PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan gizi yang terjadi pada bayi dan balita mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak, baik pada masa bayi maupun masa
berikutnya, sehingga perlu mendapat perhatian. Penanggulangan gizi
kurang memerlukan upaya yang menyeluruh, meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilatif. Pemantauan pertumbuhan merupakan
salah satu kegiatan utama program perbaikan gizi yang terjadi dari
penimbangan bayi setiap bulan, pencatatan dan pengisian Kartu Menuju
Sehat (KMS), penilaian naik atau tidak naik yang bertujuan untuk
melakukan deteksi dari gangguan pertumbuhan dan melakukan tindak
lanjut hasil pemantauan pertumbuhan. Apabila hasil dari kartu menuju
sehat (KMS) berada di bawah garis merah merupakan pertanda
kewaspadaan akan gizi buruk, maka perlu dikomunikasikan dengan ibu
bayi. (Arisman,2004).
Terhadap perkembangan anak, dampak jangka pendek gizi buruk
terhadap perkembangan anak menurut Nency & Arifin (2005), di
antaranya menjadikan anak apatis, gangguan bicara dan gangguan
perkembangan yang lain. Sedangkan dampak jangka panjang adalah
penurunan skor intelligence quotient (IQ), penurunan perkembangan
kognitif, penurunan integrasi sensori, gangguan pemusatan perhatian,
gangguan penurunan rasa percaya diri dan tentu saja merosotnya prestasi
akademik di sekolah. Kurang gizi berpontesi menjadi penyebab
kemiskinan melalui rendahnya kualitas sumber daya manusia dan
produktivitas. Tidak heran jika gizi buruk yang tidak dikelola dengan baik,
pada fase akutnya akan mengancam jiwa dan pada jangka panjang akan
menjadi ancaman hilangnya sebuah generasi penerus bangsa.
Menurut perkiraan WHO, sebanyak 54% penyebab kematian bayi
dan balita disebabkan oleh keadaan gizi anak yang buruk. Resiko
1
meninggal dari anak yang bergizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan
anak yang normal (World Bank, 2006). Sementara di Indonesia
berdasarkan data susenas tahun 2005 prevalensi balita gizi buruk masih
sebesar 8,8%. Menurut Depkes RI (2008), gizi buruk adalah suatu keadaan
kurang gizi tingkat berat pada anak berdasarkan indeks berat badan
menurut tinggi badan (BB/TB) < -3 standar deviasi WHO-NCHS dan atau
ditemukan tanda-tanda klinis marasmus, kwashiorkor dan marasmus
kwashiorkor.
Hasil pengumpulan data perencanaan program gizi selama 7 hari
yang dilakukan pada tanggal 10 s/d 16 November 2014 pada 42 balita
diperoleh status gizi menurut indeks BB/U kategori kurang sebanyak 7,14
% (3 orang), 83,33 % (35 orang) yang termasuk kategori normal, dan 9,52
% (4 orang) yang termasuk kategori sangat lebih. Status gizi balita
berdasarkan indeks TB/U kategori pendek 23,81 % (10 orang), sangat
pendek 9,52 % (4 orang),57,14% (24 orang) termasuk normal, dan 9,52 %
(4 orang) termasuk kategori tinggi/jangkung. Status gizi balita berdasarkan
indeks BB/TB kategori kurus 7,14 % (3 orang), resiko gemuk 7,14 % (3
orang), gemuk 2,38 % (1 orang), dan 76,19 % (32 orang) kategori normal.
Sedangkan untuk pengetahuan ibu balita 80,95 % (34 orang ibu balita yang
menjadi sampel) berpengetahuan kurang, dan 19,05 % (8 orang ibu balita
yang menjadi sampel) berpengetahuan baik.
Berdasarkan hasil data tersebut, maka masing-masing mahasiswa
diwajibkan membina satu keluarga yang salah satu anggota keluarganya
yang mengalami masalah gizi, dan penulis memilih salah satu balita yang
mengalami gizi kurang yaitu balita bernama Lani Oktaviani berusia 2
tahun 6 bulan yang perlu mendapat intervensi gizi. Berdasarkan hasil
perhitungan z-score dengan indeks BB/U status gizi kurang (-2,93), TB/U
status gizi normal (-1,94), dan BB/TB status gizi kurus (-3).
Berdasarkan masalah tersebut di atas perlu diberikan intervensi
berupa PMT pemulihan dan pemberian konseling tentang Mengatasi
2
Masalah kesulitan Makan pada Anak, serta Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS).
