INFORMASI
SISTEM BILANGAN
Nama kelompok:
Ketua_Efraim Christian Wanandy (1761009)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya penyusunan
makalah mengenai sistem bilangan, terutama pada bidang pemrograman. Dalam
kesempatan ini penulis sangat berterimakasih kepada Dosen pembimbing Bpk. N.
Tri Suswanto Saptadi.yang telah membina dan membimbing sehingga
terselesaikannya Makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan olehnya itu penulis mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah yang akan penulis susun selanjutnya.
Penulis berharap agar makalah ini dapat berguna bagi para pembaca serta
dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran mengenai sistem bilangan.
Demikian sepatah kata dari penulis tentang pengantar makalah ini dan
semoga bermanfaat. Terimakasih.
Penulis
ii
Daftar Isi
SAMPUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakan ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan .............................................................................................. 2
1.5 Batasan Masalah.................................................................................................. 2
iii
2.3.2.2. Konversi Biner ke Oktal................................................................................... 24
2.3.2.3. Konversi Biner ke Hexadesimal....................................................................... 24
2.3.3. Konversi Sistem Hexadesimal ......................................................................... 25
2.3.3.1. Konversi Hexadesimal ke Desimal .................................................................. 25
2.3.3.2. Konversi Hexadesimal ke Oktal ...................................................................... 26
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 27
3.1. Kesimpulan ........................................................................................................... 27
3.2. Saran ...................................................................................................................... 27
Daftar Pustaka ................................................................................................................ 28
iv
Daftar Gambar
2.2.1.1. Gambaran Tabel Ribuan-Satuan ......................................................................... 3
2.2.1.2. Contoh Angka Desimal ....................................................................................... 4
2.2.2.1. Contoh Sistem Sistem Biner ............................................................................... 5
2.2.4.1. Contoh Sistem Hexadesimal ............................................................................... 14
2.3.1. Contoh Konversi Bilangan .................................................................................. 19
2.3.2.2.1. Contoh Konversi Biner ke Oktal ......................................................................... 24
2.3.2.3.1. Konversi Biner ke Hexadesimal.......................................................................... 25
v
Daftar Tabel
vi
BAB I
Pendahuluan
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem bilangan?
2. Apa jenis sistem bilangan?
3. Apa konsep dari system bilangan?
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan pembuatan dari makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian
sistem bilangan, jenis sistem bilangan, dan konsep sistem bilangan
1.4. Manfaat Penulisan
Setelah menyelesaikan bab ini pembaca diharapkan dapat:
1. Mengerti pengertian sistem bilangan
2. Mengetahui jenis system bilangan
3. Membuat konversi sistem bilangan
4. Mengetahui konsep sistem bilangan
1.5. Batasan Masalah
1.Menjelaskan pengertian sistem bilangan
2.Menjelaskan jenis sistem bilangan
3.Menjelaskan konsep sistem bilangan
4.Menjelaskan konversi system bilangan
2
BAB II
Pembahasan
3
Gambar 2.2.1.2. Contoh Angka Desimal
2.2.2. Sistem Biner
Sistem Biner adalah sebuah sistem penulisan angka yang
mengenal 2 buah simbol yaitu : 0 dan 1, yang disebut dengan istilah
Bit (Binary Digit). dimana 1 byte = 8 bit. Contoh penulisan :
1101112. Walaupun hanya memiliki dua buah bilangan, namun tidak
membatasinya dalam melakukan berbagai operasi bilangan
sebagaimana pada bilangan desimal (basis 10). Hanya saja
susunannya tidak mengenal angka 2 sampai 9. Susunan bilangan
biner hanya melibatkan angkan 0 dan 1. Sehingga jika dilakukan
perhitungan urutannya adalah: 0, 1, 10, 11, 100, 101, 110, 111, dan
seterusnya. Jika dalam bilangan desimal dikenal dengan bilangan
puluhan, ratusan, ribuan dan seterusnya, maka dalam bilangan biner
tidak dikenal istilah tersebut. Yang ada dalam bilangan biner adalah
kilo, mega, giga, tera dan seterusnya.
Dalam sistem biner kita akan mengenal sistem satuan elemen
informasi, satuan waktu, dan frekuensi sistem pengkodean karakter.
Sebagai contoh bilangan biner : 10101
4
Gambar 2.2.2.1. Contoh Sistem Biner
Setiap tempat pada bilangan biner mempunyai kelipatan 2 0, 2
1, 2 2, 2 3 dst. yang dihitung dari kanan kekiri. Selanjutnya kita juga
dapat merubah bilangan desimal ke bilangan biner atau sebaliknya
dari bilangan biner ke bilangan desimal.
