Anda di halaman 1dari 3

DAY BOOK

KUKUH DWI SAPUTRO | 0121 15 40000 036

TANGGAL WAKTU PERLAKUAN PENGAMATAN HASIL PERHITUNGAN

Perhitungan Massa
Mr/Ar x 1000 ppm = 241.6/63.54
x 1000 ppm
Dilakukan penimbangan Cu(NO3)2.3H2O dengan = 3.8023 g/L
Berbentuk kristal berwarna biru M1/V1 = M2/V2
Nov-10 13:30 menggunakan neraca analitik dalam botol tua
timbang sebesar 1.9011 gram. 3.8023/1 = M2/0.5
Massa 2 = 1.9011 gram

Penimbangan Massa
Cu(NO3)2.3H2O

Dilakukan pemindahan kristal Cu(NO3)2.3H2O


dari botol timbang ke dalam gelas beker disertai Kristal larut, larutan berwarna
Nov-10 13:40 pembilasan botol timbang dengan Aqua Demin
bening kebiru-tuaan
--
serta penambahan Aqua Demin ke dalam gelas
beker secukupnya sambil diaduk agar larut.

Pembuatan Larutan Induk 1000


ppm

Larutan dari gelas beker dipindahkan ke dalam Asam Nitrat tidak berwarna
labu ukur 500 ml dengan pembilasan dengan berbentuk cairan dan terasa
Aqua Demin pada gelas beker. Ditambahkan 1 ml panas. Setelah penambahan
Nov-10 13:50 HNO3 65% dengan pipet ukur dan dilanjutkan asam terbentuk gas berwarna --
dengan penambahan Aqua Demin sampai tanda coklat. Larutan Tembaga (II)
batas. Dilakukan pengocokan sampai larutan Nitrat 1000 ppm berwarna
menjadi homogen. bening kebiru-mudaan.

Larutan Induk 1000 ppm

Dilakukan pengenceran bertingkat dari 1000


ppm menjadi 100 ppm. Larutan induk 1000 ppm Perhitungan Pengenceran
diambil sebanyak 10 ml dengan pipet ukur dan Penambahan asam membuat M1 x V1 = M2 x V2
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. larutan terasa sedikit panas. 1000 ppm x V1 = 100 ppm x 100
Nov-10 14:10 Ditambahkan sedikit Aqua Demin dan 1 ml Larutan Tembaga (II) Nitrat 100 ml
HNO3 65%. Ditambahkan Aqua Demin sampai ppm tidak berwarna. V1 = 10 ml
tanda batas kemudian dikocok sampai homogen.
Kemudian dipindahkan ke dalam Botol Vial.

Larutan 100 ppm

Dilakukan pengenceran bertingkat dari 100 ppm Perhitungan Pengenceran


menjadi 10 ppm. Larutan induk 100 ppm diambil M1 x V1 = M2 x V2
sebanyak 10 ml dengan pipet ukur dan Penambahan asam membuat 100 ppm x V1 = 10 ppm x 100 ml
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. larutan terasa sedikit panas.
Nov-10 14:30 Ditambahkan sedikit Aqua Demin dan 1 ml Larutan Tembaga (II) Nitrat 10
V1 = 10 ml
HNO3 65%. Ditambahkan Aqua Demin sampai ppm tidak berwarna.
tanda batas kemudian dikocok sampai homogen.
Kemudian dipindahkan ke dalam Botol Vial.

Larutan 10 ppm

Dilakukan pengenceran bertingkat dari 10 ppm Perhitungan Pengenceran


menjadi 4 ppm. Larutan induk 10 ppm diambil
sebanyak 10 ml dengan pipet ukur dan Penambahan asam membuat M1 x V1 = M2 x V2
10 ppm x V1 = 4 ppm x 25 ml
dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml. larutan terasa sedikit panas.
Nov-10 14:50 Ditambahkan sedikit Aqua Demin dan 1 ml Larutan Tembaga (II) Nitrat 4
V1 = 10 ml
HNO3 65%. Ditambahkan Aqua Demin sampai ppm tidak berwarna.
tanda batas kemudian dikocok sampai homogen.
Kemudian dipindahkan ke dalam Botol Vial.