Berdasarkan latar belakang di atas, hal ini perlu mendapat perhatian
khusus. Untuk itu, saya bermaksud menjadikan Keluarga Tn. Roni menjadi
keluarga binaan.
B. Identifikasi Masalah
Dari pengumpulan data dasar rencana program gizi di Kelurahan
Tumbang Tahai Kecamatan Bukit Batu di dapat identifikasi masalah
dalam keluarga, yaitu :
1. Identitas Keluarga Bpk. Roni Hartono
Nama Kepala Keluarga : Tn. Roni Hartoni
Umur/Tanggal Lahir : 38 th/ 30 Juni 1977
Pendidikan : SMP
Agama : Kristen
Alamat : Jl. Nyaru Menteng
Responden : Ny. Wulandari
Tanggal Wawancara : 10 April 2015
Tabel. 1 Identitas Anggota Keluarga
No Nama Usia Pendidikan Pekerjaan
1 Roni Hartono 38 th SMP Swasta
2 Wulandari 28 th D-II PGSD PNS
3 Lani Oktaviani 2 th 6 bln Belum sekolah -
3
antropometri. Adapun beberapa indeks antropometri yang sering
digunakan pada orang dewasa yaitu Indeks Masa Tubuh (IMT),
Lingkar Lengan Atas (LILA), sedangkan pada remaja dan anak-anak
yaitu berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur
(TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). perbedaan
penggunaan indeks tersebut akan memberikan gambaran prevalensi
status gizi yang berbeda.
Adapun hasil perhitungan status gizi keluarga binaan terlihat pada :
Tabel 2. Status Gizi Keluarga Binaan
Umur BB TB
No Nama TTL L/P Status Gizi
(Tahun) (Kg) (Cm)
1 Roni Hartono 30-06-1977 L 38 - - -
2 Wulandari 18-01-1987 P 28 67,5 148,8 (IMT) Gemuk 30,48
3 Lani Oktaviani 03-10-2013 P 2 8,3 83,7 (BB/U) Kurang -2,93
4
= 1,8 x 12 kg
= 21,6 gram
20 % 20 % 1200
Lemak = =
9 9
= 26,66 gram
21,6 4
KH = 100% = 7,2 %
1200
72,8 % 1200
= = 218,4
4
5
Tabel 4. Recall An. Lani selama diberikan PMT
Asupan Makanan
No Hari/Tanggal Energi Protein Lemak Karbohidrat
(Kkal) (gram) (gram) (gram)
1 Kamis, 9 April 2015 (sebelum PMT) 748,4 35,7 28,9 82,9
2 Sabtu, 11 April 2015 (sesudah PMT) 270,5 14,9 8,4 34,3
3 Senin, 13 April 2015 (sebelum PMT) 463,7 19,2 14,1 66,0
4 Jumat, 17 April 2015 (sesudah PMT) 725,2 36 22,6 90,3
5 Selasa, 21 April 2015 (sebelum PMT) 462,5 27 15,5 54,5
6 Jumat, 24 April 2015 (sesudah PMT) 602,8 36,5 13,7 82,0
5. Data Lainnya
Anak Lani adalah anak pertama dari bapak Roni, berat badan
An. Lani pada tanggal 10 15 April 2015 saat pengumpulan data
dasar adalah 8,3 kg. pada tanggal 20 April dan 24 April 2015
dilakukan penimbangan ulang dan berat badan An. Lani meningkat
100 gram (8,4 Kg), menurut perhitungan Z-Score indeks (BB/U)
adalah -2,86 di kategorikan berat badan kurang.
Faktor faktor yang berpengaruh terhadap status gizi An. Lani
adalah nafsu makan yang kurang dan menu makanan yang kurang
bervariasi.
C. Prioritas Masalah
Berdasarkan dari indentifikasi masalah yang telah didapatkan dan
dipaparkan di atas yang menjadi prioritas masalah adalah sebagai berikut:
1. Status Gizi Anak
An.Lani yang memiliki masalah gizi berdasarkan BB/U (-
2,93) yang termasuk kategori berat badan kurang dan BB/TB (-3 )
masuk kategori kurus.
2. Kebiasaan Makan
Kebiasaan makan keluarga Tn.Roni termasuk kategori
kurang. Hal ini terbukti dengan score yang diperoleh dari jawaban
kuesioner hanya sebesar 42,85 % (< 60%).
