Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Tujuan Instruksional
1.1.1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
1. Mahasiswa dapat mempelajari mesin pengering
1.1.2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
1. Mahasiswa dapat menentukan luas permukaan untuk pengeringan
dengan menggunakan drum dryer.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tipe-tipe Drum Dryer


Drum dryer adalah suatu alat yang terdiri dari tabung silinder berrongga dan
dipasang horizontal yang digunakan untuk mengeringkan suatu bahan
pangan/agroindustri. Drum drying terbuat dari besi cor bermutu tinggi atau
stainless steel. Diameter drum umumnya berkisar khas dari 0.5 6 m dan panjang
antara 1 6 m (sesuai skala produksi). Prinsip kerja dari Drum drying ialah uap
sampai suhu 200oC akan memanaskan permukaan bagian dalam drum.
Bahan/material yang seragam diletakan dalam lapisan tipis (0,5 2 mm) ke luar
drum permukaan. Waktu tinggal produk pada drum berkisar antara beberapa detik
sampai puluhan detik untuk mencapai kadar air akhir kurang dari 5%. Konsumsi
energi dalam pengering drum berkisar antara 1,1 kg uap per kg air yang diuapkan
dan 1,6 kg uap per kg air menguap, sesuai dengan efisiensi energi sekitar 60%
90%. Dalam kondisi ideal, kapasitas penguapan maksimum pengering drum dapat
mencapai 80 kg H2O/hr m2. Pengering drum dapat menghasilkan produk pada
tingkat antara 5 kg hr-1 m-2 dan 5 kg hr-1 m-2, tergantung pada jenis makanan,
kadar air awal dan akhir, serta kondisi operasional lainnya. Tujuan utama dari
pengeringan Drum drying adalah memecah struktur granula pati sehingga
meningkatkan daya larut (solubility) produk dan penyerapan air (water
absorption) dalam air dingin pada pasta dari pati (Luqman,2012).
Ada beberapa macam drum dryer, yaitu Single Drum Dryer, Double Drum
Dryer, Twin Drum Dryer, dan Vacuum Drum Dryer. Single Drum Dryer
digunakan untuk mengubah cairan kental atau pasta menjadi bubuk, flakes, atau
lembaran. Bahan yang akan dikeringkan biasanya dengan dipercikkan, dengan roll
atau dicelup. Sering digunakan untuk pengeringan sereal, makanan bayi, pati
pregelatinisasi, pulp buah-buahan, pasta dan sayuran. Double drum dyer memiliki
dua drum yang berputar terhadap satu sama lain pada bagian atas. Gap antara dua
drum akan mengontrol ketebalan lapisan bahan yang diletakan pada permukaan
drum. Sama seperti single drum dryer, double drum dryer juga sering digunakan
untuk sayur dan buah-buahan. Misalnya pasta tomat. Twin Drum Dryer hampir
sama dengan double drum dryer, twin drum dryer juga terdiri dari dua drum yang
berputar saling berlawanan arah pada bagian atasnya. Untuk drum dryer jenis ini
biasanya digunakan untuk menghasilkan bahan atau produk berupa butiran atau
debu, misalnya susu bubuk, deterjen, spent yeast. Vacuum drum dryer prinsipnya
sama dengan drum dryer, hanya saja drum tertutup dalam ruang kedap udara atau
vakum. Drum dryer jenis ini digunakan untuk mengeringkan bahan yang sensitif
terhadap panas dan bisa untuk proses yang membutuhkan kondisi steril. Misalnya,
karbon aktif, aspirin, apple pomace, calcium alginate (Rahman,2012).

Gambar 1. Drum drying. (Sumber: www.huaxiadrying.com)

2.2. Komponen Drum Dryer


Tiga komponen utama dari Drum dryer adalah : tangki, drum, dan pisau
skrap. Tangki berfungsi sebagai tempat produk yang akan dikeringkan. Produk
yang akan dikeringkan ditampung dan dikumpulkan di tempat ini. Bentuk tangki
dibuat sedemikian rupa agar semua produk dapat dikeringkan dengan sempurna.
Drum berfungsi sebagai alat pengering dimana ditempatkan uap panas ke dalam
drum . Drum mempunyai konstruksi sedemikian rupa sehingga dapat dimasukan
uap panas ke dalamnya. Saat drum berputar maka proses pengeringan yang
dilakukan pada drum ini merupakan proses pengeringan lapis batas dimana
produk akan bersinggungan dengan permukaan panas dan menempel pada drum
sehingga dapat terangkut mengikuti putaran drum. Selama pengangkutan ini
kandungan air dalam produk akan menguap sehingga saat drum berputar
menyelesaikan siklus putarnya produk telah mencapai kadar air yang diinginkan.
Putaran Drum dan panas uap yang dimasukkan diatur sedemikian rupa untuk
mendapatkan produk dengan kadar air yang ditetapkan. Pisau skrap berfungsi
untuk memisahkan produk yang telah kering. Produk yang diinginkan dan masih
menempel di drum dipisahkan dan ditampung ke dalam tangki keluaran. Proses
pemisahan ini dilah-ukan dengan sebuah pisau skrap yang dibentuk sedemikian
rupa sehingga dapat memisahkan produk dari drum dengan sempurna
(Devahastin,2001).

