari perencanaan,
pada tanggung jawab kepala desa dan pelaksanaan, evaluasi, pelaporan sampai
sekretaris desa. Masing-masing lembaga di dengan pertanggungjawaban baik ke
tingkat desa menyusun laporan harian yang masyarakat ataupun instansi yang ada di
nantinya dijadikan salah satu bahan untuk atasnya. Untuk itu penguatan tupoksi harus
pembuatan laporan pemerintah desa. dilaksanakan guna dalam proses pengelolaan
Peran efektif BPD dalam pengelolaan ADD tidak terhambat. Dari persoalan tersebut
ADD adalah mengawasi penggunaan ADD maka dibutuhka aparat desa yang cakap dan
oleh pemerintah desa. Pengawasan yang trampil dan mempunyai pengetahuan yang
dilakukan tidak hanya dari pihak inspektorat memadai. Menurut salah satu aparatur desa di
sebagai pengawas khusus dimana dapat Budugsidorejo bahwa aparatur desa
melakukan tindakan bilamana ada indikasi mempunyai pekerjaan yang serabutan dan
penyimpangan, akan tetapi BPD juga harus terkadang tidak sesuai dengan tupoksi, dengan
ikut serta sebagai lembaga perwakilan di desa. keadaan tersebut maka pelayanan
Laporan dibuat oleh pemerintah desa, masyarakatpun tidak maksimal. (wawancara
tetapi sebelumnya BPD meneliti terlebih dengan kaur pembangunan). Kedua, kurang
dahulu untuk melihat kecocokan antara terbukanya pemerintah desa dalam
keggiatan yang sudah dilaksanakan dengan pengelolaan ADD. Dalam hal transparansi,
rincian anggaran yang dibuat. Untuk pemerintah desa kurang transparan hal ini
mengefektifkan fungsi BPD maka harus ada karena anggapan bahwa dokumen yang
peran aktif dari masyarakat, jika masyarakat berkaitan dengan keuangan desa bukan untuk
dengan BPD tidak berjalan beriringan maka konsumsi publik. Jika demikian maka,
transparansi dalam pengelolaan ADD tidak masyarakat tidak bisa mengakses berkaitan
dapat terwujud. dengan penggunaan anggaran, meskipun ada
pengawasan dari pihak eksternal. Ketiga,

14
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 1-16

kurangnya partisipasi masyarakat dalam hal pemberdayaan masyrakat. Tidak hanya itu,
pendanaan di desa. Mekanisme partisipasi ADD juga digunakan untuk peningkatan
masyarakat merupakan saluran yang perekonomian masyarakat melalui
mewadahi berbagai macam penyampaian pemberdayaan masyarakat desa. Dengan
aspirasi dan keluhan, salah satunya melalui adanya peraturan tersebut tentunya akan
musrenbang. Di desa Budugsidorejo sndiri membantu pemerintah desa Budugsidorejo
proses perencanaan kurang melibatkan dan pemerintah desa lain di Kabupaten
masyarakat sehingga kebijakan yang diambil Jombang untuk mengalokasikan dana yang
secara tidak langsung bukan berangkat dari diterima sesuai dengan rencana yang sudah
bawah atau masyarakat tetapi dari pemerintah dibuat sebelumnya.
desanya atau orang-orang terdekat dari kepala
desa yang dianggap mampu, alhasil kebijakan Kesimpulan
yang diambil bisa dikatakan subjektif. Prinsip akuntabilitas dalam
Adanya penyempurnaan dalam pengelolaan ADD di desa Budugsidorejo telah
peraturan yang mengatur pengelolaan ADD terpenuhi hal ini ditandai dengan
seperti PP Nomor 43 tahun 2014 tentang pelaksanaannya yang sesuai dengan prosedur
pedoman pelaksanaan UU nomor 6 tahun serta dengan adanya pengawasan yang
2014 digantikan dengan PP nomor 47 tahun bersifat internal maupun eksternal. Pada
2015 menjadikan pengelolaan ADD optimal. intinya pengawasan yang dilakukan dapat
Tidak hanya di tingkat pusat, penyempurnaan menumbuhkan kesadaran bagi pemerintah
aturan juga dilakukan di Kabupaten Jombang desa untuk melaksanakan kewajiban yakni
dengan ditetapkan Peraturan Bupati Nomor 17 memberikan informasi berkaitan dengan
tahun 2015 tentang pedoman pengelolaan pengelolaan ADD. Hal itu menunjukkan
ADD di kabupaten Jombang. Penetapan bahwa setiap kegiatan maupun program kerja
Perbup tersebut sangat berpengaruh terhadap yang didanai ADD harus benar-benar
ketertiban pemerintah desa untuk menyusun dipertanggungjawabkan kepada masyarakat
laporan pertanggungjawaban ADD dengan dan pihak pengawas seperti inspektorat
tepat waktu. Jika penyusun maupun BPMPD. Idealnya dalam pengelolaan
pertanggungjawaban dari penggunaan ADD ADD agar transparan dan akuntabel yang
terlambat akan mengakibatkan pencairan dana dilakukan tidak hanya menyempurnakan
ADD ditahap selannjutnya akan terhambat. peraturan yang bersifat legal formal tetapi
Dalam Perbup tersebut dijelaskan adanya pertanggungjawaban yang bersifat
bahwa ADD dimaksudkan untuk membiayai vertikal ataupun horizontal. Artinya apa,
program pemerintah desa dalam bahwa kepala desa, juga harus
melaksanakan kegiatan pemerintahan dan bertanggungjawab kepada mitra kerjanya

