1. Metode-Metode Ergonomi
Terdapat beberapa metode dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Metode-
metode tersebut antara lain:
a. Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi
tempat kerja penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomik
checklist dan pengukuran lingkungan kerja lainnya. Variasinya akan
sangat luas mulai dari yang sederhana sampai kompleks
b. Treatment, pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar
pada saat diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi
meubel, letak pencahayaan atau jendela yang sesuai. Membeli furniture
sesuai dengan demensi fisik pekerja
c. Follow-up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif
misalnya dengan menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit,
nyeri bahu dan siku, keletihan , sakit kepala dan lain-lain. Secara obyektif
misalnya dengan parameter produk yang ditolak, absensi sakit, angka
kecelakaan dan lain-lain
2. Aplikasi Ergonomi di Tempat Kerja
Terdapat beberapa aplikasi/penerapan dalam pelaksanaan ilmu ergonomi.
Aplikasi/penerapan tersebut antara lain:
a. Sikap Kerja
Sikap kerja diartikan sebagai kecenderungan pikiran dan perasaan puas
atau tidak puas terhadap pekerjaannya. Kemudian pada saat bekerja perlu
diperhatikan postur tubuh dalam keadaan seimbang agar dapat bekerja
dengan nyaman dan tahan lama. Berdasarkan beberapa definisi di atas
dapat dikatakan sikap kerja adalah proses kerja yang sesuai ditentukan
oleh anatomi tubuh dan ukuran peralatan yang digunakan pada saat
bekerja.
Sikap tubuh dalam bekerja berhubungan dengan tempat duduk, meja
kerja dan luas pandangan. Untuk merencanakan tempat kerja dan
perlengkapannya diperlukan ukuran-ukuran tubuh yang menjamin sikap
tubuh paling alamiah dan memungkinkan dilakukannya gerakan-gerakan
yang dibutuhkan
Dikenal dua sikap kerja, yaitu sikap duduk dan sikap berdiri.
1) Kerja Duduk
Pekerjaan sejauh mungkin harus dilakukan sambil duduk karena
sikap kerja duduk merupakan sikap kerja dimana kaki tidak terbebani
dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Duduk
memerlukan lebih sedikit energi daripada berdiri karena hal itu dapat
mengurangi banyaknya beban otot statis pada kaki. Kegiatan bekerja
sambil duduk harus dilakukan secara ergonomi sehingga dapat
memberikan kenyamanan dalam bekerja.
Sikap duduk yang paling baik yaitu tanpa pengaruh buruk terhadap
sikap badan dan tulang belakang adalah sikap duduk dengan sedikit
lordosa (sikap tulang punggung ke depan) pada pinggang dan sedikit
mungkin kifosa (sikap duduk ke belakang) pada punggung. Sikap
demikian dapat dicapai dengan kursi dan sandaran punggung yang
tepat. Dengan begitu otot punggung terasa enak.
Sikap duduk yang benar yaitu sebaiknya duduk dengan punggung
lurus dan bahu berada dibelakang serta bokong menyentuh belakang
kursi. Caranya, duduk diujung kursi dan bungkukkan badan seolah
terbentuk huruf C. Setelah itu tegakkan badan buatlah lengkungan
tubuh sebisa mungkin. Tahan untuk beberapa detik kemudian
lepaskan posisi tersebut secara ringan (sekitar 10 derajat). Posisi
duduk seperti inilah yang terbaik. Duduklah dengan lutut tetap
setinggi atau sedikit lebih tinggi panggul (gunakan penyangga kaki)
dan sebaiknya kedua tungkai tidak saling menyilang. Jaga agar kedua
kaki tidak menggantung dan hindari duduk dengan posisi yang sama
lebih dari 20-30 menit. Selama duduk, istirahatkan siku dan lengan
pada kursi, jaga bahu tetap rileks.3,6
b. Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi
waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus
dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.
Gambar 5. Jangkauan
F. SIMPULAN
1. Pelaksanaan dan penerapan ergonomi di tempat kerja di mulai dari yang
sederhana dan pada tingkat individual terlebih dahulu. Rancangan ergonomi
akan dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja, serta
dapat menciptakan sistem serta lingkungan yang cocok, aman, nyaman dan
sehat.
2. Metode Ergonomi dilakukan dengan pendekatan diagnosis, treatment, dan
follow up. Sedangkan penerapannya dilakukan dalam mengatur sikap kerja,
proses kerja, tataletak tempat kerja, dan mengangkat beban.
3. Masalah terbesar yang dihadapi para pekerja setelah melakukan pekerjaannya
adalah kelelahan. Menurut Tarwaka (2004) kelelahan adalah suatu mekanisme
perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga
terjadi pemuliham setelah istirahat. Sebab-sebab kelelahan yang utama adalah
pekerjaan yang monoton, beban dan lama kerja terlalu berat, lingkungan
pekerjaan, sakit dan gizi yang buruk, dan kurangnya waktu istirahat.
4. Penanggulangan terhadap kelelahan yang dapat dilakukan adalah dengan
mengatur lingkungan kerja, pengaturan jam kerja, dan memberikan istirahat
kepada pekerja.
5. Tujuan akhir dari ergonomi adalah menurunkan angka kecelakaan kerja,
penyakit akibat kerja serta meningkatkan produktivitas dari pekerja.
DAFTAR PUSTAKA