Anda di halaman 1dari 48

PEDOMAN

KESIAPSIAGAAN TANGGAP
DARURAT

Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
(K3)

RS Tebet
Tahun 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala

rahmat dan karunia-Nya sehingga Buku Panduan Kesiapsiagaan Tanggap

Darurat ini dapat tersusun. Buku ini dirasa sangat diperlukan sebagai pedoman

dalam rangka menghadapi penanggulangan bencana di RS Tebet Jakarta. Buku ini

merupakan bagian dari Buku Penanggulangan Bencana Tingkat Korporat yang

disesuaikan dengan kondisi di Unit kerja yang harus dilaksanakan oleh seluruh

pegawai RS Tebet Jakarta.

Saat ini, Rumah sakit semakin dituntut untuk meningkatkan mutu, keamanan dan

keselamatan di dalam setiap pelayanan di Rumah sakit, untuk itu perlu dilakukan

standarisasi serta upaya penerapan program fasilitas dan keselamatan sesuai Buku

Panduan Kesiapsiagaan Tanggap Darurat sehingga kepercayaan masyarakat

terhadap pelayanan RS Tebet Jakarta meningkat.

Dalam kaitan kesiapsiagaan tersebut, setiap rumah sakit perlu melakukan upaya

nyata antara lain melalui kebijakan, perencanaan kontinjensi dan rencana operasi

untuk menghadapi ancaman kebakaran, gempa,banjir dan ancaman bom.

Pada dasarnya buku panduan ini merupakan implementasi dari Facility

Management and Safety (FMS) yang mencakup penanggulangan potensi bahaya

(kebakaran, gempa,banjir dan ancaman bom), sarana darurat dan sistem

komunikasi. Dengan harapan buku panduan ini dapat dijadikan petunjuk dan

dapat dipergunakan dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan bencana di RS


Tebet Jakarta. Apabila buku ini dikemudian hari ada banyak kekurangan dan hal-

hal yang perlu diperbaiki maka akan dilakukan penyempurnaan.

Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah berkonstribusi dalam

penyusunan buku ini. Akhir kata, semoga Allah selalu meridhoi langkah kita dan

memberikan yang terbaik serta membuka kepedulian kita.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. RS Tebet Jakarta
RS Tebet Jakarta merupakan rumah sakit tipe B yang diperuntukkan
sebagai rumah sakit pusat rujukan untuk seluruh wilayah di Provinsi Jakarta.
1. Bangunan RS Tebet Jakarta : bangunan gedung yang berdiri sendiri yang
terdiri dari Gedung A (5 lantai) dan B ( 8 lantai ).
2. Bencana: peristiwa atau rangaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh faktor alam dan/ atau faktor non-alam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
3. Darurat: suatu keadaan tidak normal/ tidak diinginkan yang terjadi pada
suatu tempat/ kegiatan, yang cenderung membahayakan bagi manusia,
merusak peralatan/ harta-benda, atau merusak lingkungan sekitarnya.
4. Kesiapsiagaan pada bangunan gedung : aktivitas-aktivitas yang dirancang
untuk meminimalisir kerugian dan kerusakan, mengorganisir pemindahan
penghuni gedung dari lokasi yang terancam ke tempat yang aman dan
menyelamatkan properti secara efektif.
5. Tanggap Darurat : tindakan yang dilakukan oleh orang atau sekelompok
orang dalam menghadapi keadaan darurat.
6. Prosedur Tanggap Darurat : Tata cara/ pedoman kerja dalam
menanggulangi suatu keadaan darurat dengan memanfaatkan sumber daya
yang tersedia untuk menanggulangi akibat dari suatu kondisi yang tidak
normal dengan tujuan untuk mencegah atau mengurangi kerugian yang
lebih besar.
7. Organisasi Keadaan Darurat : sekelompok orang yang ditunjuk sebagai
pelaksana penanggulangan Keadaan Darurat.
8. Penghuni bangunan : semua orang yang berada dalam bangunan baik
secara sementara (tamu/pasien/keluarga pasien) atau tetap (pegawai).
9. Peringatan dini kebakaran : proses memonitor situasi-situasi dalam ruangan
bangunan gedung yang rentan terhadap bahaya kebakaran, yang
direfleksikan dengan adanya indikator panas atau asap.
10.
Evakuasi : perpindahan penghuni bangunan secara paksa akibat keadaan darurat
dari ruangan menuju ke tempat yang aman.
11.Titik Berkumpul : area dimana penghuni bangunan gedung berkumpul saat
terjadi bencana.
12.
Area Pengungsian : area dimana pasien dan keluarganya berkumpul pada setiap
lantai Gedung Staf Medik.
13.
Evakuasi Horizontal : evakuasi penghuni bangunan secara lateral pada lantai yang
sama ke area pengungsian yang telah ditentukan.
14.
Evakuasi Vertikal : evakuasi penghuni bangunan secara vertikal dari lantai atas
menuju ke titik berkumpul yang telah ditentukan.

15.
Pos Komando : area dimana jajaran komando berkumpul yang terletak di area
depan lobi gedung pelayanan medis.

1.2. Kebijakan
Kebijakan umum dalam penerapan kesiapsiagaan tanggap darurat adalah :
1. Keadaan darurat disebabkan kegagalan teknologi, manusia atau alam
dapat terjadi setiap saat dan dimana saja, untuk itu RS Tebet Jakarta perlu
mempersiapkan suatu cara penanggulangannya guna mengurangi dampak
kerugian yang mungkin terjadi.
2. Pada kondisi darurat, waktu dan tindakan untuk mengurangi dampak
seperti kejar mengejar. Untuk itu, diperlukan proses pelaksanaan
penyelamatan secara teknis dalam waktu singkat. Perencanaan dan
persiapan kesiapsiagaan tanggap darurat merupakan kunci keberhasilan
dalam penanganan keadaan darurat secara efektif.
3. Pelaksanaan penanggulangan keadaan darurat adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan dengan segera setelah terjadi kejadian darurat. Yang
termasuk kegiatan tanggap darurat adalah tindakan penyelamatan
penghuni bangunan dan aset perusahaan, evakuasi penghuni bangunan dan
penyelamatan korban dan pemberian pertolongan pada pasien yang
membutuhkan pertolongan dengan segera, pemenuhan kebutuhan pasien
selama proses menunggu sampai dinyatakan kondisi normal serta
pemulihan kegiatan menjadi normal.
4. Pemeran utama dalam pelaksanaan keadaan darurat adalah organisasi
tanggap darurat dengan dipimpin oleh Komando Lapangan Keadaan
Darurat dengan dibantu oleh Penanggung Jawab Gedung, Koordinator
Lapangan Logistik dan Safety Plan, Koordinator Lapngan Insiden dan
penanggulangan, Koordinator Lapangan Evakuasi, dan Koordinator
Lapangan Komunikasi.
5. Komando Lapangan Keadaan Darurat dijabat oleh Koordinator Sarana dan
prasarana RS Tebet Jakarta untuk keadaan darurat pada jam kerja.
6. Komando Lapangan Keadaan Darurat RS Tebet Jakarta mempunyai
kewenangan untuk menetapkan nama-nama personil organisasi tanggap
darurat, dan akan diperbaharui secara berkala jika ada penggantian nama.
Pencantuman nama personil tanggap darurat sebagai bagian yang terpisah
dari buku ini.
7. Organisasi Tanggap Darurat hanya berfungsi dalam keadaan darurat dan
untuk menjaga kesiagaan terhadap kemungkinan terjadi keadaan darurat
maka perlu dilaksanakan pelatihan simulasi tanggap darurat secara berkala
berdasarkan skenario yang telah ditetapkan dan laporan evaluasi
pelaksanaannya.
8. Koordinator Lapangan Logistik dan Safety Plan berkewajiban untuk
memastikan bahwa semua sarana darurat siap pakai dan handal ketika
dibutuhkan dalam keadaan darurat. Sarana darurat adalah rambu-rambu
darurat, denah evakuasi dan peta area aman darurat gempa, jalur evakuasi,
sistem/ peralatan proteksi kebakaran, sarana komunikasi.
9. Buku kesiapsiagaan tanggap darurat harus disosialisasikan ke seluruh unit
kerja agar semua pegawai mengerti dan memahami tindakan yang harus
dilakukan jika terjadi keadaan darurat.
10. Pimpinan unit kerja bertanggung jawab untuk memastikan semua pegawai
yang berada dalam pengawasannya telah mengerti dan memahami
tindakan yang harus dilakukan jika terjadi keadaan darurat.
11. Semua pegawai RS Tebet Jakarta dan mitra kerja yang berada di RS Tebet
Jakarta diwajibkan untuk membantu evakuasi pasien.
12. Semua pegawai RS Tebet Jakarta berkewajiban untuk mematuhi BUKU
KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT.
13. Setiap pertemuan yang diikuti minimal 15 orang harus dibacakan
prosedur tanggap darurat sebelum acara dimulai oleh panitia
penyelenggara acara.
14. Semua karyawan RS Tebet Jakarta diwajibkan mempunyai keterampilan
memadamkan api dengan menggunakan Alat Pemadam Api Ringan dan
pelatihan praktek pemadaman akan dilaksanakan secara berkala.

