Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ny. W DENGAN ANEMIA HIPOKROMIK MIKROSITIK


DI RUANG MELATI RSUD BANYUMAS

Oleh

VENNY TRI HARLANI G1D010005


FRANSISCA P.I WIJAYA G1D010069

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2013
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. W
DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPOKROMIK MIKROSITIK
RUANG PERAWATAN MELATI RSUD BANYUMAS

Pengkajian dilakukan pada : Hari Rabu, tanggal 22 Mei 2013, pukul 10.30 WIB
Di Ruang Melati RSUD Banyumas.

I. PENGKAJIAN
A. Identitas Pasien
Nama : Ny.W
Umur : 64 th
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Sekolah Dasar
Pekerjaan : Berdagang
Alamat : Tinggar Jaya Rt.04/X, Jatilawang
Suku Bangsa : Jawa / Indonesia
Diagnosa Medis : Anemia Hipokromik Mikrositik
Nomor RM : 641176
Masuk RS : 20/05/2013

B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Ny.W mengeluh merasa lemas dan tidak bertenaga

Keluhan Tambahan
Ny.W mengatakan tidak bisa BAB selama 5 hari. Pada tanggal 22 Mei 2013 sudah
BAB tetapi sedikit dan berwarna hitam.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dari IGD dengan keluhan lemas, pusing, mual, nafsu makan menurun,
bisa BAB dan BAK. Lima (5) hari sebelum masuk RSUD Banyumas, keluarga
mengatakan pasien tampak lebih pucat, pasien mengeluh pusing, lemah, BAB hitam,
tidak ada muntah, nafsu makan mulai menurun.. Ny W mengatakan ketika di rumah
BAB sedikit dan berwarna hitam dengan konsistensi keras.

3. Riwayat Penyakit Dahulu


Ny. W mengatakan mempunyai riwayat hipertensi tapi tidak pernah di rawat
sebelumnya.

4. Riwayat Keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita gejala
penyakit yang sama dengan pasien namun ada riwayat anggota keluarga yang
memiliki riwayat Hipertensi.
5. Diagnosa medik pada saat Masuk RS adalah Anemia Hipokromik Mikrositik. Tanggal
22 Mei 2013 Pemeriksaan penunjang yang sudah dilakukan adalah pemeriksaan
laboratorium, pemeriksaan hematologi, dan pemeriksaan urine.

C. Pengkajian Pola Fungsional


1. Pemeliharaan kesehatan
Ny. W mengatakan bahwa dia sedang mengalami sakit kurang darah. Pasien
mengatakan jika sakit jarang pergi ke Puskesmas dan sering mengkonsumsi jamu.
Dalam keluarga pasien, sehat berarti mampu melakukan kegiatan sehari-hari tanpa
gangguan. Keluarga sangat berharap bahwa penyakit yang diderita pasien akan segera
membaik dan pasien segera pulang.

2. Nutrisi pola metabolik


Sebelum sakit : Makan: Ny. W mengatakan pasien makan 2x/hari dengan
nasi dan lauk pauk dengan setengah piring.
Minum: Ny. W mengatakan pasien minum 6gelas/hari.
Selama sakit : Makan: Ny. W mengatakan selama mengalami sakit, pola
makan pasien menjadi tidak teratur dengan porsi sedikit.
Pasien hanya makan tiga sendok dan tidak mau makan
buah. Saat dikaji porsi makan pasien mulai bertambah
dengan ditandai makanan pasien sisa sedikit.
Minum: keluarga pasien mengatakan dalam sehari pasien
minum hanya 3 gelas.

3. Pola eliminasi
a. Pola defekasi
Sebelum sakit : Ny. W mengatakan pasien BAB 1x/hari dengan
konsistensi lunak dan warna khas.
Selama sakit : Ny. W mengatakan selama sakit dan sebelum di rawat
di Rumah Sakit 5 hari belum bias BAB. Pada tangaal
22 Mei 2013 pasien sudah BAB dengan konsistensi
keras, sedkit dan berwarna hitam.

b. Pola eliminasi urin


Sebelum sakit : Ny. W mengatakan pasien BAK 5-7x/hari dengan
warna kuning dan bau yang khas.
Selama sakit : Ny. W mengatakan pasien BAK 4x/hari dengan warna
kuning dan bau yang khas.

