Anda di halaman 1dari 6

RESERVOIR BATUAN DASAR

17 Mei 2011 Prihatin Tri Setyobudi Tinggalkan komentar Go to comments

RESERVOIR BATUAN DASAR

Karakteristik Reservoir Batuan Dasar

Batuan dasar diangap sebagai batuan metamorf ataupun batuan beku (tanpa
menghiraukan umur) yang ditumpangi tak selaras oleh sebuah sekuen batuan sedimen
(Landes et al, 1960).

Menurut Sircar (2004) batuan dasar umumnya memiliki karateristik keras dan brittle
dengan porositas matrik dan permeabilitas yang rendah. Namun biasanya porositas yang
berkembang adalah porositas sekunder. Porositas sekunder mungkin dapat dibagi menjadi
dua jenis berdasarkan asal muasalnya. Yaitu:

1. Tectonic Porosity yaitu berupa rekahan, sesar, kekar, dan lain-lain, yang bersekala
microfracture sampai dengan sesar dan zona yang terdampak sesar yang dapat
ditangkap oleh resolusi seismik.
2. Dissolution Porosity yaitu efek dari adanya pelarutan pada zona pelapukan, atupun
juga dapat terjadi pada zona sesar yang berasosiasi dengan sirkulasi hidrotermal.

Arguilera dalam Sircar (2004) mengkarakteristikan reservoir terekahkan berdasarkan


atas:

1. Distribusi porositas antara matrik dan sistem rekahan.


2. Intensitas jarak antar rekahan
3. Lebar rekahan.

Konfigurasi Batuan Induk dan Batuan Dasar serta Migrasi yang Terjadi
Menurut Sircar (2004) pada umumnya dikenal tiga konfigurasi batuan sumber minyak
dan basement, yaitu:

1. Batuan organik menutupi batuan dasar terekahkan ini, dan karena adanya tekanan
yang lokal ke bawah, maka minyak diperas dan dialirkan ke bawah menuju batuan
dasar yang terekahkan.
2. Lateral dengan batuan dasar, namun secara topografi batuan organik di bawahnya
yang memproduksi minyak dan mengalirkannya melalui lapisan pembawa, dan
termigrasi keatas menuju batuan dasar.
3. Batuan dasar terletak di bawah daripada batuan dasar. Reservoir lateral yang
awalnya menjebak minyak tumpah karena adanya proses tilting atau overfilling.

Gambar Sebuah Sketsa Skema Sebuah Reservoir Batuan Dasar dan Pengumpulan
Hidrokarbon dari Batuan Sumber (Harvey dkk, 2005)
Mekanisme migrasi hidrokarbon ke arah bawah dari sistem reservoir ini sangat
memungkinkan ketika terjadi pembesaran rekahan yang diakibatkan selama merekah
pada sebuah kondisi ketidakseragaman medan tegangan (stress field). Dilatansi pada
batuan reservoir di bawah lapisan sedimen mengurangi tekanan hidrostatik pada area
lokal yang terdeformasi.

Metode Penyelidikan Geologi dan Geofisika

Penyelidikan karakteristik rekahan pada batuan dasar ini terdiri dari penyelidikan
langsung dan penyelidikan tidak langsung. Penyelidikan langsung diantaranya adalah
berupa pengamatan singkapan dipermukaan, penyelidikan cutting pemboran dan inti
pemboran. Menurut Sausse dalam Harvey dkk. (2005) secara visual geometri rekahan
dapt teramati dari core atau inti pemboran. Selain itu dari inti pemboran juga dapat
diketahui sifat mekanika batuan dengan melalui proses tes di laboratorium. Sedangkan
peneyelidikan tidak langsung adalah pengamatan dengan mengunakan metode-metode
geofisika, yaitu seperti:

1. Metode Seismik Refleksi


2. Penyelidikan sifat keelektrikan batuan dapat dilakuakan dengan image log seperti
dengan FMI (Fullbore Formation Micro Imager), FMS (Formation Micro
Scanner), dan ARI (Azimuthal Resistivity Imager).
3. Penyelidikan sifat reflekstivitas dapat dilakuakan dengan mengunakan acoustic
image log. Yaitu seperti UBI (Ultrasonic Borehole Imager), BHT (Bore Hole Tele
Viewer).
4. Penyelidikan hidroulika diperoleh dari data tekanan formasi dan dapat diperoleh
dari log aliran dan temperatur.
Gambar (a) Pengukuran Geofisika Untuk Mengetahui Karakteristik Reservoir Batuan
Terekahkan, (b) Modular Dynamic Formation Tester untuk menentukan tekanan fluida,
permeabilitas rekahan, dan untuk mengambil conto fluida (Harvey dkk, 2005)
Fokus utama geokimia petroleum adalah penilaian source rock. Source rock merupakan
batuan yang kaya material organik, dan pada kondisi yang matang mampu menghasilkan
hidrokarbon.

Klasifikasi Source Rock:

1. Potential source rock: volume batuan yang mempunyai kemapuan utnuk


menghasilkan hidrokarbon dalam jumlah yang ekonomis (dapat
dikembangkan/dikomersialisasi) tapi belum mencapai tingkat kematangan yang
cukup.
2. Active source rock: volume batuan yang mampu menghasilkan dan mengeluarkan
(expelling) hidrokarbon dalam jumlah yang ekonomis (dapat dikomersialisasi) dan
telah matang.
3. Spent source rock: volume batuan yang telah melewati kematangan batuan induk
(post mature).

Syarat-syarat batuan induk (Source rock), yaitu:

1. Kaya material organik


2. Telah mencapai kematangan
3. Kerogen Type (Keroson Generator)
4. Ketebalan lapisan lapisan source rock
5. Penyebaran lapisan source rock
6. Jumlah perlapisan source rock

Bahasan tulisannya akan mengikuti alur (silahkan klik pilihan dibawah untuk
melanjutkan bacaan):

1. Kekayaan Material Organik (TOC) dan Tipe Kerogen,


2. Kematangan,
3. Contoh Latihan.
About these ads

Anda mungkin juga menyukai