Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL PENELITIAN

Iritasi Saluran Nafas pada pekerja bengkel Toyota Kalla

Muhammad Ikbal
Sub-departemen Kedokteran Okupasi, Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin

ABSTRAK oleh inhalasi debu, bahan kimia, atau


Latar belakang : Penyakit Akibat Kerja protein. "Pneumokoniosis" adalah istilah
adalah penyakit yang mempunyai yang digunakan untuk penyakit yang
penyebab yang spesifik atau asosiasi yang berhubungan dengan menghirup debu
kuat dengan pekerjaan, pada umumnya mineral.Tingkat keparahan penyakit ini
terdiri dari satu agen penyebab, harus ada berhubungan dengan bahan dihirup dan
hubungan sebab akibat antara proses intensitas dan durasi paparan. Bahkan
penyakit dan hazard di tempat kerja. Faktor orang yang tidak bekerja di industri dapat
Lingkungan kerja sangat berpengaruh dan mengembangkan kerja dis mudah
berperan sebagai penyebab timbulnya melalui paparan langsung. Meskipun
Penyakit Akibat Kerja. Penyakit Akibat penyakit ini telah didokumentasikan
Kerja (PAK) (Occupational Diseases) sejauh Yunani kuno dan Roma, kejadian
adalah penyakit yang disebabkan oleh penyakit meningkat secara dramatis
pekerjaan atau lingkungan kerja dengan perkembangan industry modern.
(Permenaker No. Per. 01/Men/1981) yang
akan berakibat cacat sebagian maupun Metode : Penelitian ini menggunakan
cacat total. Cacat Sebagian adalah metode penelitian deskriptif dengan
hilangnya atau tidak fungsinya sebagian pendekatan cross sectional melalui proses
anggota tubuh tenaga kerja untuk selama- walk through survey. Data yang digunakan
lamanya. Sedangkan Cacat Total adalah berupa kebiasaan responden dan data
keadaan tenaga kerja tiadak mampu bekerja faktor-faktor pencetus Iritasi Saluran
sama sekali untuk selama-lamanya Nafas, seperti faktor fisik dan status
penyakitparu-paru kerja adalah kelompok kesehatan pekerja yang memungkinkan
yang luas dari diagnosa yang disebabkan terjadinya Iritasi Saluran Nafas. Data

1
pengukuran adanya kecenderungan iritasi disebabkan dan diperberat oleh faktor
saluran nafas dan batuk batuk dengan lingkungan dan kimia. Bahan bahan yang
menggunakan check list. iritatif terhadap saluran nafas seperti debu,
Sampel dalam penelitian ini adalah tungau, bahan bahan berbau bahan bahan
pasien dengan gejala iritasi saluran nafas kimia seperti polyurethane dapat
dan batuk batuk yang berlangsung saat mencetuskan atau memperberat iritasi
melakukan pekerjaan. Distribusi sampel saluran nafas.
penelitian berdasarkan jenis pekerjaan
yang dilakukan didapatkan hasil 2 pekerja LATAR BELAKANG
dari 5 pekerjamengalami keluhan iritasi Lingkungan kerja merupakan
saluran nafas dan batuk batuk tempat yang potensial memengaruhi
kesehatan pekerja. Faktor-faktor yang
Hasil :
dapat memengaruhi kesehatan pekerja
Prevalensi Iritasi Saluran Nafas,
antara lain faktor fisik, faktor kimia, dan
Yaitu sebesar 50 % yang didapatkan
faktor biologis
dideskripsikan sebagai sebuah epidemik.
Kesehatan dan kerja sangat erat
Sekitar 40 persen (2 pasien) daripopulasi
hubungannya sebab lingkungan kerja dapat
pernah menderita iritasi saluran nafas dan
memengaruhi kesehatan seseorang.
batuk batuk paling tidak sekalidalam
Pekerja mungkin saja terpapar dengan
hidupnya. Pada penelitian kali ini
mesin-mesin berbahaya, bahan kimia
didapatkan bahwa terdapat hubungan
berbahaya, ataupun situasi kerjayang
prevalensi iritasi saluran nafas dan batuk
penuh tekanan. Oleh karena itu, diperlukan
batuk yang terjadi pada pekerja yang
pelayanan kedokteran okupasi yang.baik.
berprofesi sebagai pekerja bangkel di
Pelayanan kesehatan primer kedokteran
kelurahan Abdul Daeng Sirua dengan
okupasi adalah pelayanan kesehatan yang
faktor egonomis dan faktor fisik yang
diberikan kepada pekerja, baik sebagai
terdapat pada pasien.
individu maupun komunitas pekerja pada
Kesimpulan : Iritasi Saluran Nafas tingkat primer.
disebabkan oleh faktor kimiadi lingkungan Iritasi Saluran Nafas di indonesia
kerja yang berhubungan dengan merupakan masalah kesehatan yang nyata.
Menghirup zat kimia Polyurethane dan Sebuah studi yang dilakukan oleh Yang C,
Polyester Putty selama delapan jam setiap Chang W, Chung H, menemukan fakta
hari.Hal ini dibuktikan dari banyaknya bahwa pengelolaan sampah secara manual
penyakit saluran nafas yang bisa pada beberapa Negara berkembang.