Gambar 2. Komponen Drum drying. (Sumber: www.springerimages.com)

2.3. Cara Kerja Drum Dryer


Prinsip kerja dari Drum drying ialah uap sampai suhu 200oC akan
memanaskan permukaan bagian dalam drum. Bahan/material yang seragam
diletakan dalam lapisan tipis (0,5 2 mm) ke luar drum permukaan. Waktu
tinggal produk pada drum berkisar antara beberapa detik sampai puluhan detik
untuk mencapai kadar air akhir kurang dari 5%. Konsumsi energi dalam
pengering drum berkisar antara 1,1 kg uap per kg air yang diuapkan dan 1,6 kg
uap per kg air menguap, sesuai dengan efisiensi energi sekitar 60% 90%. Dalam
kondisi ideal, kapasitas penguapan maksimum pengering drum dapat mencapai 80
kg H2O/hr m2. Pengering drum dapat menghasilkan produk pada tingkat antara 5
kg hr-1 m-2 dan 5 kg hr-1 m-2, tergantung pada jenis makanan, kadar air awal dan
akhir, serta kondisi operasional lainnya. Tujuan utama dari pengeringan Drum
drying adalah memecah struktur granula pati sehingga meningkatkan daya larut
(solubility) produk dan penyerapan air (water absorption) dalam air dingin pada
pasta dari pati (Luqman,2012).

2.4. Faktor yang Mempengaruhi Pengeringan


Pengeringan adalah proses pemindahan panas dan uap air secara simultan,
yang memerlukan energi panas untuk menguapkan kandungan air yang
dipindahkan dari permukaan bahan, yang dikeringkan oleh media pengering yang
biasanya berupa panas. Tujuan pengeringan adalah mengurangi kadar air bahan
sampai batas dimana perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang
dapat menyebabkan pembusukan terhambat. Dengan demikian bahan yang
dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan yang lebih lama. Biasanya
kandungan air bahan pangan dikurangi sampai batas tertentu dimana
mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi pada bahan pangan tersbut. Keuntungan
pengeringan adalah bahan pangan menjadi lebih awet dan volume bahan pangan
menjadi lebih kecil, sehingga mempermudah dan menghemat ruang
pengangkutan dan pengepakan, berat bahan menjadi kurang dan mempermudah
tranport.
Prinsip pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena
perbedaan kandungan air antara udara dengan bahan yang dikeringkan. Dalam hal
ini kandungan uap air udara lebih kecil atau udara mempunyai kelembaban nisbi
yang relatif rendah sehingga terjadi penguapan.
Secara umum, faktor yang mempengaruhi pengeringan ada 2, yaitu:
1. Faktor yang berhubungan dengan udara pengering, seperti: suhu, kecepatan
volumetrik aliran udara pengering, dan kelembaban udara.
2. Faktor yang berhubungan dengan sifat bahan, seperti: ukuran bahan, kadar air
awal, dan tekanan parsial dalam bahan.
Bahan pangan yang dihasilkan dari produk-produk pertanian pada umumnya
mengandung kadar air. Kadar air tersebut apabila masih tersimpan dan tidak
dihilangkan, maka akan dapat mempengaruhi kondisi fisik bahan pangan.
Contohnya, akan terjadi pembusukan dan penurunan kualitas akibat masih adanya
kadar air yang terkandung dalam bahan tersebut. Pembusukan terjadi akibat dari
penyerapan enzim yang terdapat dalam bahan pangan oleh jasad renik yang
tumbuh dan berkembang biak dengan bantuan media kadar air dalam bahan
pangan tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan adanya suatu proses
penghilangan atau pengurangan kadar air yang terdapat dalam bahan pangan
sehingga terhindar dari pembusukan ataupun penurunan kualitas bahan pangan.
Hal-hal yang mempengaruhi pengeringan adalah luas permukaan bahan
pangan, suhu pengeringan, aliran udara, tekanan uap air di udara dan lama
pengeringan. Suhu pengeringan sangat penting karena apabila terlalu rendah maka
pengeringan akan makan waktu yang sangat lama dan dapat menurunkan mutu
bahan pangan serta memberikan bau yang tidak normal. Jika proses pengeringan
dilakukan pada suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terjadinya case
hardening dan reaksi browning.
Ada beberapa mekanisme yang dapat terjadi pada saat bahan basah
dikeringkan sampai mempunyai kandungan air tertentu yang cukup rendah. Hal
itu dapat diketahui dari kurva pengeringan. Kurva pengeringan menunjukkan
hubungan antara kandungan air di dalam padatan sebagai fungsi waktu. Selain itu
dapat pula dinyatakan dalam hubungan antara laju pengeringan dan kandungan
air.
Secara umum kurva pengeringan terdiri atas dua bagian, yaitu periode laju
pengeringan konstan dan periode laju pengeringan menurun. Tipe dan jenis
pengering yang digunakan untuk pengeringan bahan pangan bermacam-macam.
Pada umumnya pemilihan tipe pengering ditentukan oleh jenis komoditas yang
akan dikeringkan, bentuk akhir produk yang dikehendaki, faktor ekonomis dan
kondisi jenis alat. (Mahadi, 2007)

