Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, tugas
manajemen ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Tugas ini berjudul Transplantasi
Organ akan menjadi tugas pertama kami dalam mata kuliah etika & hukum keperawatan.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada para pihak yang turut serta membantu
kelancaran tugas kami.

Tidak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan makalah kami ini. Kami juga
berharap untuk menerima kritik dan saran, agar penugasan makalah selanjutnya dapat
menjadi lebih baik dari sebelumnya dan sesungguhnya semua itu bersifat membangun.
Semoga makalah yang kami buat ini bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih

Tangerang, Oktober 2015

Penulis

1
Daftar Isi

Kata Pengantar.................................................................................................................... 1
Daftar Isi.............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 3
A. Latar belakang................................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah................................................................................................ 4
C. Tujuan............................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN TEORI............................................................................................... 5
BAB III PEMBAHASAN .............................................................................................. 16
BAB IV KESIMPULAN ................................................................................................ 17
BAB IV SARAN ............................................................................................................ 18
Daftar Pustaka...................................................................................................................... 19

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan dan kemajuan zaman yang sangat pesat saat ini memberikan
dampak secara global diberbagai bidang, salah satunya adalah kemajuan di bidang
kedokteran dan kesehatan yaitu teknik transplantasi organ. Transplantasi organ adalah
tindakan medis berupa pendonoran atau pemindahan seluruh maupun sebagian organ
dari satu tubuh ke tubuh yang lain, atau dari satu tempat ke tempat yang lain pada
tubuh yang sama. Transplantasi ini ditujukan untuk menggantikan organ yang rusak
atau tak berfungsi pada penerima dengan organ lain yang masih berfungsi dari donor.
Donor organ dapat berasal dari seseorang yang masih hidup ataupun telah meninggal.

Sejak kesuksesan transplantasi yang pertama kali berupa ginjal dari donor kepada
pasien gagal ginjal pada tahun 1950 di Chicago, perkembangan di bidang
transplantasi maju pesat. Permintaan untuk transplantasi organ terus mengalami
peningkatan melebihi ketersediaan donor yang ada. Sebagai contoh di China, pada
tahun 1999 tercatat hanya 24 transplantasi hati, namun tahun 2000 jumlahnya
mencapai 78 angka. Sedangkan tahun 2003 angkanya bertambah 356. Jumlah terebut
semakin meningkat pada tahun 2004 yaitu 507 kali tnsplantasi. Tidak hanya hati
jumlah transplantasi keseluruhan organ di china memang meningkat drastic.
Setidaknya telah terjadi 3 kali lipat melebihi Amerika Serikat .ketidak seimbangan
Antara jumlah pemberi organ dengan penerima organ hamper terjadi di seluruh dunia.

Ketika tingkat keberhasilan tranplantasi organ semakin meningkat maka permintaan


atas organ dan jaringan tubuh manusia yang dijadikan donor juga akan meningkat.
Pada awal mula perkembangan teknologi tranplantasi jaringan tubuh manusia, sumber
donor berasal dari pihak keluarga semata namun seiring dengan perkembangannya
berkembang ke lingkar yang lebih luas.Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat,
setiap tahun terjadi 21.000 pencangkokan hati. Padahal, berdasarkan pakar medis,
jumlah permintaan sebenarnya paling sedikit 90.000.selain itu, permintaan akan ginjal
juga melebihi persediaan yang ada. Hasilnya, harga organ tubuh melonjak tajam. Ini
menjadi salah satu factor pendukung maraknya perdagangan organ tubuh manusia di
pasar gelap. Di Mesir sebuah ginjal berharga USD 5.300, sementara di Istambul

3
Turki harganya bias mencapai USD 30.700. Di China, harga liver bahkan menembus
USD 34.380.

Saat ini di Indonesia transplantasi organ ataupun jaringan diatur dalam UU No. 23
tahun 1992 Tentang Kesehatan. Sedangkan peraturan pelaksanaannya diatur dalam
peraturan pemerintah No. 18 Tahun 1981 tentang Bedah Mayat klinis dn Bedah
Mayat Anatomis serta Transplantasi alat atau Jaringan Tubuh Manusia.