2
Dengan demikian, pekerjaan tersebut Iritasi Saluran Nafas.akan tetapi, penelitian
membutuhkan kekuatan fisik untuk pada studi cross sectional terdapat
mengangkat dan memindahkan bahan beberapa kelemahan yaitu kurangnya
kimia ke alat cat yang digunakan. jumlah kasus yang didapatkan, berat-
Pravelensi iritasi saluran nafas pada ringannya kasus yang sulit ditentukan
pekerja bengkel mobil lebih besar dari karena keterbatasan sarana pemeriksaan
cidera kantoran. Studi lain dilakukan oleh dan kurangnya waktu yang didapatkan
et al. (1995) menemukan bahwa iritasi untuk melanjutkan survey. Selain itu,
saluran nafas merupakan masalah yang penelitian dengan studi ini
rentan pada pekerja bengkel mobil Hal ini tidakmenggambarkan perjalanan penyakit,
disebabkan karena selama proses insiden, maupun prognosis penyakit.
pengumpulan bahan dan pengerjaan bahan Bahan yang digunakan pada survei
cat mobil beresiko menghirup inhalasi zat ini adalah checklist yang di buat. Checklist
zat kimia berbahaya. ini dibuat berdasarkan informasi yang
diperlukan dari tujuan survei dilakukan.
METODE Pada survei ini, informasi yang diperlukan
Penelitian ini menggunakan metode adalah ada tidaknya faktor hazard, alat
penelitian deskriptif dengan pendekatan kerja apa yang digunakan, alat pelindung
cross sectional melalui proses walk diri yang digunakan, ketersediaan obat
through survey. Data yang digunakan P3K di tempat kerja, keluhan atau penyakit
berupa kebiasaan responden, dan data yang dialami pekerja dan upaya
faktor-faktor pencetus Iritasi Saluran pengetahuan mengenai K3 kepada pekerja
Nafas, seperti faktor kimia dan faktor fisik. bengkel.
Data yang digunakan berupa posisi kerja Peralatan yang diperlukan untuk
responden, postur kerja, perulangan melakukan walk through survey antara
(repetiting) dan pekerjaan dilakukan secara lain:
praktis atau manual. Alat tulis menulis: Berfungsi sebagai
Sampel dalam penelitian ini adalah media untuk pencatatan selama survey
pasiendengan keluhan batuk batuk dan dilakukan.
sesak yang masih berlangsung saat Kamera digital: Berfungsi sebagai alat
melakukan pekerjaan. Distribusi sampel untuk memotret kegiatan dan
penelitian berdasarkan jenis pekerjaan lingkungan bengkel toyota kalla.
yang dilakukandidapatkan hasil 2 pekerja
dari 5pekerja yang mengalami keluhan