4. Aktifitas-pola latihan
Sebelum sakit : Ny. W mengatakan bahwa sebelum sakit Ny.W melakukan
semua aktivitas secara mandiri baik makan atau minum,
mandi, toileting, berpakaian. mobilitas, berpindah dan
ambulasi.
Selama sakit : Ny. W mengatakan bahwa selama sakit semua aktivitas
dilakukan dengan bantuan. Penjelasan sebagai berikut:

Kemampuan dalam perawatan diri 0 1 2 3 4


Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi/ROM
Keterangan : 0 = mandiri, 1= dengan alat, 2 = dibantu orang lain, 3 = di bantu
orang lain dan alat, 4 = tergantung total.
5. Pola kognitif dan sensori
kognitif:
a. Penglihatan
Ny.W tetapi tidak menggunakan kacamata, lapang pandang pasien masih bagus.
b. Pendengaran
Ny. W mengatakan pendengaran pasien masih jelas ditandai dengan pasien masih
dapat menjawab pertanyaan dengan jelas.
c. Pengecap
Ny. S mengatakan pasien masih dapat membedakan rasa antara manis, pahit,
asam dan asin dengan baik.
d. Sensasi
Ny. W mengatakan pasien masih dapat membedakan panas, dingin, sakit maupun
nyeri.
Sensori:
Pasien masih mampu berbicara dengan baik, tetapi dalam menjawab pertanyaan tidak
sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Keluarga pasien mengatakan pasien sering
mengalami kelupaan atau demensia.

6. Pola istirahat-tidur
Sebelum sakit : Ny W mengatakan pasien sebelum dirawat di RSUD Banyumas
mengalami tidak mengalami gangguan tidur. Pasien tidur jam 21.00 WIB-04.00.
Setelah sakit : Ny.W mengatakan semenjak sakit, pola tidur pasien mengalami
perubahan dari jam 03.00 WIB-05.00 dan siang tidak tertidur. Selama dirawat di
RSUD Banyumas pola tidur pasien mengalami perbaikan kembali dari jam 22.00-
04.00 WIB terutama ketika pasien sudah transfusi darah.

7. Pola konsep diri


a. Gambaran diri/body image
Ny.W mengatakan bahwa Ny.W merasa bersyukur dengan anugrah yang Tuhan
telah berikan kepadanya karena anggota badannya tidak mengalami kecacatan.
b. Identitas diri
Ny. W adalah seorang perempuan, dan Ny. W mengatakan merasa puas dengan
keadaannya.
c. Peran
Ny. W berperan sebagai seorang istri dan nenek. Ny. W memiliki satu orang anak
laki-laki dan memiliki 7 orang cucu.
d. Ideal diri
Pasien mengatakan bahwa walaupun Pasien sudah tua, tetapi Pasien harus tetap
bersemangat sehingga dapat tetap bermanfaat dan melakukan aktivitas secara
mandiri.
e. Harga diri
Pasien tidak merasa malu karena menderita penyakit anemia mikrositik.

8. Pola peran dan hubungan


Selama dirawat di rumah sakit pasien ditunggu oleh anak dan menantunya. Ny. W
memiliki satu orang anak laki-laki dan 7 orang cucu. Hubungan dengan anggota
keluarga yang lain baik-baik saja dan tidak ada masalah didalam keluarganya.
9. Pola reproduksi dan seksual
Pasien berjenis kelamin perempuan Ny. W tidak menggunakan alat kontrasepsi dan
sudah mengalami menopause.
10. Pola pertahanan diri/koping
Ny. W mengatakan jika ada masalah keluarga, menyelesaikannya dengan cara
musyawarah. Ny. W mengatakan pasien termasuk orang yang terbuka. Sehingga jika
ada masalah selalu diceritakan pada anak ataupun anggota keluarga yang lain.
11. Pola keyakinan dan nilai
Ny. W mengatakan bahwa pasien beragama Islam, sebelum sakit pasien melakukan
ibadah dengan baik seperti sholat lima waktu. Selama di RSUD pasien tidak
melaksanakan ibadah sama sekali karena pasien terpasang infus dan keterbatsann
fisik.
D. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran : CM dengan GCS = 14 (E: 4, V:4, M: 6)

