Anda di halaman 1dari 4

Temperatur Larutan:

Temperatur larutan terkorosi harus terkontrol dalam 1C (1.8F) dan harus dinyatakan
dalam laporan hasil pengujian.

Jika tidak ada temperatur spesifik, seperti titik didih, dinsyaratkan atau jika range temperatur
akan diperhatikan, temperatur yang terpilih pada uji, dan durasi masing-masing harus
dilaporkan.

Pada pengujian di temperatur lingkungan, pengujian harus dilakukan pada temperatur


tertinggi mengantisipasi penyimpanan stagnan pada bulan-bulan musim panas. Temperatur
ini dapat setinggi sekitar 40 sampai 45C (104 sampai 113F) pada beberapa tempat. Variasi
pada temperatur harus juga dilaporkan (contoh, 402C).

Aerasi larutan

Kecuai terspesifikasi, larutan tidak boleh di aerasi, Sebagian besar pengujian terkait alat
proses harus dijalankan dengan atmosfir natural yang melekat pada proses, seperti uap dari
cairan mendidih.

Jika aerasi digunakan, spesimen tidak boleh diletakkan pada aliran udara langsung dari
sparger. Efek asing dapat terjadi jika aliran udara mengenai spesimen.

Jika pengecualian oksigen terdisolvasi dibutuhkan, teknik spesifik juga dibutuhkan, seperti
pemanasan awal larutan dan penyemprotan dengan gas inert (biasanya nitrgoen). Cairan segel
atmosfir diperlukan pada wadah uji untuk mencegah kontaminasi lebih llanjut.

Jika saturasi oksigen dari larutan uji diinginkan, hal ini dapat diraih dengan penyemprotan
oksigen. Untuk derajat aerasi lain, larutan harus disempro dengan udara atau campuran
sintetis dari udara atau oksigen dengan gas inert. Saturasi oksigan merupakan fungsi dari
tekanan parsial oksigen dalam gas.

Kecepatan Larutan

Efek kecepatan tidak biasanya ditentukan dalam uji laboratorium normal, walaupun uji
spesifik telah didisain untuk tujuan ini.

Uji pada titik didih harus dilakukan dengan kemungkinan input panas minimal, dan chip
didih harus digunakan untuk menghindari turbulensi berlebih dan tubrukan gelembung.

Pada uji di bawah titik didih, konveksi termal secara umum adalah satu-satunya sumber dari
kecepatan cairan

Pada larutan uji dengan viskositas tinggi, pengadukan terkontrol tambahan dengan magnetic
stirrer diajurkan,

Volume dari Larutan Uji


Volume dari larutan uji harus cukup besar untuk menghindari segala perubahan berarti pada
korosifitasnya selama pengujian entah melalui kelelahan dari konstituen korosi atau dengan
akumulasi produk korosi yang dapat mempengaruhi korosi kedepannya.

Dua contoh dari rasio minimal dari larutan volume-tospecimen area adalah 0.20 mL/mm2(125
mL/in2) dari permukaan spesimen (Practice A 262) dan 0.40 mL/mm2 (250 mL/in2).

Saat tujuan pengujian adalah untuk menentukan efek dari metal atau paduan pada
karasteristik dari larutan uji (contohnya untuk menentukan efek metal pada pewarna),
diinginkan untuk mereproduksi rasio volume larutan untuk mengekspose permukaan logam
yang ada saat latian. Waktu kontak sebenarnya dari metal dengan larutan harus juga menjadi
bahan pertimbangan. Berbagai distorsi yang diperlukan dalam kondisi pengujian harus
diperhatikan saat mengartikan hasil.

Metode Pendukung Sampel

Alat pendukung dan wadah tidak boleh terpengaruh oleh atau karena kontaminasi larutan uji.

Metode untuk mendukung spesimen akan bervariasi dengan peralatan yang digunakan untuk
melakukan pengujian namun harus didisain untuk meginsulasi spesimen dari masing-masng
secara fisis dan elektrik dan untuk menginsulasi spesimen dari berbagai wadah logam atau
alat pendukung yang digunakan dalam peralatan.

Bentuk dari pendukung spesimen harus menjamin kebebasan kontak spesimen dengan larutan
pengkorosi, batas cairan atau fase uap seperti pada Fig.1. Jika bungkus paduan terekspos,
prosedur khusus akan dibutuhkan untuk memastikan bahwa hanya bungkkusnya yang
terekspos, kecuali tujuannya adalah untuk menguji kemampuan bungkus untuk melindungi
potongan ujung pada larutan uji.

Beberapa dukungan yang umu adalah kaca atau ceramic rods, glass saddles glass hooks,
fluorocarbon plastc strings, dan berbagai bantuan logam terinsulasi dan terlapisi.

Durasi Pengujian

Walauoun durasi dari berbagai uji akan ditentukan dengan alam atau tujuan dari pengujian,
prosedur yang baik untuk mengevaluasi efek waktu pada korosi loga dan juga pada
kekorosifan lingkungan dalam uji lab telah dipaparkan oleh Wachter dan Treseder. Teknik ini
disebut uji interval terencanadan prosedur serta evaluasi dari hasil telah diberikan pada
Table 1. Prosedur lain yang membutuhkan pelepasan produk padat korosi antara periode
pemaparan tidak akan menghitung secara akurat perubahan normal korosi dengan waktu.

