Anda di halaman 1dari 6

Cellular effect

Meningkatkan sintesis DNA, RNA, Protein dan Enzim


Meningkatkan pertukaran proton, muatan membrane, dan penyerapan kalium
Mempengaruhi rreaksi fitokrom dengan adanya cahaya red dan far-red

Pengaruh Auksin Pada Pertumbuhan Dan Perkembangan


Auksin adalah salah satu hormon tumbuh yang tidak terlepas dari proses pertumbuhan
dan perkembangan (growth and development) suatu tanaman. Hasil penemuan Kogl dan
Konstermans (1934) dan Thymann (1935) mengemukakan bahwa Indole Acetic Acid (IAA)
adalah suatu auxin.Auksin istilah berasal dari kata Yunani auxein yang berarti tumbuh.Senyawa
umumnya dianggap auksin jika mereka dapat dicirikan oleh kemampuan mereka untuk
menginduksi pemanjangan sel pada batang dan sebaliknya menyerupai asam indoleacetic
(auksin pertama kali diisolasi) dalam aktivitas fisiologis. Auksin biasanya mempengaruhi proses-
proses lain selain pemanjangan sel batang sel tetapi karakteristik ini dianggap penting dari
semua auksin dan dengan demikian "membantu" define hormon. Sejarah Auksin dan Penelitian
Awal Auksin adalah hormon tanaman pertama kali ditemukan. Charles Darwin merupakan salah
satu ilmuwan pertama yang mencoba-coba dalam penelitian tanaman hormon. Dalam bukunya
"The Power of Mutasi Tanaman" yang disajikan pada tahun 1880, ia pertama menggambarkan
efek cahaya pada gerakan rumput kenari (canariensis Phalaris) coleoptiles.
Koleoptil adalah daun khusus yang berasal dari simpul pertama yang selubung yang
epikotil dalam tahap pembibitan tanaman melindunginya sampai muncul dari tanah.Ketika
cahaya bersinar pada koleoptil searah, itu membungkuk ke arah cahaya. Jika ujung koleoptil
ditutup dengan aluminium foil, tidak lentur akan terjadi terhadap cahaya searah. Namun jika
ujung koleoptil itu dibiarkan terbuka tetapi bagian tepat di bawah ujung ditutupi, paparan sinar
searah menghasilkan kelengkungan menuju terang. Percobaan Darwin menyarankan bahwa
ujung koleoptil adalah jaringan yang bertanggung jawab untuk mengamati cahaya dan
memproduksi beberapa sinyal yang diangkut ke bagian bawah koleoptil dimana respon
fisiologis membungkuk terjadi. Dia kemudian memotong ujung koleoptil dan terkena sisa
koleoptil terhadap cahaya searah untuk melihat apakah melengkung terjadi. Lengkung tidak
terjadi mengkonfirmasikan hasil percobaan pertamanya.Itu adalah tahun 1885 yang Salkowski
menemukan indole-3-asetat (IAA) dalam media fermentasi. Isolasi dari produk yang sama dari
jaringan tanaman tidak akan ditemukan dalam jaringan tanaman selama hampir 50 tahun.

