Anda di halaman 1dari 2

Hanya tertinggal bulatan putih ditengkuknya.

Tahukah
kalian apa hikmah dari bulatan disisakan di tengkuknya
Kisah Uwais Al Qarni, Pemuda Istimewa di Mata Rasulullah
Uwais tersebut? Ituah tanda untuk Umar bin Khaththab dan
Ali bin Abi Thalib, dua sahabat Rasulullah untuk
mengenali Uwais.
“Belum dikatakan berbuat baik kepada Islam, orang yang
belum berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang
Beliau berdua sengaja mencari di sekitar Ka’bah karena
tuanya.” Syaikhul Jihad Abdullah Azzam
Rasulullah berpesan, “Di zaman kamu nanti akan lahir
seorang manusia yang doanya sangat makbul. Kalian
Di Yaman, tinggallah seorang pemuda bernama Uwais Al
berdua, pergilah cari dia. Dia akan datang dari arah Yaman,
Qarni yang berpenyakit sopak. Karena penyakit itu
dia dibesarkan di Yaman.”
tubuhnya menjadi belang-belang. Walaupun cacat tapi ia
adalah pemuda yang saleh dan sangat berbakti kepada
“Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kamu durhaka
ibunya, seorang perempuan wanita tua yang lumpuh. Uwais
pada ibu dan menolak kewajiban, dan meminta yang bukan
senantiasa merawat dan memenuhi semua permintaan
haknya, dan membunuh anak hidup-hidup, dan Allah,
ibunya. Hanya satu permintaan yang sulit ia kabulkan.
membenci padamu banyak bicara, dan banyak bertanya,
demikian pula memboroskan harta (menghamburkan
“Anakku, mungkin Ibu tak lama lagi akan bersamamu.
kekayaan).” (HR Bukhari dan Muslim)
Ikhtiarkan agar ibu dapat mengerjakan haji,” pinta sang ibu.
Uwais Al Qarni pergi ke Madinah
Mendengar ucapan sang ibu, Uwais termenung. Perjalanan
ke Mekkah sangatlah jauh, melewati padang tandus yang
Setelah menempuh perjalanan jauh, akhirnya Uwais Al
panas. Orang-orang biasanya menggunakan unta dan
Qarni sampai juga di kota Madinah. Segera ia mencari
membawa banyak perbekalan. Lantas bagaimana hal itu
rumah Nabi Muhammad. Setelah ia menemukan rumah
dilakukan Uwais yang sangat miskin dan tidak memiliki
Nabi, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan
kendaraan?
salam, keluarlah seseorang seraya membalas salamnya.
Segera saja Uwais Al Qarni menyakan Nabi yang ingin
Uwais terus berpikir mencari jalan keluar. Kemudian,
dijumpainya. Namun ternyata Nabi tidak berada di
dibelilah seekor anak lembu, kira-kira untuk apa anak
rumahnya, beliau sedang berada di medan pertempuran.
lembu itu? Tidak mungkin pergi haji naik lembu. Uwais
Uwais Al Qarni hanya dapat bertemu dengan Siti Aisyah
membuatkan kandang di puncak bukit. Setiap pagi ia
r.a., istri Nabi. Betapa kecewanya hati Uwais. Dari jauh ia
bolak-balik menggendong anak lembu itu naik turun bukit.
datang untuk berjumpa langsung dengan Nabi, tetapi Nabi
“Uwais gila... Uwais gila..” kata orang-orang yang melihat
tidak dapat dijumpainya.
tingkah laku Uwais. Ya, banyak orang yang menganggap
aneh apa yang dilakukannya tersebut.
Dalam hati Uwais Al Qarni bergejolak perasaan ingin
menunggu kedatangan Nabi dari medan perang. Tapi
Tak pernah ada hari yang terlewatkan ia menggendong
kapankah Nabi pulang? Sedangkan masih terniang di
lembu naik-turun bukit. Makin hari anak lembu itu makin
telinganya pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan
besar, dan makin besar pula tenaga yang diperlukan Uwais.
itu,agar ia cepat pulang ke Yaman, “Engkau harus lepas
Tetapi karena latihan tiap hari, anak lembu yang membesar
pulang.”
itu tak terasa lagi.
Akhirnya, karena ketaatanya kepada ibunya, pesan ibunya
Setelah 8 bulan berlalu, sampailah pada musim haji. Lembu
mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu
Uwais telah mencapai 100 kilogram, begitu juga otot
dan berjumpa dengan Nabi. Karena hal itu tidak mungkin,
Uwais yang makin kuat. Ia menjadi bertenaga untuk
Uwais Al Qarni dengan terpaksa pamit kepada Siti Aisyah
mengangkat barang. Tahukah sekarang orang-orang, apa