1.3. Tujuan

Tujuan buku ini adalah :


1. Agar penanggulangan keadaan darurat dapat dilaksanakan secara
efektif dan terpadu.
2. Agar kecelakaan dan kerusakan peralatan, fasilitas, bangunan dan
lingkungan bisa ditekan seminimal mungkin.
3. Untuk digunakan sebagai bahan atau materi sosialisasi/ pelatihan bagi
personil terkait guna meningkatkan kesiapan menghadapi keadaan
darurat di RS Tebet Jakarta.

1.4. Dasar Hukum

1. Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.


2. Undang-undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagaan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Penanggulangan Bencana.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008
Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
5. Kepmenkes No. 106/2004 tentang Tim Pengembangan Sistem
Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) dan Pelatihan
Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD)/General Emergency
Life Support (GELS) Tingkat Pusat .
6. Kepmenkes No. 432/2007 tentang Pedoman Manajemen K3 di Rumah
Sakit
7. Peraturan Menteri PU No 26/2008, Persyaratan Teknis Sistem Proteksi
Kebakaran Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan.
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No.
Per.04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan
Alat Pemadam Api Ringan.
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No Per.02/MEN/1983 tentang
Instalasi Alarm Kebakaran Automatik.
10. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep.186/MEN/1999 tentang
Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.

1.5. Ruang Lingkup

Buku Rencana Tanggap Darurat menjelaskan tentang :


1. Kebijakan umum yang mencakup pengertian yang terkait dengan
keadaan darurat, kebijakan, maksud & tujuan dan dasar hukum.
2. Informasi umum yang meliputi :
a. Potensi bahaya yang dapat menimbulkan keadaan darurat
didalam RS Tebet Jakarta.
b. Sarana darurat yang terpasang di RS Tebet Jakarta.
c. Pedoman pemadaman dan penyelamatan penghuni bangunan
pada darurat kebakaran.
d. Informasi karakteristik gempa dan pedoman evakuasi ketika
merasakan gempa.
3. Pemeran dalam keadaan darurat yang meliputi organisasi keadaan
darurat dan tanggung jawab personil terkait dalam melaksanakan
prosedur tanggap darurat dan tindakan yang harus dilaksanakan
dalam bentuk bagan alir.
4. Prosedur tanggap darurat kebakaran dan instruksi kerja
penyelamatan manusia dan evakuasi, tanggap darurat kebakaran,
gempa, banjir & ancaman bom, komunikasi darurat.
5. Pelatihan simulasi tanggap darurat.
BAB II

INFORMASI UMUM

A. Potensi Bahaya
1. Potensi Bahaya Kebakaran
Kebakaran adalah api yang tidak dikendaki dan tidak dapat dikendalikan yang
dapat menimbulkan kerugian. Api hanya akan terjadi jika tersedia tiga unsur yaitu
adanya bahan bakar padat, cair atau gas, oksigen dan sumber panas sebagai pemicu.
Dalam gedung perkantoran bahan bakar yang ada adalah kertas, kayu, karpet, meja
dan kursi, kain untuk gordin dll, dan sumber panas dari instalasi listrik. Sedangkan
gedung pelayanan medis hampir sama dengan gedung perkantoran namun juga
terdapat gas oksigen pada setiap lantai dan gas LPG pada dapur. Berdasarkan
Kepmenaker No. 186/1999 tentang unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja,
untuk hunian gedung perkantoran dan rumah sakit diklasifikasi sebagai potensi
bahaya kebakaran ringan.
Timbulnya kerugian dan segala akibat yang ditimbulkan disebabkan adanya
ketimpangan sebagai berikut (Depnaker, 2004):
a. Tidak ada sarana deteksi atau alarm
b. Sistim deteksi atau alrm tidak berfungsi
c. Alat pemadam api tidak sesuai atau tidak memadai
d. Sarana evakuasi tidak tersedia
e. Banyak faktor lain seperti manajemen K3, program inspeksi, pemeliharaan dan lain-
lain
Masalah kebakaran disana-sini masih terjadi. Hali ini menunjukkan, betapa
perlunya kewaspadaan pencegahan terhadap kebakaran perlu lebih ditingkatkan
(Sumamur, 1999). Pencegahan Kebakaran adalah segala upaya pengamanan
terhadap kebakaran dilakukan sebelum terjadinya kebakaran yang menyangkut
sistem organisasi, personal, sarana dan prasarana serta tata laksana untuk mencegah
serta meminimalisasi dampak kebakaran serta segala upaya yang menyangkut
ketentuan dan persyaratan teknis yang diperlukan dalam mengatur dan
mengendalikan penyelenggaraan pembangunan gedung termasuk dalam rangka
proses perijinan, pelaksanaan dan pemanfaatan atau pemeliharaan bangunan gedung,
serta kelayakan dan ketahanan bangunan gedung terhadap bahaya kebakaran (Perda
..). Penganggulangan kebakaran adalah segala daya upaya untuk
mencegah dan memberantas kebakaran (Depnaker, 2004).

2. Sebab-sebab dan Bahaya Kebakaran


Terjadinya kebakaran adalah karena perpaduan antara 3 (tiga) unsur yaitu : udara,
panas dan bahan bakar dalam konsentrasi tertentu. Secara skematik dapat
digambarkan berbentuk segitiga, yang disebut segitiga api terdiri atas oksigen, bahan
dan panas.
Pada umunya penyebab kebakaran dan peledakan bersumber pada 3 (tiga) faktor
yaitu (Depnaker, 2004):
1) Manusia sebagai faktor penyebab kebakaran dan peledakan antara lain
a. Pekerja
Tidak mau tahu atau kurang mengetahui prinsip dasar pencegahan kebakaran dan
peledakan.
Menempatkan barang atau menyusun barang yang mudah terbakar tanpa
menghiraukan norma-norma pencegahan kebakaran dan peledakan.
Pemakaian tenaga listrik yang berlebihan, melebihi kapasitas yang telah
ditentukan.
Kurang memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin.
Adanya unsur-unsur kesengajaan.
b. Pengelola
Sikap pengelola yang tidak memperhatikan keselamatan kerja.
Kurangnya pengawasan terhadap kegiatan pekerja.
System dan prosedur kerja tidak diterapkan dengan baik, terutama dalam bidang
kegiatan penentuan bahaya, penerangan bahaya dan lain-lain.
Tidak adanya standar atau kode yang dapat diandalkan atau tidak tegas, terutama
yang menyangkut bagian yang kritis dari peralatan.
Sistem penanggulangan bahaya kebakaran baik sistem tekanan udara dan instalasi
pemadam kebakaran tidak diawasi secara baik.
2) Faktor teknis penyebab kebakaran dan peledakan
a. Melalui proses fisik/mekanis dimana 2 (dua) faktor penting yang menjadi peranan
dalam proses ini adalah timbulnya panas akibat kenaikan suhu atau timbulnya
bunga api akibat dari pengetesan benda-benda, maupun adanya api terbuka
b. Melalui proses kimia yaitu terjadi sewaku-waktu pengangkutan bahan-bahan
kimia berbahaya, penyimpanan dan penanganan (handling) tanpa memperhatikan
petunjuk-petunujk yang ada.
c. Melalui tenaga listrik, pada umumnya terjadi karena hubungan pendek sehingga
menimbulkan panas atau bunga api dan dapat menyalakan atau membakar
komponen yang lain.
3) Faktor alam sebagai penyebab kebakaran dan peledakan
a) Petir adalah salah satu penyebab adanya kebakaran dan peledakan akibat dari
faktor alam.
b) Gunung meletus, biasanya menyebabkan kebakaran hutan yang luas, juga
perumahan-perumahan yang dilalui lahar panas.