3. Kesehatan Diri Balita yang Kurang
6
Kesehatan Diri Balita Termasuk kategori kurang. Hal ini
terbukti dengan score yang diperoleh dari jawaban kuesioner
sebesar 37,5 % (< 60%)
D. Rencana Intervensi
Berdasarkan dari prioritas masalah yang telah dikemukakan, maka
rencana intervensi yang akan diberikan adalah sebagai berikut:
1. Pemberian makanan tambahan (PMT)
2. Memberikan penyuluhan Mengatasi Kesulitan Makan pada Anak
7
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. PMT Pemulihan
1. Deskripsi Program
Memberikan makanan tambahan kepada sampel (An. Lani
Oktaviani ) dengan tujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki status
gizi sampel terutama membantu meningkatkan berat badan sampel
hingga mencapai normal.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Memperbaiki status gizi An. Lani Oktaviani agar mencapai normal.
b. Tujuan Khusus
Tujuan kegiatan ini adalah, sebagai berikut:
1) Meningkatkan berat badan An. Lani Oktaviani hingga sesuai
dengan indeks BB/U.
2) Memperbaiki status gizi An. Lani Oktaviani hingga mencapai
normal.
4. Persiapan
Persiapan yang dilakukan dalam melaksanakan kegiatan intervensi
adalah, sebagai berikut:
8
a. Melakukan pendekatan kepada keluarga sampel.
b. Membuat PMT yang telah direncanakan.
5. Pelaksanaan Kegiatan
Tabel 5. Pelaksanaan PMT
No Hari/ tanggal Nama masakan Keterangan
1 Jumat, 10 April 2015 Bubur kacang hijau 100 gram
Bahan :
Kacang hijau
Telur Ayam
Santan
Gula Aren
2 Minggu, 12 April 2015 Bubur Mutiara 100 gram
Bahan :
Bubur Mutiara
Santan
3 Selasa, 14 April 2015 Nugget Sayur 100 gram
Bahan :
Daging ayam
Sayur bayam
Tepung terigu
Roti Tawar
Telur
4 Kamis, 16 April 2015 Kroket Labu Kuning 100 gram
Bahan :
Labu Kuning
Tepung Terigu
Tepung Panir
Telur
Pudding Labu
Bahan :
Labu
Santan 100 gram
Gula pasir
Putih telur
Gula Merah
Agar-Agar
5 Selasa, 21 Apri 2015 Rollade Tahu bayam 80 gram
Bahan :
Tahu
Bayam
Telur
Tepung Panir
6 Kamis, 23 April 2015 Menu Lengkap
Nasi 100 gram
9
Fillet Ikan 60 gram
Bahan :
Ikan patin
Tepung terigu
Tahu Bacem 30 gram
Tempe Bacem 30 gram
Sup 50 gram
Bahan :
Wortel
Kentang
Buah Semangka
10
mempengaruhi status gizi An. Lani, yitu diantaranya kurangnya nafsu
makan An. Lani setelah baru sembuh dari sakit, dan kurangnya variasi
menu makanan yang di hidangkan untuk An. Lani.Berikut adalah
grafik peningkatan berat badan An. Lani selama 17 hari :
Gambar 1. Grafik Peningkatan Berat Badan
8.42
8.4
8.38
Berat Badan
8.36
8.34
8.32
8.3
8.28 Peningkatan Berat
8.26 Badan
8.24
18-Apr-15
10-Apr-15
12-Apr-15
14-Apr-15
16-Apr-15
20-Apr-15
22-Apr-15
24-Apr-15
Tanggal Pengukuran
7. Faktor Pendukung
Faktor pendukung kegiatan intervensi ini adalah tersedianya bahan
makanan untuk membuat PMT yang mudah didapat dan harganya
terjangkau.
8. Faktor Penghambat
Kegiatan intervensi ini dihambat oleh beberapa faktor seperti
keadaan cuaca, kabin yang tidak ada di tempat, dan keadaan waktu yang
tidak bisa menunggu.
11
B. Konseling Mengatasi Kesulitan Makan pada Anak
1. Deskripsi Program
Memberikan konseling tentang Mengatasi Kesulitan Makan pada
Anak agar dapat meningkatkan nafsu makan anak yang sangat penting
bagi pertumbuhan balita dan kesehatan bagi keluarga balita.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Meningkatkan nafsu makan balita, agar balita dapat
mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi.
b. Tujuan Khusus
Diakhir konseling, diharapkan ibu balita dapat :
1) Mengerti dan memahami cara mengatasi kesulitan makan pada
anak.
2) Secara langsung membantu dalam memperbaiki status gizi balita.
4. Persiapan
Persiapan yang dilakukan dalam melaksanakan kegiatan konseling
ini adalah, sebagai berikut:
a. Menyiapkan materi konseling Mengatasi Kesulitan Makan pada
Anak
b. Menyiapkan pertanyaan sebagai pre dan post test.
c. Menyiapkan leaflet.
d. Memberitahu kepada responden.
