PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Widya wisata merupakan sarana refreshing social education terhadap
aktifitas rutin Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di Fakultas jadi kegiatan wisata
yang dilakukan dengan tujuan untuk menambah pengetahuan mahasiswa serta
menambah pengalaman sambil berwisata. Oleh sebab itu, pemilihan objek wisata
yang dikunjungi bukan untuk refreshing semata, namun harus ada nilai-nilai sosial
dan pendidikan supaya dapat menambah hubungan baik antar sesama manusia
maupun lingkungan dan dapat menambah pengetahuan tentang lingkungan sekitar
yang dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air karena keindahan alam ataupun
nilai sejarah objek wisata yang dikunjungi yang berhubungan dengan program
studi yang di tempuh mahasiswa di Fakultas Pertanian Unihaz. Maka diambil
lokasi widyawisata adalah Kabupaten Kaur dan Kabupaten Bengkulu Selatan.
Kota Padang adalah ibukota Propinsi Sumatera Barat yang terletak di
pantai barat pulau Sumatera dan berada antara 0 44 00 dan 1 08 35 Lintang
Selatan serta antara 100 05 05 dan 100 34 09 Bujur Timur. Menurut PP No.
17 Tahun 1980, luas Kota Padang adalah 694,96 km2 atau setara dengan 1,65
persen dari luas Propinsi Sumatera Barat. Kota Padang terdiri dari 11 kecamatan
dengan kecamatan terluas adalah Koto Tangah yang mencapai 232,25 km2.
Dari keseluruhan luas Kota Padang sebagian besar atau 51,01 persen
berupa hutan yang dilindungi oleh pemerintah. Berupa bangunan dan pekarangan
seluas 51,08 km2 atau 7,35 persen. Selain daratan pulau Sumatera, Kota Padang
memiliki 19 pulau dimana yang terbesar adalah Pulau Bintangur seluas 56,78 ha,
kemudian pulau Sikuai di Kecamatan Bungus Teluk Kabung seluas 48,12 ha dan
Pulau Toran di Kecamatan Padang Selatan seluas 33,67 ha.
Ketinggian wilayah daratan Kota Padang sangat bervariasi, yaitu antara 0
1853 m diatas permukaan laut dengan daerah tertinggi adalah Kecamatan Lubuk
Kilangan. Kota Padang memiliki banyak sungai, yaitu 5 sungai besar dan 16
sungai kecil, dengan sungai terpanjang yaitu Batang Kandis sepanjang 20 km.
Tingkat curah hujan Kota Padang mencapai rata-rata 302.35 mm per bulan dengan
1
rata-rata hari hujan 17 hari per bulan pada tahun 2009. Suhu udaranya cukup
tinggi yaitu antara 21,6 31,7 C. Kelembabannya berkisar antara 78 85 persen.
Kota Bukittinggi adalah kota terbesar kedua di Provinsi Sumatera Barat,
Indonesia. Kota ini pernah menjadi ibu kota Indonesia pada masa Pemerintahan
Darurat Republik Indonesia. Kota ini juga pernah menjadi ibu kota Provinsi
Sumatera dan Provinsi Sumatera Tengah. Bukittinggi pada zaman kolonial
Belanda disebut dengan Fort de Kock dan dahulunya dijuluki sebagai Parijs van
Sumatra.
Luas Bukittinggi secara de jure adalah 145,29 km, mengacu pada
Peraturan Pemerintah nomor 84 tahun 1999. Namun secara de facto saat ini,
Bukittinggi masih seluas 25,24 km karena sebagian masyarakat Kabupaten Agam
menolak perluasan wilayah tersebut. Kota Bukittinggi merupakan salah satu pusat
perdagangan grosir terbesar di Pulau Sumatera.
Kota ini merupakan tempat kelahiran beberapa tokoh pendiri Republik
Indonesia, di antaranya adalah Mohammad Hatta dan Assaat yang masing-masing
merupakan proklamator dan pejabat presiden Republik Indonesia. Selain sebagai
kota perjuangan, Bukittinggi juga terkenal sebagai kota wisata yang berhawa
sejuk, dan bersaudara (sister city) dengan Seremban di Negeri Sembilan,
Malaysia. Tempat wisata yang ramai dikunjungi adalah Jam Gadang, yaitu sebuah
menara jam yang terletak di jantung kota sekaligus menjadi simbol bagi kota yang
berada di tepi Ngarai Sianok
Kabupaten Solok adalah sebuah kabupaten di provinsi Sumatera Barat,
Indonesia.Kabupaten ini merupakan salah satu sentra produksi beras terbesar di
Sumatera Barat, yang dikenal dengan nama Bareh Solok.