Material yang mengalami korosi parah secara umum tidak butuh penguian panjang untuk
memperoleh laju korosi yang akurat. Namun, terdapat kaus dimana asumsi ini tidak valid.
Contohnya,lead terekspos pada asam sulfat terkorosi pada kecepatan yang tinggi awalnya,
saat membentuk lapisan pelindung; lalu kecepatannya menurun banyak hingga korosi
selanjutnya dianggap sepele. Fenomena pembentukan lapisan pelindung diamati dengan
banyak material yang resistan terhadap korosi. Namun, pengujian singkat pada material
tersebut akan mengindikaskan laju korosi yang tinggi dan akan seluruhnya menyesatkan

Pengujian singkat juga dapat memberikan hasil yang menyesatkan pada paduan yang
membentuk lapisan pasi, seperti stainless steel. Pada kondisi batas, pengujian yang lebih
panjang mungkin diperlukan untuk membuat pemecahan lapisan pasif dan selanjutnya
serangan yang lebih cepat. Secara konsekuen, pengujian berjalan untuk periode yang lama
cenderung lebih realistis dibandingkan yang dilakukan pada duras singkat. Pernyataan ini
harus dikualifikasi dengan menyatakan bahwa korosi tidak boleh berjalan sampai titik dimana
ukuran asli sampel atau area terekspos berkurang secara drastis atau dimana logam
terperforasi.

Jika laju korosi yang terlah diantisipasi adalah sedang atau rendah, persamaannya adalah :

Hours = 2000/(laju korosi dalam mpy)

Dimana mpy = mils per year (lihat 11.2.1 dan Note 1 untuk konversi ke satuan lain).

Metode untuk memperkirakan durasi pengujian ini berguna hanya untuk paduan
memutuskan, setelah pengujian dilakukan, apakah diperlukan atau tidak untuk mengulangi
pengujian untuk periode yang lebih lama. Periode pengujian yang paling umum adalah 48
sampai 168 jam (2 sampai 7 hari).

Pada beberapa kasus, mungkin diperlukan untuk mengetahui derajat kontaminasi yang terjadi
karena produk korosi. Hal ini dapat diperoleh dengan analisis larutan setelah korosi tejadi.
Laju korosi dapat dihitung dari konsentrasi matriks logam yang ditemukkan pada larutan dan
dapat dibandingkaan dengan penentuan dari pengurangan massa spesimen. Namun beberapa
produk korosi biasanya mengikuti spesimen sebagai skala dan laju korosi dihitung dari
konten logam pada larutan tidak selalu benar.

Desain program pengujian korosi didiskusikan pada Guide G 16.

9. Metode Pembersihan Spesimen setelah Pengujian

Sebelum spesimen dibersihkan, penampilannya harus diamati dan direkam. Lokasi deposit,
variasi jenis deposit, atau variasi produk korosi sangat penting dalam mengevaluasi korosi
lokal seperti pitting dan concentration cell attack.

Pembersihan spesimen setelah pengujian adalah langkah vital dalam prosedur pengujian
korosi dan jika tidak dilakukan secara benar dapat menimbulkan hasil yang menyesatkan.

Secara umum, prosedur pembersihan harus menghilangkan semua produk korosi dari
spesimen dengan pengilangan minimal dari logam suara.

Peraturan set tidak bisa digunakan pada pembesihan spesimen, karena prosedur akan
bervariasi tergantung pada tipe logam yang dibersihkan dan derajat kelekatan produk korosi.
Metode pembersihan dapat dibagi menjadi tiga kategori umum: mekanik, kimia, dan
elektrolitik.

Pembersihan mekanik termasuk scrubbing, scraping, brusing, mechanical shocking, dan


prosedur ultrasonik. Scrubbing dengan sikat bulu dan abasi ringan adalah metode paling
populer. Metode lain digunakan secara priinsip sebagai pelengkap untuk menghilangkan
lapisan produk korosi sebelum scrubbing.

Pembersihan kimia menggambarkan penghilangan material dari permukaan spesimen dengan


perendaman pada larutan kimia yang sesuai. Larutan seperti aseton, carbon tetrachloride, dan
alkool digunakan untuk menghilangkan minyak, lemak, atau resin dan biasanya digunakan
sebelum metode lain pembersihan. Bahan kimia dipilih untuk aplikasi pada material yang
spesifik. Metode pembersihan kimia setelah pengujian pada logam dan paduan tertentu
dideskripsikan pada Practice G 1.

Pembersihan elektrolitik harus didahului dengan scrubbing untuk menghilangkan produk


korosi yang masih tertinggal. Metode pembersihan elektrolitik dideskripsikan pada Practice
G1.

Tindakan pencegahan harus diambil untuk memastikan kontak elektrik yang bak dengan
spesimen, untuk menghidari kontaminasi dari larutan dengan ion logam yang mudah lepas
dan untuk memastikan bahwa dekomposisi inhibitor belum terjadi.

Apapun perlakuan yang digunakan untuk membersihkan spesimen setelah pengujian korosi,
efeknya untuk mengurangi logam harus ditentukan dan pengurangan massa harus dibenarkan.
Spesimen blank: harus ditiimbang sebelum dan sesudak pemaparan pada prosedur
pembersihan untuk memperoleh pengurangan massa (Lihat Practice G 1). Observasi yang
telit perlu dilakukan untuk meyakinkan bahwa pitting tidak terjadi selama pembersihan.

Mengikuti penghilangan dalam segala skala, spesimen harus diperlakukan seperti yang
didiskusikan pada 5.8.

10. Interpretasi Hasil

Setelah spesimen terkorosi dibersihkan, spesimen harus ditimbang ulang dengan akurasi
sesuai dengan berat asli. Massa yang hilang selama periode pengujian dapat digunakan
sebagai pengukuran utama korosi.

Setelah spesimen telah ditimbang ulang,

Anda mungkin juga menyukai