Pada makalah ini akan dibicarakan lebih lanjut mengenai transplantasi organ dan
berbagai macam klasifikasinya serta peninjauan mengenai etika moral dari segi
hukum maupun agama.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Transplantasi Organ

C. Tujuan
1. Menjelaskan Pengertian dari Transplantasi Organ
2. Menjelaskan Transplantasi Organ Dilihat dari Segi Agama
3. Menjelaskan Transplantasi Organ Dilihat dari Segi Norma dan Hukum
4. Menjelaskan Permasalahan Kode Etik Tentang Transplantasi Organ

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Transplantasi menurut Dr. Robert Woworuntu dalam bukunya Kamus Kedokteran dan
Kesehatan yang berarti pencangkokan. Dalam kamus kedokteran DORLAND dijelaskan
bahwa transplantasi berasal dari bahasa Inggris transplantation berarti penanaman
jaringan yang diambil dari tubuh yang sama atau dari individu lain. Berdasarkan UU no.
23 tahun 1992 tentang kesehatan transplantasi adalah tindakan medis untuk memindahkan
organ dan atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain atau tubuh
sendiri dalam rangka pengobatan unruk mengganti jaringan dan atau organ tubuh yang
tidak berfungsi dengan baik.
Jadi menurut kami transplantasi organ adalah pencangkokan organ yang diambil dari
tubuh yang sama atau dari orang lain dengan persyaratan dan kondisi tertentu.

B. Tujuan Transplantasi Organ


Transplantasi organ merupakan suatu tindakan medis memindahkan sebagian tubuh
atau organ yang sehat untuk menggantikan fungsi organ yang sejenis yang tidak dapat
berfungsi lagi. Transplantasi organ biasanya dilakukan pada stadium terminal suatu
penyakit, dimana organ yang ada tidak dapat menanggung beban karena fungsinya yang
sudah hilang oleh suatu penyakit.Transplantasi pada dasarnya bertujuan untuk:
1. Tingkat dihajatkan merupakan transplantasi pengobatan dari sakit atau cacat, apabila
tidak dilakukan tidak akan menimbulkan kematian, contohnya: transplantasi cornea
mata
2. Tingkat darurat merupakan transplantasi sebagai jalan terakhir, apabila tidak dilakukan
akan menimbulkan kematian, contonya: transplantasi hati, ginjal, dan jantung

C. Jenis-Jenis Transplantasi Organ


Sedangkan ditinjau dari sudut penerima organ atau resipien, maka transplantasi dapat
dibedakan menjadi:
1. Autotransplantasi
Adalah pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat lain dalam tubuh orang itu
sendiri, biasanya dilakukan pada jaringan berlebih atau pada jaringan yang dapat