Kebakaran yang terjadi sering mengakibatkan kecelakaan yang berkelanjutan, hal


ini disebabkan pada peristiwa kebakaran dihasilkan: asap, panas, nyala dan gas-gas
beracun yang dapat menyebar ke segala arah dan tempat.
1. Bahaya asap bagi manusia adalah mungkin menyebabkan iritasi/rangsangan
terhadap mata, selaput lender pada hidung dan kerongkongan.
2. Akibat terpaparnya panas yang tinggi menyebabkan manusia menderita
kehabisan tenaga, terbakar atau luka bakar pada pernafasan dan mematikan kerja
jantung.
3. Nyala flame biasa timbul pada proses pembakaran sempurna dan membentuk
cahaya yang berkilauan (Depnaker, 2004)
Bahaya yang akan timbul pada saat kebakaran terhadap tenaga kerja, peralatan
dan lingkungan adalah sebagai berikut (Depnaker, 2004):
I. Terhadap tenaga kerja
a. Panik dapat mengundang bahaya lain seperti jatuh, nterinjak, meloncat, pingsan.
b. Asap dapat menimbulkan bahaya terperangkap, kekurangan oksigen, sesak
nafas, mata pedih.
c. Gas nafas dapat menimbulkan gangguan pernafasan dan terbakar/kulit
terkelupas. Hal ini terutama bila terbakar oleh bahan-bahan kimia.
II. Terhadap peralatan, instalansi dan bangunan
a. Perlatan yang berada di dalam ruangan maupun sekitar ruangan dapat rusak
terutama bila peralatan tersebut tidak tahan terhadap panas dan api.
b. Instalansi hydrant, alat deteksi, AC, pompa atau telepon dapat rusak karena
panas atau api, teruatam jika instalansi tersebut tidak tahan panas atau api.
c. Bangunan jika bahan-bahan konstrusi terbuat dari bahan-bahan yang tahan
terhadap api, maaka akan runtuh termasuk interior-interiornya.
III. Terhadap lingkungan
a. Kepanikan dapat menimbulkan jatuh, terinjak dan pingsan terutama terhadap
orang yang ada disekitarnya
b. Keresahan terhadap orang-orang yang berada disekitarnya.
c. Pemutusan hubungan listrik atau telepon pada daerah tersebut seketika tanpa
terlebih dahulu pemberitahuan mengakibatkan panik dan resah.
d. Asap dapat mengganggu pernafasan, pingsan dan terkurung.
e. Kehilangan harta benda karena kesempatan tersebut dipergunakan orang tertentu
yang tidak bertanggung jawab.

3. Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran


Pencegahan dan penanggulangan kebakaran adalah semua tindakan yang
berhubungan dengan pencegahan, pengamatan dan pemadaman kebakaran dan
meliputi perlindungan jiwa dan keselamatan manusia serta perlindungan harta
kekayaan. Dengan meningkatnya penggunaan bahan-bahan yang mudah terbakar,
pengintensifan pencegahan dan penanggulangan terhadap kebakaran harus
ditingkatkan, agar kerugian-kerugian menjadi sekecil mungkin. Pencegahan
kebakaran lebih ditekankan kepada usaha-usaha yang memindahkan atau
mengurangi terjadinya kebakaran. Penanggulangan lebih ditekankan kepada
tindakan-tindakan terhadap kejadian kebakaran, agar korban menjadi sesedikit
mungkin (Summamur, 1999).
Pencegahan kebakaran dan pengurangan korban kebakaran tergantung dari
lima prinsip pokok sebagai berikut (Summamur, 1999):
1. Pencegahan kecelakaan sebagai akibat kecelakaan atau keadaan panik.
2. Pembuatan bangunan yang tahan api.
3. Pengawasan yang teratur dan berkala.
4. Penemuan kebakaran pada tingkat awal dan pemadamannya.
5. Pengendalian kerusakan untuk membatasi kerusaskan sebagai akibat kebakaran
dan tindakan pemadamannya.
Dalam kaitannya dengan terjadinya peristiwa kebakaran selain cara
penanggulangan api yang diperlukan, maka upaya penyelamatan akibat terjadinya
kebakaran merupakan langkah penting untuk menghindari terjadinya kerugian yang
lebih besar. Upaya penyelamatan dimaksud tentunya harus ditetapkan pada sejak
awal perencanaan suatu kegiatan sehingga dengan kemungkinan terjadinya
kebakaran. Upaya tersebut meliputi perencanaan darurat dan sistem evakuasi yaitu
(Depnaker, 2004):
1. Pengaturan rencana evakuasi
2. Prosedur evakuasi
3. Pemilihan rute evakuasi
4. Pengamanan rute evakuasi
5. Latihan evakuasi
6. Latihan menguasai asap
7. Pendidikan evakuasi
8. P3 K
9. Penyediaan tempat yang aman

B. Sarana Darurat
1. Bangunan dan Konstruksi Gedung
Bangunan RS Tebet Jakarta dengan peruntukkan hunian campuran yaitu kegiatan
perkantoran pada jam kerja.
RS Tebet Jakarta terdiri dari 2 Gedung, Gedung A dan B terdiri dari (5 dan 8) lantai,
dilengkapi :
1 (satu) lift hingga lantai 5 dan dua lift hingga lantai 8, 2 tangga utama hingga
lantai 5 dan lantai 8.
Konstruksi bangunan RS Tebet Jakarta untuk :
Untuk hunian perkantoran (staf medik), bangunan gedung terkompartemenisasi
antar lantai.
Untuk hunian rumah sakit, bangunan gedung berbentuk atrium (atrium adalah
ruang di dalam bangunan gedung yang menghubungkan dua tingkat atau lebih dan
keseluruhan atau sebagian ruangannya tertutup pada bagian atasnya oleh lantai).

2. Sistem Proteksi Kebakaran


Sarana yang tersedia didalam bangunan RS Tebet Jakarta adalah :
Alat pemadam api ringan (APAR) pada tiap lantai dengan titik yang
telah ditentukan sesuai kebutuhan ruangan yang telah ditentukan melalui analisis
resiko, jenis media pemadam serbuk kimia dan CO2.
Sistem air pemadam (fire hydrant system) tidak memiliki reservoir,
masih berbarengan dengan air kebutuhan rumah sakit.
Detektor asap pada area ruangan. Semua detektor bekerja secara
otomatis jika dipicu oleh adanya asap (detektor asap) dan indikasi tersebut
diinformasikan di panel kendali di lantai dasar.
General fire alarm bell secara manual untuk seluruh lantai tersedia
di panel kendali lantai satu.
Power listrik dari PLN dan diesel genset.
Di halaman luar gedung terdapat:
.4 (empat). buah Hidran pilar

3. Sarana Penyelamatan dan Kelengkapannya


RS Tebet Jakarta dilengkapi dengan 3 tangga utama. Tanda evakuasi
terpasang di setiap lantai dan tanda exit pada setiap jalan keluar.

C. Sistem Komunikasi
1. Komunikasi Interpersonal
Untuk komunikasi personal antar tim tanggap darurat dilengkapi dengan sarana
komunikasi bergerak seperti Handy Talki.
2. Kode Komunikasi Darurat
Kode yang digunakan seperti pada tabel berikut :
Kode Warna Pedoman
Code Red Informasi Kebakaran
Code Green Informasi Gempa
Code Purple Perintah Evakuasi
Code Black Informasi Ancaman Bom
Code Grey Informasi Gangguan Keamanan
Code Pink Infromasi Penculikan Bayi
Code Blue Informasi Kegawat daruratan medis

Code Red - Api


Bagi pasien dan keluarga pasien, jangan panik dan ikuti arahan staf rumah
sakit dengan baik. Jangan mencoba memadamkan api sendiri. Jauhi sumber api dan
biarkan staf rumah sakit yang terlatih untuk melakukan upaya pemadaman api.
Jangan asal memadamkan api kalau anda tidak terlatih!
Khusus di ruang perawatan, perawat anda terlatih untuk menganalisa dan
melakukan proses evakuasi saat code purple diaktifkan. Beliau memiliki tanggung
jawab untuk mengevakuasi seluruh pasien dan keluarganya, melalui jalur evakuasi
menuju titik-titik aman yang telah ditentukan.Jadi simak petunjuknya dengan baik
dan jangan banyak protes.
Bila keluarga anda adalah pasien yang immobile (misalnya dengan penurunan
kesadaran, dengan mesin bantu napas, dll) proses evakuasinya akan berbeda dengan
pasien lain yang mobile (dapat berjalan sendiri, dengan tongkat atau kursi roda).
Harap bersabar dan ikuti arahan dari perawat.Anda yang masih dapat berjalan
sendiri, silahkan ikuti arahan staf menuju titik aman.

