Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 terdapat 6,5
juta kematian di dunia akibat stroke.1 Di Indonesia menurut data Departemen
Kesehatan (Depkes) pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, dari
setiap 1000 orang, 8 orang diantaranya menderita stroke. Stroke juga merupakan
penyebab utama kematian pada semua umur dengan proporsi 15,4% dari seluruh
kematian. Setiap 7 orang yang meninggal di Indonesia, satu diantaranya akibat
stroke.2

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional tahun 2013,


prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 7
orang per mil dan yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan atau gejala sebesar 12,1
orang per mil. Jadi, sebanyak 57,9 persen penyakit stroke telah terdiagnosis oleh
tenaga kesehatan. Prevalensi stroke berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan
gejala tertinggi terdapat di Sulawesi Selatan (17,9), Daerah Istimewa
Yogyakarta (16,9), Sulawesi Tengah (16,6), diikuti Jawa Timur sebesar 16
orang per mil, sedangkan di provinsi Jambi sebesar (5,3).3 Dari hasil survei
awal, penderita stroke di RSUD Raden Mattaher Jambi didapatkan penderita
stroke pada tahun 2013-2015 mencapai 2899 orang dengan pasien lama berjumlah
2464 orang, sedangkan pasien baru berjumlah 435 orang.4

Lindsberg melaporkan bahwa lebih dari satu pertiga penderita stroke akut
mengalami hiperglikemia dengan sebelumnya memiliki riwayat penyakit diabetes
melitus atau baru terdiagnosis diabetes melitus dan sisanya mengalami
hiperglikemia tanpa memiliki riwayat diabetes melitus yang dikenal dengan istilah
hiperglikemia reaktif.5 Hal ini sesuai dengan teori bahwa pada keadaan
hiperglikemia terjadi peningkatan viskositas darah yang akan menyebabkan
gangguan aliran darah, baik itu berupa penurunan aliran darah yang berangsur-

1
2

angsur ataupun penyumbatan aliran darah. Gangguan yang terjadi berupa


penimbunan sorbitol dalam intima vascular, hiperlipoproteinemia, dan kelainan
pembekuan darah. Bila hal tersebut terjadi pada pembuluh darah serebral maka
akan terjadi stroke.6 Sedangkan keadaan hipoksia yang terjadi pada stroke,
glukosa akan mengalami metabolisme anaerob menjadi asam laktat yang akan
menyebabkan terjadinya kerusakan neuron, jaringan glia, dan jaringan vascular.
Hal tersebut akan menimbulkan reaksi non spesifik yang menyebabkan pelepasan
katekolamin, norepinefrin, alanin dan gliserol yang selanjutnya akan
mengakibatkan peningkatan glukosa dalam darah, hal inilah yang disebut
hiperglikemia reaktif.7
Stroke menurut teori dibagi menjadi 2 klasifikasi berdasarkan sifat lesi
serebral, yaitu stroke iskemik dan hemoragik (perdarahan). Sekitar 80% kasus
stroke adalah iskemik dan 20% lainnya merupakan hemoragik.5 Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Riani di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
pada bulan Juli 2001 Mei 2002, dan Isdias dkk di RSAU Dr. M. Salamun Bandung
tahun 2015 menunjukkan bahwa jumlah kadar gula darah sewaktu pada pasien
stroke iskemik dan hemoragik secara bermakna lebih tinggi pada stroke
hemoragik.8,9
Berdasarkan penelitian lain yang dilakukan oleh Marjukka dkk pada tahun
2009 dengan membandingkan 9 penelitian kohort Eropa, didapatkan tidak ada
hubungan secara bermakna antara kadar gula darah dengan kejadian stroke
hemoragik dan didapatkan adanya hubungan secara bermakna antara kadar gula
darah dengan kejadian stroke iskemik.10
Penelitian ini untuk mengetahui gambaran kadar gula darah sewaktu pada
pasien stroke iskemik dan stroke hemoragik yang belum pernah dilakukan di
Provinsi Jambi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang gambaran kadar gula darah sewaktu dengan tipe stroke di RSUD Raden
Mattaher Provinsi Jambi.
3

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
dalam penelitian ini adalah: Bagaimana gambaran kadar gula darah sewaktu pada
pasien stroke iskemik dan stroke hemoragik di RSUD Raden Mattaher Jambi?.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kadar
gula darah sewaktu pada pasien stroke iskemik dan stroke hemoragik di RSUD
Raden Mattaher Jambi.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui karakteristik pasien stroke iskemik dan stroke hemoragik
berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan, riwayat penyakit, penilaian klinis
menurut siriaj stroke score, penilaian kelemahan ekstremitas, dan riwayat
merokok.
2. Mengetahui kadar gula darah sewaktu pada pasien stroke iskemik dan stroke
hemoragik.
3. Mengetahui angka kejadian stroke iskemik dan stroke hemoragik di RSUD di
RSUD Raden Mattaher Jambi periode Januari Desember 2016.

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini antara lain dapat digunakan sebagai :
1. Bagi Peneliti
Melalui penelitian ini, peneliti dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman dalam membuat penelitian ilmiah serta menambah pengetahuan
tentang gambaran kadar gula darah sewaktu pada pasien stroke hemoragik dan
stroke iskemik.
4

2. Bagi Peneliti Lain


Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan memberikan
informasi untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi Institusi Kesehatan


Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah
data empiris tentang kejadian stroke dan mengetahui gambaran kadar gula darah
sewaktu pada pasien stroke sehingga dapat memberikan masukan untuk
meningkatkan mutu pelayanan.

Anda mungkin juga menyukai