2.2.2.1. Operasi aritmetika pada bilangan Biner :
Penjumlahan
Dasar penujmlahan biner adalah :
0+0=0
0+1=1
1+0=1
1+1=0
dengan carry of 1, yaitu 1 + 1 = 2, karena digit terbesar ninari 1, maka
harus dikurangi dengan 2 (basis), jadi 2 2 = 0 dengan carry of 1
contoh :
1111
10100 +
100011
5
atau dengan langkah :
1+0 =1
1+0 =1
Pengurangan
Bilangan biner dikurangkan dengan cara yang sama dengan
pengurangan bilangan desimal. Dasar pengurangan untuk masing-
masing digit bilangan biner adalah :
0-0=0
1-0=1
1-1=0
01=1
dengan borrow of 1, (pijam 1 dari posisi sebelah kirinya).
Contoh :
11101
1011 -
10010
6
dengan langkah langkah :
11 =0
01 = 1 dengan borrow of 1
101 =0
11 =0
10 =1
1 0 0 1
0
Perkalian
Dilakukan sama dengan cara perkalian pada bilangan desimal. Dasar
perkalian bilangan biner adalah :
0x0=0
1x0=0
0x1=0
1x1=1
contoh
Desimal Biner
14 1110
12 x 1100 x
28 0000
14 0000
1110
1110 +
+ 10101000
168
7
pembagian
Pembagian biner dilakukan juga dengan cara yang sama dengan
bilangan desimal. Pembagian biner 0 tidak mempunyai arti, sehingga
dasar pemagian biner adalah :
0:1=0
1:1=1
Desimal Biner
10 - 101 -
25 101
25 - 101 -
0 0101
101 -
8
2.2.3. Sistem Oktal
Aturan pada sistem oktal (lat. okto = 8) sama dengan aturan
yang dipergunakan pada sistem bilangan desimal atau pada sistem
bilangan biner. Pada bilangan oktal hanya menggunakan 8 simbol
yaitu angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 dan setiap nilai tempat
mempunyai kelipatan 8 0, 8 1, 8 2, 8 3, 8 4, dst.
kalau hasil penjumlahan tiap-tiap kolom terdiri dari dua digit, maka digit
paling kiri merupakan carry of untuk penjumlahan kolom selanjutnya.
Contoh :
9
Desimal Oktal
21 25
87 + 127 +
108 154
5 10 + 7 10 = 12 10 = 14 8
2 10 + 2 10 + 1 10 = 5 10 = 58
1 10 = 1 10 = 18
Contoh 1:
= 192 + 40 + 6
= 238 decimal
Pengurangan
Contoh :
10
Desimal Oktal
108 154
87 - 127 -
21 25
5 8 - 2 8- 1 8 = 28
18 -18 = 08
Perkalian
Langkah langkah :
kalau hasil perkalian tiap kolol terdiri dari 2 digit, maka digit paling kiri
merupakan carry of untuk ditambahkan pada hasil perkalian kolom
selanjutnya.
Contoh :
Desimal Oktal
16
14 14 x
12 x 70
11
28
14 + 4 10 x 6 10 = 24 10 = 30 8
168 4 10 x 1 10 + 3 10 = 7 10 = 7 8
16
14 x
70
16
1 10 x 6 10 = 6 10 =68
1 10 x 1 10 = 1 10 = 1 8
16
14 x
70
16 +
250
7 10 + 6 10 = 13 10 = 15 8
1 10 + 1 10 = 2 10 = 2 8
12
Pembagian
Desimal Oktal
12 / 168 \ 14 14 / 250 \ 16
- 14 - 14 8 x 1 8 = 14 8
48 110
48 110 - 14 8 x 6 8 = 4 8 x 6 8 = 30 8
0 0 1 8 x 6 8= 6 8 +
110 8
13
Gambar 2.2.4.1. Contoh Sistem Heksadesimal
2.2.4.1. Operasi Aritmatika Sistem Heksadesimal
Penjumlahan
kalau hasil penjumlahan tiap-tiap kolom terdiri dari dua digit, maka
digit paling kiri merupakan carry of untuk penjumlahan kolom
selanjutnya.
