Anda di halaman 1dari 13

**Charles-Andrianto**

ORA ET lABORA "BE STRONG IN PASSION"

PERMATA

UNSRI SITE

Senin, 03 Juni 2013


Geologi Struktur

III.1 Struktur Kekar


Seperti juga pada sesar dan perlipatan, kekar umumnya terbentuk karena proses tektonik
yang terjadi pada suatu daerah tertentu. Dalam hal ini kekar merupakan akibat lanjutan dan
peruses pembentuk sesar atau perlipatan. Kalau kekuatran suatu batuan (Kuat tekan dan tarik)
tidak sanggunp lagi melawan tegangan yang ada , mka batuan tersebut akan pecah atau retak-
retak. Jika ukuran dari retaknya tersebut besar dan terjadi pergeseran yang besar disebut terjdi
sesar, sedangkan dalam ukuran retakan tersebut keecil ( Hanya sampai beberaoa meter) dan
relatif tidak terjadi pergeseran maka struktur tersebut dinamakan kekar.
Pada suatu batuan yang sama dalam derah yang relatif kecil sering terdapat beberapa
pasang kekar yang berbeda ( system kekar). Kekar-kekar yang mempunyai orientasi ( jurus dan
kemiringan) smaa disebut sebagai satu set kekar. Dlaam suatu system kekar bias terdaat lebih
dari satu set kekar.( Gambar 3.1)
III.1.1 Faktor Penyebab dan Indikasi di Lapangan
Permukaan bidang kekar ada yang halus, kas. ar, licin dan lain-lain bergantung pada jenis
batuannya, kekuatan batuan, besarnya stress, dan jenis gaya yang bekerja padanya. Dalam
anlalisis kekar yang perlu diperhatikan adalah : ukurna kekar ( persistensi ), kekasaran bduang
kekar, bukaan kekar ( separarion ), isi bukaan kekar ( infilling), ada/tidaknya air pada kekar,
besar aliran air pada system kekar, orientasi bidang kekar ( jurus dan kemiringan ), jumlah set
kekar pada daerah yang sama dan kerapatan/ jarak antar kekar. Peyebab dalam terbentuknya
kekar meliputi :
1. Karena tekanan ( compressional joint ), pada kekar ini gaya compressive dominan sehingga
menyebabkan kekar yang tertutup
2. Karena tarikan ( tensional joint), pada kekar ini gaya tensional lebih dominan yang menyebaban
kekar terbuka.
3. Kekar karena gerusan ( shear joint), kekar ini memiliki pasangan ( conjugate ) pada umunya
sebagai reaksi dari gaya compressive.
4. Karena pembekuan yang sangat cepat, sehingga timbul retakan
5. Release joint , diakibatkan oleh kehilangan beban
6. Tekanan Fluida Pori
III.1.2 Klasifikasi Kekar
Secara genetik, kekar terbagi atas:
1. Kekar Gerus (Shear Joint), yaitu kekar yang terjadi akibat stress yang cenderung mengelincir
bidang satu sama lainnya yang berdekatan.
2. Kekar Tarikan (Tensional Joint), yaitu kekar yang terbentuk dengan arah tegak lurus dari gaya
yang cenderung untuk memindahkan batuan (gaya tension). Hal ini terjadi akibat dari stress yang
cenderung untuk membelah dengan cara menekannya pada arah yang berlawanan, dan akhirnya
kedua dindingnya akan saling menjauhi.
3. Kekar Hibrid (Hybrid Joint), yaitu merupakan campuran dari kekar gerus dan kekar tarikan dan
pada umumnya rekahannya terisi oleh mineral sekunder.( vein )
a. Kekar Gerus memiliki ciri-ciri dilapangan Biasanya bidangnya licin, Memotong seluruh batuan,
Memotong komponen batuan, Bidang rekahnya relatif kecil, Adanya joint set berpola belah
ketupat.
b. Kekar Tarikan memiliki ciri-ciri dilapangan biasanya Bidang kekar tidak rata, Bidang rekahnya
relatif lebih besar, Polanya sering tidak teratur, kalaupun teratur biasanya akan berpola kotak-
kotak, Karena terbuka, maka dapat terisi mineral yang kemudian disebut vein. Kekar tarikan
dapat dibedakan atas: Tension Fracture, yaitu kekar tarik yang bidang rekahannya searah dengan
tegasan dan Release Fracture, yaitu kekar tarik yang terbentuk akibat hilangnya atau
pengurangan tekanan, orientasinya tegak lurus terhadap gaya utama. Struktur ini biasanya
disebut STYLOLITE. ( gambar 3.3)