2.5. Aplikasi Drum Dryer


Pengeringan dengan drum (Drum Drying) secara luas digunakan dalam
pengeringan di industri pangan untuk berbagai jenis produk makanan berpati,
makanan bayi, maltodekstrin, suspensi dan pasta dengan viskositas tinggi (heavy
pastes), dan dikenal sebagai metode pengeringan yang paling hemat energi untuk
jenis produk tersebut. Karena terpapar pada suhu tinggi hanya dalam beberapa
detik, drum drying sangat sesuai untuk kebanyakan produk yang sifatnya sensitif
terhadap panas. Pengering drum dikembangkan pada awal tahun 1900-an dan
hampir digunakan pada semua bahan makanan cair sebelum penggunaan
pengeringan semprot. Saat ini pengering drum digunakan dalam industri makanan
untuk mengeringkan berbagai produk seperti produk susu, makanan bayi, sereal,
buah dan sayur, pure kentang, dan pati masak (Mahadi,2007).
Keuntungan penggunaan drum dryer antara lain: produk yang dihasilkan
memiliki porositas yang baik sehingga sifat rehidrasi tinggi; bisa digunakan untuk
makanan kering yang sangat kental, seperti pasta dan pati gelatinized atau
dimasak, yang tidak dapat mudah dikeringkan dengan metode lain;
efisiensi/hemat energi (penggunaan panas yang ekonomis) dan kecepatan yang
tinggi; produk/hasil yang diperoleh lebih bersih dan higienis; mudah untuk
mengoperasikan, memelihara dan murah; fleksibel dan cocok untuk beberapa
pengeringan tapi dalam jumlah kecil; dapat memperbaiki daya cerna; serta
mengawetkan bahan pangan, karena menggunakan suhu tinggi sehingga dapat
membunuh mikroorganisme. Selain keuntungan, Drum drying juga memiliki
kelemahan. Kelemahan Drum drying diantaranya : tidak cocok untuk produk yang
tidak dapat membentuk film (lapisan tipis) yang bagus, khusus produk yang
mengandung kadar gula tinggi seperti tomat pure tidak mudah dipisahkan dari
drum karena thermoplasticity dari suhu bahan, Throughput (kecepatan hasil
pengeringan per satuan waktu) relatif rendah dibandingkan dengan spray drying,
biaya tinggi untuk perubahan permukaan drum karena presisi mesin sangat
dibutuhkan, kemungkinan panas produk dapat memberikan rasa masak dan
pudarnya warna karena kontak langsung dengan suhu tinggi di permukaan drum,
tidak dapat memproses bahan/material yang mengandung garam tinggi (asin) atau
bersifat korosif karena berpotensi terjadi lubang pada permukaan drum, luas
kontak permukaan bahan dengan udara lebih rendah dibandingkan dengan jenis
pengeringan lainnya seperti spray drying atau fluidized bed drying.
BAB III
HASIL

3.1. Soal
Sebuah pengering drum dirancang untuk pengeringan produk dengan kadar air
bahan kering atau padatan 18% menuju kadar air berat basah 7%. Koefisien
pindah panas produk adalah 1700 W/m2 dengan perbedaan suhu rata-rata antara
permukaan roller dan produk adalah 75oC. Kalor laten penguapan air adalah
2321,4 kJ/kg. Tentukan luas permukaan roller yang dibutuhkan untuk dapat
beroperasi 58 kg/jam!

3.2. Penyelesaian
Diketahui :
Ka.bk = 18%
Ka. Bb = 7%

U = 1700 W/m2
T = 75oC
L = 2321,4 kJ/kg
Laju produksi = 58 kg/jam

Ditanyakan :
Luas permukaan (A) dalam m2

Jawaban:
Jadi, luas penampang roller yang dibutuhkan adalah 4,4 m2.
DAFTAR PUSTAKA

Rahman. 2012. Drum Dryer. Terdapat pada http://bajangkaranggenteng.com


/2012/03/01/drum-dryer/ (diakses pada 19 Oktober 2017 pukul 18.30
WIB)

Luqman. 2012. Drum drying. Terdapat pada http://agungluqman-online.com


/2012/02/drum-drying.html (diakses pada tnggal 19 Oktober 2017 pukul
19.50)

Devahastin, S. 2001. Pengeringan Industrial. Bogor: IPB Press.

Mahadi, 2007. Model Sistim dan Analisa Pengering Produk Makanan. Medan:
USU.

Anda mungkin juga menyukai