IAA adalah auksin utama yang terlibat dalam banyak proses fisiologis dalam tanaman.
Pada tahun 1907, Fitting mempelajari efek membuat sayatan di kedua sisi terang atau gelap
tanaman.Hasil-Nya ditujukan untuk memahami jika translokasi sinyal terjadi pada sisi tertentu
dari pembangkit tersebut tetapi hasilnya tidak meyakinkan karena sinyal mampu persimpangan
atau terjadi di sekitar sayatan. Pada tahun 1913, percobaan Boysen-Jensen dimodifikasi Fritting
itu dengan memasukkan potongan mika untuk memblokir pengangkutan sinyal dan
menunjukkan bahwa pengangkutan auksin menuju pangkalan terjadi pada sisi gelap dari
tanaman yang bertentangan dengan sisi terkena sinar searah (Boysen -Jensen, 1913). Pada
tahun 1918, Paal dikonfirmasi hasil Boysen-Jensen dengan memotong ujung koleoptil dalam
gelap, memperlihatkan hanya tips untuk cahaya, menggantikan ujung koleoptil pada tanaman
tetapi off terpusat ke satu sisi atau yang lain.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pihak mana saja yang terkena koleoptil,
kelengkungan terjadi ke sisi lain (Paal, 1918). Soding adalah ilmuwan di samping memperluas
penelitian auksin dengan memperluas ide Paal itu. Dia menunjukkan bahwa jika tips yang
terputus ada penurunan dalam pertumbuhan tetapi jika mereka dipotong dan kemudian diganti
pertumbuhan terus terjadi (Soding, 1925). Pada tahun 1926, seorang mahasiswa pascasarjana
dari Belanda dengan nama Fritz Went menerbitkan sebuah laporan yang menggambarkan
bagaimana ia mengisolasi zat pertumbuhan tanaman dengan menempatkan blok agar-agar di
bawah ujung koleoptil untuk periode waktu kemudian menghapus mereka dan menempatkan
mereka di batang Avena dipenggal (Went, 1926). Setelah penempatan agar-agar, reranting
kembali pertumbuhan (lihat di bawah). Pada tahun 1928, pergi mengembangkan metode untuk
mengkuantifikasi fitohormon ini. Hasil penelitiannya menujukkan bahwa pembengkokan batang
adalah sebanding dengan jumlah zat pertumbuhan agar-agar (Went, 1928). Tes ini disebut tes
kelengkungan Avena.
Sebagian besar pengetahuan kita saat ini auksin diperoleh dari aplikasi. Pergi kerja yang
memiliki pengaruh besar dalam merangsang pertumbuhan tanaman penelitian substansi.Ia
sering dikreditkan dengan dubbing auksin istilah tapi sebenarnya Kogl dan Haagen-Smit yang
dimurnikan asam senyawa auxentriolic (auksin A) dari urin manusia di 1931 (Kogl dan Haagen-
Smit, 1931). Kemudian Kogl senyawa lain terisolasi dari urine yang sama dalam struktur dan
fungsi seperti auxin A, salah satu yang indole-3 asam asetat (IAA) pada awalnya ditemukan
oleh Salkowski pada tahun 1985. Pada tahun 1954 sebuah komite ahli fisiologi tanaman
menyusun karakteristik kelompok auksin. Istilah ini berasal dari makna auxein Yunani "untuk
tumbuh". Senyawa umumnya dianggap auksin jika mereka disintesis oleh tanaman dan zat
yang berbagi aktivitas mirip dengan IAA (auksin pertama yang diisolasi dari tanaman).
Auksin berperan dalam pertumbuhan untuk memacu proses pemanjangan sel. Hormon
auksin dihasilkan pada bagian koleoptil (titik tumbuh) pucuk tumbuhan. Jika terkena cahaya
matahari, auksin menjadi tidak aktif. Kondisi fisiologis ini mengakibatkan bagian yang tidak
terkena cahaya matahari akan tumbuh lebih cepat dari bagian yang terkena cahaya matahari.
Akibatnya, tumbuhan akan membengkok ke arah cahaya matahari. Auksin yang diedarkan ke
seluruh bagian tumbuhan mempengaruhi pemanjangan, pembelahan, dan diferensiasi sel
tumbuhan. Auksin yang dihasilkan pada tunas apikal (ujung) batang dapat menghambat
tumbuhnya tunas lateral (samping) atau tunas ketiak. Bila tunas apikal akan menumbuhkan
daun-daun, peristiwa ini disebut dominansi apikal. Pemberian hormon auksin pada tumbuhan
akan menyebabkan terjadinya pembentukan buah tanpa biji, akar lateral (samping), dan serabut
akar. Pembentukan akar lateral dan serabut akar menyebabkan proses penyerapan air dan
mineral dapat berjalan optimum.
Auksin memberikan pengaruh efek dalam penghambatan suatu faktor dominansi terhadap
kuncup samping (ketiak), yaitu zat penghambat yang terdapat di daun muda. Jika auksin
ditambahkan pada sisa batang yang terpotong, setelah apeks tajuk dipangkas, maka
perkembangan kuncup samping dan arah pertumbuhan cabang yang tegak akan terhambat lagi
pada banyak spesies. Penggantian kuncup atau daun muda oleh auksin menunjukkan bahwa
zat penghambat yang dihasilkan oleh IAA atau auksin lain. Sekalipun uraian Tamas (1987)
sangat mendukung hipotesis bahwa auksin endogen merupakan penghambat, yang biasanya
mencegah tumbuhnya kuncup samping.

Pengaruh auksin terhadap pertumbuhan dan perkembahan adalah sebagai berikut :


Merangsang pemanjangan sel pada kecambah rumput dan tumbuhan herba.
Penyebaran auksin pada batang tidak merata sehingga daerah dengan banyak auksin
mengalami pemanjangan sel dan membuat batang membengkok.
Merangsang pembentukan akar
Merangsang pembentukan buah tanpa biji
Merangsang diferensiasi jaringan pembuluh sehingga merangsang pertumbuhan
diameter batang
Merangsang absisi (pengguguran daun)
Berperan dalam dominansi apikal, yaitu keadaan pertumbuhan batang terus ke atas dan
tidak menghasilkan cabang. Jika ujung batang dipotong, dominansi apikal akan hilang
dan tumbuhan menghasilkan cabang dari tunas ketiak.
Auksin merangsang pemanjangan sel pada konsentrasi tertentu.Rentang konsentrasi ini
berbeda pada akar dan batang. Jika konsentrasi auksin terlalu tinggi, pemanjangan akar dan
batang akan terhambat. Karena hal itu, auksin konsentrasi tinggi dapat digunakan sebagai
herbisida.

