Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA OVARIUM


DI RUANG RAJAWALI 4B RS Dr. KARIADI SEMARANG

A. Konsep Dasar Medis Kanker Ovarium


1. Pengertian
Kanker ovarium adalah tumor ganas yang tumbuh pada ovarium (indung telur)
yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 70 tahun. Kanker ovarium
bisa menyebar melalui system getah bening dan melalui sistem pembuluh darah
menyebar ke hati dan paru paru.
Kanker ovarium adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan
pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak
normal, cepat dan tidak terkendali. (Apotik Online dan Media Informasi Obat-
Penyakit. Hal.2 di akses tgl 20-7-2009).
Kanker indung telur atau kita sebut dengan kanker ovarium, adalah kanker
yang berasal dari sel-sel ovarium atau indung telur. (Sofyan, 2006)
Kanker ovarium disebut sebagai the silent lady killer karena sulit diketahui
gejalanya sejak awal. Sebagian besar kasus kanker ovarium terdiagnosis dalam
stadium yang sudah lanjut. Kebanyakan kanker ovarium ini berawal dari kista.
(Colombo N,Parma G, et al. Role of conservative surgeri in ovarian cancer 2005)
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kanker indung telur atau
kita sebut dengan kanker ovarium, adalah kanker yang berasal dari sel-sel ovarium
atau indung telur. dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme
normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak
terkendali.

2. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
1) Alat kelamin luar
1) Mons pubis
Mons pubis adalah jaringan lemak subkutan berbentuk bulat yang lunak dan
padat serta merupakan jaringan ikat jarang di atas simpisis pubis. Mons banyak
mangandung banyak kelenjar sebasea (minyak) dan ditumbuhi rambut berwarna
hitam, kasar dan ikal pada masa pubertas, yakni sekitar satu sampai dua bulan
sebelum wanita haid. (Rodriguez et al, 2006).
2) Labia mayora
Labia mayora sangat sensitis terhadap sentuhan, nyeri dan suhu tinggi. Hal ini
di akibatkan adanya saraf saraf yang menyebar luas, yang juga berfungsi selama
rangsangan seksual. (Rodriguez et al, 2006).
3) Labia minora
Labia minora terletak di antara dua labia mayora, merupakan lipatan kulit
yang panjang, sempit, dan tidak berambut yang memanjang kearah bawah dari bawah
kritoris ddan menyatu dengan fourchette. Sementara bagiian lateral dan anterior labia
biasanya mengandung pigmen, permukaan media labia minora sama dengan mukosa
vagina : merah muda kemerahan dan memungkinkan labia minora membengkak, bila
ada stimulus emosional atau stimulus spesifik. Kelenjar kelenjar labia minora juga
melumasi vulva. Suplai saraf yang sangat banyak membuat labia minora sensitif,
sehingga meningkatkan fungsi erotiknya. Ruangan di antara labia minora disebut
vestibulum. (Rodriguez et al, 2006).
4) Kritoris
Kelenjar sebasea kritoris menyekresi sigma, suatu substansi lemak seperti keju
yang memiliki aroma khas dan berfungsi sebagai feromon (senyawa organic yang
memfasilitasi komunikasi olfaktorius dengan anggota lain pada spesies yang sama
untuk membangkitkan respon tertentu, yang dalam hal ini adalah stimulasi erotis pada
pria). Fungsi utama kritoris adalah menstimulasi dan meningkatkan ketegangan
seksual. (Rodriguez et al, 2006).
5) Prepusium kritoris
Dekat sambungan anterior, labia minora kanan dan kiri memisah menjadi
bagian media dan lateral. Bagian lateral menyatu dibagian atas kritoris dan
membentuk prepusium, penutup yang berbentuk seperti kait. Bagian media menyatu
dibagian bawah kritoris untuk membentuk frenulum. Kadang kadang prepusium
menutupi kritoris. Akibatnya, daerah ini terlihat seperti suatu muara yang dapat
disalah artikan sebagai meatus uretra, bila perawat tidak mengidentifikasi struktur
struktur dalam vulva dengan seksama. Usaha memasukan kateter ke daerah yang
sensitif ini dapat menimbulkan rasa yang tidak nyaman. (Rodriguez et al, 2006).
6) Fourchette
Fourchette adalah lipatan jaringan tranversal yang pipih dan tipis, terletak
pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora di garis tengah di bawah
orifisium vagina. (Rodriguez et al, 2006).
7) Perineum
Perineum adalah daerah muscular yang ditutupi kulit antara introitus vagina
dan anus. (Rodriguez et al, 2006).
2) Alat kelamin dalam
a) Ovarium
Sebuah ovarium yang terletak disisi uterus, dibawah dan di belakang tuba
falopi. Ovarium memiliki sal yang sama (homolog) dengan testis pada pria. Ukuran
dan bentuk setiap ovarium menyerupai sebuah almon berukuran besar. Saat ovulasi,
ukuran ovarium dapat menjadi dua kali lipat untuk sementara. Ovarium yang
berbentuk oval ini memiliki konsistensi yang padat dan sedikit kenyal. Sebelum
menarche permukaan ovarium licin. Setelah maturitas seksual luka parut akibat
ovulasi dan ruptur folikel yang berulang membuat permukaan nodular menjadi kasar.
Dua fungsi ovarium adalah menyelenggarakan hormon dan memproduksi hormon.
(Rodriguez et al, 2006).
b) Tuba fallopi
Panjang tuba kira kira 0,6 cm. Setiap tuba mempunyai lapisan peritoneum di
bagian luar, lapisan otot tipis di bagian tengah dan lapisan mukosa dibagian dalam.
Lapisan mukosa terdiri dari bagian sel sel kolumnar, beberapa di antaranya bersilia
dan yang lain mengeluarkan sekret. Lapisan mokusa paling tipis saat menstruasi.
Tuba fallopi merupakan jalan bagi ovum. Tonjolan tonjolan infundibulum
yang menyerupai jari (fibria) menarik ovum kedalam tuba dengan gerakan gerakan
seperti gelombang. (Rodriguez et al, 2006).
c) Uterus
Uterus adalah organ berdinding tebal, muskular pipih, cekung yang Nampak
mirip buah pir terbalik. Pada wanita dewasa berat uterus ialah 60 g (2 ons). Uterus
normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan, licin dan padat. (Rodriguez et al,
2006).
d) Dinding uterus
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan yaitu endometrium. Miometrium dan
peritoneum parietalis. Endometrium mengandung banyak pembuluh darah ialah suatu
lapisan membran mukosa yang terdiri dari tiga lapisan : lapisan permukaan padat,
lapisan tengah jaringan ikat berongga dan lapisan dalam padat menghubungkan
endometrium dengan miometrium. Miometrium yang tebal tersusun atas lapisan
lapisan serabut otot polos yang membentang ketiga arah (longitudinal, tranversal dan
oblik). Peritoneum palietalis adalah suatu membran serosa, melapisi seluruh korpus
uteri kecuali seperempat permukaan anterior bagian bawah, dimana terdapat kandung
kemih dan serviks. (Rodriguez et al, 2006).
e) Serviks
Bagian paling bawah uterus adalah serviks atau leher. Panjang serviks sekitar
2,5 3 cm. Serviks terutama disusun oleh jaringan ikat fibrosa serta sejumlah kecil
serabut otot dan jaringan elastis. Serviks pada wania nulipara mempunyai bentuk
seperti kumparan yang hampir seperti kerucut bundar, dan agak padat. Karateristik
serviks yang paling signifikan ialah kemampuannya merenggang pada saat
melahirkan anak pervaginan. (Rodriguez et al, 2006).
f) Kanal
Dua kavum di dalam uterus disebut kanal serviks. Kanal uterus pada wanita
tidak hamil ditekan oleh dinding otot yang tebal, sehingga kanal hanya merupakan
suatu ruangan potensial, datar dan membentuk segitiga. (Rodriguez et al, 2006).
g) Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu
merenggang secara luas. Karena tonjolan serviks ke bagian atas vagina, panjang
dinding anterior vagina 7,5 cm sedangkan panjang dinding posterior sekitar 9 cm.
(Rodriguez et al, 2006).
b. Fisiologi
Wanita pada umumnya mempunyai dua indung telur, masing - masing di
kanan dan kiri rahim. Ovarium terletak pada lapisan belakang Ligamentum Latum.
Ovarium besarnya kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira -
kira 4 cm, lebar dan tebal kurang lebih 1,5 cm. Sebagian besar ovarium berada
diintraperitoneal dan tidak dilapisi peritoneal. Sebagian kecil ovarium berada didalam
Ligamentum Latum, dan di sini masuk pembuluh darah darah dan saraf ke ovarium.
Lipatan yang menghubungkan lapisan belakang Ligamentum Latum dengan ovarium
dinamakan mesovarium.
Menurut strukturnya ovarium terdiri dari :
1) Korteks disebelah luar yang diliputi oleh Epitelium Germinativum yang
berbentuk kubik, dan didalam terdiri dari : Tunika Albugine, jaringan ikat di sela -
sela jaringan lain, strome, Folikel, de Graaf dal sel-sel granulosum
2) Medulla di sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan pembuluh -
pembuluh darah, serabut - serabut saraf, dan sedikit otot polos.
Adapun fungsi ovarium yaitu menghasilkan sel telur ( ovum ) yang matang,
menghasilkan dan mensekresi estrogen, progesterone, dan ikut serta mengatur siklus
haid. (Rodriguez et al, 2006).