Code Green - Gempa


Bagi pasien dan pengunjung yang sedang berada dalam lift, segera pencet
tombol buka dan keluar dari lift. Jangan berlari, cari pegangan, jongkok dan
berlindung di tempat-tempat yang aman dari risiko tertimpa barang atau reruntuhan
seperti pada pojok / sudut dinding, samping meja atau keluar dari gedung bila
mungkin.
Pasien immobile disarankan tetap di tempat tidur, evakuasi bersama tempat
tidurnya relatif lebih aman bila jalur ramp rumah sakit dapat dilewati. Bagi pasien
yang di tempat tidur, tetap di tempat. Bagi pengunjung ruang perawatan, jongkok dan
berlindung disamping tempat tidur atau pojok dinding.
Memang sulit untuk tidak panik saat terjadi gempa, target utamanya adalah
keluarkan pasien sebanyak mungkin dari gedung. Pada meeting point, seharusnya
sudah ada staf RS yang telah mengamankan lokasi pengungsian dan mengatur
masuknya pasien & pengunjung dari seluruh jalur evakuasi

Code Purple - Evakuasi


Saat evakuasi dimulai, dengar dan ikuti arahan dari staf rumah sakit. Arah
dan jalur evakuasi RS pada umumnya telah ditentukan berdasarkan hasil analisa dari
konsultan keamanan gedung, dan telah disimulasikan menggunakan panduan tanggap
darurat bencana rumah sakit. Hindari sikap sok tahu dengan memaksa menggunakan
jalur lain untuk evakuasi. Hal ini tidak saja membahayakan nyawa anda sendiri, juga
pasien-pengunjung dan staf RS lainnya.
Saat situasi darurat, aliran listrik umumnya akan dimatikan, penggunaan lift
pun dibatasi. Hindari perilaku mau menang sendiri dengan memaksa menggunakan
lift yang diutamakan bagi pasien immobile (di tempat tidur). Pada situasi kritis,
penggunaan ramp dan atau tangga darurat relatif lebih aman dibanding lift. Sehingga
bila anda masih dapat berjalan (sendiri atau dibantu), hindari lift saat evakuasi.
Tangga darurat dilewati pasien mobile dan pengunjung, kapasitasnya terbatas untuk
satu periode waktu .
Setiap sisi rumah sakit biasanya telah dibagi menjadi zona-zona dengan jalur
evakuasi yang berbeda-beda.Patuhi arahan petugas di masing-masing zona. Hindari
perilaku sok tahu dengan memaksa untuk menyebrang zona dan menggunakan jalur
evakuasi yang berbeda. Setiap jalur evakuasi telah dianalisa kapasitasnya untuk
proses evakuasi yang lancar, cepat dan aman. Saat anda pindah berisiko mengancam
kelancaran seluruh proses evakuasi pada jalur tersebut.

Code Black - Bom


Bagi pasien dan pengunjung, jangan panik. Informasi mengenai status
ancaman bom sedang dianalisa dan berjalan, staf rumah sakit sedang mempelajari
situasi serta bersiap melaksanakan peran bila perintah evakuasi (code purple)
diaktifkan.
Jangan heboh sendiri, mencari perhatian perawat, teriak-teriak, keluar-masuk
kamar perawatan, naik-turun lift, bergosip dengan pasien/ pengunjung lainnya dan
menyebarkan kecemasan. Hal ini akan menghambat kegiatan evakuasi. Siapkan diri
dan keluarga (termasuk barang berharga yang mudah dibawa) untuk evakuasi sesuai
arahan staf rumah sakit. Bila kita melihat benda yang dicurigai sebagai bom atau
menemukan bungkusan tak bertuan, jangan sentuh. Segera laporkan pada petugas
keamanan.

Code Grey Gangguan Keamanan


Bagi pasien dan pengunjung yang berhadapan langsung dengan perusuh atau
oknum bersenjata, sedapat mungkin bersikap tenang, bicara seperlunya dan hindari
sikap sok pahlawan.
Bagi pasien dan pengunjung lainnya, ikuti arahan staf rumah sakit. Jangan
jadikan situasi kritis tersebut sebagai tontonan.

Code Pink - Penculikan


Bagi pengunjung, tetap di tempat.Berikan kesempatan petugas keamanan
untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh pada semua area rumah sakit. Bila anda
membawa bayi atau anak, jangan tersinggung saat petugas keamanan meminta anda
menunjukkan identitas bayi/ anak anda. Hal ini penting untuk menyaring si penculik
yang menyaru sebagai pengunjung yang membawa anak. Bila anda melihat orang
yang mencurigakan, jangan bertindak sendiri.Hubungi petugas keamanan segera.

Code Blue - Henti Jantung


Bila pasien yang mengalami henti jantung adalah keluarga kita, berikan
keleluasaan bagi tim medis reaksi cepat untuk melakukan pertolongan. Keluar dari
ruangan, agar tidak menganggu kelancaran aktivitas resusitasi yang membutuhkan
ruang gerak yang cukup. Silahkan berdoa, menangis atau mengekspresikan
kecemasan kita dengan cara lain, tetapi pada jarak yang aman dari kamar pasien. Bila
kita/ keluarga kita berada dirawat satu kamar dengan pasien yang henti jantung,
jangan jadikan pasien tersebut sebagai tontonan. Sedapat mungkin keluar dari kamar,
berikan ruang yang cukup dan leluasa bagi tim code blue untuk memberikan
pertolongan.
Minggir, beri jalan untuk tim Code Blue!
Bagi pasien dan pengunjung lainnya, berikan jalan dan dahulukan petugas
medis yang menggunakan penanda (pin, rompi, seragam, dll) tim medis reaksi cepat
atau tim code blue, baik di tangga, lift maupun di lorong.

3. Operator & Nomor Telepon Darurat


Operator telepon darurat yang bisa dihubungi adalah di ruang operator lantai dasar
dengan nomor telepon darurat di seluruh RS Tebet Jakarta.

5. Titik Berkumpul & Area Pengungsian


Titik berkumpul untuk penghuni bangunan dibagi menjadi 2 yaitu :
Titik Berkumpul I : area di halaman kiri depan RS Tebet Jakarta yang akan digunakan
untuk tempat berkumpulnya pasien dan keluarganya.
Titik berkumpul II : area di halaman sebelah kanan belakang RS Tebet Jakarta yang
digunakan untuk berkumpul pasien dan keluarganya.

6. Pos Komando
Pos Komando adalah area dimana para koordinator berkumpul untuk memimpin
jalannya operasional keadaan darurat yg terletak di belakang gedung dekat
Workshop.

BAB III
MITIGASI

A. Deteksi dini

1. Fenomena Api

Api berkembang menjadi besar melalui beberapa tahapan seperti pada gambar

berikut :

Perkembangan api dalam ruang tertutup dapat dibagi menjadi 5 (lima) tahap yaitu:

1. Tahap penyalaan

Tahap ini ditandai dengan munculnya api dalam ruangan atau tempat lainnya.

2. Tahap Pertumbuhan

Pada tahap ini terjadi perambatan panas dan asap yang akan menyebar ke seluruh

ruangan. Tahap pertumbuhan ini merupakan tahap yang paling baik untuk

evakuasi penghuni di dalam ruangan dan upaya pemadam api dengan

menggunakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dan jika api membesar

padamkan dengan air hidran.

3. Tahap flashover

Tahap ini api sudah mencapai langit-langit dan asap hampir memenuhi ruangan

dimana temperatur ruangan mencapai sekitar 500-600 O C. Waktu yang diperlukan

sampai terjadi flashover adalah sekitar 2-5 menit tergantung dari bahan yang

terbakar. Untuk tahap ini pemadaman harus menggunakan hidran gedung


dan saat paling tepat untuk evakuasi pasien pada lantai terbakar dan lantai

lainnya yang terpapar asap.

4. Tahap Surut

Api sudah mulai padam karena bahan yang terbakar hampir habis.

2. Penyelamatan Manusia & Aset

Evakuasi

Evakuasi untuk penghuni RS Tebet Jakarta adalah dengan mengarahkan semua

penghuni bangunan menuju ke titik berkumpul 1, dan 2. Jika terjadi kebakaran

besar, penghuni di lantai atas harus segera di evakuasi, mengingat belum memiliki

selasar darurat.

Petugas evakuasi (perawat) harus segera mengevakuasi pasien jika dampak

kebakaran membahayakan pasien. Jangan Menunggu Instruksi. Pasien harus

segera dipindahkan ke area yang aman, dan pada setiap area pengungsian atau

titik berkumpul harus ditunggu oleh perawat.

3. Pemadaman Api

Berdasarkan tahapan perkembangan api, saat yang tepat untuk memadamkan

kebakaran adalah pada saat :

Tahap pertumbuhan, padamkan dengan APAR.

Jika api membesar gunakan Hidran Halaman

Jika hidran tidak mampu tinggalkan bangunan menuju titik berkumpul/ area

pengungsian.
BAB IV

PENGORGANISASIAN DALAM KEADAAN DARURAT

A. Organisasi Tanggap Darurat

Bagan Organisasi Tangga Darurat RS Tebet Jakarta sesuai pada bagan

orgasisasi berikut. Nama-nama personil dalam organisasi ditunjuk dan ditetapkan

oleh Kepala Departemen RS Tebet Jakarta dan merupakan bagian terpisah dari

Buku ini.

