Furrow Irrigation
Irigasi permukaan system furrow adalah jenis irigasi yang paling banyak
digunakan untuk tanaman yang tersusun baris (row crops). Pada system furrow, air
tidak lagi membasahi seluruh permukaan tanah tetapi mengalir pada kanal yang kecil
(furrow) diantara baris tanaman. Secara gradual air membasahi tanah melalui absorbs
air dari furrow melalui dasar dan sisi saluran.
Desain irigasi furrow meliputi panjang kanal, jarak antar kanal dan kedalaman
kanal. Panjang kanal berkisar 100-200 m dengan memperhatikan perkolasi dan erosi.
Jarak antar alur 1-2 m, tergantung jenis dan sifat tanah. Kedalaman alur 20-30 cm
memudahkan pengendalian dan penetrasi air.
Kelebihan dari irigasi system furrow adalah mengurangi kehilangan akibat
evaporasi, mengurangi pelumpuran tanah berat dan mempercepat pengolahan tanah
setelah pemberian air. Irigasi furrow cocok digunakan pada tanaman yang mudah rusak
bila bagian tanamannya terkena air. System irigasi ini membutuhkan tenaga kerja yang
lebih besar untuk mengoperasikannya bila dibandingkan dengan irigasi system basin.
Irigasi alur cocok untuk berbagai jenis tanah, tanaman, dan lereng tanah seperti
ditunjukkan di bawah ini:
1. Tanaman yang Cocok
Irigasi alur cocok untuk banyak tanaman, terutama tanaman baris. Tanaman
yang akan rusak jika air menutupi batang atau mahkotanya harus diairi oleh alur.
Gambar 1. Tampak atas dan bagian melintang dari alur dan punggung bukit
Irigasi alur juga cocok untuk pertumbuhan tanaman pohon. Pada tahap awal
penanaman pohon, satu alur di samping barisan pohon mungkin cukup tetapi karena
pohon berkembang maka dua atau lebih alur dapat dibangun untuk menyediakan air
yang cukup. Terkadang sistem zig-zag khusus digunakan untuk meningkatkan
penyebaran air (Gambar 2).
Irigasi bergelombang, sering disebutkan dalam literatur, adalah tipe khusus dari
irigasi alur, yang digunakan untuk menyiarkan tanaman. Bumbun adalah bukit kecil
yang ditekan ke permukaan tanah.
Singkatnya, tanaman berikut ini dapat Diirigasi dengan irigasi alur:
tanaman baris seperti jagung, bunga matahari, tebu, kedelai;
tanaman yang akan rusak karena genangan, seperti tomat, sayuran, kentang,
kacang-kacangan;
pohon buah-buahan seperti jeruk, anggur;
Menyiarkan tanaman (metode bergelombang) seperti gandum.
Tabel 1 memberikan beberapa nilai praktik panjang galur maksimum dalam kondisi
irigasi skala kecil. Nilai-nilai yang ditunjukkan pada Tabel 3 lebih rendah dari yang
umumnya diberikan dalam buku pegangan irigasi. Nilai-nilai yang lebih tinggi ini
sesuai dalam skala yang lebih besar, kondisi yang sepenuhnya dimekanisasi.
Tabel 1 Nilai Praktis Dari Panjang Furrow Maksimum (m) Berdasarkan Tanah, Ukuran
Stream Dan Kedalaman Irigasi Bersih
Furrow slope (%) Maximum stream size Clay Loam Sand
(l/s) per furrow Net irrigation depth (mm)
50 75 50 75 50 75
0.0 3.0 100 150 60 90 30 45
0.1 3.0 120 170 90 125 45 60
0.2 2.5 130 180 110 150 60 95
0.3 2.0 150 200 130 170 75 110
0.5 1.2 150 200 130 170 75 110
Penting :
Tabel ini hanya memberikan informasi perkiraan terkait kemiringan alur, tipe tanah,
ukuran aliran dan kedalaman irigasi hingga panjang alur. Ini seharusnya hanya
digunakan sebagai panduan karena data didasarkan terutama pada pengalaman
lapangan dan bukan pada hubungan ilmiah apa pun. Nilai maksimum panjang alur
diberikan untuk irigasi yang cukup efisien. Namun, panjang alur bisa lebih pendek dari
yang diberikan dalam tabel dan secara umum ini akan membantu meningkatkan
efisiensi irigasi. Hanya dengan menempatkan sistem alur, mengikuti pedoman, dan
kemudian mengevaluasi kinerjanya, sistem yang tepat dapat dikembangkan untuk
lokasi tertentu.
2. Bentuk Alur
Bentuk alur dipengaruhi oleh jenis tanah dan ukuran aliran.
Jenis Tanah
Di tanah berpasir, air bergerak lebih cepat secara vertikal daripada menyamping (=
lateral). Aliran sempit berbentuk V diinginkan untuk mengurangi luas tanah di mana
air meresap (Gambar 5). Namun, tanah berpasir kurang stabil, dan cenderung runtuh,
yang dapat mengurangi efisiensi irigasi.
Di tanah liat, ada pergerakan air yang jauh lebih lateral dan laju infiltrasinya jauh lebih
sedikit daripada tanah berpasir. Karenanya, alur yang lebar dan dangkal diinginkan
untuk memperoleh area yang dibasahi besar (Gambar 6) untuk mendorong infiltrasi.
3. Jarak Tanam
Jarak tanam dipengaruhi oleh jenis tanah dan praktik budidaya.
Jenis Tanah
Biasanya, untuk tanah berpasir, jarak tanam harus antara 30 dan 60 cm, yaitu 30 cm
untuk pasir kasar dan 60 cm untuk pasir halus.
Pada tanah liat, jarak antara dua alur yang berdekatan harus 75-150 cm. Pada tanah liat,
alur-alur bergerigi ganda - terkadang disebut bedengan - juga bisa digunakan.
Keuntungan mereka adalah lebih banyak baris tanaman dimungkinkan pada setiap
bubungan, memfasilitasi penyiangan manual. Bubungan dapat sedikit membulat di
bagian atas untuk mengalirkan air yang cenderung tidak akan tertimbun di permukaan
bubungan saat hujan deras (Gambar 7).
D. Perawatan Alur
Setelah konstruksi, sistem alur harus dipertahankan secara teratur; selama
irigasi harus diperiksa apakah air mencapai ujung hilir dari semua alur. Seharusnya
tidak ada bintik-bintik kering atau tempat di mana air tetap menggenang. Limpasan
bubungan tidak boleh terjadi. Saluran lapangan dan saluran air harus dijaga bebas dari
gulma.