3. Etiologi
Penyebab timbulnya kanker ovarium belum diketahui secara pasti, namun ada
beberapa faktor risiko yang dapat menimbulkan penyakit kanker ovarium yaitu :
a. Riwayat kanker payudara
b. Riwayat kanker ovarium dalam keluarga (faktor genetik)
c. Berawal dari hiperplasia endometrium yang berkembang menjadi karsinoma.
d. Menarche dini
e. Diet tinggi lemak
f. Riwayat kanker payudara
g. Merokok
h. Alkohol
i. Penggunaan bedak talk perineal
j. Nulipara
k. Infertilitas
l. Tidak pernah melahirkan
m. Terapi penggantian hormon
n. Kontrasepsi oral (http://akperppnisolo/2008

4. Patofisiologi
Tumor ganas ovarium yang bersal dari epitel permukaan tipe serosa 50 60%, tipe
endometroid dan musinosa 10 20 %, tipe clear cell 5%, dan tipe tidak berdiffferensiasi 10
15%. Tipe musinosa paling sering ditemukan pada wanita usia tua dibanding tipe tipe serosa
dan endometroid. jenis neoplasma jinak yang diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya
perubahan hormon estrogen dan progesteron juga hormon hipofise yang biasanya
mengakibatkan terjadinya inflamasi/peradangan saat imunitas tubuh menurun. (Wiknjosastro
2007. Hal 520). Tumor sel stroma berasal dari mesenkim ovarium dan menghasilkan hormon
yang dapat berubah menjadi ganas tergantung tipe sel.
Sel tumor granulosa dengan atau tanpa komponen sel theoa tumor tersering pada kelompok
ini. Thecoma jarang dan biasanya jinak. Keduanya .menghasilkan estrogen yang disebut
mesenkim feminizing. Efeknya tergantung pada usia wanita, dapat terjadi pubertas prekots,
pendarahan inter menstruasi atau pasca menopause. (Wiknjosastro 2007, Hal. 520)

5. Manifestasi Klinik
Gejala umum bervariasi yang biasanya muncul pada kanker ovarium adalah :
a. Dispepsia
b. Menoragia
c. Menopause lebih dini
d. Rasa tidak nyaman pada abdomen.
e. Nyeri tekan pada pelvis
f. Lingkar abdomen yang terus meningkat
g. Sering berkemih