Kota Solok terletak pada posisi 032 LU 145 LS, 10027 BT
10141 BT dengan luas 57,64 km (0,14% dari luas Provinsi Sumatera Barat).
Wilayah administrasi Kota Solok berbatasan dengan Kabupaten Solok dan Kota
Padang. Kota Solok memiliki peran sentral di dalam menunjang perekonomian
masyarakat Kota Solok dan Kabupaten Solok pada umumnya.
Topografi Kota Solok bervariasi antara dataran dan berbukit dengan
ketinggian 390 dpl serta curah hujan rata-rata 184,31 mm kubik per tahun.
Terdapat tiga anak sungai yang melintasi Kota Solok, yaitu Sungai Batang
2
Lembang, Sungai Batang Gawan dan Sungai Batang Air Binguang. Suhu udara
berkisar dari 26,1 C sampai 28,9 C. Dilihat dari jenis tanah, 21,76% tanah di
Kota Solok merupakan tanah sawah dan sisanya 78,24% berupa tanah kering.
Kota Payakumbuh merupakan kota nomor dua terbesar di Sumatera barat
setelah Kota Padang. Luas wilayah 80,43 Km2, terdiri dari delapan nagari, 5
kecamatan, dan 76 kelurahan. Jumlah penduduk keadaan tahun 2008: 104.969
jiwa, yang terdiri dari 51.961 laki-laki dan 53.008 perempuan.Secara astronomis
geografis berada pada 0o17`LS dan 100o35` sampai dengan 100o42` BT. Curah
hujan rata-rata 2000 s/d 2500 mm/th. Keadaan topografi bervariasi antara dataran
dan bukit serta kondisi tanah yang relatif subur dengan jenis tanah Latosol.
Ketinggian tempat 514 m dpl, suhu rata-rata 26oC dengan tingkat kelembaban
45% 50%.
Painan adalah sebuah kota kecil yang menjadi ibu kota dari kabupaten
Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Indonesia. Kota ini masuk ke dalam wilayah
Kecamatan IV Jurai yang dapat diakses melalui Jalan Raya Lintas Sumatera
bagian Barat.Kabupaten Painan diapit oleh dua aliran sungai yaitu Sungai Batang
Pinang Gadang dan Sungai Batang Pinang Ketek. Sungai ini berasal dari
Timbulun yang mempunyai air terjun sebanyak tujuh tingkat. Melalui Timbulun
ini kota Painan dapat dilalui ke Alahan Panjang. Aliran sungai ini bermuara ke
pantai Carocok dan pantai Muaro Painan. Dan keduanya menuju ke Teluk Painan
yang sangat tenang karena diapit juga oleh Bukit Langkisau dan Pincuran Boga.
Nama Langkisau diambil dari gerakan angin yang berkisar di antara dua bukit
yang mengapit kota Painan
B. Tujuan
Tujuan yang hendak kami capai dalam pembuatan laporan ini serta dalam
pelaksanaan widyawisata adalah sebagai berikut:
Widya wisata ini memiliki tujuan antara lain :
1. Menambah pengetahuan dan wawasan Mahasiswa.
2. Melatih diri untuk bekerja sama khususnya saling menukar informasi antar
mahasiswa dalamkelompok maupun diluar kelompok.
3. Menanamkan rasa tanggung jawab untuk menjalankan semua tugas yang
diberikan
3
4. Menumbuhkan rasa cinta tanah air dan rasa syukur atas karunia Allah
SWT yang menciptakan alam semesta, serta menumbuhkan sikap untuk
menjaga kelestarian lingkungan.
C. Manfaat
Manfaat laporan ini yaitu supaya dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan mahasiswa, memperoleh pengalaman-pengalaman baru, sebagai
tambahan materi diluar kampus. Manfaat yang lain adalah bagaimana mahasiswa
dapat memberikan ilmu yang didapat dari hasil widyawisata ke masyarakat luas.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi Ikan Gurami
Menurut Sitanggang (1999) Ikan Gurami memiliki klasifikasi sebagai
berikut:
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Labirintchi
Sub ordo : Anabantoidae
Famili : Anabantidae
Genus : Osphronemus
Species : Oreochomis gouramy
Sebagai ikan budidaya (kultur) ternyata gurami tidak hadir sendirian. Ikan
gurami hadir bersama kerabatnya yang berasal dari keluarga pemilik labirynth,
yaitu organ orisinil pendamping insang-insang yang memungkinkan mereka hidup
dan berkembang pada lingkungan yang miskin oksigen, pada air tergenang.