3
Check List: Berfungsi sebagai alat petugas dan menginventaris upaya-upaya
untuk mendapatkan data primer K3 yang telah dilakukan mencakup
mengenai survey yang dilakukan. kebijakan K3, upaya pengendalian,
Cara survey yang dilakukan adalah pemenuhan peraturan perundangan dan
dengan menggunakan Walk Through sebagainya.1-5
Survey. Teknik Walk Through Survey juga Survey dilakukan di Jalan urip
dikenali sebagai Occupational Health sumoharjo dengan jadwal survey selama 5
Hazards. Untuk melakukan survei ini, hari, yaitu :
dapat dimulai dengan mengetahui tentang
manajemen perencanaan yang benar, No. Tanggal Kegiatan
berdiskusi tentang tujuan melakukan
survey, dan menerima keluhan-keluhan - Melapor ke bagian
1. 30
baru yang releven. K3 RS Ibnu Sina
oktober
Bahaya apa dan dalam situasi yang - Pengarahan
2017
bagaimana bahaya dapat timbul, kegiatan
merupakan sebagai hasil dari
penyelenggaraan kegiatan Walk Through 2. 31
- Pembuatan proposal
Survey. Mengenal bahaya, sumber bahaya oktober
walk through survey
dan lamanya paparan bahaya terhadap 2017
pekerja.5
Pihak okupasi kesehatan dapat 3. 1
kemudian merekomendasikan monitoring - Walk through
november
survey untuk memperoleh kadar kuantitas survey
2017
eksposur atau kesehatan okupasi mengenai
risk assessment. - Pembuatan
4. 2
Walk Through Survey ini bertujuan laporanwalk through
November
untuk memahami proses produksi, denah survey
2017
tempat kerja dan lingkungannya secara - Pembuatan status
umum. Selain itu, mendengarkan okupasi
pandangan pekerja dan pengawas tentang - Pembuatan artikel
K3, memahami pekerjaan dan tugas-tugas status okupasi
pekerja, mengantisipasi dan mengenal - Presentasi walk
5. 3
potensi bahaya yang ada dan mungkin through survey
akan timbul di tempat kerja atau pada

4
November - Presetasi status ada. Riwayat Hipertensi dan Diabetes
okupasi Tidak ada Riwayat kecelakaan tidak ada.
2017
Pemeriksaan fisik tidak ada kelainan
Dari 5 orang responden yang
diwawancarai yaitu sebanyak 2 responden
HASIL (40 %) yang mengalami Iritasi Saluran
Pada penelitian ini diambil sampel Nafas sedangkan responden yang tidak
dari pekerja di Jalan urip sumoharjo, dari mengalami keluhan Iritasi Saluran Nafas
perhitungan sampel didapatkan sampel yaitu sebanyak 3 responden (60%).
sebanyak 2 dari 5 pekerja (total jumlah Berdasarkan penelitian yang telah
karyawan yang diwawancarai). dilakukan pada pekerja tersebut, keluhan
Jumlah responden keseluruhan yang utama timbul adalah batuk dan sesak
yang berjumlah 5 orang yang mana dari nafas.
keseluruhan responden tersebut terdapat 2 Berdasarkan hasil penelitian yang
orang yang bertugas sebagai pengecat dico berdasar pada Hazard yaitu faktor
(responden yang mengalami Iritasi Saluran ergonomis yang ditinjau dari segi posisi,
Nafas), 1 orang yang bertugas sebagai dari 1 orang yang mengalami low back
kasir, 2 orang juga bekerja sebagai Pekerja pain terdapat 2 orang yang bekerja dengan
Bengkel . posisi yang sama (33,33%) dan terdapat 3
Dari rencana waktu yang telah orang responden (2 orang pengemudi truk
ditetapkan, terkumpul data yang dan 1 orang sebagai pengawas) yang
didapatkan dari check list yang dibuat. memiliki posisi yang berubah dalam kurun
Dari hasil check list diperoleh pekerja waktu 10 menit (50 %).
yang berusia 28 tahun dan telah bekerja
sebagai petugas dico selama 7 tahun. DISKUSI
Mengeluh Batuk batuk dirasakan sejak tiga Penyakit paru-paru kerja adalah
hari yan lalu. Batuk batuk dirasakan kelompok yang luas dari diagnosa yang
hilang-timbul. Batuk batuk memberat jika disebabkan oleh inhalasi debu, bahan
pasien mengecat mobil dengan dico. Batuk kimia, atau protein. "Pneumokoniosis"
batuk berkurang saat pasien berisirahat. adalah istilah yang digunakan untuk
Untuk mengurangi Batuk batuk, biasanya penyakit yang berhubungan dengan
pasien berhenti sejenak dari pekerjaannya. menghirup debu mineral. Tingkat
Sampai sekarang pasien belum pernah keparahan penyakit ini berhubungan
periksa ke dokter. Riwayat demam tidak dengan bahan dihirup dan intensitas dan