Berdasarkan Fracture Mechanics, rekahan dibagi menjadi tiga mode yakni :

- Mode 1 atau Ekstension; Pergerakan tegak lurus bidang kekar ( tensile Fracture)
- Mode 2 atau Shear Fractures; Gerak geser pararel (sliding) terhadap bidang kekar dan
tegaklurus terhadap ujung kekar.
- Shear Fracture atau Mode 3; Gerak geser pararel terhdap bidang dan ujung kekar ( tearing
mode)
III.1.3 Unsur-unsur Kekar
Kekar memiliki unsur-unsur yang membedakan dengan struktur lainnya yaitu :
1. Conjugate shear fracture ; kekar berpasangan yang terjadi akibat gaya compressive umumnya
membentuk sudut lancip terhada arah tegasan utama.
2. Strike dan dip; Arah jurus dari bidang kekar dan susdut yang dibentuk terhadap bigan horizontal
3. Orientasi kekar; arahan umum dari satu set kekar yang ada
4. Joint spacing; jarak rata-rata antaar joint diukur tegak lurus joint
III.2 Struktur Sesar
Sesar atau patahan adalah rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran yang
berarti pada bidang rekahnya. Suatu sesar dapat berupa bidang sesar (Fault Plain) atau rekahan
tunggal. Tetapi sesar dapat juga dijumpai sebagai semacam jalur yang terdiri dari beberapa sesar
minor. Jalur sesar atau jalur penggerusan, mempunyai dimensi panjang dan lebar yang beragam,
dari skala minor sampai puluhan kilometer. Kekar yang memperlihatkan pergeseran bisa juga
disebut sebagai sesar minor. Rekahan yang cukup besar akibat regangan, amblesan, longsor, yang
disebut Fissure, tidak termasuk dalam definisi sesar.
III.2.1 Faktor Penyebab
Patahan terjadi ketika suatu batuan mengalami retakan terlebih dahulu yang kejadian ini
berkaitan erat dengan tekanan dan kekuatan batuan yang mendapatkan gaya sehingga timbul
adanya retakan (fracture). Tekanan yang diberikan mampu memberikan perubahan pada batuan
dengan waktu yang sangat lama dan hingga memberikan gerakan sebesar seperseratus sentimeter
dan bahkan sampai beberapa meter. Ketika ini terjadi, maka akan timbul sebuah gaya yang
sangat besar yang berdampak getaran bagi sekitarnya saat suatu batuan mengalami patahan atau
yang sering kita sebut dengan gempa. Arah pergerakan pada suatu patahan tergantung pada
kekuatan batuan. Patahan diakibatkan oleh batuan yang ditekankan atau mendapatkan gaya yang
pada umumnya dalam bentuk tekanan ( pada umumnya membentuk lipatan) yang kemudian
batuan dapat pecah. Patahan adalah istilah yang menandai adanya gaya tekan atau tekanan dan
terjadi secara alami yang geometris.
III.2.2 Klasifikasi Sesar
Para ahli geologi, membagi sesar menjadi 2 kelompok besar berdasaran tipe
pergeserannya dan ada tidaknya pitch pada bidang sesar.
a) Slip (pergeseran relatif)
Pergeseran relatif pada sesar, diukur dari jarak blok pada bidang pergeseran titik-titik
yang sebelumnya berhimpit. Jarak total dari pergeseran disebut dengan Net Slip.
Slip Fault terbagi atas:
- Strike Slip Fault, sesar yang arah pergerakannya relatif parallel dengan strike bidang sesar.
(Pitch 00 - 100). Sesar ini disebut juga sebagai Sesar Mendatar. Sesar mendatar terbagi lagi atas :
1. Sesar Mendatar Sinistral, yaitu sesar mendatar yang blok
batuan kirinya lebih mendekati pengamat.
2. Sesar Mendatar Dextral, yaitu sesar mendatar yang blok
batuan kanannya lebih mendekati pengamat.