r.a., untuk segera pulang kembali ke Yaman, dia hanya
maksud Uwais menggendong lembu setiap hari? Ternyata
menitipkan salamnya untuk Nabi. Setelah itu, Uwais pun
ia sedang latihan untuk menggendong ibunya.
segera berangkat pulang mengayunkan lengkahnya dengan
perasaan amat sedih dan terharu.
Uwais menggendong Ibunya berjalan kaki dari Yaman ke
Makkah! Subhanallah, alangkah besar cinta Uwais pada
Peperangan telah usai dan Nabi pulang menuju Madinah.
ibunya itu. Ia rela menempuh perjalanan jauh dan sulit,
Sesampainya di rumah, Nabi menanyakan kepada Siti
demi memenuhi keinginan ibunya.
Aisyah r.a., tentang orang yang mencarinya. Nabi
mengatakan bahwa Uwais anak yang taat kepada orang
Uwais berjalan tegap menggendong ibunya wukuf di
ibunya, adalah penghuni langit. Mendengar perkataan Nabi,
Ka’bah. Ibunya terharu dan bercucuran air mata telah
Siti Aisyah r.a. dan para sahabat tertegun. Menurut
melihat Baitullah. Di hadapan Ka’bah, ibu dan anak itu
keterangan Siti Aisyah r.a. memang benar ada yang
berdoa.
mencari Nabi dan segera pulang ke Yaman, karena ibunya
sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat
“Ya Allah, ampuni semua dosa ibu,” kata Uwais.
meninggalkan ibunya terlalu lama. Nabi Muhammad
melanjutkan keterangannya tentang Uwais Al Qarni,
“Bagaimana dengan dosamu?” tanya sang Ibu keheranan.
penghuni langit itu, kepada sahabatnya, “Kalau kalian ingin
berjumpa dengan dia, perhatikanlah ia mempunyai tanda
Uwais menjawab, “Dengan terampuninya dosa ibu, maka
putih di tengah telapak tangannya.”
ibu akan masuk surga. Cukuplah ridha dari ibu yang akan
membawaku ke surga.”
Sesudah itu Nabi memandang kepada Ali bin Abi Thalib
dan Umar bin Khaththab seraya berkata, “Suatu ketika
Itulah keinginan Uwais yang tulus dan penuh cinta. Allah
apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan
subhanahu wata’ala pun memberikan karunia untuknya.
istighfarnya, dia adalah penghuni langit, bukan orang
Uwais seketika itu juga sembuh dari penyakit sopaknya.
bumi.” Beberapa tahun kemudian, Uwais Al Qarni berpulang ke
rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan di mandikan,
Waktu terus berganti, dan Nabi kemudian wafat. tiba-tiba sudah banyak orang yang ingin berebutan ingin
Kekhalifahan Abu Bakar pun telah digantikan pula oleh memandikannya. Dan ketika di bawa ke tempat
Umar bin Khaththab. suatu ketika Khalifah Umar teringat pembaringan untuk dikafani, di sana pun sudah ada orang-
akan sabda Nabi tentang Uwais Al Qarni, penghuni langit. orang yang sudah menunggu untuk mengafaninya.
Beliau segera mengingatkan kembali sabda Nabi itu kepada Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali
sahabat Ali bin Abi Thalib. Sejak saat itu setiap ada kafilah kuburannya, di sana ternyata sudah ada orang-orang yang
yang datang dari Yaman, Khalifah Umar dan Ali bin Abi menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa
Thalib selalu menanyakan tentang Uwais Al Qarni, si fakir ke pekuburannya, luar biasa banyaknya orang yang
yang tak punya apa-apa itu. yang kerjanya hanya berebutan untuk menusungnya.
menggembalakan domba dan unta setiap hari? Mengapa
Khalifah Umar dan sahabat Nabi, Ali bin Abi Thalib selalu Meninggalnya Uwais Al Qarni telah menggemparkan
menanyakan dia? masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat
mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak
Rombongan kafilah dari Yaman menuju Syam silih kenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan
berganti, membawa barang dagangan mereka. Suatu ketika, pemakamannya, padahal Uwais Al Qarni adalah seorang
Uwais Al Qarni turut bersama mereka. Rombongan kafilah yang fakir yang tidak dihiraukan orang. Sejak ia
itu pun tiba di kota Madinah. Melihat ada rombongan dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan
kafilah yang baru datang dari Yaman, segera Khalifah ke dalam kubur, di situ selalu ada orang-orang yang telah
Umar dan Ali bin Abi Thalib mendatangi mereka dan siap melaksanakannya terlebih dahulu.
menanyakan apakah Uwais Al Qarni turut bersama mereka.
Rombongan kafilah itu mengatakan bahwa Uwais ada Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka saling bertanya-
bersama mereka, dia sedang menjaga unta-unta mereka di tanya, “Siapakah sebenarnya engkau Wahai Uwais Al
perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, Khalifah Umar Qarni? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang
dan Ali bin Abi Thalib segera pergi menjumpai Uwais Al fakir, yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya sehari-hari
Qarni. hanyalah sebagai pengembala domba dan unta? Tapi,
ketika hari wafatnya, engkau menggemparkan penduduk
Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, Khalifah Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak
Umar dan Ali bin Abi Thalib memberi salam. Tapi rupanya pernah kami kenal.mereka datang dalam jumlah
Uwais sedang salat. Setelah mengakhiri salatnya dengan sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para
salam, Uwais menjawab salam Khalifah Umar dan Ali bin malaikat yang diturunkan ke bumi, hanya untuk mengurus
Abi Thalib sambil mendekati kedua sahabat Nabi tersebut jenazah dan pemakamannya.”
dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Sewaktu
berjabatan, Khalifah dengan segera membalikan telapak Berita meninggalnya Uwais Al Qarni dan keanehan-
tangan Uwais, seperti yang pernah dikatakan Nabi. keanehan yang terjadi ketika wafatnya telah tersebar
Memang benar! Tampaklah tanda putihdi telapak tangan kemana-mana. Baru saat itulah penduduk Yaman
Uwais Al Qarni. mengetahuinya, siapa sebenarnya Uwais Al Qarni. Selama
ini tidak ada orang yang mengetahui siapa sebenarnya
Wajah Uwais nampak bercahaya. Benarlah seperti sabda Uwais Al Qarni disebabkan permintaan Uwais Al Qarni
Nabi. Bahwa ia adalah penghuni langit. Khalifah Umar dan sendiri kepada Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib agar
Ali bin Abi Thalib menanyakan namanya, dan dijawab, merahasiakan tentang dia. Barulah di hari wafatnya mereka
“Abdullah”. Mendengar jawaban Uwais, mereka tertawa mendengar sebagaimana yang telah di sabdakan oleh Nabi,
dan mengatakan, “Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. bahwa Uwais Al Qarni adalah penghuni langit.
Tapi siapakah namamu yang sebenarnya?” Uwais Begitulah Uwais Al Qarni, sosok yang sangat berbakti
kemudian berkata, “Nama saya Uwais Al Qarni”. kepada orang tua, dan itu sesuai dengan sabda Rasulullah
ketika beliau ditanya tentang peranan kedua orang tua.
Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais Beliau menjawab, “Mereka adalah (yang menyebabkan)
telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia baru dapat turut surgamu atau nerakamu.” (HR Ibnu Majah).
bersama rombongan kafilah dagang saat itu. akhirnya
Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib memohon agar
Uwais membacakan doa dan Istighfar untuk mereka. Uwais
enggan dan dia berkata kepada Khalifah, “Saya lah yang
harus meminta do’a pada kalian”.

Mendengar perkataan Uwais, “Khalifah berkata, “Kami


datang kesini untuk mohon doa dan istighfar dari Anda”.
Seperti dikatakan Rasulullah sebelum wafatnya. Karena
desakan kedua sahabat ini, Uwais Al Qarni akhirnya
mengangkat tangan, berdoa dan membacakan istighfar.
Setelah itu Khalifah Umar berjanji untuk menyumbangkan
uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais untuk jaminan
hidupnya. Segera saja Uwais menampik dengan berkata,
“Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang.
Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini
tidak diketahui orang lagi.”

Fenomena ketika Uwais Al Qarni Wafat

Anda mungkin juga menyukai