PENDAHULUAN
1
dan absorben) dan bahan yang larut terdisalusi dalam usus dan bekerja secara
sistematik.
1.3 Tujuan
a. Untuk melakukan penetapan kadar tablet paracetamol secara
nitrimetri.
b. Untuk melakukan evaluasi pada sediaan tablet paracetamol.
1.4 Manfaat
Untuk memenuhi tugas praktikum analisa sediaan obat, makanan, dan
kosmetik.
2
BAB II
ISI
b. Tablet Kempa
Tablet kempa didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat yang dibuat
dengan cara pengempaan dari sebuah formula dengan memberikan tekanan
tinggi (tekanan di bawah beberapa ratus kg/cm2) pada serbuk/granul
menggunakan pons/cetakan baja. Umumnya tablet kempa mengandung zat
3
aktif, bahan pengisi, bahan pengikat, desintegran, dan lubrikan, tetapi
dapat juga mengandung bahan pewarna, bahan pengaroma, dan bahan
pemanis.Tablet biasanya mempunyai ketebalan kurang dari
diameternya.Tablet kempa ganda, tablet kempa yang dibuat dengan lebih
dari satu kali siklus tekanan.
4
Monografi Paracetamol:
Sinonim : Paracetamolum, Asetaminofen.
Nama kimia : 4-hidroksiasetanilida.
Rumus molekul : C8H9NO2
5
masingmasing bobotnya menyimpang dari bobot rataratanya lebih besar
dari harga yang ditetapkan kolom A, dan tidak satu tablet pun
yang bobotnya menyimpang dari bobot rataratanya lebih dari harga yang
ditetapkan kolom B. Jika tidak mencukupi 20 tablet, dapat digunakan 10
tablet; tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari
bobot rata rata yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tabletpun yang
bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata rata yang ditetapkan
kolom B.
b. Kekerasan
Uji kekerasan tablet dapat didefinisikan sebagai uji kekuatan tablet
yang mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan, yang diukur
dengan memberi tekanan terhadap diameter tablet. Tablet harus
mempunyai kekuatan dan kekerasan tertentu serta dapat bertahan
dari berbagai goncangan mekanik pada saat pembuatan, pengepakan dan
transportasi. Alat yang biasa digunakan adalah hardness tester.
Kekerasan adalah parameter yang menggambarkan ketahanan tablet
dalam melawan tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan dan terjadi
keretakan talet selama pembungkusan, pengangkutan dan pemakaian.
Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan.
Pada umumnya tablet yang baik dinyatakan mempunyai kekerasan
antara 4-8kg. Namun hal ini tidak mutlak, artinya kekerasan tablet dapat
lebih kecil dari 4kg atau lebih tinggi dari 8kg. Kekerasan tablet kurang dari
4kg masih dapat diterima dengan syarat kerapuhannya tidak melebihi batas
yang diterapkan.
6
c. Kerapuhan
Kerapuhan merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur
ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu
pengemasan dan pengiriman. Kerapuhan diukur dengan friabilator.
Prinsipnya adalah menetapkan bobot yang hilang dari sejumlah tablet
selama diputar dalam friabilator selama waktu tertentu. Pada proses
pengukuran kerapuhan, alat diputar dengan kecepatan 25 putaran per menit
dan waktu yang digunakan adalah 4 menit.
Tablet yang akan diuji sebanyak 20 tablet, terlebih dahulu dibersihkan
dari debunya dan ditimbang dengan seksama. Tablet tersebut selanjutnya
dimasukkan ke dalam friabilator, dan diputar sebanyak 100 putaran selama
4 menit, jadi kecepatan putarannya 25 putaran per menit. Setelah selesai,
keluarkan tablet dari alat, bersihkan dari debu dan timbang dengan
seksama. Kemudian dihitung persentase kehilangan bobot sebelum dan
sesudah perlakuan. Tablet dianggap baik bila kerapuhan tidak lebih dari
1%. Uji kerapuhan berhubungan dengan kehilangan bobot akibat abrasi
yang terjadi pada permukaan tablet. Semakin besar harga persentase
kerapuhan, maka semakin besar massa tablet yang hilang. Kerapuhan yang
tinggi akan mempengaruhi konsentrasi/kadar zat aktif yang masih terdapat
pada tablet. Tablet dengan konsentrasi zat aktif yang kecil (tablet dengan
bobot kecil), adanya kehilangan massa akibat rapuh akan mempengaruhi
kadar zat aktif yang masih terdapat dalam tablet.