Dip Slip Fault, sesar yang arah pergerakan nya relatif tegak lurus strike bidang sesar dan berada pada
dip bidang sesar. (Pitch 80 - 90). Dip Slip Fault terbagi lagi atas :
1. Sesar Normal, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya relatif turun terhadap Foot-Wall.
2. Sesar Naik, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya
relatif naik terhadap Foot-Wall.
3. Strike-Dip Slip Fault atau (Oblique Fault), yaitu sesar yang vektor pergerakannya terpengaruh arah strike
dan dip bidang sesar. (Pitch 100 - 800).
Berdasarkan Pergerakan relatif dari hangingwall dan footwallnya sesar dibedakan menjadi :
a. Normal Fault : sewaktu batuan meregang akibat gaya tension, normal fault terjadi dimana
Hanging wall bergerak turun relatif terhadap footwall. Menimbulkan gawir ( fault
scarp ).Umumnya memiliki dip > 45
b. Reverse Fault :sewaktu batuan mengalami kompresi, reverse fault muncul. Blok Hanging wal
bergerak keatas realtif terhadap footwall. Hal ini menyebabkan pemendekan tubuh batuan dan
penebalan lapisan. Umumnya memiliki dip minimum 45. Jika dip bidang sesar kurang dari 45
derajat, ini dinamakan Thrust fault. Hal ini menyebabkan batuan lebih tua pada Blok Hanging
wall bergerak ke atas dan melewati batuan lebih muda pada foot wall berkilometer.
c. Strike Slip-fault :Pergerakan lapisan horizontal dan pararel terhadap jurus bidang sesar.
Umumnya memiliki dip yang vertical dan curam
b) Separation (Pergeseran Relatif Semu)
Bila pitch tidak dapat ditemukan, maka pergeseran tidak dapat ditentukan, maka pergeseran
disebut separation.
III.2.3 Unsur-unsur Sesar
Dalam mengenali dan memahami Sesar, para ahli geologi membuat beberapa unsur-unsur
yang dimiliki oleh struktur sesar, meliputi :
1. Bidang Sesar, yaitu bidang rekahan tempat terjadinya pergeseran yang kedudukannya
dinyatakan dengan jurus dan kemiringan.
2. Hanging-Wall, yaitu blok bagian terpatahkan yang berada relatif diatas bidang sesar.
3. Foot-Wall, yaitu blok bagian terpatahkan yang relatif berada
dibawah bidang sesar.
4. Throw, yaitu besarnya pergeseran vertikal pada sesar.
5. Heave, yaitu besarnya pergeseran horizontal pada sesar.
6. Pitch, yaitu besarnya sudut yang terbentuk oleh perpotongan antara gores garis (Slicken Line)
dengan garis horizontal (garis horizontal diperoleh dari penandaan kompas pada bidang sesar
saat pengukuran Strike bidang sesar).
III.2.4 Indikasi Sesar di Lapangan
Pada kenyataan, Struktur sesar tidaklah semuanya utuh. Namun lebih sering hanya
sebagian Hangingwall atau footwall saja yang nampak. Beberapa indikasi umum adanya sesar :
1. Kelurusan pola pengaliran sungai.
2. Pola kelurusan punggungan.
3. Kelurusan Gawir.
4. Gawir dengan Triangular Facet.
5. Keberadaan mata air panas.
6. Keberadaan zona hancuran.
7. Keberadaaan kekar.
8. Keberadaan lipatan seret (Dragfolg)
9. Keberadaan bidang gores garis (Slicken Side) dan Slicken
Line.
10. Adanya tatanan stratigrafi yang tidak teratur.
III.3 Struktur Lipatan
Terdapat beberapa definisi lipatan menurut ahli geologi struktur, antara lain:
1. Hill (1953)
Lipatan merupakan pencerminan dari suatu lengkungan yang mekanismenya disebabkan oleh
dua proses, yaitu bending (melengkung) dan buckling (melipat). Pada gejala buckling, gaya yang
bekerja sejajar dengan bidang perlapisan, sedangkan pada bending, gaya yang bekerja tegak
lurus terhadap bidang permukaan lapisan.
2. Billing (1960)
Lipatan merupakan bentuk undulasi atau suatu gelombang pada batuan permukaan.
3. Hob (1971)
Lipatan akibat bending, terjadi apabila gaya penyebabnya agak lurus terhadap bidang lapisan,
sedangkan pada proses buckling, terjadi apabila gaya penyebabnya sejajar dengan bidang
lapisan. Selanjutnya dikemukakan pula bahwa pada proses buckling terjadi perubahan pola
keterikan batuan, dimana pada bagian puncak lipatan antiklin, berkembang suatu rekahan yang
disebabkan akibat adanya tegasan tensional (tarikan) sedangkan pada bagian bawah bidang
lapisan terjadi tegasan kompresi yang menghasilkan Shear Joint. Kondisi ini akan terbalik pada
sinklin.
4. Park (1980) Lipatan adalah suatu bentuk lengkungan (curve) dari suatu bidang lapisan batuan.