STRUKTUR TIM TANGGAP DARURAT


DI RS TEBET JAKARTA

Ketua
Didalam jam kerja : DIREKTUR UTAMA

Di luar jam kerja : PJU

Wakil Ketua
Dr Margarita Dewi

Koordinator Regu Koordinator Regu Koordinator Regu Koordinator Regu Koordinator Regu
Pemadam Kebakaran P2K3 Evakuasi Keamanan Logistik
Sdri. ATIK Br.JULIVER Sdr.PRAYITNO Sdri. NENENG
Bpk Anto. .
Anggota : seluruh staff
K3

Uraian tugas dan kewajiban :


1. Ketua

a. Menentukan dan memutuskan Kebijakan Tanggap Darurat.


b. Mengajukan anggaran dana yang berkaitan dengan sarana dan
prasarana tanggap darurat.
c. Mengundang partisipasi seluruh karyawan untuk melangsungkan
latihan tanggap darurat di lingkungan.
d. Menjadwalkan pertemuan rutin maupun non-rutin Unit Tanggap
Darurat.
e. Menyusun rencana pemulihan keadaan darurat.
2. Wakil ketua

a. Membuat laporan kinerja Unit Tanggap Darurat.


b. Melakukan pemantauan kebutuhan dan perawatan sarana dan
prasarana tanggap darurat.
c. Melaksanakan kerja sama dengan pihak terkait yang berkaitan
dengan tanggap darurat.
d. Membantu tugas-tugas Ketua apabila Ketua berhalangan.
3. Regu Pemadam Kebakaran

a. Melangsungkan pemadaman kebakaran menggunakan semua sarana


pemadam api di lingkungan RS Tebet Jakarta secara aman, selamat
dan efektif.
b. Melaporkan segala kekurangan/kerusakan sarana dan prasarana
pemadam api di lingkungan RS Tebet Jakarta kepada Koordinator,
Wakil maupun Ketua Unit Tanggap Darurat.
4. Regu Evakuasi

a. Memimpin prosedur evakuasi secara aman, selamat dan cepat.


b. Melaporkan segala kekurangan/kerusakan sarana dan prasarana
evakuasi di lingkungan RS Tebet Jakarta kepada Koordinator, Wakil
maupun Ketua Unit Tanggap Darurat.
c. Melaporkan adanya korban tertinggal, terjebak ataupun terluka
kepada Regu P3K, Koordinator maupun wakil Unit Tanggap Darurat.

5. Regu P3K
a. Melaksanakan tindakan P3K.
b. Melaporkan segala kekurangan/kerusakan sarana dan prasarana P3K
di lingkungan RS Tebet Jakarta kepada Koordinator, Wakil maupun
Ketua Unit Tanggap Darurat.
c. Melaporkan kepada Koordinator ataupun wakil Unit Tanggap
Darurat bilamana terdapat korban yang memerlukan tindakan medis
lanjut pihak ke tiga di luar RS Tebet Jakarta.
6. Logistik
Mengakomodasi kebutuhan umum tanggap darurat (makanan, minuman,
pakaian, selimut, pakaian, dsb)
7. Transportasi
Mengakomodasi sarana transportasi darurat dari dalam/luar lingkungan
RS Tebet Jakarta.

8. Komunikasi Internal
a. Memantau perkembangan penanganan kondisi darurat dan
menjembatani komunikasi antar regu Unit Tanggap Darurat.
b. Memastikan alur komunikasi antar regu Unit Tanggap Darurat dapat
dilangsungkan secara baik dan lancar
9. Komunikasi Eksternal
a. Memantau seluruh informasi internal dan mengakomodasi
informasi/pemberitaan untuk pihak luar.
b. Menghubungi pihak eksternal terkait untuk kepentingan tanggap
darurat (Kepolisian/Warga).
10. Keamanan
Melaksanakan tindakan keamanan internal maupun eksternal selama
berlangsungnya tanggap darurat Perusahaan.

BAB V

STANDARD OPERATING PROSEDUR


A. Prosedur Penyelamatan Penghuni Bangunan dan Evakuasi

1. Tujuan

Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mempersiapkan pelaksanaan

operasional kepada seluruh pegawai dan Organisasi Tanggap Darurat

mengenai tindakan-tindakan yang harus diambil dalam rangka

memindahkan penghuni bangunan karena bangunan gedung yang ditempati

tidak layak huni sementara atau tetap.

2. Ruang Lingkup

Prosedur ini dilaksanakan mulai adanya perintah evakuasi sampai semua

penghuni telah keluar dari area/ bangunan yang berpotensi menimbulkan

bahaya bagi penghuni.

B. Prosedur Darurat Kebakaran

1.Tujuan

Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mempersiapkan pelaksanaan

operasional kepada seluruh pegawai dan Organisasi Tanggap Darurat

mengenai tindakan-tindakan yang harus diambil jika terjadi darurat

Kebakaran.

2. Ruang Lingkup

Prosedur ini dilaksanakan mulai adanya teriakan kebakaran atau

terdengarnya bunyi alarm kebakaran (yang mengindikasikan adanya asap

atau panas) yaitu dari timbulnya api sampai api padam.

3. Bagan Alir Darurat Kebakaran


C. Prosedur Darurat Komunikasi

1.Tujuan
Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mempersiapkan pelaksanaan
operasional kepada Petugas Operator Komunikasi mengenai tindakan-
tindakan yang harus dilakukan ketika menerima perintah untuk
mengkomunikasikan informasi darurat ke seluruh pegawai RS Tebet Jakarta.

2. Ruang Lingkup
Prosedur ini dilaksanakan mulai adanya perintah untuk membacakan teks
sesuai dengan pedoman teks.

Alur Sistem Komunikasi Penangan Bencana Kebakaran

Ketua tim tanggap darurat


Karyawan yang Informasi kebakaran dan
melihat api menginformasikan code
red
Menelpon ke bagian informasi

Kejadian
bencana Tim tanggap darurat
kebakaran kebakaran

BAB VI
EVAKUASI MENURUT PEMBAGIAN ZONA AREA

4.1. Evakuasi Area Lantai 1

A. Zona 1 (IGD, laboratorium, Poli rawat jalan, Apotik, dan Radiologi)


Koordinator tim :
Tempat Berkumpul : Loby IGD
Titik Kumpul : Parkir samping kiri Gedung RS Tebet

a) Tujuan Rencana Evakuasi Kebakaran Unit


1. Untuk memastikan adanya perlindungan terhadap nyawa manusia (human
lives) pada saat terjadi kebakaran
2. Menetapkan rencana evakuasi yang sistematis dan sesuai untuk zona
masing - masing.

b) Prasarana Kritikal

Nama Barang Nama Lokasi


APAR IGD :
- Ruang tindakan
- Didekat pintu menuju IGD,
laboratorium
- Lorong laboratorium
- Ruang Adm Laboratorium
- Ruang pemeriksaan sampel
laboratorium
Poli rawat jalan
- Lorong poli
Hidrant - Didepan Gedung IGD
- Di depan toilet pria
- Di depan poli rawat jalan
Disaster kit : Kotak P3K, Belum ada
10 Karung Bagor (untuk pembungkus
dokumen dan peralatan penting),
center baterai 3, gunting, tali tambang
10 m, dan spidol merah besar
permanen)
Telepon Operator, Nurse station IGD, Adm
laboratorium, Adm IGD
Panel Alarm Kebakaran
Panel Listrik
Emergency Lamp
Lampu Portable dengan baterai .

c) Rute Evakuasi
IGD
1. Ruang tindakan IGD ke lobby depan nurse station kemudian
menuju ke lobby IGD.
2. Menuju pintu keluar.
Laboratorium
1. Ruang pemeriksa, ruang administrasi ruang mikrobiologi menuju
ke pintu belakang
2. Menuju pintu keluar lalu berkumpul di titik loby IGD
Radiologi
1. Ruang tindakan keluar menuju IGD
2. Menuju pintu keluar lalu berkumpul di titik loby IGD
Poli rawat jalan dan farmasi
1. Ruang poli rawat jalan dan farmasi keluar menuju pintu lobi
utama
2. Menuju pintu keluar lalu berkumpul di titik loby IGD

TUGAS TIM GADAR BENCANA ZONA 1 LANTAI 1

PENANGGUN
G JAWAB : ..
1 Menghubungi security/K3/informasi
2 Memadamkan sumber api dengan APAR yang tersedia di dekatnya
Melakukan verifikasi keberadaan personil, dokumen dan asset yang
3 dievakuasi di titik kumpul
Melaporkan jumlah personil, dokumen dan asset yang dapat
4 dievakuasi di titik kumpul kepada komandan lapangan

: pengamanan dokumen
PETUGAS 2 (.). Untuk siang dan sore. =>pembagian jadwal emergency
Pengganti di masing masing bagian
Mengevakuasi dokumen dan peralatan yang berada di tempat kerja
1 (absen dan dokumen penting)
2 Menghitung jumlah dokumen dan peralatan yang sudah dievakuasi
3 Mengecek personil yang masih tertinggal atau terjebak
Membuat laporan jumlah dokumen dan peralatan yang sudah
4 dievakuasi kemudian melaporkannya kepada petugas 1

PETUGAS 3 : evakuasi () /secutity.