2. Tanda vital
a. Pernafasan : 20 x/menit
b. Nadi : 82 x/menit
c. Suhu : 36,4 0 C
d. Tekanan darah : 150/80 mmHg

3. Head to toe
a. Kepala : bentuk mesochepal
1) Rambut : beruban, lurus, tidak berketombe dan kulit kepala tidak ada luka.
2) Mata : konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, lapang pandang masih cukup
bagus.
3) Hidung : bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret
4) Mulut : mukosa lembab, bibir pucat, tidak ada stomatitis.
5) Telinga : bentuk simetris, tidak ada serumen
b. Leher : tidak ada peningkatan JVP, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
c. Thorax : tidak ada retraksi dinding dada
1) Paru-paru :
- Auskultasi : vesikuler
- Perkusi : Sonor
2) Jantung :
- Auskultasi : Lup-dup
- Jantung : Pekak
d. Abdomen : datar, supel, tympani.
1) Hepar : tidak teraba
2) Lien : tidak teraba
e. Punggung : Tidak ada lordosis, kifosis maupun skoliosis. Pasien mengeluh ada
nyeri punggung.
f. Genitalia : Perempuan
g. Ekstremitas
1) Ekstremitas atas : terpasang infus NaCl pada tangan kiri,
pergerakan terbatas
2) Ekstremitas bawah : Tidak ada oedema, tidak ada varises,
pergerakan terbatas
3) Reflek dan kekuatan motorik :

Tangan kanan Tangan kiri


(5) (5)
Kaki kanan Kaki kiri
(4) (4)
Keterangan :
0 = tidak ada gerakan otot
1 = terlihat gerakan otot sedikit tetapi tidak mampu bergeser
2 = dapat bergerak tetapi tidak mampu mengangkat
3 = mampu mengangkat tetapi tidak mampu menahan gravitasi lama
4 = mampu menahan gravitasi tetapi tidak mampu menahan beban
5 = mampu menahan beban dan gravitasi
h. Kulit : Kulit Ny. W tampak keriput, turgor kulit lebih dari 2 detik, akral dingin,
capillary refill time > 3 detik.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada tanggal 20 Mei 2013
Jam : 22:26:40
Parameter Hasil Nilai Normal Interpretasi
WBC 11,07 (103/uL) 4,8-10,8 Meningkat
6
RBC 2,42 (10 /uL) 4,2-10,8 Menurun
HGB 5,8 (g/dL) 12-16 gr/dL Menurun
HCT 20,1 (%) 37-47 (%) Menurun
MCV 80,7 (fL) 79-99 (fL) Normal
MCH 23,3 (pg) 27-31(pg) Menurun
MCHC 28.9 (g/dL) 33-37 (g/dL) Menurun
PLT 695(103/uL) 150-450 (103/uL) Meningkat
RDW-CV 16,5(%) 11,5-14,5 (%) Meningkat
RDW-SD 46,4(fL) 35-47 (fL) Normal
MPV 9,5 (fL) 7,2-11,1 (fL) Normal
PDW 9,1(fL) 9,0-13,0 (fL) Normal
P-LCR 19,6 (%) 15-25(%) Normal
Deferensial:
Neut 7,39 (103/uL) 1,8-8 (103/uL) Normal
Lymph 2,70 (103/uL) 0,9-5,2 (103/uL) Normal
Mono 0,70 (103/uL) 0,16-1(103/uL) Normal
3 3
Eo 0,26 (10 /uL) 0,045-0,44(10 /uL) Normal
Baso 0,02 (103/uL) 0,-0,2 (103/uL) Normal
Neut % 66,8 (%) 50-70 (%) Normal
Lymph % 24,4 (%) 25-80 (%) Menurun
Mono % 6,3 (%) 2-8 (%) Normal
Eo % 2,3 (%) 2-4 (%) Normal
Baso % 0,2 (%) 0-1(%) Normal
Creatinin : Nilai Normal : 0,5-1,2 mg/dl
Hasil : 2,43 mg/dl (peningkatan)
adanya penurunan fungsi ginjal dalam penyaringan zat dan
pembentukan urin. Kemungkinan adanya kerusakan ginjal
Urea uv : Nilai Normal : 10-50 mg/dl
Hasil : 95,9 mg/dl (peningkatan)