5
durasi paparan. Bahkan orang yang tidak dibedakan dengan penyakit paru lainnya.
bekerja di industri dapat Dengan demikian penyebab penyakit paru
mengembangkan kerja dis mudah kerja atau lingkungan harus dievaluasi dan
melalui paparan langsung. Meskipun ditata laksana secara berkala.
penyakit ini telah didokumentasikan
sejauh Yunani kuno dan Roma, kejadian 2. Pajanan di tempat kerja dapat
penyakit meningkat secara dramatis menyebabkan lebih dari satu penyakit atau
dengan perkembangan industri modern kelainan, misalnya kobal dapat
menyebabkan penyakit pada parenkim
Gambaran Umum Penyakit Paru Kerja
paru atau saluran napas.
3. Beberapa penyakit paru disebabkan
Penyakit paru kerja adalah penyakit atau oleh berbagai faktor, dan faktor pekerjaan
kerusakan paru disebabkan oleh debu, uap mungkin berinteraksi dengan faktor
atau gas berbahaya yang terhirup pekerja lainnya. Misalnya risiko menderita
di tempat kerja. Berbagai penyakit paru penyakit kanker pada pekerja terpajan
dapat terjadi akibat pajanan zat seperti debu asbes yang merokok, lebih besar
serat, debu, dan gas yang timbul pada dibandingkan pekerja yang terpajan
proses industrialisasi. Jenis penyakit paru asbestos atau rokok saja.
yang timbul tergantung pada jenis zat 4. Dosis pajanan penting untuk
pajanan, tetapi manifestasi klinis penyakit menentukan proporsi orang yang terkena
paru kerja mirip dengan penyakit paru lain penyakit atau beratnya penyakit. Dosis
yang tidak berhubungan dengan kerja. umumnya berhubungan dengan beratnya
Penyakit paru kerja ternyata merupakan penyakit pada penderita yang
penyebab utama ketidakmampuan, mengalami toksisitas langsung
kecacatan, kehilangan hari kerja dan
kematian pada pekerja. nonimunologi seperti pneumonia toksik
kimia, asbestosis atau silikosis. Pada
Karakteristik penyakit paru kerja penyakit keganasan atau immune-
mediated, dosis biasanya lebih
Terdapat beberapa karakteristik penyakit berhubungan dengan insidens
paru kerja yaitu: dibandingkan beratnya penyakit.
5. Ada perbedaan kerentanan pada
1. Penyakit paru kerja mempunyai setiap individu terhadap pajanan zat
gejala yang tidak khas sehingga sulit tertentu. Faktor pejamu yang berperan