III.3.1 Faktor Terjadinya Lipatan


Pada pembentukan lipatan ini juga dipengaruhi oleh tenaga endogen sebagai faktor utama
pembentukannya. Tenaga endogen ini akan melakukan dorongan kepada lapisan dari samping
dan arahnya saling berlawanan sehingga akan terjadi penekukan pada lapisan batuan, tetapi
hanya jenis batuan sedimen saja yang bisa membentuk lipatan karena memang sifatnya yang
elastis sehingga saat mendapatkan gaya dorong dari kedua sisinya lapisan batuan tidak akan
patah, dari beberapa jenis lipatan selain mendapatkan gaya dari samping juga mendapatkan gaya
dari atas dan bawah sehingga bentuk lipatannya akan menjadi khas, seperti chevron fold yang
berbentuk lancip dengan sudut tertentu.
Dari uraian yang telah di jabarkan jelas bahwa suatu bentuk lipatan terjadi akibat
deformasi. Dalam hal ini deformasi yang terjadi menghasilkan bentuk lengkungan dari suatu
bidang perlapisan yang awalnya datar dan horizontal. Dengan demkian singkapan batuan
sedimen yang memiliki kemiringan relatif 0o atau relatif datar diasumsikan batuan tersebut
belum mengalami deformasi berupa proses pembentukan lipatan.
Struktur lipatan di samping mempunyai ukuran yang bervariasi mulai dari yag terkecil
(mikro fold) hingga berukuran regional(mega fold) juga memiliki bentuk yang bermacam-
macam. Adanya variasi ukuran dan bentuk tersebut tergantung pada sifat fisik batuan yang
terlipat, sistem tegasan, dan mekanisme pembentukanya serta waktu serta bearnya gaya yang
bekerja.
Berdasarkan genetiknya struktur lipatan dapat terbentuk akibat tektonik dan non
tektonik. Perbedaan diantara keduanya antara lain adalah lipatan yang dibentuk akibat aktifitas
tektonik seringkali pola lipatannya teratur, pada permukaan bidang lapisanbbatuan sering
dijumpai sejumlah slicken side dan pembentukannya setelah batuan tersebut terbentuk.
Lipatan yang terbentuk akibat non tektonik umumnya pola lipatannya tidak teratur, tida
dijumpai slicken side pada permukaan bidang lapisan batuan dan pembentukannya terjadi pada
saat pengendapan (slump structure), atau dapat juga terjadi setelah batuannya terbentuk. Untuk
kasus yang terakhir ini pembentukan struktur lipatan terjadi akibat gejala geologi berupa proses
Diapirik dan gravity sliding.
Struktur lipatan akibat tektonik pada dasarnya dapat terbentuk akibat tegasa kompresi dan
tegasan ekstensi. Namun kenyataannya di lapangan seringkali struktur lipatan disebabka oleh
tegasan kompresi. Terbentuknya struktur lipatan akibat tegasa kompresi umumnya menghasilkan
pola lipatan yang lebih rumit dibandingkan dengan akibat tegasan ekstensional.
Terbentuknya struktur lipatan akibat tegasan ekstensional sebenarnya bukan merupakan
akibat langsung dari aktifitas tekotniknya, namun merupakan akibat sekunder karena adanya
gaya berat dari tubuh batuan itu sendiri. Struktur lipatan ini selalu terjadi pada zona sesar normal
dan selalu terbentuk di hanging wall. Proses terbentuknya lipatan ini relatif bersamaan denga
gerak blok batuan yang tersesarkan. Terbentukya struktur lipatan yang terakhir ini dinamakan
roll over.
III.3.2 Klasifikasi Lipatan
Klasifikasi lipatan berdasarkan unsur geometri, antara lain:
A. Berdasarkan kedudukan Axial Plane, yaitu:
1. Upright Fold atau Simetrical Fold (lipatan tegak atau lipatan setangkup).
2. Asimetrical Fold (lipatan tak setangkup atau lipatan tak simetri)
3. Inclined Fold atau Over Fold (lipatan miring atau lipatan menggantung).
4. Recumbent Fold (lipatan rebah)
B. Klasifikasi lipatan berdasarkan bentuknya, antara lain:
1. Concentric Fold
2. Similar Fold.
3. Chevron Fold.
4. Isoclinal Fold.
5. Box Fold
6. Fan Fold.
7. Closed Fold
8. Harmonic Fold
9. Disharmonic Fold.
10. Open Fold
11. Kink Fold, terbagi lagi atas :
a. Monoklin.
b. Homoklin.
c. Terrace.