Pemeriksaan Hematologi
Gambaran Darah Tepi :
- Eritrosit : anisositosis sedang, Polikomasi (positif), poikilositosis berat (amilosit,
sel pensil, tear drop, fragmentosit, siferosit).
- Leukosit : estimasi jumlah meningkat, bentuk besar (positif), tidak ada clumping.
HASIL : Anemia mikrositik hipokromik anemia defisiensi besi dengan tanda
hemolitik
Leukositosis infeksi berat
Trombositosis trombositosis reaktif (adanya infeksi essensial
trombositopenia)

F. Terapi yang Diterima


20 Mei 2013 : - Infus Ringer Laktat 20 tetes per menit
- Injeksi Ketorolax 30 mg ( 2 x 1 hari)
- Injeksi Rocer
- Injeksi Farsix 10 mg/mL
21 Mei 2013 : - Injeksi Rocer
- Injeksi Ketorolax 30 mg ( 2 x 1 hari)
- Captrofil
- Infus Nacl 20 tetes per menit

22 Mei 2013 : - Prulex


- Omeprazole 40 mg
- Injeksi farsix 10 mg/ml
NAMA OBAT DAN PENJELASAN
FARSIX
Komposisi : furosemid
Indikasi : terapi tambahan pada edema paru akut, hipertensi, edema yang
disebabkan karena gagal ginjal, penyakit ginjal, dan sirosis hati.
Dosis : Tablet untuk edema yang berhubungan dengan gagl jantung kongesif,
sirosis hepatic, penyakit ginjal.
Anak 2mg/kg BB dosis tunggal, kemudian naikkan 1-2 mg/kg BB.
Dewasa 20-80 mg dosis tunggal, dinaikkan 20-40 mg, diberikan setiap
Diberikan setiap 6-8 jam sampai tujuan tercapai.
Cara : Ampul = awal 20-40 mg IV/IM
Kemasan : Ampul 10 mg/mL x 2mL x 5 (Davey, 2005)

ROCER
Komposisi : omeprazole
Indikasi : terapi jangka pendek tukak duodenal, tukak lambung, refluks
esofagitis erosive atau ulseratif; pengobatan jangka lama sindrom
Zollinger Ellison.
Kontraindikasi : hipersensitif; kehamilan dan menyusui.
Efek samping : pada dosis besar dan penggunaan lam kemungkinan dapat
menstimulasi pertumbuhan sel ECL ( Enterochro-malfin lacells)
Dosis : dosis awal sehari1 x 20-160 mg; dosisi lebih dari 80 mg/hari,
harus dibagi 2 x; sebeiknya diminum sebelum makan dan ditelan
utuh.
Kemasasn : dus 2x10 kapsul (Davey, 2005)