12
5. Pelaksanaan Kegiatan
Tabel 7. Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Mengatasi Masalah
Kesulitan Makan pada Anak
Tahapan Kegiatan responden Waktu
Kegiatan konseling
kegiatan konseling (menit)
Pendahuluan Salam pembuka Menjawab salam 5 menit
Menyampaikan tujuan Mendengarkan
penyuluhan
Pretest
Penyajian Menyampaikan materi Memperhatikan 15 menit
tentang: Mendengarkan
1. Pengertian Kesulitan
Makan
2. Masalah Kesulitan
Makan pada Anak
3. Penyebab Kesulitan
Makan pada
AnakPedoman Umum
Penanganan Kesulitan
Makan pada Anak
Post test
Penutup Meimpulkan materi yang Menjawab 5 menit
telah dijelaskan pertanyaan yang
Salam penutup telah diberikan
dengan benar.
13
b. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi kegiatan dilakukan secara mengasihkan lembaran soal
serta pilihan jawaban yang dimulai dengan melakukan pre-test dan
diakhiri dengan post test. Isi dari pre test dan post test sebagai berikut:
1. Keadaan anak yang tidak mau atau menolak untuk makan atau
minum yaitu mulai dari membuka mulutnya tanpa paksaan,
mengunyah, menelan hingga terserap dipencernaan secara baik
tanpa memberikan vitamin atau obat tertentu, di sebut ?
a. Kesulitan Makan
b. Kenyang
c. Kembung
d. Nafsu makan kurang
14
d. Beri makanan jajanan (snack) menjelang makan
7. Faktor Pendukung
Sikap dari responden yang ramah dan mau menerima materi atau
konseling yang disampaikan sehingga penyuluhan berjalan dengan
lancar.
8. Faktor Penghambat
Kegiatan pemberian konseling ini dihambat oleh beberapa faktor
seperti waktu, dan kesibukan orang tua yang bekerja dan sering ke luar
kota.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan kegiatan
intervensi adalah sebagai berikut :
1. Pmberian PMT Pemulihan.
Pemberian PMT dilakukan sebanyak 6 kali dengan menu yang berbeda-
beda, serta memfaatkan bahan pangan lokal yang ada di desa tersebut, sebagai
berikut :
No Hari/ tanggal Nama masakan
1 Jumat, 10 April 2015 Bubur kacang hijau
Bahan :
Kacang hijau
Telur Ayam
Santan
Gula Aren
2 Minggu, 12 April 2015 Bubur Mutiara
Bahan :
Bubur Mutiara
Santan
3 Selasa, 14 April 2015 Nugget Sayur
Bahan :
Daging ayam
Sayur bayam
Tepung terigu
Roti Tawar
Telur
4 Kamis, 16 April 2015 Kroket Labu Kuning
Bahan :
Labu Kuning
Tepung Terigu
Tepung Panir
Telur
Pudding Labu
Bahan :
Labu
Santan
Gula pasir
Putih telur
Gula Merah
Agar-Agar
5 Selasa, 21 Apri 2015 Rollade Tahu bayam
Bahan :
Tahu
Bayam
16
Telur
Tepung Panir
6 Kamis, 23 April 2015 Menu Lengkap
Nasi
Fillet Ikan
Bahan :
Ikan patin
Tepung terigu
Tahu Bacem
Tempe Bacem
Sup
Bahan :
Wortel
Kentang
Buah Semangka
3. Status Gizi
a. Ada Peningkatan berat badan An. Lani selama kegiatan intervensi
sebanyak 100 gram yang dapat di lihat dari grafik sebagai berikut :
8.42
8.4
8.38
Berat Badan
8.36
8.34
8.32
8.3
8.28 Peningkatan
8.26
8.24 Berat Badan
12-Apr-15
10-Apr-15
14-Apr-15
16-Apr-15
18-Apr-15
20-Apr-15
22-Apr-15
24-Apr-15
Tanggal Pengukuran
17
(-2,86), TB/U status gizi normal (-1,94) , dan BB/TB status gizi kurus (-
2,88).
B. Saran
Berdasarkan intervensi yang telah diberikan maka saran yang diberikan
kepada keluarga Bpk. Roni Hartono adalah agar responden beserta keluarga
dapat menjaga kesehatan baik kesehatan lingkungan maupun kesehatan diri,
guna mendukung dalam proses perbaikan gizi An. Lani dan dapat memberikan
menu yang bervariasi atau beragam sesuai dengan gizi seimbang.
18