5
beregenerasi kembali. Contonya tindakan skin graft pada penderita luka bakar, dimana
kulit donor berasal dari kulit paha yang kemudian dipindahkan pada bagian kulit yang
rusak akibat mengalami luka bakar
2. Homotransplantasi (allotransplantasi)
Adalah pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh seserang ketubuh orang lain.
Misalnya pemindahan jantung dari seseorang meninggal pada orang lain yang masih
hidup.
3. Heterotransplantasi (xenotransplantasi)
Pemindahan organ atau jaringan dari satu spesies ke spesies lain.
4. Autograft
Transplantasi jaringan untuk orang yang sama. Kadang-kadang hal ini dilakukan
dengan jaringan surplus, atau jaringan yang dapat memperbarui, atau jaringan lebih
sangat dibutuhkan di tempat lain (contoh termasuk kulit grafts , ekstraksi vena untuk
CABG , dll) Kadang-kadang autograft dilakukan untuk mengangkat jaringan dan
kemudian mengobatinya atau orang, sebelum mengembalikannya (contoh termasuk
batang autograft sel dan penyimpanan darah sebelum operasi ).
5. Allograft
Allograft adalah suatu transplantasi organ atau jaringan antara dua non-identik anggota
genetis yang sama spesies . Sebagian besar jaringan manusia dan organ transplantasi
yang allografts. Karena perbedaan genetik antara organ dan penerima, penerima sistem
kekebalan tubuh akan mengidentifikasi organ sebagai benda asing dan berusaha untuk
menghancurkannya, menyebabkan penolakan transplantasi .
6. Isograft
Sebuah subset dari allografts di mana organ atau jaringan yang ditransplantasikan dari
donor ke penerima yang identik secara genetis (seperti kembar identik ). Isografts
dibedakan dari jenis lain transplantasi karena sementara mereka secara anatomi identik
dengan allografts, mereka tidak memicu respon kekebalan.
7. Xenograft dan xenotransplantation
Transplantasi organ atau jaringan dari satu spesies yang lain. Sebuah contoh adalah
transplantasi katup jantung babi, yang cukup umum dan sukses. Contoh lain adalah
mencoba-primata (ikan primata non manusia)-transplantasi Piscine dari pulau kecil
(yaitu pankreas pulau jaringan atau) jaringan.
8. Transplantasi Split

6
Kadang-kadang organ almarhum-donor, biasanya hati, dapat dibagi antara dua
penerima, terutama orang dewasa dan seorang anak. Ini bukan biasanya sebuah pilihan
yang diinginkan karena transplantasi organ secara keseluruhan lebih berhasil.
9. Transplantasi Domino
Operasi ini biasanya dilakukan pada pasien dengan fibrosis kistik karena kedua paru-
paru perlu diganti dan itu adalah operasi lebih mudah secara teknis untuk
menggantikan jantung dan paru-paru pada waktu yang sama. Sebagai jantung asli
penerima biasanya sehat, dapat dipindahkan ke orang lain yang membutuhkan
transplantasi jantung. (parsudi,2007).

Dari Segi Pemberi Organ (Pendonor) Jika ditinjau dari sudut penyumbang atau
donor atau jaringan tubuh, maka transplantasi dapat dibedakan menjadi:
1. Transplantasi dengan donor hidup
Transplantasi dengan donor hidup adalah pemindahan jaringan atau organ tubuh
seseorang yang hidup kepada orang lain atau ke bagian lain dari tubuhnya sendiri
tanpa mengancam kesehatan. Biasanya yang dilakukan adalah transplantasi
ginjal, karena memungkinkan seseorang untuk hidup dengan satu ginjal saja.
Akan tetapi mungkin bagi donor hidup juga untuk memberikan
sepotong/sebagian dari organ tubuhnya misalnya paru, hati, pankreas dan usus.
Juga donor hidup dapat memberikan jaringan atau selnya degeneratif, misalnya kulit,
darah dan sumsum tulang.
2. Transplantasi dengan donor mati atau jenazah
Transplantasi dengan donor mati atau jenazah adalah pemindahan organ atau
jaringan dari tubuh jenazah orang yang baru saja meninggal kepada tubuh
orang lain yang masih hidup. Pengertian donor mati adalah donor dari seseorang
yang baru saja meninggal dan biasanya meninggal karena kecelakaan, serangan
jantung, atau pecahnya pembuluh darah otak. Dalam kasus ini, donasi organ
akan dipertimbangkan setelah usaha penyelematan mengalami kegagalan. Pasien
mungkin meninggal dalam kamar emergensi ataupun dalam kondisi mati
batang otak. Jenis organ yang biasanya didonorkan adalah organ yang tidak
memiliki kemampuan untukregenerasi misalnya jantung, kornea, ginjal dan
pankreas, hati, jantung dan hati

