1.Pengertian dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis (sekalipun terdapat
inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan kerapkali
menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer, C Suzanne, 2002 hal .1087).
3.Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan Puskesmas No. 445/ /MW.A Tentang Pelayanan
Klinis
5. Langkah-langkah A. PENGKAJIAN
Asuhan Keperawatan 1. Aktivitas/istirahat
Gejala : nyeri sendi karena pergerakan, nyeri tekan, yang memburuk dengan
stress dengan sendi, kekakuan senda pada pagi hari, biasanya terjadi secara
bilateral dan simetris.
Tanda : malaise, keterbatasan ruang gerak, atrofi otot, kulit kontraktur atau
kelainan pada sendi dan otot.
2. Kardiovaskur
Gejala : fenomena Raynaud jari tangan/kaki, missal pucat intermitten,
sianotik kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal.
3. Integritas ego
Gejala : factor-faktor stress akut/kronis missal finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, factor-faktor hubungan social, keputusan dan
ketidakberdayaan. Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas diri missal
ketergantungan pada orang lain, dan perubahan bentuk anggota tubuh.
4. Makanan / cairan
Gejala : ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengonsumsi makanan atau
cairan adekuat : mual, anoreksia, dan kesulitan untuk mengunyah.
Tanda : penurunan berat badan, dan membrane mukosa kering.
5. Hygiene
Gejala : berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi
secara mandiri, ketergantungan pada orang lain.
6. Neurosensory
Gejala : kebas/ kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan.
Tanda : pembengkakan sendi simetri.
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : fase akut dari nyeri ( disertai / tidak disertai pembengkakan jaringan
lunak pada sendi ), rasa nyeri kronis dan kekakuan ( terutama pada pagi hari).
8. Keamanan
Gejala : kulit mengkilat, tegang, nodus subkutaneus. Lesi kulit, ulkus kaki,
kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga, demam ringan
menetap, kekeringan pada mata, dan membrane mukosa.
9. Interaksi social
Gejala : kerusakan interaksi dengan keluarga/orang lain, perubahan peran,
isolasi.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. INTERVENSI
1. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan inflamasi
b. Intervensi :
Kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0 10).
Berikan matras atau kasur keras, bantal kecil. Tinggikan tempat tidur sesuai
kebutuhan
Biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau
duduk di kursi.
Tingkatkan istirahat di tempat tidur sesuai indikasi
Dorong untuk sering mengubah posisi. Bantu pasien untuk bergerak di tempat tidur,
sokong sendi yang sakit di atas dan di bawah, hindari gerakan yang
menyentak
Anjurkan pasien untuk mandi air hangat . Sediakan waslap hangat untuk
mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari.
Berikan masase yang lembut
Kolaborasi untuk pemberian obat sebelum aktivitas atau latihan yang
direncanakan sesuai petunjuk.
b. Intervensi :
Berikan terapi latihan fisik : ambulasi, keseimbangan, mobilitas sendi,
pengendalian otot
Bantu dan dorong perawatan diri
b. Intervensi :
Manejemen lingkungan: pantau lingkungan fisik untuk memfasilitasi
keamanan.
Berikan bimbingan dan pengalaman belajar tentang kesehatan individu
yang kondusif.
Identifikasi faktor resiko potensial terjadinya cidera
b. Intervensi :
Diskusikan persepsi pasien tentang keadaan tubuh pasien
Dorong pasien untuk beradaptasi dengan persepsi stresor atau ancaman
yang menghambat peran hidup.
Diskusikan dengan pasien tentang faktor resiko potensial dan
memprioritaskan strategi menurunkan risiko
Dorong pasien terhadap peningkatkan penilaian personal terhadap harga
diri.
Kolaborasi
Rujuk pada konseling psikiatri
Berikan obat-obatan sesuai petunjuk
b. Intervensi
Edukasi kesehatan : berikan bimbingan dan pengalaman belajar tentang
perilaku kesehatan yang kondusif
Penyuluhan prosedur terapi : berikan pemahaman kepada pasien secara
mental tentang prosedur dan penanganan
9. Unit terkait 1. Poli Umum
2. Poli Lansia
3. Ruang Tindakan
4. Pustu/Polindes
2. Register