Ternyata, banyak pula diantaranya yang hadir di akuarium sebagai ikan hias.
Mereka dipajang karena mempunyai potensi untuk itu, indah warnanya dan lucu
bentuknya.
B. Morfologi Ikan Gurami
Ikan gurami mempunyai bentuk tubuh agak panjang, lebar atau pipih ke
samping (compressed), badan tertutup oleh sisik yang besar sehingga terlihat
kasar dan kuat. Pada bagian kepala ikan gurami muda berbentuk lancip dan akan
menjadi dempak setelah dewasa dan terdapat tonjolan seperti cula pada ikan
jantan (Respati dan Santoso, 1992).
Warna ikan gurame pada umumnya biru kehitam-hitaman dan bagian
perut berwarna putih, warna tersebut akan berubah menjelang dewasa. Pada
bagian punggung berwarna kecoklat-coklatan atau kekuningan, memiliki sepasang
sirip perut yang telah mengalami perubahan menjadi sepasang benang yang
panjang dan berfungsi sebagai alat peraba. Ikan ini memiliki labirin sehingga
tahan terhadap kondisi lingkungan yang kurang oksigen (Hasan, I. 2002).
5
Bagian ujung sirip punggung dan ujung sirip dubur dapat mencapai
pangkal anus dan sirip ekor berbentuk busur (rounded). Pada ikan gurame betina
terdapat tanda hitam (black spot) di depan pangkal ekor. Sirip yang keras
menempel pada bagian punggung, sedangkan letak garis rusuknya menyilang di
bagian bawah sirip punggung (Respati dan Santoso, 1992).
C. Habitat dan Penyebaran Ikan Gurami
Ikan gurami hidup pada air yang tenang dan dalam lingkungan teduh tidak
lembab, curah hujannya cukup tinggi dan banyak tumbuhan air. Suhu air yang
ideal 24-28 C dengan derajat keasaman berkisar 7-8 dan kandungan oksigen 3-5
mg/l.
Ikan gurami termasuk dalam ikan pemakan segala atau omnivora. Di habitat
asalnya ikan ini memakan fioplankton, zoo plankton, serangga dan daun
tumbuhan lunak. Pada saat dewasa gurami lebih suka memakan tanaman anir
seperti azolla ( mata lele ), lemna, Ceratopgyllum, myriophyllum ( ekor tupai,
pistis ). Ikan gurami tesebar dari Perairan Sunda, Malaysia, Ceylon, Philipina dan
Australia (Fajar, Marta, M. 200).
D. Kebiasaan Makan Ikan Gurami
Gurami merupakan ikan pemakan hewan dan tumbuhan. Sifat tersebut
memungkinkan gurami untuk tumbuh lebih cepat dibandigkan dengan ikan yang
hanya memakan hewan atau tumbuhan saja. Dihabitat aslinya, gurami memakan
segala macam hewan dan tumbuhan yang hidup disekitarnya, mulai dari
fitoplankton sampai serangga dan daun-daunan lunak (Sutanmuda, 1997).
Fitoplankton seperti Rotifera, Infusoria dan Chlorella, umumnya di
konsumsi gurami pada stadia larva. Zooplankton seperti Dhapnia dan Cladocera
serta serangga seperti rayap biasanya dikonsumsi gurami pada stadium benih.
Pakan gurami yang berupa daun-daunan secara ilmiah terdiri atas tumbuhan air,
seperti Azolla (mata lele), Lemna hydryla (ekor kucing), Ceratpohylum dan
Mriophylum (ekor tupai), pistis (apu-apu), kangkung dan genjer (Sutanmuda,
1997).
Untuk pembudidyaan gurami di kolam umpan alaminya adalah daun talas (
daun sente ), daun pepaya, daun ubi kayu ( singkong ) dan kangkung. Saat
6
dibudidayakan, ikan gurami dapat dioptimalkan pertubuhannya dengan
memberinya pellet.
7
BAB III
METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya pelaksanaan widyawisata tahun ini
adalah:
Hari : minggu-kamis
Tanggal : 22-26 Januari 2017
Tempat : Sumatra Barat
Waktu : dimulai dari keberangkatan pukul 07.00 WIB s.d. selesai pulang
ke Bengkulu.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam melaksnakan widyawisata adalah: mobil, alat
tulis, kamera, dan printer.
Bahan yang digunakan dalam melaksanakan widyawisata adalah: plakat
kenang-kenangan, Sumatra Barat.