d. Waktu Hancur
Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah tablet untuk
hancur menjadi granul/partikel penyusunnya yang mampu melewati
ayakan no.10 yang terdapat dibagian bawah alat uji. Alat yang digunakan
adalah disintegration tester, yang berbentuk keranjang, mempunyai 6 tube
plastik yang terbuka dibagian atas, sementara dibagian bawah dilapisi
dengan ayakan/screen no.10 mesh.
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu hancur suatu sediaan tablet
yaitu sifat fisik granul, kekerasan, porositas tablet, dan daya serap granul.
7
Penambahan tekanan pada waktu penabletan menyebabkan penurunan
porositas dan menaikkan kekerasan tablet. Dengan bertambahnya
kekerasan tablet akan menghambat penetrasi cairan ke dalam pori-pori
tablet sehingga memperpanjang waktu hancur tablet. Kecuali dinyatakan
lain waktu hancur tablet bersalut > 15 menit. Tablet yang akan diuji
(sebanyak 6 tablet) dimasukkan dalam tiap tube, ditutup dengan penutup
dan dinaik-turunkan keranjang tersebut dalam medium air dengan suhu
37 C. Dalam monografi yang lain disebutkan mediumnya merupakan
simulasi larutan gastrik (gastric fluid).
Waktu hancur dihitung berdasarkan tablet yang paling terakhir hancur.
Persyaratan waktu hancur untuk tablet tidak bersalut adalah kurang dari 15
menit, untuk tablet salut gula dan salut nonenterik kurang dari 30 menit,
sementara untuk tablet salut enterik tidak boleh hancur dalam waktu 60
menit dalam medium asam, dan harus segera hancur dalam medium basa.
8
nitrit. Metode ini didasarkan pada reaksi diazotasi yakni reaksi antara amina
aromatik primer dengan asam nitrit dalam suasana asam membentuk garam
diazonium. (Gandjar dan Rohman, 2007).
NaNO2 + HCl HNO2 + NaCl
9
BAB III
METODE PENELITIAN
b. Bahan :
1. Tablet Paracetamol 5. KBr
2. NaNO2 6. Sulfanilamida
3. Kalium Laktat 7. Es Batu
4. Pasta Kanji
2. Uji Kelarutan
Di dalam air, larutkan sampel dalam air di dalam tabung
reaksi, lalu amati kelarutannya.
Di dalam etanol, larutkan sampel dengan etanol di dalam
tabung reaksi, lalu amati kelarutannya.
3. Reaksi Warna
Letakkan sampel secukupnya pada plat tetes, lalu tambahkan
pereaksi-pereaksi. Amati perubahan warnanya.
10
b. Evaluasi Tablet
1. Uji Keseragaman Bobot
Ambil 20 tablet, timbang dan hitung bobot rata-ratanya. Timbang
lagi satu persatu, cata penyimpangan bobotnya. Analisa hasilnya
dengan persyaratan farmakope indonesia.
2. Uji Kekerasan
Letakkan satu tablet pada posisi tegak lurus pada alat hardness
tester. Selanjutnya puter penekan alat pelan pelan sampai tablet
pecah. Baca skala yang menunjukkan kekerasan tablet pada satuan kg
3. Uji Kerapuhan
Di timbang 20 tablet yang sudah dibebas debukan, kemudian
dimasukkan kedalam abrasive tester, diputar selama 4 menit pada
kecepatan 25 rpm. Tablet dibebas debukan kembali dari fines yang
menempel dan hitung persen kehilangan bobotnya.