6
dalam kerentanan terhadap agen populasi rentan
lingkungan masih belum banyak diketahui,
tetapi diduga meliputi faktor genetik yang Dalam kebanyakan kasus, penyakit ini
diturunkan maupun faktor yang didapat adalah buatan manusia, yang dihasilkan
seperti diet, penyakit paru lain dan pajanan dari debu anorganik keterpaparan selama
lainnya. penambangan, pengolahan, atau
6. Penyakit paru akibat pajanan di manufaktur. Di New York dan New Jersey
tempat kerja atau lingkungan biasanya pada 1970-an, asbestosis dapat didiagnosis
timbul setelah periode laten yang dapat pada lebih dari 70 persen dari asbes insula-
diduga sebelumnya. pekerja tion dengan lebih dari 20 tahun
paparan . Setelah pengenalan lembaga
Untuk menentukan apakah penyakit paru regulator dan diundangkannya peraturan
disebabkan oleh pekerjaan atau debu dan penegakannya, ini tingkat
lingkungan, harus ditentukan penyakitnya, prevalensi yang tinggi dan lain-lain
ditentukan sifatnya, kemudian ditentukan menurun drastis. Misalnya, prevalensi
tingkat pajanan di tempat kerja atau pneumokoniosis pekerja batubara turun 5
lingkungan yang mungkin menjadi persen di antara penambang
penyebab. Beberapa kriteria yang dengan eksposur yang lebih besar dari 25
digunakan untuk menentukan bahwa suatu tahun. The pneumoconiosis terutama
penyakit memang disebabkan oleh agen di mempengaruhi mereka yang terpapar di
tempat kerja atau lingkungan, antara lain tempat kerja, tetapi paparan lingkungan
gejala klinis dan perkembangannya sesuai dapat membuat orang lain sakit juga.
dengan diagnosis, hubungan sebab akibat isolator asbes mengekspos istri dan anak-
antara pajanan dan kondisi diagnosis telah anak mereka dengan membawa pulang
ditentukan sebelumnya atau diduga kuat pakaian asbes tertutup mereka, dan
berdasarkan kepustakaan medis,
epidemiologi atau toksikologi, terdapat
pajanan yang diduga sebagai penyebab pabrik-pabrik asbes dan tambang
penyakit serta tidak ditemukan diagnosis mengekspos warga lingkungan terdekat.
lain. (Ikhsan, 2010)

eksposurberbedamenghasilkanpenyakitya
ngberbeda.Denganpaparansilika,penyakit
Epidemiologi, prevalensi, beban ekonomi, klasik dan yang paling umum adalah

7
silikosis kronis, yang mengembangkan permukaan partikel lebih kimia aktif.
dekade setelah paparan dan partikel silika ini diambil oleh sel-sel
ditandaiolehnodulsilicotic,terutamadilobu khusus (makrofag), yang menjadi aktif
satasparu- dan melepaskan oksidan, enzim, faktor
paru,dan"cangkang"kalsifikasikelenjarget pertumbuhan, dan mediator inflamasi
ah bening. Temuan ini tidak selalu lainnya (sitokin). Makrofag akhirnya
memiliki gejala klinis. Lebih tinggi mati dan melepaskan silika, yang
paparan intensitas dapat menghasilkan dicerna. Silika partikel ini kemudian
akselerasi atau akut silikosis, dimana diambil oleh macrophages lain, dan
gejala berkembang jauh lebih awal. proses ini diabadikan. Seperti sel-sel
Silikosis akut adalah yang paling sering, inflamasi lainnya direkrut ke alveoli,
tetapi juga memiliki tingkat kematian proses terus mengumpulkan momentum,
tertinggi. Bentuk dipercepat dan kronis sehingga kerusakan pada sel-sel lebih
silikosis dapat menjadi silicosis rumit dan jaringan disekitar mereka.
atau fibrosis masif progresif, di mana
nodul silicotic menyatu menjadi lesi
yang lebih besar di lobus atas paru-paru,
dan pasien mengembangkan peningkatan Dalam kasus asbes, serat yang sama
kesulitanbernapas. dihirup, diambil oleh makrofag dan
diangkut ke ruang pleura. Makrofag yang
Patofisiologi, penyebab: genetik, lingkungan, diaktifkan menghasut peradangan yang
mikroba dapat berkembang menjadi fibrosis jika
partikel tidak dibersihkan. Jika makrofag
Pada silikosis, baik (kurang dari 5 tidak dapat menghilangkan serat, partikel
mikrometer) partikel udara silica Kristal seperti jarum yang dibulatkan oleh
yang terhirup dan disimpan di bronkiolus protein yang mengandung besi
terkecil dan alveoli tetangga mereka. (hemosiderin), membentuk apa yang
Bentuk penyebab penyakit silika kuarsa, disebut "tubuh asbes." Tingkat penyakit
kristobalit, tridimit, tidak hanya tergantung pada jenis
danstishovite. Persis bagaimana mineral asbes tetapi juga pada intensitas
kerusakan terjadi tidak sepenuhnya dan lamanya paparan.
dipahami ,namun diyakini bahwa partikel
baru retak silika adalah yang paling Pencegahan, pengobatan, tetap sehat,
berbahaya, masalah-cakap karena prognosis