7
D. Transplantasi Organ dipandang dari Sudut Etika Keperawatan
a. Otonomi ( Autonomy)

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berfikir logis dan
mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki
kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang
harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respect terhadap
seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara
rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut
pembedaan diri.Praktik profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai
hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.Jika dikaitkan
dengan kasus transplantasi organ maka hal yang menjadi pertimbangan adalah
seseorang melakukan transplantasi tersebut tanpa adanya paksaan dari pihak manapun
dan tentu saja pasien diyakinkan bahwa keputusan yang diambilnya adalah keputusan
yang telah dipertimbangkan secara matang.

b. Berbuat baik (Beneficience)

Beneficience berarti hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan


pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan
peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan
kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.

c. Keadilan (Justice)

Adil terhadap orang lain dan menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan.
Nilai ini direfleksikan dalam praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi
yang benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan.

d. Tidak merugikan (Nonmaleficience)


Prinsip ini berarti dalam pelaksanaan transplantasi organ, harus diupayakan semaksimal
mungkin bahwa praktek yang dilaksanakan tidak menimbulkan bahaya/cidera fisik dan
psikologis pada klien.
e. Kejujuran (Veracity)

Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran.Nilai ini diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk

8
meyakinkan bahwa klien sangat mengerti.Prinsip veracity berhubungan dengan
kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.Informasi harus ada agar menjadi
akurat, komprehensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan
materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu
yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan. Walaupun
demikian, terdapat beberapa argumen yang menyatakan adanya batasan untuk kejujuran
seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau adanya
hubungan paternalistik bahwa doctors knows best sebab individu memiliki otonomi,
mereka memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang kondisinya.
Kebenaran merupakan dasar dalam membangun hubungan saling percaya.

f. Menepati janji (Fidelity)

Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap
orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan
rahasia klien.Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang untuk mempertahankan
komitmen yang dibuatnya.Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan perawat terhadap
kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan
meminimalkan penderitaan. Dari prinsip-prinsip diatas berarti harus diperhatikan benar
bahwa dalam memutuskan untuk melakukan transplantasi organ harus disertai
pertimbangan yang matang dan tidak ada paksaan dari pihak manapun, adil bagi
pihakpendonor maupun resipien, tidak merugikan pihak manapun serta berorientasi
pada kemanusiaan. Selain itu dalam praktek transplantasi organ juga tidak boleh
melanggar nilai-nilai dalam praktek perawat professional.Sebagai contoh nilai tersebut
adalah, keyakinan bahwa setiap individu adalah mulia dan berharga. Jika seorang
perawat menjunjung tinggi nilai tersebut dalam praktiknya, niscaya seorang perawat
tidak akan mudah membantu melaksanakan praktek transplantasi organ hanya dengan
motivasi komersiil.

E. Transplantasi Organ dipandang dari Sudut Agama


Peranan agama memegang peranan yang paling penting dalam pengaturan mengenai
donasi dan transplantasi organ yang berlaku diseluruh dunia. Oleh karena itu
Indonesia dengan penduduknya yang sangat religius, tidak dapat mengesampingkan

9
begitu saja pandangan agama ini dalam pengaturannya. Agama di Indonesia yang juga
demikian melebur dalam budaya Indonesia, memegang juga peranan penting sebagai
pedoman berperilaku di masyarakat Indonesia. Agama yang ada di Indonesia
menurut Penetapan Presiden (Penpres) No.1/PNPS/1965 junto Undang-undang
No.5/1969 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan Penodaan agama dalam
penjelasannya pasal demi pasal dijelaskan bahwa Agama-agama yang dianut oleh
sebagian besar penduduk Indonesia adalah: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha,
dan Konghucu dan aliran kepercayaan. Khusus agama Konghucu diakui kembali
keberadaannya berdasarkan Keppress No. 6/2000tentang Pencabutan Instruksi Presiden
Nomor 14 Tahun 1967 Tentang Agama, Kepercayaan, Dan Adat Istiadat Cina.
Sehubungan peranan penting agama dalam kehidupan masyarakat Indonesia
dalam hal ini adalah cara pandang terhadap donasi dan transplantasi organ tubuh
manusia di Indonesia, maka pembahasan mengenai transplantasi dan donasi organ
ini meliputi seluruh agama sebagaimana dimaksud dalam Penetapan Presiden no
14 tahun 1967 ini.
1. Pandangan Agama Islam

