Anda di halaman 1dari 3

Kisah Uwais Al Qarni : Tokoh Teladan Muslim yang Rela Gendong

Ibu ke Makkah untuk Naik Haji

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pernah bersabda tentang kisah teladan seorang
pemuda bernama Uwais Al Qarni. Uwais Al-Qarni adalah seorang anak yatim yang tinggal di
negeri Yaman. Berikut adalah kisah Uwais Al Qarni yang memberikan keteladanan untuk
berbakti kepada orang tua, khususnya sang ibu.

Kisah Uwais Al Qarni


"Carilah ia (Uwais Al-Qarni), dan mintalah kepadanya agar memohonkan ampun untuk
kalian," berikut sabda Rasulullah ketika hendak mengkisahkan sosok Uwais Al Qarni kepada
sahabat yakni Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib. Dikisahkan bahwa Uwais adalah
seorang pemuda yang memiliki seorang ibu yang mengidap kelumpuhan. Akibat penyakitnya,
ibunda Uwais Al Qarni tidak bisa berjalan.

Sedangkan, Uwais adalah seorang pemuda yatim yang tinggal bersama ibunya tersebut.
Uwais juga dikisahkan memiliki penyakit belang yang menyerang tubuhnya. Uwais adalah
seorang yang terkenal fakir, hidupnya sangat miskin. Bapaknya sudah lama meninggal dunia. Ia
hidup bersama ibunya yang usianya sudah renta dan lumpuh bahkan buta. Pemuda tersebut
dikisahkan sebagai sosok yang mengasihi ibunya bahkan rela menggendong sang ibu dari Yaman
ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji.

Dalam kehidupannya sehari-hari, Uwais Al-Qarni bekerja mencari nafkah dengan


menggembalakan domba-domba orang pada waktu siang hari. Upah yang diterimanya cukup
buat nafkahnya dengan ibunya. Bila ada kelebihan, terkadang ia pergunakan untuk membantu
tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti dia dan ibunya. Uwais Al-Qarni
terkenal sebagai seorang anak yang taat kepada ibunya dan juga taat beribadah. Uwais Al-
Qarni seringkali melakukan puasa.

Keteladanan Uwais Al Qarni


Mengutip kisah yang ditulis dalam karya Muhammad Vandestra yang berjudul Kisah
Kehidupan Uwais Al Qarni sang Penghuni Langit Kekasih Tuhan Semesta Alam, Uwais Al
Qarni menjadi sosok teladan yang digambarkan oleh Rasulullah. Meskipun dirinya sendiri
mengidap penyakit, ia tak henti-hentinya merawat sang ibunda dan memenuhi permintaannya
tanpa pamrih.

Adapun puncak keteladangan Uwais terjadi saat sang ibunda berniat untuk pergi haji dari
rumahnya di Yaman menuju Makkah. Meski sang ibunda lumpuh, Uwais mencari cara untuk
dapat membawa ibunya jauh-jauh dari Yaman ke Makkah. Akhirnya, Uwais rela untuk
menggendong sang ibunda agar dapat sampai ke tujuan mereka demi dapat menunaikan haji.

Agar kuat menggendong sang ibu, Uwais membeli seekor anak lembu yang mencapai
ratusan kilogram untuk digendong bolak-balik turun bukit. Usai merasa sudah kuat badannya dan
siap menggendong sang ibu, Uwais segera berangkat menempuh perjalanan panjang dari Yaman
ke Makkah melalui padang gurun yang tandus dan panas. Tak ayal, jarak Yaman ke Makkah
adalah sejauh 1.119 km. Sehingga menambah pengorbanan Uwais Al Qarni untuk memenuhi
keinginan sang ibunda. Sesampainya di Masjidil Haram, Uwais Al-Qarni tetap menggendong
ibunda untuk tawaf mengelilingi Kabah.

Tak lupa Uwais juga menggendong ibunya untuk wukuf di Arafah sebagai bagian dari
rangkaian ibadah haji. Teladan Uwais yang bisa kita contoh ini juga terlihat saat dia meninggal
dunia. Pada saat dia akan dimandikan, tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk
memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana pun sudah
ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya.

Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburannya, disana ternyata sudah
ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke
pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.
Interaksi Uwais Al Qarni dengan Nabi Muhammad
Adapun Uwais Al Qarni di suatu kesempatan pamit kepada ibunya untuk mengunjungi
Rasulullah. Sang ibu memberikan izin namun memintanya agar segera pulang dan merawatnya
kembali. Sayangnya, Uwais tak berkesempatan bertemu Rasulullah karena sedang berada di
medan perang. Sontak, Uwais menitipkan salam kepada Siti Aisyah RA, istri Rasulullah yang
sedang berada di rumah. Itulah kisah teladan dari sosok Uwais Al Qarni, semoga selalu
menginspirasi untuk tetap berbakti kepada ibu.

Meninggalnya Uwais Al Qarni


Meninggalnya Uwais Al Qarni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak
terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak kenal
berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais Al Qarni adalah
seorang fakir yang tidak dihiraukan orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya
hendak diturunkan ke dalam kubur, disitu selalu ada orang-orang yang telah siap
melaksanakannya terlebih dahulu.

Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka saling bertanya-tanya, “siapakah sebenarnya


engkau wahai Uwais Al Qarni? bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir, yang
tak memiliki apa-apa, yang kerjanya sehari-hari hanyalah sebagai penggembala domba dan unta?
Tapi, ketika hari wafatmu, engkau menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-
manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian
banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang diturunkan ke bumi, hanya untuk
mengurus jenazah dan pemakamanmu.”

Berita meninggalnya Uwais Al Qarni dan keanehan-keanehan yang terjadi ketika


wafatnya telah tersebar ke mana-mana. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya, siapa
sebenarnya Uwais Al Qarni. Selama ini tidak ada orang yang mengetahui siapa
sebenarnya Uwais Al Qarni disebabkan permintaan Uwais Al Qarni sendiri kepada Khalifah
Umar ra dan Ali ra, agar merahasiakan tentang dia. Barulah di hari wafatnya mereka mendengar
sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW bahwa Uwais Al Qarni adalah
penghuni langit. Teladan Uwais Al Qarni memang luar biasa dan bisa kita tiru di masa kini.

Anda mungkin juga menyukai