8
an, puncak insiden penyakit mungkin
Untuk asbes, batubara, dan penyakit yang terbentang di depan. Prognosis untuk
berhubungan dengan silika, tidak ada mesothelioma dan kanker paru-paru
pengobatan lain selain mengoptimalkan adalah suram, dengan kurang dari 20
kesehatan saat pasien dan mencegah persen tingkat kelangsungan hidup 5
paparan lebih lanjut. Prognosis bervariasi tahun. Untuk semua individu yang
tergantung pada beratnya penyakit. Orang terpapar asbes, ada kebutuhan untuk
dengan CWP sederhana atau silikosis surveilans untuk pembangunan
klasik mungkin tidak pernah mengalami keganasan.
gejala, sedangkan hasil CWP rumit dalam
kekurangan tenaga pernafasan parah dan
kematian. Meskipun bahan ini hadir di
Batu bara hanya digunakan sebagai
alam, itu adalah pertambangan dan
bahan bakardan, karena itu, paparan
penggunaan komersial yang menghasilkan
terbatas pada penambang. peraturan
paparan racun bagimanusia.
agresif di industri batubara telah
mengakibatkan penurunan beban
produksi di seluruh dunia dari asbes penyakit. Pada tahun 1969, Federal
memuncak pada tahun 1970-an, tetapi Tambang Batubara Kesehatan dan
masih ada lebih dari 2 juta ton asbes Undang-Undang Keselamatan disahkan,
ditambang pada tahun 2000. Pada tahun yang dimasukkan ke dalam standar
2005, Collegium Ramazzini, sebuah tempat yang dirancang untuk
organisasi internasional entists sci- kerja memastikan bahwa kumulatif
dan lingkungan, menyerukan larangan keterpaparan selama rentang karir khas
seluruh dunia pada penggunaan dari 25 tahun tidak akan melebihi tingkat
komersial dari asbes, tetapi Diperkirakan diketahui menyebabkan gangguan
bahwa di seluruh dunia 125 juta orang pernapasan. Efektif pada tahun 1980,
masih terpapar asbes di tempat kerja, dan standar debu tambang batubara terhirup
90.000 orang meninggal setiap tahun menurun 3-2 miligram per meter kubik
akibat kanker paru-paru, thelioma meso (mg / m 3). Peraturan ini telah melayani
ganas, dan asbestosis sekunder untuk untuk menurunkan tingkat prevalensi
paparan asbes. Selain itu, karena CWP kalangan pekerja tambang 25 tahun
penggunaan asbes telah dilarang di dari 20 persen pada tahun 1987 untuk
Amerika Serikat hanya sejak tahun 1990- sedikit lebih dari 5 persen pada tahun

9
2002. Dalam hubungannya dengan memiliki pilihan untuk mentransfer ke
standar-standar ini, langkah-langkah daerah yang lebih rendah-debu (kurang
pencegahan sekunder juga mengharuskan dari 1 mg / m 3) dan menerima
semua penambang batu bara untuk pengawasan meningkat. Semua pasien
menerima skrining medis yang teratur. diimbau untuk berhenti merokok, dan
Selain itu, jika seorang pekerja perawatan lain yang ditawarkan sebagai
menunjukkan tanda-tanda CWP, ia indikasi klinis.

REFERENSI

1. Rom WN. 2007. Occupational Lung Disease. England : Lippincot and Williams

2. Ahmad, Noor. 2014. Penyakit Paru Akibat Kerja. Indonesia

3. James A. 1986. Occupational Respiratory Disease. US Department of Health and Service

10

Anda mungkin juga menyukai