Agama Islam percaya akan prinsip menyelamatkan nyawa manusia. Mayoritas


ulama Islam dari berbagai penjuru dunia, berdoa bagi kesematan nyawa manusia
dan membolehkan Donasi dan Transplantasi Organ sebagai kebutuhan untuk
kelangsungan hidup manusia. Mengambil pengalaman dari negara-negara muslim
lainnya, dimana praktek Donasi dan Transplantasi Organ telah berlangsung untuk

menyelamatkan nyawa manusia. Sebagaimana Malaysia yang mendasarkan


peraturannya pada Fatwa-fatwa dari ulama yang memiliki reputasi internasional,
juga dari konferensi agama Islam Internasional dan juga organisasi Islam
Internasional disamping fatwa dari Majelis Ulama Malaysia itu sendiri. Kiranya
untuk Indonesia dapat menggunakan fatwafatwa tersebut sebagai dasar dari
kebolehan untuk mendonorkan organ, disamping fatwa yang dikeluarkan oleh
Majelis Ulama Indonesia.

2. Pandangan Agama Budha


"Donor adalah Paramita" yang merupakan tema dari sebuah seminar mengenai
Seminar Donor Kornea Mata dan Organ Tubuh Lain yang ini diselenggarakan
pada hari Sabtu, 15 November 2008, di Jakarta. Dalam agama Buddha dikenal
ajaran Catur Paramitha yaitu mengenai empat budi luhur yang meliputi maitri

10
(memiliki cinta kasih), karuna (suka menolong), mudita (simpati) dan upeksa
(menghargai semua orang). Hal sama dikemukakan oleh Venerable Dr. K. Sri
Dhammananda Nayake Maha Thera J.S.M., Ph.D., D.Litt. yang merupakan
Kepala Pendeta Buddha Tinggi di Malaysia dan Singapura, dalam pendapatnya
mengenai donasi organ sebagaimana dikutip dari website Malaysian Society of
Transplant, menurut pendapat beliau dari sudut pandang agama Buddha, donasi
organ setelah orang meninggal untuk kepentingan perbaikan hidup manusia lain
merupakan perbuatan amal yang terbentuk berdasarkan landasan spriritual atau
jalan religius dalam kehidupan. Lebih lanjut dikatakan bahwa agama Buddha
sangat mendukung kemajuan teknologi kedokteran sebagai bagian dari kemajuan
akal budi manusia untuk mendonasikan organ untuk menolong sesama, tetapi
tidak untuk diperjualbelikan. Donor merupakan karma yang baik yang dapat
menghapuskan karma buruk sebelumnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam
agama Buddha donasi organ merupakan hal luhur untuk menolong sesama.
Keputusan untuk menjadi donor diserahkan kepada masing-masing individu
untuk memutuskan, yang jelas ajaran Buddha sangat mendukung aksi
kemanusiaan untuk menolong sesama melalui donasi organ.
3. Pangdangan Agama Kristen
Pengorbanan dan menolong sesama merupakan dasar ajaran bagi seluruh umat
Kristiani, sehingga keputusan untuk mendonorkan organ merupakan merupakan
hal yang positif. Bagi umat Kristen menolong sesama yang membutuhkan sangat
dianjurkan. Umat Kristen memandang bahwa donasi organ merupakan perbuatan
cinta dan mengikuti teladan Yesus. Di Malaysia, Federasi Agama Kristen
Malaysia juga mendorong umat Kristen untuk membagikan cinta kasih Tuhan
kepada mereka yang sangat membutuhkan penggantian organ atau mengalami gagal
organ. Hal ini harus menjadi bagian dari ajaran Kristen di rumah dan di gereja.
4. Pandangan Agama Katolik
Berbicara mengenai sudut pandang agama Katolik mengenai donor organ tidak bisa
terlepas dari kebijakan Vatikan dalam hal ini adalah Paus sebagai pemimpin agama
Katolik sedunia. Secara umum pandangan agama Catholic tentang donasi organ
dan jaringan adalah merupakan perbuatan amal dan cinta kasih. Transplantasi
secara moral dan etik adalah dapat diterima oleh Vatikan. Paus Benedict XVI yang
merupakan pemimpin agama Katolik Tertinggi saat ini menyatakan To be an organ