Contoh :
Desimal Hexadecimal
2989 BAD
14
1073 + 431 +
4062 FDE
D 16 + 1 16 = 13 10 + 110 = 14 10 = E 16
A 16 + 3 16 = 10 10 + 3 10 = 13 10 =D 16
B16 + 4 16 = 1110 + 4 10 = 15 10 = F 16
Pengurangan
Contoh :
Desimal Hexadecimal
4833 12E1
1575 - 627 -
3258 CBA
16 10 (pinjam) + 1 10 - 710 = 10 10 = A 16
14 10 - 7 10 - - 1 10 (dipinjam) = 11 10 =B 16
15
1 10 1 10 (dipinjam) 0 10 = 0 16
Perkalian
Langkah langkah :
kalau hasil perkalian tiap kolol terdiri dari 2 digit, maka digit paling
kiri merupakan carry of untuk ditambahkan pada hasil perkalian
kolom selanjutnya.
Contoh :
Desimal Hexadesimal
172 AC
27 x 1B x
1204 764
16
AC
1B x
764
AC
AC
1B x
764
AC +
1224
17
Pembagian
Contoh :
Desimal Hexadecimal
194 144
54 0 =14416
54
18
Gambar 2.3.1. Contoh Konversi Bilangan
Contoh :
45 (10) = ..(2)
45 : 2 = 22 + sisa 1
22 : 2 = 11 + sisa 0
11 : 2 = 5 + sisa 1
5 : 2 = 2 + sisa 1
2 : 2 = 1 + sisa 0
contoh :
19
ubah bilangan decimal 9 ke bentuk bilangan biner
jawab = 9:2= 4 1
4:2= 2 0
2:2= 1 0
Satuan Data :
-Bit(binary digit)
20
2.3.1.2. Konversi Sistem Desimal ke Sistem Oktal
Yaitu dengan cara membagi bilangan desimal dengan 8
kemudian diambil sisa pembagiannya
Contoh :
385 ( 10 ) = .(8)
385 : 8 = 48 + sisa 1
48 : 8 = 6 + sisa 0
601 (8)
Perhatikan contohnya!
1. 205(10)
102 : 2 = 51 sisa 0
51 :2 = 25 sisa 1
25 :2 = 12 sisa 1
12 :2 =6 sisa 0
6 :2 =3 sisa 0
3 :2 =1 sisa 1
Note:
21
Untuk menuliskan notasi binernya, pembacaan dilakukan
dari bawah yang berarti 11001101(2)
2. 60(10)
60 :2 = 30 sisa 0
30 :2 = 15 sisa 0
15 :2 =7 sisa 1
7 :2 =3 sisa 1
3 :2 =1 sisa 1
Note:
Contoh :
1583 ( 10 ) = .(16)
1583 : 16 = 98 + sisa 15
96 : 16 = 6 + sisa 2
62F (16)
22
Yaitu dengan cara mengalikan masing-masing bit dalam
bilangan dengan position valuenya
Contoh :
1001
1 x 2 0= 1
0x21 =0
0x22 =0
1x23 =8
10 (10)
Contoh :
1001(2)= . . . (10)
=9
11001101(2)
Biner 1 1 0 0 1 1 0 1 11001101
Pangkat 27 26 25 24 23 22 21 20 X1-7
23
Setiap biner yang bertanda 1 akan dihitung, sementara
biner yang bertanda 0 tidak dihitung, alias 0 juga.
2.3.2.2. Konversi Sistem Bineri ke Sistem Oktal
Contoh :
11 010 100
3 2 4
diperjelas :
100 = 0 x 2 0 = 0
0x21=0
1x22=4
24
Dapat dilakukan dengan mengkonversikan tiap-tiap empat buah digit biner yang
dimulai dari bagian belakang.
Contoh :
11010100
1101 0100
D 4
Contoh :
C7(16) = (10)
7 x 16 0 = 7
C x 16 1 = 192
199
25
2.3.3.2. Konversi Sistem Hexadesimal ke Sistem Oktal
Dilakukan dengan cara merubah dari bilangan hexadesimal
menjadi biner terlebih dahulu kemudian dikonversikan ke
octal.
Contoh :
55F(16) = 010101011111(2)
26
BAB III
Penutup
3.1. Kesimpulan
Sistem bilangan digunakan untuk menghitung dalam program.
Sistem bilangan adalah Bahasa tingkat rendah yang digunakan dalam Bahasa
mesin.
3.2. Saran
Dalam penggunaan sistem bilangan harus teliti karena jika salah
hitung maka program yang dihasilkan akan eror.
27
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/10083495/Makalah_Pengantar_Teknologi_
Informasi
https://www.academia.edu/4565433/03_ISI_MAKALAH_TIK
https://repository.unikom.ac.id/36480/1/06.%20Bab%20-
%20VI%20Sistem%20Bilangan%20dan%20Kode.pdf
28