KETOROLAK
Indikasi : penanganan nyeri akut, sedang sampai berat.
Dosis : dosis awal 10 mg dilanjutkan 10-30 mg tiap 4-6 jam,
maksimal 80 dan 2 hari.
Kemasan : dus 5 ampul 10 mg dan 30 mg (Kasim dkk, 2012 dalam Redaksi
ISO Indonesia Vol.47/ 2012)
CAPTOFRIL
Indikasi : hipertensi ringan sampai dengan sedang.
Dosis : awal sehari 2x125 mg.
Pemeliharaan sehari 2x25mg dapat ditingkatkan setelah 2-4
minggu
Dosis : anak awal : 0,3 mg/kg/BB/hari. Maksimal 0,6 mg/kgBB/hari
dalam 2-3 dosis terbagi.
Kemasan : dus 5 x 10 tab 12,5 mg (Kasim dkk, 2012 dalam Redaksi ISO
Indonesia Vol.47/ 2012)
II. ANALISA DATA
NO. DATA KLIEN MASALAH PENYEBAB
Objektif : Ketidakefektifan Penurunan
- Pasien tampak pucat Perfusi Jaringan Konsentrasi
- Warna kulit tampak putih pucat Perifer Hb dan
- Pasien tampak lemah Darah
- Konjungtiva anemis
- Akral pasien teraba dingin
- Capilary Refiil Time : > 3 detik
- Hasil laboratorium :
HCT = 20,1 % (N : 37 % - 47% ) (menurun)
Hb = 5,8 gr/ dL (N : 12-16 gr/dL) (menurun)
1 - Tanda Tanda Vital :
Tekanan darah = 150/ 80 mmHg, Suhu = 36,4 0 C
Nadi : 82 kali/menit, RR = 20 kali/menit

Subjektif :
- Pasien mengeluh lemah dan tidak bertenaga
- Keluarga pasien mengatakan pergerakan pasien dibantu
karena pasien mengeluh lemah
- Keluarga pasien mengatakan saat berdiri pasien cenderung
sering jatuh
- Keluarga mengeluh pasien tampak lebih pucat
Objektif : Risiko Jatuh kelemahan
- Usia pasien : 64 tahun
- Hasil laboratorium : Hb = 5,8 gr/ dL (menurun)
- Kekuatan otot ektremitas
Tangan kanan Tangan kiri
2 (5) (5)
Kaki kanan Kaki kiri
(4) (4)
- Tanda Tanda Vital :
Tekanan darah = 150/ 80 mmHg, Suhu = 36,4 0 C
Nadi : 82 kali/menit, RR = 20 kali/menit
Pasien tampak pucat.
Subjektif :
- Pasien mengeluh lemah dan tidak bertenaga
- Keluarga pasien mengatakan pasien pernah mengalami jatuh
sebelumnya karena lemah.
- Keluarga pasien mengatakan pergerakan pasien harus
dibantu.
Objektif : Keletihan Status
- Pasien tampak lemah Penyakit
- Pasien tampak kurang minta terhadap sekitar (Anemia)
3 - Hb : 5,8 gr/dL
Subjektif :
- Pasien mengeluh lemah dan tidak bertenaga
- Pasien mengeluh tidak kuat jika berdiri sendiri

III. PRIORITAS MASALAH

1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer b.d Penurunan Konsentrasi Hb dan Darah

2. Risiko Jatuh b.d kelemahan

3. Keletihan b.d Status Penyakit (Anemia)


DAFTAR PUSTAKA

Davey, P. (2005). At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga


Herdman, T. H. (2012). Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014; Alih
Bahasa, Sumarwati, M., Subekti, N.B. Jakarta : EGC.
Kasim, F., dkk. (2012). Informasi Spesialiate Obat Indonesia Volume 47 Tahun 2012-2013. .
Jakarta : PT. ISFI penerbitan.
McCloskey, J., Bulechek, Gloria. (2000). Nursing Interventions Classification (NIC). USA :
Mosby.
McCloskey, J., Bulechek, Gloria. (2000). Nursing Outcome Classification (NOC). USA : Mosby.
Price, S. A., Wilson, L.M. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses Penyakit: Edisi 6
Volume 3. Jakarta : EGC.
Smeltzer, S.C., Bare, B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart
Edisi 8 Volume 3. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai