Zink stabil dalam bentuk kation divalen (Zn2+) dan bentuk ini tidak memiliki
kemampuan mereduksi atau mengoksidasi. Zink dapat membentuk kompleks dengan
senyawa organik dan inorganik, misalnya sulfat, oksida, karbonat, sitrat, glukonat, dan
beberapa asam amino (histidin, metionin, lisin). Beberapa kompleks zink mudah larut,
misalnya zink sulfat dan zink asetat. Kompleks zink yang tidak mudah larut, misalnya zink
karbonat dan zink oksida (ZnO), memiliki bioavaibilitas rendah karena sukar diabsorbsi
sehingga hanya digunakan untuk sediaan topikal. Sediaan zink oral biasanya berupa
kompleks zink yang mudah larut dan mengandung zink elemental dengan konsentrasi 7-80
mg. Contoh sediaan komersial zink oral di Indonesia adalah Acnacare (zink
metionin+antioksidan) dan Zinc (zink pikolinat+zink glukonat+cu gluconate). Hampir semua
sediaan zink topikal di Indonesia berupa campuran dengan bahan aktif lain, misalnya
MycoZ (ZnO+nistatin) dan Daktarin diaper (ZnO+mikonazol nitrat).6
Akne vulgaris adalah peradangan kronik folikel pilosebasea yang ditandai adanya
komedo, papula, pustula dan kadang kadang terjadi kista. Empat faktor utama yang
berperan dalam terjadinya Acne, yaitu sumbatan folikel rambut dengan deskuamasi sel yang
abnormal, hiperaktivitas kelenjar sebasea yang berhubungan dengan hormon androgen,
proliferasi bakteri (terutama Propionibacterium acnes) dan inflamasi. Selain keempat faktor
tersebut, masih banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya Acne, karena sesungguhnya
penyebab Akne vulgaris adalah multifaktorial.1
Zink memiliki peranan dalam hormon androgen. Hormon ini berhubungan dengan
hiperaktivitas kelenjar sebasea dan hiperproliferasi keratinosit folikular. Zink dapat
menghambat enzim 5- reduktase. Enzim ini berperan dalam konversi testoteron menjadi
dyhidrotestosteron (DHT). DHT merupakan androgen poten yang lebih berpengaruh dalam
hiperaktivitas kelenjar sebasea dan hiperproliferasi keratinosit. Kurangnya kadar zink dalam
plasma dapat menyebabkan peningkatan aktivitas kelenjar sebasea yang menimbulkan
produksi sebum yang berlebihan. Salah satu komponen sebum adalah trigliserida. Apabila
trigliserida dipecah oleh P. acnes yang merupakan flora normal kulit akan terbentuk asam
lemak bebas. Asam lemak bebas ini akan menyebabkan semakin meningkatnya kolonisasi P.
acnes, mencetuskan proses inflamasi dan secara bersamaan dengan proses hiperproliferasi
keratinosit menyebabkan sumbatan folikel rambut menjadi lebih berat.2
Dalam proses inflamasi zink memainkan peran penting dalam pengendalian aktivitas
bakteri, fagositosis, stabilisasi makromolekul dan lisosom. Zink mengurangi kecepatan
kemotaksis neutrofil dan dan sekresi histamin dari sel mast sehingga menghambat proses
inflamasi.3
Zink berperan sebagai antioksidan pada kulit dalam menangkal radikal bebas. Kulit
secara konstan akan terpapar oleh berbagai rangsangan pro-oksidan yang akan menghasilkan
reactive oxygen species (ROS). ROS akan memediasi kerusakan oksidatif melalui interaksi
radikal bebas dengan molekul selular seperti lipid, karbohidrat, protein, dan asam nukleat.
Lipid merupakan bahan yang paling sensitif pada membran sel untuk bereaksi dengan radikal
bebas dan membentuk produk peroksidase. Malondialdehyde (MDA) adalah produk akhir
dari peroksidase lipid yang merupakan indikator terbaik dari proses peroksidase lipid. Untuk
menangkal efek ROS ini tubuh memiliki mekanisme pertahanan sistem antioksidan yaitu
enzimatik dan non enzimatik. Ketidakseimbangan dari efek proteksi ini dan jumlah ROS
yang terbentuk akan menimbulkan suatu keadaan yang disebut stres oksidatif. Stres oksidatif
merupakan salah satu faktor yang terlibat dalam etiopatogenesis akne vulgaris.4
3. Kaymak Y, Adisen E, Erhan M, et all. Zinc Levels in Patients with Acne Vulgaris. Journal
of Turkish Academy of Dermatology. 2007.
4. Rostan EF, Debuys HV, Madey DL, Pinnell SR. Evidence supporting zinc as an important
antioxidant for skin. Int J Dermatol. 2002; 41(9): 606-11.