11
donor means to carry out an act of love toward someone in need, toward a brother in
difficulty. Donor organ merupakan keputusan individu yang karena tujuan
mulianya dapat melakukannya setiap saat untuk sesama. Sayapun setuju untuk
memberikan organ saya kepada siapa saja yang membutuhkannya.
5. Pandangan Agama Hindu
Menurut ajaran Hindu Donasi dan Transplantasi Organ tubuh dapat dibenarkan
dengan alasan, bahwa pengorbanan (yajna) kepada orang yang menderita, agar dia
bebas dari penderitaan dan dapat menikmati kesehatan dan kebahagiaan, jauh lebih
penting, utama, mulia dan luhur, dari keutuhan organ tubuh manusia yang telah
meninggal. Tetapi sekali lagi, perbuatan ini harus dilakukan diatas prinsip yajna
yaitu pengorbanan tulus iklas tanpa pamrih dan bukan dilakukan untuk maksud
mendapatkan keuntungan material. Alasan yang lebih bersifat logis dijumpai
dalam kitab Bhagawadgita II.22 sebagai berikut: Wasamsi jirnani yatha wihaya
nawani grihnati naro parani, tatha sarirani wihaya jirnany anyani samyati
nawani dehi Artinya: seperti halnya seseorang mengenakan pakaian barudan
membuka pakaian lama, begitu pula Sang Roh menerima badan-badan jasmani yang
baru, dengan meninggalkan badan-badan lama yang tiada berguna. Kematian
adalah berpisahnya Jiwatman atau roh dengan badan jasmani ini. Badan Jasmani
atau sthula sarira (badan kasar) terbentuk dari Panca Maha Bhuta (apah = unsur
cair, prethiwi = unsur padat, teja= unsur sinar, bayu = unsur udara dan akasa =
unsur ether)

F. Transplantasi Organ dipandang dari Sudut Norma dan Hukum


1. Aspek Hukum Transplantasi Organ
Dari segi hukum, transplantasi organ, jaringan dan sel tubuh dipandang sebagai suatu
hal yang mulia dalam upaya menyehatkan dan mensejahterakan manusia, walaupun
ini adalah suatu perbuatan yang melawan hukum pidana yaitu tindak pidana
penganiayaan, tetapi mendapat pengecualian hukuman, maka perbuatan tersebut tidak
lagi diancam pidana, dan dapat dibenarkan.

12
Peraturan transplantasi organ termuat dalam :

Pasal 33 dan 34 UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

Pasal 33
1) Dalam penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan
transplantasi organ dan atau jaringan tubuh, transfusi darah , implant obat
dan atau alat kesehatan, serta bedah pastik dan rekonstruksi.
2) Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh serta transfusi darah
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan hanya untuk tujuan
kemanusiaan dan dilarang untuk tujuan komersial.

Pasal 34

1) Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh hanya dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan
di sarana kesehatan tertentu.

2) Pengambilan organ dan atau jaringan tubuh dari seorang donor harus
memperhatikan kesehatan donor yang bersangkutan dan ada persetujuan ahli
waris atau keluarganya.

3) Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan transplantasi


sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.

2. PP No. 18 Tahun 1981

Dalam PP No.18 tahun 1981 tentang bedah mayat klinis, bedah mayat anatomis dan
transplantasi alat serta jaringan tubuh manusia tercantum pasal tentang transplantasi
sebagai berikut:

Pasal 1 :

a) Alat tubuh manusia adalah kumpulan jaringan-jaringan tubuh yang dibentuk oleh
beberapa jenis sel dan mempunyai bentuk serta faal (fungsi) tertentu untuk tubuh
tersebut.

