Ada beberapa pengertian mengenai Reliability Centere Maintenane, yaitu : suatu proses yang digunakan untuk menentukan apa yang harus dikerjakan untuk menjamin setiap aset fisik tetap bekerja sesuai yang diinginkan atau suatu proses untuk menetukan perawatan yang efektif. suatu pendekatan pemeliharaan yang mengkombinasikan praktek dan strategi dari preventive maintenance (pm) dan corective maintenance (cm) untuk memaksimalkan umur (life time) dan fungsi aset / sistem / equipment dengan biaya minimal (minimum cost). Anthony Smith dalam bukunya yang berjudul Reliability Centered Maintenance Reliability mendefinisikan Reliability Centered Maintenance (RCM) sebagai suatu metode untuk mengembangkan, memilih dan membuat alternatif strategi perawatan yang didasarkan pada kriteria operasional, ekonomi dan keamanan.
2.2 Prinsip Reliability Centered Maintenance
1. Memelihara fungsional sistem, bukan sekedar memelihara suatu alat agar beroperasi tetapi agar fungsi sesuai harapan. 2. Fokus kepada fungsi sistem daripada suatu komponen tunggal, yaitu apakah sistem masih dapat menjalankan fungsi utama jika suatu komponen mengalami kegagalan. 3. Berbasiskan pada kehandalan, yaitu kemampuan suatu sistem/equipment untuk terus beroperasi sesuai dengan fungsi yang diinginkan 4. Menjaga agar kehandalan fungsi sistem tetap sesuai dengan kemampuan yang didesain untuk sistem tersebut. 5. Mengutamakan keselamatan (safety) baru kemudian untuk masalah ekonomi. 6. Mendefinisikan kegagalan (failure) sebagai kondisi yang tidak memuaskan (unsatisfactory) atau tidak memenuhi harapan, sebagai ukurannya adalah berjalannya fungsi sesuai performance standard yang ditetapkan. 7. Harus memberikan hasil-hasil yang nyata / jelas, Tugas yang dikerjakan harus dapat menurunkan jumlah kegagalan (failure) atau paling tidak menurunkan tingkat kerusakan akaibat kegagalan.
2.3 Tujuan Reliability Centered Maintenance
Adapun beberapa tujuan dari Reliability Centered Maintenance, yaitu : 1. Mendapatkan informasi Salah satu tujuan dari Reliability Centered Maintenance adalah mendapatkan informasi yang akan berguna untuk pengembangan desain dan item peralatan yang berhubungan dengan kehandalan yang bisa diberikan. 2. Mengembangkan desain Tujuan Reliability Centered Maintenance yang kedua adalah mengembangkan desain agar mampu dipelihara dengan baik karena untuk mendapatkan peralatan yang berumur panjang diperlukan sebuah aset dan peralatan yang bisa dipelihara dan diperbaiki dalam pengoperasiannya. 3. Mengembangkan sistem Memiliki sebuah desain yang baik saja tidak cukup dalam tujuan Reliability Centered Maintenance namun perlu juga memiliki aset yang bisa diperbaiki dengan fungsi yang maksimal setelah melakukan pengoperasian dalam jangka waktu beberapa lama. Inilah yang menjadi dasar dari tujuan Reliability Centered Maintenance mengembangkan sistem. Dalam tujuan RCM ini harus mampu mengembangkan sistem maintenance yang bisa memperbaiki sebuah aset seperti saat aset ini dibngun atau minimal memperbaikinya semaksimal mungkin. 4. Biaya yang minimum Goal atau tujuan utama dari semua tujuan Reliability Centered Maintenance di atas adalah biaya yang seminimal mungkin, ini tentu sangat berhubungan dengan prinsip bisnis dan ekonomi yang mengharuskan kita memiliki semua perawatan dengan maksimal tanpa harus menguras biaya.
2.4 Langkah Langkah Melakukan Reliability Centered Maintenance
Adapun langkah langkah untuk melakukan Reliability Centered Maintenance, yaitu : 1. Pemilihan sistem dan pengumpulan informasi. Dalam pemilihan sistem, sistem yang akan dipilih adalah sistem yang mempunyai frekuensi corrective maintenance yang tinggi, dengan biaya yang mahal dan berpengaruh besar terhadap kelancaran proses pada lingkungannya.
2. Definisi batasan sistem.
Defenisi batasan sistem dilakukan untuk mengetahui apa yang termasuk dan tidak termasuk ke dalam sistem yang diamati.
3. Deskripsi sistem dan Functional Diagram Block (FDB).
Setelah sistem dipilih dan batasan sistem telah dibuat, maka dilakukan pendeskripsian sistem. Bertujuan untuk mengidentifikasikan dan mendokumentasikan detail penting dari system
4. Penentuan fungsi dan kegagalan fungsional.
Fungsi dapat diartikan sebagai apa yang dilakukan oleh suatu peralatan yang merupakan harapan pengguna. Fungsi berhubungan dengan masalah kecepatan, output, kapasitas dan kualitas produk. Kegagalan (failure) dapat diartikan sebagai ketidakmampuan suatu peralatan untuk melakukan apa yang diharapkan oleh pengguna. Sedangkan kegagalan fungsional dapat diartikan sebagai ketidakmampuan suatu peralatan untuk memenuhi fungsinya pada performasi standard yang dapat diterima oleh pengguna. Suatu fungsi dapat memiliki satu atau lebih kegagalan fungsional. 5. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Mode kegagalan merupakan suatu keadaan yang dapat menyebabkan kegagalan fungsional. Apabila mode kegagalan sudah diketahui maka memungkinkan untuk mengetahui dampak kegagalan yang menggambarkan apa yang akan terjadi ketika mode kegagalan tersebut terjadi, selanjutnya digunakan untuk menentukan konsekuensi dan memutuskan apa yang akan dilakukan untuk mengantisipasi, mencegah, mendeteksi atau memperbaikinya
6. Logic Tree Analysis (LTA).
Logic Tree Analysis merupakan suatu pengukuran kualitatif untuk mengklasifikasikan mode kegagalan. Mode kegagalan dapat diklasifikasikan kedalam 4 kategori yaitu: a. Safety Problem (kategori A) Mode kegagalan mempunyai konsekuensi dapat melukai atau mengancam jiwa sesorang. b. Outage Problem (kategori B) Mode kegagalan dapat mematikan sistem c. Minor to Infestigation Economic Problem (kategori C) Mode kegagalan tidak berdampak pada keamanan maupun mematikan sistem. Dampaknya tergolong kecil dan dapat diabaikan. d. Hidden Failure (kategori D) Kegagalan yang terjadi tidak dapat diketahui oleh operator 7. Task selection (Pemilihan kebijakan perawatan). Task Selection dilakukan untuk menentukan kebijakan-kebijakan yang mungkin untuk diterapkan (efektif) dan memilih task yang paling efisien untuk setiap mode kegagalan.
2.5 Keuntungan dari Reliability Centered Maintenance
Adapun keuntungan dari Reliability Centered Maintenance, yaitu : 1. Mengurangi biaya perawatan secara keseluruhan 2. Meningkatkan kehandalan / ketersediaan terwujud 3. Memberikan jejak dokumentasi untuk perubahan program perawatan. 4. Menyediakan kendaraan untuk perbaikan terus menerus atas program pemeliharaan dan kinerja peralatan