Mekanisme Hormon Auksin

Hormon Auksin ditemukan pada titik tumbuh batang dan selubung daun pertama
tanaman monokotil yang disebut koleoptil, ujung akar, dan jaringan yang masih bersifat
meristematis. Fungsi auksin adalah untuk membantu pertumbuhan tanaman pada pembelahan
sel, dan merangsang pembentukan buah dan bunga. Aktivitas auksin dapat terhambat oleh
sinar yang berlebihan. Jika salah satu sisi batang terkena cahaya, auksin beralih ketempat yang
tidak terkena cahaya. Kandungan auksin pada bagian yang terkena cahaya menjadi lebih
rendah daripada yang tidak terkena cahaya. Jika suatu tanaman memperoleh terlalu banyak
sinar pada salah satu sisi bagian tubuhnya, maka tanaman itu akan mengalami hal-hal seperti
ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar di sebelah kiri menunjukkan peranan auksin pada perkembangan organ tumbuhan,
sedangkan gambar di sebelah kanan menunjukkan peranan cahaya pada pembengkokan organ
tumbuhan. Berdasarkan gambar tersebut di atas, tanaman yang memperoleh terlalu banyak
sinar dari satu sisi akan mengalami perubahan-perubahan berikut.
1. Auksin akan terakumulasi di sisi batang yang tidak terkena sinar.
2. Konsentrasi auksin yang tinggi di sisi yang tidak terkena sinar akan mempercepat
pembelahan dan pembentangan sel batang ataupun koleoptil.
3. Pertumbuhan sel yang lebih banyak di sisi tumbuhan yang kurang sinar
menyebabkan batang menjadi bengkok sehingga akan terlihat bahwa tanaman tumbuh
menuju ke arah cahaya.
Mekanisme kerja auksin sangat dipengaruhi oleh cahaya dan aktif jika tidak terkena cahaya.
Hal ini menyebabkan fototropisme pada tumbuhan. Fototropisme merupakan peristiwa
membengkoknya batang tanaman ke arah cahaya. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan
rangsangan perpanjangan sel akibat penyebaran auksin yang tidak merata dan tidak
diproduksinya auksin pada bagian yang terkena cahaya. Bagian yang tidak terkena cahaya aktif
memproduksi auksin sehingga terjadi penimbunan auksin. Penimbunan auksin pada sisi yang
tidak terkena cahaya ini mengakibatkan pemanjangan sel di sisi tersebut lebih cepat sehingga
batang membengkok ke arah datangnya cahaya. Selain fototropisme, auksin juga
mempengaruhi peristiwa geotropisme atau pertumbuhan ke arah bumi. Gaya gravitasi
menyebabkan konsentrasi auksin di bagian bawah lebih tinggi sehingga geotropisme di batang
menjadi negatif dan geotropisme di bagian akar menjadi positif sehingga akar membelok ke
arah bumi.

Cara Kerja Hormon Auksin Pada Batang

Hormon auksin diproduksi diproduksi pada daerah meristem apikal seperti pada ujung
tunas batang, daun muda, dan kuncup bunga, juga pada embrio serta pada bagian bagian
bunga yang masih berkembang serta pada biji tumbuhan. Cara kerja auksin dalam
mempengaruhi pemanjangan sel-sel tanaman di atas dapat dijelaskan dengan hipotesis
sebagai berikut, auksin menginisiasi pemanjangan sel dengan cara mempengaruhi
pengendoran /pelenturan dinding sel. Auksin memacu protein tertentu yang ada di membran
plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+ ke dinding sel. Ion H+ ini mengaktifkan enzim
tertentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa
penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian memanjang akibat air yang masuk secara
osmosis. Setelah pemanjangan ini, sel terus tumbuh dengan mensintesis kembali material
dinding sel dan sitoplasma
GRAVITROPISME

Gravitropisme adalah pertumbuhan sel-sel tanaman karena dipengaruhi oleh gravitasi Bila suatu
benih diletakkan dalam keadaan sembarang, maka tunas akan tumbuh membengkok ke atas dan akar
akan tumbuh ke bawah. Pertumbuhan akar merupakan gravitropisme positif, sedangkan pertumbuhan
tunas adalah gravitropisme negatif. Gravitropisme ini akan berfungsi setelah terjadi perkecambahan
bijiTumbuhan dapat membedakan arah atas dan bawah dengan pengendapan statolit Statolit adalah
plastida khusus yang mengandung butiran pati padat dan terletak pada posisi rendah, misalnya pada
bagian tudung akar. Adanya penumpukan statolit pada akar dapat memicu distribusi kalsium dan auksin.
Namun, tanaman yang tidak memiliki statolit pun masih dapat mengalami gravitropisme yang
disebabkan kinerja sel akar yang dapat berfungsi sebagai indera dan menginduksi perenggangan protein
sel ke atas dan penekanan protein sel tanaman ke sisi bawah akar.

Gambar : Geotopisme padsa tanaman

Anda mungkin juga menyukai