Anda di halaman 1dari 5

TEKNIK REKLAMASI

Dengan metode tambang terbuka (open pit) yang dilakukan PT. Berau Coal sampai
sekarang, lahan bekas penambangan yang sudah selesai di tambang segera
dilakukan reklamasi dan revegetasi. Reklamasi merupakan kegiatan untuk merehabilitasi
kembali lingkungan yang telah rusak baik itu akibat penambangan atau kegiatan yang lainnya.
Rehabilitasi ini dilakukan dengan cara penanaman kembali atau penghijauan suatu kawasan yang
rusak akibat kegiatan penambangan tersebut. Pelaksanaan reklamasi dan revegetasi ,
dapat dilakukan pula secara bersamaan sejauh dengan kemajuan aktifitas
penambangan. Untuk bekas tambang yang tidak dapat ditutup kembali,
pemanfaatan dapat dilakukan dengan berbagai cara serta tetap memperhatikan
aspek lingkungan, seperti untuk pemanfaatan sebagai kolam cadangan air,
pengembangan ke sektor wisata air, pembudidayaan ikan.
Kegiatan pengelolaan pengupasan tanah dan penimbunan tanah, tidak dapat
dilepaskan dari proses bagaimana tanah yang diangkut dibawa ke lokasi
penimbunan tanah (soil stockpile).

Penyelamatan Soil

Kadang tanah hasil pengupasan segera digunakan sebagai pelapis tanah yang telah
ditentukan elevasi dan kemiringannya. Selanjutnya, dilakukan proses perapian dan
pembuatan drainase serta jalan untuk memudahkan penanaman dan pemeliharaan
tanaman reklamasi. Untuk mengurangi proses terjadinya erosi dan untuk
meningkatkan kesuburan tanah di daerah penimbunan dan reklamasi permanen,
lapisan tanah penutup ini diperlukan penanaman dengan menggunakan tanaman
penutup tanah (cover crops) jenis polongan.
Untuk keperluan tanaman reklamasi, pembibitan menjadi bagian yang sangat
penting. Fasilitas pembibitan untuk memproduksi semai atau bibit yang diperluan
untuk revegetasi, diperlukan beberapa jenis tanaman yang menjadi pilihan antara
lain sengon, kaliandra, johar, trembesi, ketapang, angsana, mahoni, meranti,
gaharu, sungkei, sawit, dan kakao.

REVEGETASI LAHAN BEKAS TAMBANG

Untuk penanaman tanaman penutup tanah (cover crops), Berau Coal memilih
campuran jenis tanaman polongan seperti Centrasema pubescens, Colopogonium
mucoides, mucuna.Jumlah 200 kg per hektar. Sistim yang dipilih, adalah jalur atau
spot pada daerah yang direvegetasi.

Penanaman Cover Crops Sistem Spot

Penanaman LCC Sistem Paritan Pada Slop

Penanaman LCC Sistem Paritan


Kombinasi LCC ( CM, CP, Mucuna)

Selanjutnya, penanaman tanaman pioner atau tanaman yang cepat tumbuh


dilakukan bersamaan dengan penanaman cover crops. Jarak yang dipilih 4m X 4m
dan 5m X 5m.

Penanaman Pionir dan LCC

Pemasangan Plang Revegetasi


Tanaman Pioner (Sengon Laut) untuk Revegetasi

Perawatan Tanaman Sistem Jalur

Untuk pilihan tanaman sisipan yang umurnya lebih lama, dilakukan setelah daerah
reklamasi berumur sekitar 2-3 tahun. Proses waktu lebih untuk mendapatkan agar
kondisi tajuknya mencukup, sehingga iklim mikro mendukung tanaman jenis sisipan.
Jarak lebih disesuaikan dengan jenis tanamannya, namun biasanya 5m x 5m dan
10m X 10m.
Penyebaran tanaman penutup tanah dengan bantuan hydroseeding juga telah
diperaktekkan di Berau Coal. Luasan yang diuji sebesar 40 ha, dan difokuskan pada
area reklamasi yang cukup curam yang tidak dapat dikerjakan secara manual.
Dalam kurun waktu 2 minggu, biji tanaman penutup tanah (cover crops) sudah
terlihat tumbuh.
Untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan pertumbuhan tanaman pada lahan bekas
tambang, dapat ditentukan dari presentasi daya tumbuhnya, presentasi penutupan
tajuknya, pertumbuhannya, perkembangan akarnya, penambahan spesies pada
lahan tersebut, peningkatan humus, pengurangan erosi dan fungsi sebagai filter
alam. Dengan cara ini, dapat diketahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang
dicapai dalam merestorasi lahan bekas.
Terakhir untuk mendapatkan keberhasilan revegetasi, dilakukan dengan
pemeliharaan rutin meliputi pemupukan berkala, penyaringan, pendangiran,
pemangkasan dan penyulaman.

Tanaman Sisipan (Jenis buah-buahan)

Perawatan Tanaman Sisipan


http://wwwenvdept-environmental.blogspot.co.id/p/reklamasi-revegetasi_11.html

Anda mungkin juga menyukai