Larutan 4 ppm

Dilakukan pengenceran bertingkat dari 10 ppm


menjadi 2 ppm. Larutan induk 10 ppm diambil Perhitungan Pengenceran
sebanyak 5 ml dengan pipet ukur dan Penambahan asam membuat M1 x V1 = M2 x V2
dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml. larutan terasa sedikit panas. 10 ppm x V1 = 2 ppm x 25 ml
Nov-10 15:10 Ditambahkan sedikit Aqua Demin dan 1 ml Larutan Tembaga (II) Nitrat 2 V1 = 5 ml
HNO3 65%. Ditambahkan Aqua Demin sampai ppm tidak berwarna.
tanda batas kemudian dikocok sampai homogen.
Kemudian dipindahkan ke dalam Botol Vial.

Larutan 2 ppm
DEKSTRUKSI

Page 1 of 3
TANGGAL WAKTU PERLAKUAN PENGAMATAN HASIL PERHITUNGAN

Dilakukan penimbangan sampel batuan Sampel berupa serbuk berwarna


Nov-10 13:30 sebanyak 0.5 gram dengan menggunakan neraca
abu-abu.
--
analitik dalam kaca arloji.

Penimbangan Massa Sampel


Batuan

Sampel dipindahkan ke dalam Erlenmeyer 100


ml dengan menggunakan corong. Sampel
Larutan berwarna hijau keabu
Nov-10 13:40 dilarutkan menggunakan HNO3 65% sebanyak abuan dengan endapan --
50 ml dengan pembilasan terhadap kaca arloji
beserta corong dengan HNO3 65%

Larutan Sampel Batuan dalam


Erlenmeyer

Larutan sampel didestruksi dengan


Larutan berwarna hijau keabu
Nov-10 14:06 pengadukan menggunakan magnetic stirrer. abuan dengan adanya endapan --
Ditunggu hingga warna menjadi konstan.

Larutan pada Proses Awal


Destruksi

Larutan berwarna hijau daun


Nov-10 14:14 Dilakukan pengamatan terhadap sampel. seperti warna hijau pada lumut --
denganadanya endapan

Larutan Sampel Setelah 8 Menit


Destruksi

Terlihat adanya warna kecoklatan


pada dinding erlenmeyer dan
Nov-10 14:17 Dilakukan pengamatan terhadap sampel. terdapat endapan yang melayang --
layang berwarna keabu-abuan

Larutan Sampel Setelah 11


Menit Destruksi

Larutan berwarna hijau gelap


Nov-10 14:22 Dilakukan pengamatan terhadap sampel.
dengan adanya endapan
--

Larutan Sampel Setelah 16


Menit Destruksi

Larutan berwarna hijau


kecoklatan dan endapan keabu-
Nov-10 14:25 Dilakukan pengamatan terhadap sampel.
abuan yang melayang layang
--
menghilang

Larutan Sampel Setelah 19


Menit Destruksi

Page 2 of 3
TANGGAL WAKTU PERLAKUAN PENGAMATAN HASIL PERHITUNGAN

Larutan berwarna hijau lumut


Nov-10 14:28 Dilakukan pengamatan terhadap sampel. seperti daun layu dengan adanya --
endapan

Larutan Sampel Setelah 22


Menit Destruksi

Larutan berwarna hijau kebiru


Nov-10 14:32 Dilakukan pengamatan terhadap sampel. biruan (cyan) dengan adanya --
endapan

Larutan Sampel Setelah 26


Menit Destruksi

Setelah warna menjadi konstan larutan Larutan berwarna hijau kebiru


sampel didinginkan dan didiamkan selama biruan (cyan) seperti warna
Nov-10 14:35 1x24 jam dalam suhu ruang dan ditutup pastel yang lembut dengan
--
dengan plastic warp. adanya endapan

Larutan Sampel pada Akhir


Destruksi

Page 3 of 3

Anda mungkin juga menyukai