Mengecek ruangan dan kamar mandi untuk memastikan tidak ada
yang tertinggal dan memberi tanda silang pada pintu setelah
1 melakukan pengecekan
2 Memastikan bahwa tidak ada orang yang terjebak di dalam ruangan
3 Menutup, tetapi tidak mengunci seluruh pintu

PETUGAS 3
&4 : kemanan ()/ security
1. Mematikan panel listrik di ruang panel
2. Mengevakuasi CPU dan Peralatan Kontrol di ruang Security
3. Mengecek ruangan dan kamar mandi untuk memastikan tidak ada
yang tertinggal dan memberi tanda silang pada pintu setelah
melakukan pengecekan
4. Memastikan bahwa tidak ada orang yang terjebak di dalam ruang
5. Menutup, tetapi tidak mengunci seluruh pintu

B. Zona 2 (Apotik BPJS, ruang endoskopi, ICU, Ok, poli BPJS)

Penanggung Jawab : ..

Tempat Berkumpul : Loby utama

Titik Kumpul : halaman depan RS Tebet Jakarta

A) Tujuan Rencana Evakuasi Kebakaran Unit

1. Untuk memastikan adanya perlindungan terhadap nyawa manusia

(human lives) pada saat terjadi kebakaran

2. Menetapkan rencana evakuasi yang sistematis dan sesuai untuk

masing masing unit.

B) Prasarana Kritikal

Nama Barang Nama Lokasi


APAR Depan ruang endoskopi
Ruang pendafataran Poli BPJS
Apotik BPJS
- ICU
- OK
Hidrant - Depan ruang tunggu ICU
- Depan Ruang ICU
Disaster kit : Kotak P3K, Belum ada
10 Karung Bagor (untuk pembungkus
dokumen dan peralatan penting),
center baterai 3, gunting, tali tambang
10 m, dan spidol merah besar
permanen)
Telepon
Panel Alarm Kebakaran
Panel Listrik
Emergency Lamp Belum ada
Lampu Portable dengan baterai

C) Rute Evakuasi
1. Apotik BPJS, ruang endoskopi, ICU, Ok, poli BPJS
2. Menuju pintu keluar lalu berkumpul di titik kumpul halaman
depan
TUGAS TIM GADAR BENCANA ZONA 2 LANTAI 2

PENANGGUN
G JAWAB : ..
1 Menghubungi security/K3/informasi
2 Memadamkan sumber api dengan APAR yang tersedia di dekatnya
Melakukan verifikasi keberadaan personil, dokumen dan asset yang
3 dievakuasi di titik kumpul
Melaporkan jumlah personil, dokumen dan asset yang dapat
4 dievakuasi di titik kumpul kepada komandan lapangan

: pengamanan dokumen
PETUGAS 2 (). Untuk siang dan sore. =>pembagian jadwal emergency di
Pengganti masing masing bagian
Mengevakuasi dokumen dan peralatan yang berada di tempat kerja
1 (absen dan dokumen penting)
2 Menghitung jumlah dokumen dan peralatan yang sudah dievakuasi
3 Mengecek personil yang masih tertinggal atau terjebak
Membuat laporan jumlah dokumen dan peralatan yang sudah
4 dievakuasi kemudian melaporkannya kepada petugas 1

PETUGAS 3 : evakuasi (..) / security


Mengecek ruangan dan kamar mandi untuk memastikan tidak ada
yang tertinggal dan memberi tanda silang pada pintu setelah
1 melakukan pengecekan
2 Memastikan bahwa tidak ada orang yang terjebak di dalam ruangan
3 Menutup, tetapi tidak mengunci seluruh pintu
PETUGAS 3
&4 : kemanan (.)/ security
1. Mematikan panel listrik di ruang panel
2. Mengevakuasi CPU dan Peralatan Kontrol di ruang Security
3. Mengecek ruangan dan kamar mandi untuk memastikan tidak ada
yang tertinggal dan memberi tanda silang pada pintu setelah
melakukan pengecekan
4. Memastikan bahwa tidak ada orang yang terjebak di dalam ruang
5. Menutup, tetapi tidak mengunci seluruh pintu

4.2. Evakuasi Area Lantai 3 dan 4


A) Zona 3 (ruang / bangsal perawatan lantai 3 , ruang hemodialisa dan
RI lantai 4)
Koordinator tim :
Tempat Berkumpul : Loby depan kepegawaian
Titik Kumpul : lobby utama RS Tebet Jakarta

a) Tujuan Rencana Evakuasi Kebakaran Unit


1. Untuk memastikan adanya perlindungan terhadap nyawa manusia
(human lives) pada saat terjadi kebakaran.
2. Menetapkan rencana evakuasi yang sistematis dan sesuai untuk
zona masing - masing.

b) Prasarana Kritikal

Nama Barang Nama Lokasi


APAR - Lorong ruang RI
- Depan ruang tunggu
Hidrant - Di parkir karyawan
Disaster kit : Kotak P3K, Belum ada
10 Karung Bagor (untuk pembungkus
dokumen dan peralatan penting),
center baterai 3, gunting, tali tambang
10 m, dan spidol merah besar
permanen)
Telepon Komed, kepegawaian, nurse
station lantai 3, nurse station lantai
4
Panel Alarm Kebakaran
Panel Listrik
Emergency Lamp Belum ada
Lampu Portable dengan baterai

c) Rute Evakuasi
Zona 3
1. Ruang RI lantai 3 dan lantai 4 serta ruang HD ke lobby depan
kepegawaian kemudian menuju tangga.
2. Berkumpul di lobby utama menuju pintu keluar dan berkumpul
di halaman depan RS Tebet Jakarta.

TUGAS TIM GADAR BENCANA ZONA 3 LANTAI 3 dan 4

Petugas 1 : ..
1 Menghubungi security/K3/informasi
2 Memadamkan sumber api dengan APAR yang tersedia di dekatnya
Melakukan verifikasi keberadaan personil, dokumen dan asset yang
3 dievakuasi di titik kumpul
Melaporkan jumlah personil, dokumen dan asset yang dapat
4 dievakuasi di titik kumpul kepada komandan lapangan

: pengamanan dokumen
PETUGAS 2 (..). Untuk siang dan sore. =>pembagian jadwal emergency di
Pengganti masing masing bagian
Mengevakuasi dokumen dan peralatan yang berada di tempat kerja
1 (absen dan dokumen penting)
2 Menghitung jumlah dokumen dan peralatan yang sudah dievakuasi
3 Mengecek personil yang masih tertinggal atau terjebak
Membuat laporan jumlah dokumen dan peralatan yang sudah
4 dievakuasi kemudian melaporkannya kepada petugas 1

PETUGAS 3 : evakuasi (..) / security


Mengecek ruangan dan kamar mandi untuk memastikan tidak ada
yang tertinggal dan memberi tanda silang pada pintu setelah
1 melakukan pengecekan
2 Memastikan bahwa tidak ada orang yang terjebak di dalam ruangan
3 Menutup, tetapi tidak mengunci seluruh pintu

PETUGAS 3
&4 : kemanan (/ security)
1. Mematikan panel listrik di ruang panel
2. Mengevakuasi CPU dan Peralatan Kontrol di ruang Security
3. Mengecek ruangan dan kamar mandi untuk memastikan tidak ada
yang tertinggal dan memberi tanda silang pada pintu setelah
melakukan pengecekan
4. Memastikan bahwa tidak ada orang yang terjebak di dalam ruang
5. Menutup, tetapi tidak mengunci seluruh pintu

C. Zona 4 (ruang kantor, Ruang Rehabmedik,ranap lantai 5 dan MCU


lantai 6 serta poli rawat jalan)
Penanggung Jawab : ..
Tempat Berkumpul : Loby depan IGD
Titik Kumpul : halaman depan RS Tebet Jakarta

c. Tujuan Rencana Evakuasi Kebakaran Unit


1. Untuk memastikan adanya perlindungan terhadap nyawa
manusia (human lives) pada saat terjadi kebakaran.
2. Menetapkan rencana evakuasi yang sistematis dan sesuai untuk
masing masing unit.
d. Prasarana Kritikal

Nama Barang Nama Lokasi


APAR Rehab medik
- Lorong poli
ranap
- Lorong ranap
Ruang kantor
- lorong
Hidrant - Depan gedung RS Tebet
Jakarta
Disaster kit : Kotak P3K, Belum ada
10 Karung Bagor (untuk pembungkus
dokumen dan peralatan penting),
center baterai 3, gunting, tali tambang
10 m, dan spidol merah besar
permanen)
Telepon Ruang kantor, nurse station
rehabmedik dan nurse station mcu
Panel Alarm Kebakaran
Panel Listrik
Emergency Lamp Belum ada
Lampu Portable dengan baterai
e. Rute Evakuasi

1. Ruang pemeriksaan poli, perawatan rawat inap dan kantor ke

lobby ruang tunggu.

2. Menuju pintu keluar lalu berkumpul di titik kumpul halaman

depan

TUGAS TIM GADAR BENCANA ZONA 5 LANTAI 7 dan 8

Petugas 1 :
1 Menghubungi security/K3/informasi
2 Memadamkan sumber api dengan APAR yang tersedia di dekatnya
Melakukan verifikasi keberadaan personil, dokumen dan asset yang
3 dievakuasi di titik kumpul
Melaporkan jumlah personil, dokumen dan asset yang dapat
4 dievakuasi di titik kumpul kepada komandan lapangan

: pengamanan dokumen
PETUGAS 2 (..). Untuk siang dan sore. =>pembagian jadwal emergency di
Pengganti masing masing bagian
Mengevakuasi dokumen dan peralatan yang berada di tempat kerja
1 (absen dan dokumen penting)
2 Menghitung jumlah dokumen dan peralatan yang sudah dievakuasi
3 Mengecek personil yang masih tertinggal atau terjebak
Membuat laporan jumlah dokumen dan peralatan yang sudah
4 dievakuasi kemudian melaporkannya kepada petugas 1

PETUGAS 3 : evakuasi (.) / security


Mengecek ruangan dan kamar mandi untuk memastikan tidak ada
yang tertinggal dan memberi tanda silang pada pintu setelah
1 melakukan pengecekan
2 Memastikan bahwa tidak ada orang yang terjebak di dalam ruangan
3 Menutup, tetapi tidak mengunci seluruh pintu

PETUGAS 3
&4 : kemanan (..)
1. Mematikan panel listrik di ruang panel
2. Mengevakuasi CPU dan Peralatan Kontrol di ruang Security
3. Mengecek ruangan dan kamar mandi untuk memastikan tidak ada
yang tertinggal dan memberi tanda silang pada pintu setelah
melakukan pengecekan
4. Memastikan bahwa tidak ada orang yang terjebak di dalam ruang
5. Menutup, tetapi tidak mengunci seluruh pintu

4.3. Evakuasi Area Lantai 7 dan 8

Zona 1 (ranap lantai 7)

Penanggung Jawab :

Tempat Berkumpul : Loby ruang tunggu

Titik Kumpul : halaman depan RS Tebet Jakarta

a. Tujuan Rencana Evakuasi Kebakaran Unit

i. Untuk memastikan adanya perlindungan terhadap nyawa

manusia (human lives) pada saat terjadi kebakaran.

ii. Menetapkan rencana evakuasi yang sistematis dan sesuai

untuk masing masing unit.

b. Prasarana Kritikal

Nama Barang Nama Lokasi


APAR Di ranap lantai7 dan 8
Hidrant - Depan ranap lantai7
- Depan aula lantai8
Disaster kit : Kotak P3K, Belum ada
10 Karung Bagor (untuk pembungkus
dokumen dan peralatan penting),
center baterai 3, gunting, tali tambang
10 m, dan spidol merah besar
permanen)
Telepon
Panel Alarm Kebakaran
Panel Listrik
Emergency Lamp
Lampu Portable dengan baterai

c. Rute Evakuasi
1. Ranap lantai 7 ke lobby ruang tunggu lantai 7

2. Menuju tangga darurat di samping kiri ranap keluar lalu

berkumpul di lobby utama lantai 1 RS Tebet Jakarta.

TUGAS TIM GADAR BENCANA ZONA 1 LANTAI 2

Petugas 1 : ..
1 Menghubungi security/K3/informasi
2 Memadamkan sumber api dengan APAR yang tersedia di dekatnya
Melakukan verifikasi keberadaan personil, dokumen dan asset yang
3 dievakuasi di titik kumpul
Melaporkan jumlah personil, dokumen dan asset yang dapat
4 dievakuasi di titik kumpul kepada komandan lapangan

: pengamanan dokumen
PETUGAS 2 (). Untuk siang dan sore. =>pembagian jadwal emergency di
Pengganti masing masing bagian
Mengevakuasi dokumen dan peralatan yang berada di tempat kerja
1 (absen dan dokumen penting)
2 Menghitung jumlah dokumen dan peralatan yang sudah dievakuasi
3 Mengecek personil yang masih tertinggal atau terjebak
Membuat laporan jumlah dokumen dan peralatan yang sudah
4 dievakuasi kemudian melaporkannya kepada petugas 1

PETUGAS 3 : evakuasi () / security


Mengecek ruangan dan kamar mandi untuk memastikan tidak ada
yang tertinggal dan memberi tanda silang pada pintu setelah
1 melakukan pengecekan
2 Memastikan bahwa tidak ada orang yang terjebak di dalam ruangan
3 Menutup, tetapi tidak mengunci seluruh pintu

PETUGAS 3
&4 : kemanan (..)/ security
1. Mematikan panel listrik di ruang panel
2. Mengevakuasi CPU dan Peralatan Kontrol di ruang Security
3. Mengecek ruangan dan kamar mandi untuk memastikan tidak ada
yang tertinggal dan memberi tanda silang pada pintu setelah
melakukan pengecekan
4. Memastikan bahwa tidak ada orang yang terjebak di dalam ruang
5. Menutup, tetapi tidak mengunci seluruh pintu

Zona 2 (aula dan ruang kosong lantai 8 )

Penanggung Jawab : ..

Tempat Berkumpul : di aula

Titik Kumpul : halaman depan RS Tebet Jakarta

Tujuan Rencana Evakuasi Kebakaran Unit

1. Untuk memastikan adanya perlindungan terhadap nyawa

manusia (human lives) pada saat terjadi kebakaran.

2. Menetapkan rencana evakuasi yang sistematis dan sesuai

untuk masing masing unit.

Prasarana Kritikal

Nama Barang Nama Lokasi


APAR -
Hidrant -
Disaster kit : Kotak P3K, Belum ada
10 Karung Bagor (untuk pembungkus
dokumen dan peralatan penting),
center baterai 3, gunting, tali tambang
10 m, dan spidol merah besar
permanen)
Telepon
Panel Alarm Kebakaran
Panel Listrik
Emergency Lamp Belum ada
Lampu Portable dengan baterai

d. Rute Evakuasi

1. Ruang aula
2. Menuju tangga darurat, keluar lalu berkumpul di lobby utama

lantai 1 RS Tebet Jakarta

TUGAS TIM GADAR BENCANA ZONA 1 & 2 LANTAI 7 & 8

Petugas 1 :
1 Menghubungi security/K3/informasi
2 Memadamkan sumber api dengan APAR yang tersedia di dekatnya
Melakukan verifikasi keberadaan personil, dokumen dan asset yang
3 dievakuasi di titik kumpul
Melaporkan jumlah personil, dokumen dan asset yang dapat
4 dievakuasi di titik kumpul kepada komandan lapangan

: pengamanan dokumen
PETUGAS 2 (.). Untuk siang dan sore. =>pembagian jadwal emergency di
Pengganti masing masing bagian
Mengevakuasi dokumen dan peralatan yang berada di tempat kerja
1 (absen dan dokumen penting)
2 Menghitung jumlah dokumen dan peralatan yang sudah dievakuasi
3 Mengecek personil yang masih tertinggal atau terjebak
Membuat laporan jumlah dokumen dan peralatan yang sudah
4 dievakuasi kemudian melaporkannya kepada petugas 1

PETUGAS 3 : evakuasi (..) / security


Mengecek ruangan dan kamar mandi untuk memastikan tidak ada
yang tertinggal dan memberi tanda silang pada pintu setelah
1 melakukan pengecekan
2 Memastikan bahwa tidak ada orang yang terjebak di dalam ruangan
3 Menutup, tetapi tidak mengunci seluruh pintu

PETUGAS 3
&4 : kemanan (.)/ security
1. Mematikan panel listrik di ruang panel
2. Mengevakuasi CPU dan Peralatan Kontrol di ruang Security
3. Mengecek ruangan dan kamar mandi untuk memastikan tidak ada
yang tertinggal dan memberi tanda silang pada pintu setelah
melakukan pengecekan
4. Memastikan bahwa tidak ada orang yang terjebak di dalam ruang
5. Menutup, tetapi tidak mengunci seluruh pintu

4.4. Evakuasi Area


Zona 1 (ranap)

Penanggung Jawab : .

Tempat Berkumpul :

Titik Kumpul : halaman depan RS Tebet Jakarta

a. Tujuan Rencana Evakuasi Kebakaran Unit

i. Untuk memastikan adanya perlindungan terhadap nyawa

manusia (human lives) pada saat terjadi kebakaran.

ii. Menetapkan rencana evakuasi yang sistematis dan sesuai

untuk masing masing unit.

b. Prasarana Kritikal

Nama Barang Nama Lokasi


APAR
Hidrant -
Disaster kit : Kotak P3K, Belum ada
10 Karung Bagor (untuk pembungkus
dokumen dan peralatan penting),
center baterai 3, gunting, tali tambang
10 m, dan spidol merah besar
permanen)
Telepon Nurse station
Panel Alarm Kebakaran
Panel Listrik
Emergency Lamp Belum ada
Lampu Portable dengan baterai Nurse station

e. Rute Evakuasi

1. Ruang perawatan dan nurse station berkumpul di loby depan

nurse station

2. Menuju tangga darurat di depan nurse station lalu turun dan

berkumpul di lobby utama lantai 1 RS Tebet Jakarta.

TUGAS TIM GADAR BENCANA ZONA 1 LANTAI 2


Petugas 1 : .
1 Menghubungi security/K3/informasi
2 Memadamkan sumber api dengan APAR yang tersedia di dekatnya
Melakukan verifikasi keberadaan personil, dokumen dan asset yang
3 dievakuasi di titik kumpul
Melaporkan jumlah personil, dokumen dan asset yang dapat
4 dievakuasi di titik kumpul kepada komandan lapangan

: pengamanan dokumen
PETUGAS 2 (.). Untuk siang dan sore. =>pembagian jadwal emergency di
Pengganti masing masing bagian
Mengevakuasi dokumen dan peralatan yang berada di tempat kerja
1 (absen dan dokumen penting)
2 Menghitung jumlah dokumen dan peralatan yang sudah dievakuasi
3 Mengecek personil yang masih tertinggal atau terjebak
Membuat laporan jumlah dokumen dan peralatan yang sudah
4 dievakuasi kemudian melaporkannya kepada petugas 1

PETUGAS 3 : evakuasi (..) / security


Mengecek ruangan dan kamar mandi untuk memastikan tidak ada
yang tertinggal dan memberi tanda silang pada pintu setelah
1 melakukan pengecekan
2 Memastikan bahwa tidak ada orang yang terjebak di dalam ruangan
3 Menutup, tetapi tidak mengunci seluruh pintu

PETUGAS 3
&4 : kemanan (/ security
1. Mematikan panel listrik di ruang panel
2. Mengevakuasi CPU dan Peralatan Kontrol di ruang Security
3. Mengecek ruangan dan kamar mandi untuk memastikan tidak ada
yang tertinggal dan memberi tanda silang pada pintu setelah
melakukan pengecekan
4. Memastikan bahwa tidak ada orang yang terjebak di dalam ruang
5. Menutup, tetapi tidak mengunci seluruh pintu

BAB VI

TATA CARA EVAKUASI PASIEN


Ada banyak metode, cara dan variasi untuk mengevakuasi.

Pasien yang dapat berjalan (Mandiri Care) selalu di evakuasi PERTAMA.

a. Mandiri Care (Bisa berjalan tanpa bantuan)


Semua pasien yang dapat berjalan di evakuasi paling PERTAMA dengan

pengawalan menuju pintu-pintu keluar ataupun tangga darurat menjauh dari titik

bahaya
b. Parsial Care (Bisa berdiri tapi tidak mampu berjalan)

Menggunakan penyanggah manusia

Pasien dapat berdiri namun tidak mampu

berjalan karena kelemahan fisik dapat dibantu

dengan menggunakan penyanggah manusia

(dipapah) oleh perawat, keluarga, pengunjung

atau orang yang mampu di dekatnya.

Cara : berdiri di samping bagian yang paling

lemah dari pasien tersebut, tarik lengan pasien

yang terdekat menggunakan tangan yang

terjauh dari pasien dan letakan di belakang

leher penolong, tangan penolong yang terdekat

dengan pasien memegang pinggang terjauh

dari penolong, pegang tangan dan pinggang

pasien yang kuat dan berjalan menuju pintu

keluar

Gendong dari belakang


Metode ini digunakan hanya bagi penolong

yang kuat dan pasien lebih kecil dan ringan

dari penolong.

Cara : bantu pasien untuk duduk atau berdiri

di pinggir tempat tidur menghadap ke arah

penolong, penolong berdiri atau setengah

jongkok membelakangi pasien, instruksikan

pasien untuk meletakan tangan nya di bahu

penolong, tangan penolong memegang paha

pasien dari luar dan angkat pasien ke

punggung, jalan secara perlahan ke arah pintu

keluar atau tangga-tangga darurat.

Menggunakan kursi duduk

Kebanyakan jenis kursi dapat/ bisa digunakan

untuk mengevakuasi pasien yang tidak mampu

berjalan namun dalam keadaan sadar. Jenis

kursi yang baik adalah kursi yang lurus.

Cara : Jika memungkinkan penolong terdiri

dari dua orang untuk memindahkan pasien

dari tempat tidur ke kursi duduk. Setelah

pasien didudukan di kursi, ambil selimut

untuk mengikat pinggang pasien ke kursi agar

pasien tidak terjatuh pada saat di evakuasi.


Miringkan kursi ke belakang sehingga kaki

depan menggantung. Lalu pasien segera

dibawa dengan cara yang aman, tenang dan

selamat menuju ke tempat titik kumpul.

Menggunakan kursi roda

Dengan cara : Jika memungkinkan penolong

terdiri dari dua orang untuk memindahkan

pasien dari tempat tidur ke kursi duduk.

Setelah pasien sudah didudukan di kursi,

ambil selimut untuk mengikat pinggang pasien

ke kursi agar pasien tidak terjatuh pada saat di

evakuasi.

Lalu pasien segera dibawa dengan cara yang

aman, tenang dan selamat menuju ke tempat

titik kumpul.

c. Total Care (Butuh bantuan penuh karena tidak bisa berjalan dan berdiri/ kesadaran

menurun/ tidak kooperatif)

Metode evakuasi pasien ini dikerjakan apabila pasien dalam keadaan tidak

sadar, dan alat-alat untuk membantu dalam evakuasi sudah tidak ada lagi.

Dengan Cara
Gambar 1 :

Sebelum memindahkan pasien,

siapkan terlebih dahulu sebuah

selimut yang cukup tebal di lantai

samping tempat tidur pasien yang

Gambar 1 akan di evakuasi.

Gambar 2 :

Lalu letakan bantal di tengah-

tengah selimut dan berada di atas.

Gambar 2
Gambar 3 :

Panggil salah satu orang untuk

membantu mengangkat pasien

dari tempat tidur ke selimut yang

sudah kita siapkan tadi secara

pelan, aman, dengan satu

Gambar 3 komando angkat secara bersama-

sama.

Gambar 4 :

Setelah pasien diletakan di lantai

yang sudah diberi alas selimut

tadi, lalu gulung selimut pada

bagian kaki, sehingga kaki

tertutup selimut dan tampak

sepeti huruf T

Lalu Bawa pasien menuju titik

kumpul, dan biarkan teman yang

tadi membantu untuk menolong


Gambar 4
pasien lainnya untuk di

evakuasi.

Dalam keadaan evakuasi, perlu

diperhatikan penggunaan kursi


roda, kursi duduk, tandu,

brankard, bisa membatasi

pergerakan dalam evakuasi,

bahkan bisa membahayakan,

jadi lakukan metode tersebut

setelah semua pasien-

pengunjung-orang yang akan

dievakuasi yang dapat berjalan

sudah keluar dari ruangan.

BAB IX

PENUTUP

Panduan Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana Instalasi K3 RS Tebet

Jakarta ini dijadikan sebagai acuan pelaksanaan kegiatan Panduan


Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana yang berupa kebijakan, informasi

umum, mitigasi kebakaran, pengorganisasian dalam keadaan darurat, evakuasi

menurut area, dan tata cara evakuasi pasien di RS Tebet Jakarta, dengan tujuan

tercapainya sertifikasi akreditasi paripurna.

Dengan dilaksanakannya Panduan Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana ini

dengan baik dan benar maka diharapkan akan terwujud tercapainya tujuan

sesuai target, tercapainya 100% seluruh proses dalam Panduan Kesiapsiagaan

Tanggap Darurat Bencana.

Mengetahui,

Direktur RS Tebet Jakarta, Penyusun,

Tim K3RS

Anda mungkin juga menyukai