6. Diagnosis
Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan pemeriksaan hispatologis yang dilakukan
dengan :
a. Metode anamnesis (wawancara dan pemeriksaan fisik)
Pada saat anamnesis pasien akan ditanya (diwawancarai) secara lisan mengenai sakit
yang dirasakan beserta sejarah penyakitnya (jika ada) yang akan dicatat dalam rekam
medik.
b. Pemeriksaan USG untuk dapat membedakalesi/tumor yang solid dan kristik.
c. Tes laboratorium
Tes alkaline phospatase (atau disingkat ALP), yaitu suatu tes laboratorium di mana kadar
ALP yang tinggi menunjukkan adanya sumbatan empedu atau kanker yang telah
bermetastasis ke arah hati atau tulang
d. Penanda tumor (tumor marker)
Cancer antigen 125 (CA 125). Pada pasien penderita kanker ovarium sering ditemukan
peningkatan kadar CA 12
e. X-ray
X-ray merupakan pemeriksaan bagian dalam tubuh dengan memancarkan gelombang
lalu mengukur serapannya pada bagian tubuh yang sedang diperiksa tulang akan
memberikan warna putih, jaringan akan memberikan warna keabuan, sedangkan udara
memberikan warna hitam
f. Pencitraan lain
1) Magnetic Resonance Imaging (MRI). Prinsip kerja MRI adalah memvisualisasikan
tubuh, termasuk jaringan dan cairan, dengan menggunakan metode pengukuran sinyal
elektromagnetik yang secara alamiah dihasilkan oleh tubuh.
2) Position Emission Tomography (PET SCAN). PET SCAN bekerja dengan cara
memvisualisasikan metabolisme sel-sel tubuh. Sel-sel kanker (yang berkembang lebih
cepat daripada sel hidup) akan memecah glukosa lebih cepat/banyak daripada sel-sel
normal.
g. CT SCAN, merupakan alat diagnosis noninvasif yang digunakan untuk mencitrakan
bagian dalam tubuh.
h. Scanning radioaktif.
i. Ultrasound
Ultrasound (atau juga disebut ultrasonografi, echografi, sonografi, dan sonogram
ginekologik) merupakan teknik noninvasif untuk memperlihatkan abnormalitas pada
bagian pelvis atau daerah lain dengan merekam pola suara yang dipantulkan oleh jaringan
yang ditembakkan gelombang suara.
j. Endoskopi
Endoskopi merupakan pemeriksaan ke dalam suatu organ/rongga tubuh menggunakan
alat fiberoptik. Hasil pemeriksaan dapat berupa adanya abnormalitas seperti bengkak,
sumbatan, luka/jejas, dan lain-lain.
Stadium kanker ovarium primer menurut FIGO (Federation
InternationalofGinecologies and Obstetricians) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Stadium I : Pertumbuhan terbatas pada ovarium.
a) Stadium Ia : Pertumbuhan terbatas pada suatu ovarium, tidak ada ansietas yang
berisi sel ganas, tidak ada pertumbuhan dipermukaan luar, kapsul utuh.
b) Stadium Ib : Pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak ada asietas yang
berisi sel ganas, tidak ada tumor dipermukaan luar, kapsul intak.
c) Stadium Ic : Tumor dengan stadium Ia dan Ib tetapi ada tumor di permukaan luar
atau kedua ovarium atau kapsul pecah atau dengan asietas berisi sel ganas atau dengan
bilasan peritoneum positif.
2) Stadium II : Pertumbuhan pada satu atau dua ovarium dengan perluasan ke panggul.
a) Stadium 2a : Perluasan atau metastasis ke uterus dan atau tuba.
b) Stadium 2b : Perluasan jaringan pelvis lainnya.
c) Stadium 2c : Tumor stadium 2a dan 2b tetapi pada tumor dengan permukaan satu
atau kedua ovarium, kapsul pecah atau dengan asietas yang mengandung sel ganas
dengan bilasan peritoneum positif
3) Stadium III : Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan implant di peritoneum di
luar pelvis dan atau retroperitoneal positif. Tumor terbatas dalam pelvis kecil tapi histologi
terbukti meluas ke usus besar dan omentum.
a) Stadium 3a : Tumor terbatas di pelvis kecil dengan kelenjar getah bening negatif
tetapi secara histologi dan dikonfirmasi secara mikroskopis terdapat adanya
pertumbuhan (seeding) dipermukaan peritoneum abdominal.
b) Stadium 3b : Tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant
dipermukaan peritoneum dan terbukti secara mikroskopis, diameter melebihi 2 cm, dan
kelenjar getah bening negatif.
c) Stadium 3c : Implant di abdomen dengan diameter > 2 cm dan kelenjar getah
bening retroperitoneal atau inguinal positif.
4) Stadium IV : Pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium dengan metastasis jauh.
Bila efusi pleura dan hasil sitologinya positif dalam stadium 4, begitu juga metastasis ke
permukaan liver.

8. Penatalaksanaan
a. Jika kanker belum menyebar ke luar ovarium, hanya dilakukan pengangkatan
ovarium yang terkena dan mungkin dengan tuba falopiinya (saluran indung telur).
b. Jika kanker telah menyebar ke luar ovarium, maka dilakukan pengangkatan kedua
ovarium dan rahim, serta kelenjar getah bening dan struktur di sekitarnya.
c. Jika kanker telah menyebar ke luar ovarium, maka dilakukan pengangkatan kedua
ovarium dan rahim, serta kelenjar getah bening dan struktur di sekitarnya.
9. Pencegahan
a. Melakukan pemeriksaan-pemeriksaan fisik pada daerah abdomen yang meliputi :
Anamnesis penderita kelainan abdomen harus meliputi riwayat kehamilan dan ginekologi.
1) Inspeksi
Baju pasien yang menutupi abdomen di tanggalkan, atur posisi pasien senyaman
mungkin (Trandelembur). Abdomen diinspeksi terhadap kesimetrisan dan konsistensi.
Kulit diinspeksi terhadap warna, pola venosa dan ketebalan atau edema. Eritema
(kemerahan) dapat menunjukkan inflamasi lokal jinak atau invasi limfatik superfisial
oleh neoplasma. Pola venosa yang menonjol dapat menandakan peningkatan suplai
darah yang dibutuhkan oleh tumor. Edema kulit dapat terjadi akibat neoplasma
menyekat drainase limfatik sehingga kulit nampak orange-peel yang merupakan tanda
klasik dari kanker ovarium tingkat lanjut.
2) Palpasi
Kedua tangan bebas untuk melakukan palpasi pada daerah abdomen. Normalnya
indung telur tidak terpalpasi jika organ tersebut tidak membesar. Ukuran, lokasi,
mobilitas, konsistensi dan nyeri tekan pada daerah abdomen (ovarium).

Anda mungkin juga menyukai