C. Prosedur kerja
Metode adalah suatu cara penulis untuk mengamati wisata, kemudian
mencatat hal yang perlu. Adapun cara yang digunakan untuk memperoleh data
dan menyusun karya tulis ini sebagai berikut:
1. Metode observasi (metode pengamatan secara langsung) merupakan metode
dengan Penulis mengamati obyek-obyek wisata dan studi, kemudian mencatat
hal-hal yang penulis anggap penting.
2. Metode Study Pustaka adalah Metode penelitian dimana penulis mencari
buku sumber yang berhubungan dengan objek studi dan wisata yang ditulis
dan mencari data-data dari internet
3. Metode Interview adalah metode Penulis mengadakan tanya jawab dengan
pemandu mengenai obyek wisata serta studi yang kami kunjungi agar karya
tulis dapat tersusun dengan baik.
D. Agenda Kegiatan
1. Persiapan sampai keberangkatan dari kampus 2 Fakultas Pertanian Unihaz
2. Kabupaten Solok : menuju ke penginpan atau mes BPTP sukarami
8
3. Kota Padang : ke fakultas perikanan dan ilmu kelautan universitas bung
hata padang dalam rangka kunjungan kerjasama dan penandatangan MoU.
4. Kabupaten Solok : ke BPTP sukarami
5. Menuju ke tempat wisata istana pagaruyung jantung emas kabupaten tanah
datar.
6. Kabupaten payakumbuh : ke penginapan
7. Kabupaten payakumbuh : ke kelompok pokdakan kabita vii koto talago
kecamatan guguk kabupaten lima puluh kota.
8. Meuju wisata kelok Sembilan di Nagari Sarilamak, Kecamatan Harau,
Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat
9. Ke tempat wisata jam gadang dan lobang jepang di kota bukit tinggi
Sumatra barat.
10. Ke tempat wisata pulau mande di kecamatan koto XI Tarusan Kabupaten
Pesisir Selatan Sumatera Barat
9
BAB IV
10
7. Hari ke-3 kami menuju ke pokdakan kabita. Setelah kami sampai di
pokdakan kabita kami di sambut dengan baik oleh pak camat, kades serta
seluruh anggota perangkat desa dan pemilik usaha budidaya dan pembutan
pakan ikan mandiri setelah itu kami langsu di neri makan dan disuguhkan
buah durian selesai kami makan semuanya kami langsung di beri pengarahan
atau kata sambutan dari pak camat dan pak kades serta langsung di berikan
bagaimana cara pembuatan pakan ikan tenggelam dan mengapung serta
pengarahan cara pembenihan ikan gurame secara alami.
8. Setelah semua selesai kami menuju ke tempat wisata yaitu kelok Sembilan
9. Setelah kami puas berfoto di kelok Sembilan kami berangkat menuju bukit
tinggi untuk ketempat wisata jam gadang dan lobang jepang yang letaknya
tidak berjauan bisa di tempung dengan berjalan kaki sekaligus kami makan
malam dan mebeli oleh-oleh kas bikit tinggi. Kamipun langsung menuju
painan dan menginap di ruumah orang tua ibu zulkhasyni.
10. Hari ke-4 kami menuju ke tempat wisata di pulau mande kec teusan. Setelah
kami sampai di pelabuhan terusan kami berangkat menuju pulau setan
menggunakankapal yang berkapasaitas 15 orang drngan perjalan 15 menit ke
pulau setan tersebut.
11. Setelah selesai wisata di pulau mande kita beranjak pulang ke Bengkulu.
B. Pembahasan
Di dalam kolam harus dipasang bahan sarang dan sosog. Sosog sebagai
tempat sarang telur diletakkan 25-30 cm dari permukaan air kolam,
11
sementara bahan sarang dapat diletakkan di permukaan air atau di
kedalaman 5-10 cm dari permukaan air.
c. Pemeliharaan Benih
12
Benih yang sudah berukuran 0,5 g/ekor sudah dapat dipelihara dalam
happa yang dipasang pada bak atau kolam pemeliharaan benih. Teknologi
pemeliharaan dengan happa merupakan teknik untuk memacu
pertumbuhan gurame sejak dini. Pemeliharaan dengan happa ini akan
menghasikan benih yang bongsor dan sehat.
Happa dibuat dengan cara mengikat kain halus pada tonggak bambu yang
ditancapkan ke dasar kolam. Jumlah tonggak bambu yang dibutuhkan
minimum empat buah. Jika ukuran happa cukup besar, di bagian sisi
terpanjang happa perlu ditambah 2 tonggak untuk menahan happa agar
tidak jatuh. Atur posisi happa agar terendam dua pertiga bagian dalam air
kolam.