III.3.3 Unsur-unsur Lipatan


Dalam mengenali dan menganalisis data lipatan, terdapat beberapa unsur yang harus
diketahui meliputi :
1. Plunge, sudut yang terbentuk oleh poros dengan horizontal pada bidang vertikal.
2. Core, bagian dari suatu lipatan yang letaknya disekitar sumbu lipatan.
3. Crest, daerah tertinggi dari suatu lipatan biasanya selalu dijumpai pada antiklin
4. Pitch atau Rake, sudut antara garis poros dan horizontal, diukur pada bidang poros.
5. Depresion, daerah terendah dari puncak lipatan.
6. Culmination, daerah tertinggi dari puncak lipatan.
7. Enveloping Surface, gambaran permukaan (bidang imajiner) yang melalui semua Hinge Line
dari suatu lipatan.
8. Limb (sayap), bagian dari lipatan yang terletak Downdip (sayap yang dimulai dari lengkungan
maksimum antiklin sampai hinge sinklin), atau Updip (sayap yang dimulai dari lengkungan
maksimum sinklin sampai hinge antiklin). Sayap lipatan dapat berupa bidang datar (planar),
melengkung (curve), atau bergelombang (wave).
9. Fore Limb, sayap yang curam pada lipatan yang simetri.
10. Back Limb, sayap yang landai.
11. Hinge Point, titik yang merupakan kelengkungan maksimum pada suatu perlipatan.
12. Hinge Line, garis yang menghubungkan Hinge Point pada suatu perlapisan yang sama.
13. Hinge Zone, daerah sekitar Hinge Point.
14. Crestal Line, disebut juga garis poros, yaitu garis khayal yang menghubungkan titik-titik
tertinggi pada setiap permukaan lapisan pada sebuah antiklin.
15. Crestal Surface, disebut juga Crestal Plane, yaitu suatu permukaan khayal dimana terletak di
dalamnya semua garis puncak dari suatu lipatan.
16. Trough, daerah terendah pada suatu lipatan, selalu dijumpai pada sinklin.
17. Trough Line, garis khayal yang menghubungkan titik-titik terendah ada setiap permukaan
lapisan pasa sebuah sinklin.
18. Trough Surface, bidang yang melewati Trough Line.
19. Axial Line, garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari lengkungan maksimum pada
tiap permukaan lapisan dari suatu struktur lapisan.
20. Axial Plane, bidang sumbu lipatan yang membagi sudut sama besar antara sayap-sayap
lipatannya.
Dalam bentuknya, tubuh utama lipatan terdiri dari :
a. Anticline; Lipatan dengan arah pemudaan lapisan keluar, dan umumnnya melengkung keatas.
Anticline dibagi dua yakni Angular Antiform dan Rounded Antiform
b. Syncline; Lipatan dengan arah pemudaan lapisannya ke dalam ( core ), serta membusur kea rah
bawah umumnya. Syncline juga memiliki Angular dan rounded.