4. Waktu Hancur
Sejumlah 6 tablet dimasukkan kedalam masing masing tabung
pada disintegration tester. Alat tersebut selanjutnya dimasukkan
kedalam beker gelas yang telah diisi air bersuhu antara 36 38oC
kurang lebih 1000 ml atau sedalam kurang lebih 15 cm sehingga dapat
dinaik turunkan dengan teratur. Kedudukan kawat kasa pada posisi
tinggi tepat pada permukaan air dan kedudukan terendah mulut
keranjang tepat di permukaan air. Tabung dinaik-turunkan secara
teratur 30 kali permenit.
c. Uji Kuantitatif
1. Pembakuan NaNO2 0,1M
Timbang seksama 2/3 x 25 x kesetaraan sulfanilamida PK yang
sebelumnya telah dikeringkan pada suhu 105o C selama 3 jam,
masukkan ke dalam gelas kimia, tambahkan 50 ml air dan 5 ml asam
11
klorida P, aduk hingga larut. Dinginkan hingga suhu 15o C, dengan
cara dimasukkan kedalam wadah yang berisi pecahan es. Titrasi
perlahan-lahan agar terbentuk garam diazonium. dengan larutan
natrium nitrit, aduk kuat-kuat ad pengaduk kaca yang dicelupkan ke
dalam larutan titrasi dan disentuhkan pada kertas kanji iodida P
memberikan warna biru seketika. Titrasi akhir dicapai jika larutan
titrasi setelah dibiarkan selama 1 menit dan pengaduk kaca
dimasukkan ke dalam larutan kemudian disentuhkan pada kertas
kertas kanji iodida P memberikan warna biru seketika.
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
a. Uji Kualitatif
1. Organoleptik:
Bentuk : Tablet bulat
Bau : Tidak berbau
Warna : Biru
Rasa : Pahit
2. Reaksi Warna
Serbuk Parasetamol + FeCl3 Biru violet
b. Evaluasi Tablet
1. Keseragaman Bobot
1 0,59 6 0,58
2 0,61 7 0,59
3 0,60 8 0,61
4 0,61 9 0,60
5 0,59 10 0,59
13
0,5960,61
Tablet 2 = 100% = 2,35%
0,596
0,5960,60
Tablet 3 = 100% = 0,67 %
0,596
0,5960,61
Tablet 4 = 100 % = 2,35%
0,596
0,5960,59
Tablet 5 = 100 % = 1,006%
0,596
0,5960,58
Tablet 6 = 100% = 2,68 %
0,596
0,5960,59
Tablet 7 = 100% = 1,006%
0,596
0,5960,61
Tablet 8 = 100% = 2,35 %
0,596
0,5960,60
Tablet 9 = 100 % = 0,67%
0,596
0,5960,59
Tablet 10 = 100 % = 1,006%
0,596
2. Kekerasan
2
Rumus : d =
2 10,8
d = 3,14 1,63 0,64 = 6,59kg
14
3. Kerapuhan
: = 100 [1 ]
0
Dimana :
B = Kerapuhan (%)
Freability :
3,00
= 100 [1 ] = 100[1 0,901] = 9,9%
3,33
Abrassive :
3,00
= 100 [1 ] = 100[1 0,901] = 9,9%
3,33
4. Waktu Hancur
Waktu hancur tablet paracetamol adalah 10 menit pada suhu 37C
c. Uji Kuantitatif
1. Pembakuan NaNO2 0,1M
No Sulfanilamid NaNo2
1 287,05 mg 10 ml
2 287,1 mg 11 ml
3 287, 08 mg 10 ml
Rumus: V x N = x grek
15
287,05
1. 10 x N = 250,27 1 = 0,115N
287,05
2. 11 x N = 250,27 1 = 0,124N
287,05
3. 10 x N = 250,27 1 = 0,114N
2. Penetapan Kadar
No Paracetamol NaNo2
1 258 mg 15 ml
2 254 mg 14,5 ml
3 252 mg 14,2 ml
()
Rumus : 100%
()
15 0,117 15,116
1. 0,1
258
100% = 102,82%
15 0,117 15,116
2. 100% = 100,96%
0,1 258
15 0,117 15,116
3. 0,1
258
100% = 99,65%
4.2 Pembahasan
Analisis kuantiatif atau penentuan kadar parasetamol dilakukan dengan
metode nitrimetri karena paracetamol memiliki gugus amin aromatis primer yang
dapat dianalisis dengan baik dengan menggunakan metode ini. Metode nitrimetri
merupakan metode pentapan kadar secara kuntitatif dengan menggunkan larutan
baku natrium nitrit, yang didasarkan pada rekasi diazotasi yakni reaksi antara
amin aromatic primer dengan asam nitrit dalam suasana asam membentuk garam
16
diazonium. Namun karena asam nitrit tidak stabil dan mudah terurai, maka diganti
dengan natrium nitrit.
