PERMATA
UNSRI SITE
- Mode 1 atau Ekstension; Pergerakan tegak lurus bidang kekar ( tensile Fracture)
- Mode 2 atau Shear Fractures; Gerak geser pararel (sliding) terhadap bidang kekar dan
tegaklurus terhadap ujung kekar.
- Shear Fracture atau Mode 3; Gerak geser pararel terhdap bidang dan ujung kekar ( tearing
mode)
III.1.3 Unsur-unsur Kekar
Kekar memiliki unsur-unsur yang membedakan dengan struktur lainnya yaitu :
1. Conjugate shear fracture ; kekar berpasangan yang terjadi akibat gaya compressive umumnya
membentuk sudut lancip terhada arah tegasan utama.
2. Strike dan dip; Arah jurus dari bidang kekar dan susdut yang dibentuk terhadap bigan horizontal
3. Orientasi kekar; arahan umum dari satu set kekar yang ada
4. Joint spacing; jarak rata-rata antaar joint diukur tegak lurus joint
III.2 Struktur Sesar
Sesar atau patahan adalah rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran yang
berarti pada bidang rekahnya. Suatu sesar dapat berupa bidang sesar (Fault Plain) atau rekahan
tunggal. Tetapi sesar dapat juga dijumpai sebagai semacam jalur yang terdiri dari beberapa sesar
minor. Jalur sesar atau jalur penggerusan, mempunyai dimensi panjang dan lebar yang beragam,
dari skala minor sampai puluhan kilometer. Kekar yang memperlihatkan pergeseran bisa juga
disebut sebagai sesar minor. Rekahan yang cukup besar akibat regangan, amblesan, longsor, yang
disebut Fissure, tidak termasuk dalam definisi sesar.
III.2.1 Faktor Penyebab
Patahan terjadi ketika suatu batuan mengalami retakan terlebih dahulu yang kejadian ini
berkaitan erat dengan tekanan dan kekuatan batuan yang mendapatkan gaya sehingga timbul
adanya retakan (fracture). Tekanan yang diberikan mampu memberikan perubahan pada batuan
dengan waktu yang sangat lama dan hingga memberikan gerakan sebesar seperseratus sentimeter
dan bahkan sampai beberapa meter. Ketika ini terjadi, maka akan timbul sebuah gaya yang
sangat besar yang berdampak getaran bagi sekitarnya saat suatu batuan mengalami patahan atau
yang sering kita sebut dengan gempa. Arah pergerakan pada suatu patahan tergantung pada
kekuatan batuan. Patahan diakibatkan oleh batuan yang ditekankan atau mendapatkan gaya yang
pada umumnya dalam bentuk tekanan ( pada umumnya membentuk lipatan) yang kemudian
batuan dapat pecah. Patahan adalah istilah yang menandai adanya gaya tekan atau tekanan dan
terjadi secara alami yang geometris.
III.2.2 Klasifikasi Sesar
Para ahli geologi, membagi sesar menjadi 2 kelompok besar berdasaran tipe
pergeserannya dan ada tidaknya pitch pada bidang sesar.
a) Slip (pergeseran relatif)
Pergeseran relatif pada sesar, diukur dari jarak blok pada bidang pergeseran titik-titik
yang sebelumnya berhimpit. Jarak total dari pergeseran disebut dengan Net Slip.
Slip Fault terbagi atas:
- Strike Slip Fault, sesar yang arah pergerakannya relatif parallel dengan strike bidang sesar.
(Pitch 00 - 100). Sesar ini disebut juga sebagai Sesar Mendatar. Sesar mendatar terbagi lagi atas :
1. Sesar Mendatar Sinistral, yaitu sesar mendatar yang blok
batuan kirinya lebih mendekati pengamat.
2. Sesar Mendatar Dextral, yaitu sesar mendatar yang blok
batuan kanannya lebih mendekati pengamat.
Dip Slip Fault, sesar yang arah pergerakan nya relatif tegak lurus strike bidang sesar dan berada pada
dip bidang sesar. (Pitch 80 - 90). Dip Slip Fault terbagi lagi atas :
1. Sesar Normal, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya relatif turun terhadap Foot-Wall.
2. Sesar Naik, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya
relatif naik terhadap Foot-Wall.
3. Strike-Dip Slip Fault atau (Oblique Fault), yaitu sesar yang vektor pergerakannya terpengaruh arah strike
dan dip bidang sesar. (Pitch 100 - 800).