13
b) Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai bentuk dan faal (fungsi) yang
sama dan tertentu.

c) Transplantasi adalah rangkaian tindakan kedokteran untuk pemindahan organ dan


atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain dalam rangka
pengobatan untuk menggantikan alat dan atau jaringan tubuh ynag tidak
berfungsidengan baik.

d) Donor adalah orang yang menyumbangkan alat atau jaringan tubuhnya kepada
orang lain untuk keperluan kesehatan.

e) Meninggal dunia adalah keadaan insani yang diyakini oleh ahli kedokteran yang
berwenang bahwa fungsi otak, pernafasan, dan atau denyut jantung seseorang telah
berhenti. Ayat yang mengenai definisi meninggal dunia kurang jelas, maka IDI dalam
seminar nasionalnya mencetuskan fatwa tentang masalah mati yaitu bahwa seseorang
dikatakan mati bila fungsi spontan pernafasan dan jantung telah berhenti secara pasti
atau irreversible,atau terbukti telah terjadi kematian batang otak.

Yang perlu diperhatikan dalam tindakan transplantasi adalah penentuan saat mati
seseorang akan diambil organnya, yang dilakukan oleh dua orang doter yang tidak ada
sangkut paut medik dengan dokter yang melakukan transplantasi, ini erat kaitannya
dengan keberhasilan transplantasi, karena bertambah segar organ tersebut bertambah
baik hasilnya tetapi jangan sampai terjadi penyimpangan karena pasien yang akan
diambil organnya harus benar-benar meninggal dan penentuan saat meninggal
dilakukan dengan pemeriksaan elektroensefalografi dan dinyatakan meninggal jika
terdapat kematian batang otak dan sudah pasti tidak terjadi pernafasan dan denyut
jantung secara spontan. Pemeriksaan dilakukan oleh para dokter lain bukan dokter
transplantasi agar hasilnya lebih objektif.

3. Syarat Pelaksanaan Transplantasi

Pada transplantasi organ yang melibatkan donor organ hidup, pengambilan organ dari
donor harus memperhatikan kesehatan donor yang bersangkutan. Pengambilan organ
baru dapat dilakukan jika donor telah diberitahu tentang resiko operasi, dan atas dasar
pemahaman yang benar tadi donor dan ahli waris atau keluarganya secara sukarela
menyatakan persetujuannya (pasal 32 ayat 2 UU No. 23/1992)

14
Syarat dilaksanakannya transplantasi adalah:

a. Keamanan

Tindakan operasi harus aman bagi donor maupun penerima organ.Secara umum
keamanan tergantung dari keahlian tenaga kesehatan, kelengkapan sarana dan alat
kesehatan.

b. Voluntarisme

Transplantasi dari donor hidup maupun mati hanya bisa dilakukan jika telah ada
persetujuan dari donor dan ahli waris atau keluarganya (pasal 34 ayat 2 UU No.
23/1992).Sebelum meminta persetujuan dari donor dan ahli waris atau
keluarganya, dokter wajib memberitahu resiko tindakan transplantasi tersebut
kepada donor (pasal 15 PP 18/1981).

Dalam hukum di Indonesia, pada prinsipnya ada beberapa larangan :

1. Larangan komersialisasi organ atau jaringan tubuh


Pasal 16 PP 18/1981 menyatakan bahwa donor dilarang menerima imbalan
material dalam bentuk apapun.
Pasal 80 ayat 3 UU No 23/1992 menyatakan bahwa barangsiapa dengan
sengaja melakukan perbuatan dengan tujuan komersial dalam pelaksanaan
transplantasi organ tubuh atau jaringan tubuh atau tranfusi darah dipidana
denganpidana penjara paling lama 15 tahun dan pidana denda paling banyak
300 juta rupiah.
2. Larangan pengiriman dan penerimaan organ jaringan dari dan keluar negeri (pasal
19 PP No. 18/1981).