15
Andi Setiawan, dkk./ Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa di Desa Budugsidorejo...

seperti BPD, lembaga desa lainnya dan begitu http://www.antaranews.com/berita/464866/pe


sebaliknya. Dengan keadaan tersebut maka mkab-tanah-bumbu-raih-penghargaan-
sangat dimungkinkan transparansi dan website-desa-terbaik.
akuntabilitas dalam pengelolaan ADD dapat http://www.banyumaskab.go.id/read/15772/ke
tercapai.Tetapi di sisi lain yang menjadi bijakan-alokasi-dana-desa-add-dan
persoalan adalah kurang adanya partisipasi penguatan.
masyarakat dalam proses perencanaan Peraturan Bupati Jombang Nomor 17 Tahun
pembangunan yang menggunakan dana ADD, 2015 tentang Tata Cara Pengalokasian
akibatnya kebijakan yang diambil bukan dari dan Penyaluran Alokasi Dana Desa
aspirasi masyarakat. Hal inilah yang harus Kabupaten Jombang.
menjadi pertimbangan bagi pemerintah desa RKP Desa Budugsidorejo Kecamatan
agar segala kebijakan harus melibatkan Sumobito Kabupaten Jombang tahun
masyarakat sebagai bentuk transparansi dan 2015.
akuntabilitas dalam pengelolaan ADD. RPJMDes Desa Budugsidorejo Kecamatan
Sumobito Kabupaten Jombang tahun
Daftar Pustaka 2014-2015.
Adisasmita, R. (2009). Manajemen Solekhan, M. (2014). Penyelenggaraan
pemerintah daerah. Pusat pemerintahan desa berbasis partisipasi
Pengembangan Keuangan dan Ekonomi masyarakat.
Daerah, Universitas Hasanuddin. Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang
APBDesa Budugsidorejotahun Kecamatan Desa.
Sumobito Kabupaten Jombang 2013- Yansen, T. P. (2014). Revolusi dari Desa,
2015. saatnya dalam pembangunan percaya
Eko, S. (2014). Desa Membangun Indonesia. sepenuhnya kepada rakyat.
FPPD. Yogyakarta.
Eko, S. (2015). Regulasi Baru, Desa Baru:
Ide, Misi, dan Semangat UU Desa.
Hafidz, A., & Jawade, H. (2013). Korupsi
Dalam Perspektif HAN (Hukum
Administrasi Negara).
Hanif, N. (2011). Pertumbuhan dan
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.

16

Anda mungkin juga menyukai