Berdasarkan Pergerakan relatif dari hangingwall dan footwallnya sesar dibedakan menjadi :
a. Normal Fault : sewaktu batuan meregang akibat gaya tension, normal fault terjadi dimana
Hanging wall bergerak turun relatif terhadap footwall. Menimbulkan gawir ( fault
scarp ).Umumnya memiliki dip > 45
b. Reverse Fault :sewaktu batuan mengalami kompresi, reverse fault muncul. Blok Hanging wal
bergerak keatas realtif terhadap footwall. Hal ini menyebabkan pemendekan tubuh batuan dan
penebalan lapisan. Umumnya memiliki dip minimum 45. Jika dip bidang sesar kurang dari 45
derajat, ini dinamakan Thrust fault. Hal ini menyebabkan batuan lebih tua pada Blok Hanging
wall bergerak ke atas dan melewati batuan lebih muda pada foot wall berkilometer.
c. Strike Slip-fault :Pergerakan lapisan horizontal dan pararel terhadap jurus bidang sesar.
Umumnya memiliki dip yang vertical dan curam
b) Separation (Pergeseran Relatif Semu)
Bila pitch tidak dapat ditemukan, maka pergeseran tidak dapat ditentukan, maka pergeseran
disebut separation.
III.2.3 Unsur-unsur Sesar
Dalam mengenali dan memahami Sesar, para ahli geologi membuat beberapa unsur-unsur
yang dimiliki oleh struktur sesar, meliputi :
1. Bidang Sesar, yaitu bidang rekahan tempat terjadinya pergeseran yang kedudukannya
dinyatakan dengan jurus dan kemiringan.
2. Hanging-Wall, yaitu blok bagian terpatahkan yang berada relatif diatas bidang sesar.
3. Foot-Wall, yaitu blok bagian terpatahkan yang relatif berada
dibawah bidang sesar.
4. Throw, yaitu besarnya pergeseran vertikal pada sesar.
5. Heave, yaitu besarnya pergeseran horizontal pada sesar.
6. Pitch, yaitu besarnya sudut yang terbentuk oleh perpotongan antara gores garis (Slicken Line)
dengan garis horizontal (garis horizontal diperoleh dari penandaan kompas pada bidang sesar
saat pengukuran Strike bidang sesar).
III.2.4 Indikasi Sesar di Lapangan
Pada kenyataan, Struktur sesar tidaklah semuanya utuh. Namun lebih sering hanya
sebagian Hangingwall atau footwall saja yang nampak. Beberapa indikasi umum adanya sesar :
1. Kelurusan pola pengaliran sungai.
2. Pola kelurusan punggungan.
3. Kelurusan Gawir.
4. Gawir dengan Triangular Facet.
5. Keberadaan mata air panas.
6. Keberadaan zona hancuran.
7. Keberadaaan kekar.
8. Keberadaan lipatan seret (Dragfolg)
9. Keberadaan bidang gores garis (Slicken Side) dan Slicken
Line.
10. Adanya tatanan stratigrafi yang tidak teratur.
III.3 Struktur Lipatan
Terdapat beberapa definisi lipatan menurut ahli geologi struktur, antara lain:
1. Hill (1953)
Lipatan merupakan pencerminan dari suatu lengkungan yang mekanismenya disebabkan oleh
dua proses, yaitu bending (melengkung) dan buckling (melipat). Pada gejala buckling, gaya yang
bekerja sejajar dengan bidang perlapisan, sedangkan pada bending, gaya yang bekerja tegak
lurus terhadap bidang permukaan lapisan.
2. Billing (1960)
Lipatan merupakan bentuk undulasi atau suatu gelombang pada batuan permukaan.
3. Hob (1971)
Lipatan akibat bending, terjadi apabila gaya penyebabnya agak lurus terhadap bidang lapisan,
sedangkan pada proses buckling, terjadi apabila gaya penyebabnya sejajar dengan bidang
lapisan. Selanjutnya dikemukakan pula bahwa pada proses buckling terjadi perubahan pola
keterikan batuan, dimana pada bagian puncak lipatan antiklin, berkembang suatu rekahan yang
disebabkan akibat adanya tegasan tensional (tarikan) sedangkan pada bagian bawah bidang
lapisan terjadi tegasan kompresi yang menghasilkan Shear Joint. Kondisi ini akan terbalik pada
sinklin.
4. Park (1980) Lipatan adalah suatu bentuk lengkungan (curve) dari suatu bidang lapisan batuan.
Poskan Komentar
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Pengikut
Arsip Blog
2013 (3)
o Juni (3)
Geologi Struktur
2012 (2)
2011 (1)
Mengenai Saya
Charles_Andrianto
Palembang, sumatera selatan, Indonesia
Brusaha yang trbaik
Lihat profil lengkapku
WELCOME
"I'm NEWCOMER But Wish You Enjoy With Info which in My BLOG :)"
5378
Follow by Email
powered by