III.3.4 Indikasi Lipatan di Lapangan


Sebenarnya kenampakan lipatan pada singkapan sudah jelas bentuknya tetapi biasanya
singkapannya dalam ukuran yang besar dan sudah tidak sempurna lagi bentuknya karena
kemungkinan sudah terjadi perubahan bentuk permukaan, misalkan yang tadinya berbentuk bukit
menjadi rata karena adanya penggerusan untuk diratakan atau hal-hal lainnya, oleh karena itu
diperlukan pengukuran strike dan dip yang valid karena biasanya lipatan memiliki dua sayap
pada lapisan batuannya dan dua sayap itu memiliki ukuran dip yang saling berlawanan dan
disertai adanya perulangan litologi, lipatan juga biasanya disertai dengan kekar dan sesar yang
intensif , tapi adanya kekar dan sesar ini belum bisa mengindikasikan adanya lipatan, tetapi kalau
ditemukan lipatan biasanya pasti ditemukan adanya kekar atau sesar.
III.4 Hubungan Sistem Kekar, Sesar dan Lipatan
Berdasarkan definisi dari struktur geologi kekar, sesar, dan lipatan telah menunjukkan
bahwa adanya keterkaitan satu dengan yang lain. Hubungan dari ketiga struktur geologi ini dapat
dijelaskan melalui three stages of deformation yang merupakan sifat deformasi suatu benda
terhadap gaya berdasarkan tingkat elastisitas benda tersebut. Ketiga tingkatan tersebut adalah :
1. Elastic
Benda dikatakan elastic jika suatu benda dikenai gaya, maka akan mengalami deformasi, tetapi
jika gaya dilepas (hilang), maka benda tersebut akan kembali lagi pada bentuk dan ukuran
semula. batas dimana suatu benda masih dapat kembali seperti semula jika gaya dilepas, disebut
elastic limit. Maka jika besar gaya yang bekerja melebihi elastic limit, benda tersebut tidak akan
kembali pada bentuk semula, jika gaya hilang.
2. Plastic
Benda dikatakan plastic jika gaya yang bekerja mencapai elastic limit. Benda yang terkena gaya
hanya sebagian yang dapat kembali pada bentuk semula, jika gaya dihilangkan.
3. Brittle and Ductile
Benda dikatakan brittle, jika benda sudah pecah sebelum gaya yang bekerja mencapai titik
plastis. Benda dikatakan ductile, jika benda pecah/hancur setelah gaya melewati titik elastic.
Berdasarkan penjelasan mengenai tingkat deformasi tersebut dapat diketahui bahwa kekar
merupakan awal atau pemicu adanya sesar dan lipatan. Hal ini dikarenakan kekar menjadi zona
lemah suatu batuan yang apabila mendapat gaya yang lebih besar akan memicu terjadinya
struktur geologi sesar dan lipatan. Sedangkan sesar naik umumnya terbentuk pada daerah lipatan
berupa sinklin dan sesar turun terbentuk pada daerah lipatan yang berupa antiklin. Hal ini
dikarenakan ketika gaya tekan pada daerah lipatan hilang, maka batuan yang terlipat akan
kembali berusaha kebentuk semula, tetapi karena adanya kekar maka terbentuklah sesar karena
pergerakan yang terjadi pada bidang kekar.
III.4.1 Asosiasi Kekar dan Sesar
Diketahui bahwa analisis terhadap kekar pada suatu tubuh batuan, selain bertujuan untuk
menentukan arah gaya yang mempengaruhinya, juga untuk mengetahui ada tidaknya kekar dan
lipatan, bahkan dari analisis kekar kita dapat mengetahui apakah suatu lipatan itu berupa sinklin
atau antiklin. Selain itu kita juga dapat mengetahui suatu sesar merupakan sesar naik, turun atau
geser dari hasil analisis kekar.
Untuk menentukan suatu sesar, kita dapat melakukannya dengan analisis kekar untuk
mendapatkan nilai 1, 2, 3. Jika kedudukan 1, 2 relatif horizontal, sedangkan 3 relatif
vertikal sehingga menghasilkan hanging wall bergerak naik terhadap foot wall maka sesar
tersebut merupakan sesar naik. Jika kedudukan 2, 3 relatif horisontal, sedangkan 1 vertikal
sehingga menyebabkan hanging wall bergerak turun terhadap foot wall maka sesar tersebut
merupakan sesar turun. Jika kedudukan 1, 3 relatif horisontal, sedangkan 2 vertikal,
sehingga menyebabkan blok bergeser ke kanan atau kiri maka sesar tersebut merupakan sesar
geser.
III.4.2 Asosiasi Kekar, Sesar dan Lipatan
Batuan yang berbeda akan memiliki sifat yang berbeda terhadap gaya tegasan yang bekerja pada
batuan batuan tersebut, dengan demikian kita juga dapat memperkirakan bahwa beberapa batuan ketika
terkena gaya tegasan yang sama akan terjadi retakan atau terpatahkan, sedangkan yang lainnya akam
terlipat.
Geometri dari perlipatan lapisan batuan yang terkena tegasan dimana pada tahap awal perlapisan
batuan akan terlipat membentuk lipatan sinklin antiklin dimana secara geometri bentuk lengkungan
bagian luar (outer arc) akan mengalami peregangan sedangkan lengkungan bagian dalam akan mengalami
pembelahan (cleavage). Apabila tegasan ini berlanjut dan melampaui batas elastisitas batuan, perlipatan
akan mulai terpatahkan (tersesarkan) melalui bidang yang terbentuk pada sumbu lipatannya. Pada bidang
patahan, gaya tegasan akan berubah arah seperti diperlihatkan pada.
Ketika batuan batuan yang berbeda tersebut berada di area yang sama, seperti batuan yang
bersifat lentur menutupi batuan yang bersifat getas, maka batuan yang getas kemungkinan akan
terpatahkan dan batuan yang lentur mungkin hanya melengkung atau terlipat diatas bidang patahan.
Demikian juga ketika batuan batuan yang bersifat lentur mengalami retakan dibawah kondisi tekanan
yang tinggi, maka batuan tersebut kemungkinan terlipat sampai pada titik tertentu kemudian akan
mengalami pensesaran, membentuk suatu patahan.