15
BAB IV

PEMBAHASAN

Menurut kami transplantasi organ adalah pencangkokan organ yang diambil dari
tubuh yang sama atau dari orang lain dengan persyaratan dan kondisi tertentu. Dari segi
hukum transplantasi organ dipandang sebagai suatu usaha yang mulia dalam upaya
menyehatkan dan dan menyejahterakan manusia, walaupun merupakan perbuatan yang
melawan hukum pidana yaitu tindak pidana penganiayaan, tetapi karena adanya alasan
pengecualian hukum berdasarkan PP no.18 tahun 1981 tentang bedah mayat klinis, bedah
mayat anatomis tercantum pasal-pasal sebagai salah satunya berkut: pasal 1 d) donor
adalah orang yang menyumbangkan alat atau jaringan tubuh kepada orang lain untuk
keperluan kesehatan. Maka dengan adanya peraturan tersebut transplantasi organ
diperbolehkan dengan persyaratan dan kondisi tertentu.
Dari pemaparan diatas dapatlah disimpulkan tiada satu agamapun yang melarang
umatnya untuk mendonasikan organnya untuk keperluan transplantasi. Ajaran
universal dari kelima agama tersebut diatas adalah kemanusiaan, untuk menolong
sesama

16
BAB V

KESIMPULAN

Kemajuan teknologi dibidang kedokteran memungkinkan terjadinya transplantasi organ


tubuh manusia. Transplantasi organ merupakan suatu proses pemindahan atau pencangkokan
jaringan maupun organ tubuh dari seseorang yang sehat ke orang yang sakit dengan tujuan
untuk memperbaiki jaringan atau organ tubuh yang mengalami gangguan fungsi organ tubuh
yang berat. Hal ini sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia karena dengan
transplantasi organ-organ tubuh manusia yang telah rusak atau tidak berfungsi lagi dengan
normal dapat digantikan dengan organ yang masih berfungsi dengan baik. Orang yang bisa
melakukan transplantasi organ bisa dari orang yang telah meninggal dunia ke orang yang
masih hidup serta dari orang yang hidup ke orang lain. Sebelum melakukan transplantasi
organ harus ada persetujuan dari keluarga orang tersebut atau pribadi orang tersebut.

Seluruh agama yang dianut di Indonesia tidak ada yang melarang praktek donor
organ, karena dasar dari semua agama yang dianut di Indonesia adalah demi kebaikan
untuk menolong sesama yang kesusahan. Bahwa budaya Indonesia yang bergotong royong
merupakan nilai budaya positif yang cocok dengan sifat dasar donasi organ yaitu
kemanusiaan.

17
BAB VI
SARAN

Saran yang ingin disampaikan bagi pembaca adalah jika ingin melakukan
transplantasi organ, pahami betul dari mana organ tersebut berasal. Dari donor hidup ataukah
dari seseorang yang sudah meninggal. Usahakan untuk mencari upaya penyembuhan lain
sebelum memilih transplantasi organ sebagai alternatif pengobatan.
Untuk penulis, saran yang ingin disampaikan adalah, lakukan penulisan dengan
objektif dan gunakan berbagai macam referensi yang ada agar tulisan benar-benar terbukti
validitasnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Farmacia, Transplantasi Ginjal, Racikan Khusus, Edisi April 2007(Vol.6


No.9),http://www.majalahfarmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=44
3
Indonesia, Peraturan Pemerintah tentang Bedah Mayat Klinis Dan Bedah
Mayat Anatomis Serta Transplantasi Alat Atau Jaringan Tubuh Manusia,
PP. No. 18 tahun 1981, LN 1981/23; TLN NO. 3195.
Indonesia, Undang-Undang Tentang Kesehatan, UU No. 36 Tahun 2009,
Lembaran Negara 2009/144; Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063,
pasal 64-67.

19

Anda mungkin juga menyukai