Reaksi yang terjadi antara HCl dan NaNO2 adalah sebagai berikut :
NaNO2 + HCl NaCl + HNO2
NH2 + HNO2 + HCl N2Cl + H2O
Reaksi ini tidak stabil dalam suhu kamar, karena garam diazonium yang
terbentuk mudah tergedradasi membentuk senyawa fenol dan gas nitrogen.
Sehingga reaksi dilakukan pada suhu dibawah 15oC. Reaksi dilakukan dibawah
15 oC, sebab pada suhu yang lebih tinggi garam diazonium akan terurai menjadi
fenol dan nitrogen.
Titik akhir titrasi ditetapkan dengan menggunakan pasta kanji iodida yang
telah dioleskan pada porselen. Titrasi dihentikan apabila warnanya telah berubah
dari ungu menjadi biru kehijauan atau apabila setetes larutan akan segera
memberikan warna biru pada kertas kanji iodida. Titik akhir tercapai apabila
terbentuk warna biru seketika ketika pertama kali digoreskan dan didiamkan
selama 2 menit, dan digoreskan lagi akan memberikan warna biru.
Titik ekivalensi atau titik akhir titrasi ditunjukan oleh perubahan warrna
dari pasta kanji iodide sebagai indicator luar. Kelebihan asam nitrit terjadi karena
senyawa fenil sudah bereaksi seluruhnya, kelebihan ini dapat berekasi dengan
iodida yang ada dalam pasta kanji. Reaksi ini akan mengubah iodida menjadi
iodine diikuti dengan perubahan warna menjadi biru. Kejadian ini dapat
ditunjukkan setelah larutan didiamkan selama beberapa menit. Reaksi perubahan
warna yang dijadikan indikator dalam titrasi ini adalah :
KI +HCl KCl + HI
2 HI + 2 HONO I2 + 2 NO + H2O
I2 + Kanji yod (biru)
Keseragaman bobot ditetapkan dengan menimbang 20 tablet dan dihitung
bobit rata-ratanya, jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang
menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan pada
kolom A dan tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari
bobot rata-rata lebih dari harga dalam kolom B. Jika perlu dapat diulang dengan
17
10 tablet dan tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih
besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan dalam kolom A maupun kolom B.
Syarat keseragaman bobot tablet
Penyimpangan bobot rata-rata dalam %
Bobot rata- A B
rata tablet
< 25mg 15 30
26 - 150 mg 10 20
151 - 300 mg 7,5 15
>300 mg 5 10
18
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada percobaan kali ini yaitu penetapan kadar dan evaluasi tablet
paracetamol, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Pada Evaluasi tablet di dapatkan hasil:
1. Uji keseragaman bobot tablet yaitu 0,596mg (memenuhi syarat)
2. Uji kekerasan tablet yaitu 6,59kg (memenuhi syarat)
3. Uji kerapuhan tablet yaitu 9,9% (tidak memenuhi syarat)
4. Uji waktu hancur yaitu 10 menit (memenuhi syarat)
5.2 Saran
Sebaiknya pihak universitas segera melengkapi alat-alat di laboratorium
agar praktikan dapat melaksanakan parktikum dengan baik.
19
DAFTAR PUSTAKA
20