Riedels Shear Model (Simple Shear System)


1. Sesar-sesarnya merupakan subsidary structure (struktur penyerta/orde muda) yang terbentuk
dalam sesar utama (orde tua)

2. Sesar utama merupakan koridor pembatas utama


3. R (Synthetic Riedel Shear) terbentuk lebih dulu dari R (Anthitethic
Riedel Shear).
4. R shear dan P shear membentuk dilatational jog (transtensional
divergent/negatif flower structure) pada strike slip fault system.
5. Hubungan antara sesar-sesar orde 1 dan orde 2 (R, R) dan P fault/shear
bisa menghasilkan dilatational jog.
6. Tension gash membentuk sudut 45 terhadap sesar utama
7. Tension gash berpola jajaran en echelon dalam zona sesar terdapatnya
vein mineralisasi dalam mesothermal system dan epithermal system
Diagram Riedel, menyajikan kemungkinan dari pembentukan sesar-sesar
dalam satu system.
- B. Corbett & Leach (1995, 1996)
Corbert dan Leach menyajikan hubungan dari kekar dan sesar secara
sederhana. Berdasarkan gambar diatas, dapat di ketahui Corbert
menyimpulkan bahwa conjugate shear fracture akan membentuk sudut lancip
terhadap arah tegasan utama dengan sudut kurang dari 45 . Selain itu juga
dapat di amati :

Compressional Model (Pure shear system)


1. Sesar-sesarnya se-orde
2. Conjugate fracture 30 35 terhadap 1 (2 = 60-70)
3. Pengisian emas dengan grade tinggi pada porsi sigmoidal tension gashes
4. Mesothermal vein terdapat pada orientasi tarikan (lingkaran Merah)
Diposkan oleh Charles_Andrianto di 05.22
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut
Arsip Blog
2013 (3)

o Juni (3)

Despite issues, miners still see Indonesia as land...

Geologi Struktur

Coal Under Ground Mining Methods

2012 (2)
2011 (1)

Mengenai Saya

Charles_Andrianto
Palembang, sumatera selatan, Indonesia
Brusaha yang trbaik
Lihat profil lengkapku

WELCOME
"I'm NEWCOMER But Wish You Enjoy With Info which in My BLOG :)"

Total Tayangan Laman

5378

Follow by Email
powered by

@COPYRIGHT CHARLES ANDRIANTO. Template Picture Window. Diberdayakan oleh


Blogger.

Anda mungkin juga menyukai