Benih ditebar pada pagi atau ore hari dengan padat penebaran 75-100
ekor/m2. Selama pemeliharaan, benih diberi pakan berupa pelet halus tiga
kali sehari dengan dosis 10% dari bobot tubuh per hari. Setelah dipelihara
selama 3 4 bulan di dalam happa, benih dapat ditebar di kolam
pendederan.
Istana Pagaruyung tempat Objek wisata yang menarik , merupakan salah satu
icon dari kebudayaan suku minang, walaupun hanya berupa replika, tetapi,
istana yang satu ini merupakan sebuah lokasi wisata tujuan para wisatawan
yang ingin lebih dekat dengan kebudayaan Minangkabau. Istana ini juga
merupakan kembaran dari Istana Silinduang Bulan.
3. Kelok Sembilan
Kelok Sembilan merupakan salah satu tempat wisata bersejarah yang terdapat
di Nagari Sarilamak, Kec Harau, Kab Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Di
tempat ini anda akan disajikan dengan sebuah pemandangan alam yang
sangat indah dengan rimbunnya pepohonan besar di kanan dan kiri jalan dan
di latarbelakangi oleh pegunungan yang menjulang tinggi.
13
Di namakan objek wisata kelok sembilan dikarenakan konstruksi jalanan
yang terdapat di tempat tersebut berliuk liuk hingga sembilan kali belokan,
jadi tidak heran masyarakat sekitar menamakan tempat tersebut sebagai kelok
sembilan.
4. Jam Gadang
Jam gadang adalah nama untuk menara jam yang terletak di pusat kota
Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia. Menara jam ini memiliki jam dengan
ukuran besar di empat sisinya sehingga dinamakan Jam Gadang, sebutan
bahasa Minangkabau yang berarti "jam besar".
Selain sebagai pusat penanda kota Bukittinggi, Jam Gadang juga telah
dijadikan sebagai objek wisata dengan diperluasnya taman di sekitar menara
jam ini. Taman tersebut menjadi ruang interaksi masyarakat baik di hari kerja
maupun di hari libur. Acara-acara yang sifatnya umum biasanya
diselenggarakan di sekitar taman dekat menara jam ini.
5. Lobang jepang
Lobang Jepang Bukittinggi atau biasa juga disebut dengan Bunker Jepang
menjadi destinasi wisata sejarah yang penuh misteri di Provinsi Sumatera
Barat. Sesuai dengan namanya, Lobang Jepang ini dibangun oleh pasukan
Jepang pada masa pendudukan Jepang di tanah air. Tempat ini pun menjadi
saksi kekejaman kerja paksa alias romusha yang diberlakukan oleh Jepang.
6. Pulau mande
14
Mandeh juga cocok untuk melakukan berbagai kegiatan atraksi wisata seperti
: snorkling, scuba diving, camping, sky air, banana boat, memancing dan
kegiatan pariwisata lainnya.
15
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Maka dapat disimpulkan bahwa tempat-tempat pariwisata yang ada di
Sumatra barat itu sangat banyak, dan kita harus senantiasa menjaga serta
merawatnya agar tetap asri seperti aslinya, agar menarik para wisatawan untuk
berlibur ke Sumatra barat .
Dalam widyawisata ini peserta dapat lebih memahami dan menghormati
budaya-budaya yang masih kental yang berada di Indonesia serta dapat
mengembangkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa tanpa membeda-bedakan
golongan, ras, budaya, dan agamanya.
B. Saran
Sebagai generasi muda dan sebagai salah satu pengunjung di objek
wisata,penulis menyarankan kepada :
1. Pemerintah, khususnya pengelola objek wisata agar meningkatkan
pelayanan pada para wisatawan dan menjaga kelestarian objek-objek
wisata .
2. Generasi muda Indonesia,agar mau menjaga dan melestarikan tempat-
tempat wisata terutama yang berbasis budaya dan religi. Karena Negara
kita dikenal sebagai Negara yang beranekaragam namun bisa hidup
berdampingan dengan latar belakang yang berbeda
3. Laporan ini masih kau dari sempurna maka kami membutuhkan saran dan
kritik para pembaca untuk menjadikan laporan ini agar lebih baik.
16
DAFTAR PUSTAKA
Santoso dan Respati, 1992. Budidaya Ikan gurami, Jakarta: Penerbit Kanisius.
17