Anda di halaman 1dari 2

Pelanggaran seorang jurnalis terhadap kode etik

Seseorang yang menulis lalu menyalurkan karyanya sehingga dibaca oleh orang lain dan
merupakan sebuah kabar ataupun pemberitahuan secara umum seseorang itu dapat dibilang
sebagai seorang jurnalis. Seorang jurnalis ataupun wartawan hendaknya mentaati kode etik
yang telah ditentukan dan disahkan oleh pihak yang berwenang. Banyak wartawan dan
jurnalis indonesia yang melakukan pelanggaran terhadap kode etik jurnalis, peristiwa ini
sangatlah disayangkan karena jurnalis merupkan salah satu perwakilan masyarakat indonesia
untuk mendapatkan atau menyalurkan informasi yang terjadi di linkungan masyarakat
atapun negara indonesia.

Tentunya dengan kedudukan jurnalis yang sangat berarti bagi masyarakat berita hoax dan
berita yang melanggar ketentuan kode etik bisa merugikan masyarakat. Dapat kita
bayangkan jika semua berita yang ada merupakan berita hoax semata tak ada unsur
kebenarannya, masyarakat tentulah akan buta tentang kebenaran.

Kode etik merupakan tuntunan, arahan dan batasan yang harus diketahui dan
dilaksanakan oleh seorang jurnalis. Banyak berita yang ada dan menyebar di masyarakat
namun terkadang didalamnya ada sebuah pelanggaran kode etik.

Seperti salah satu tulisan yang terdapat di whyweleft.blogspot yang berjudul Mengapa
kami meninggalkan islam (wajah islan yang sebenarnya) didalam blog ini terdapat tulisan
tulisan yang menyingggung agama tertentu.

Sebagian kutipan yang ada dibolg tersebut yaitu

Ketika saya memperhatikan dunia Islam, yang saya temukan hanyalah ketidakadilan
semata, diskriminasi yang luarbiasa terhadap wanita dan orang kafir, kejahatan dan pelecehan
terhadap hak-hak azasi manusia, ditambah lagi korupsi politik yang mutlak di negara-negara
Islam. Kenyataannya, tidak ada hal yang baik yang dapat disebutkan di dalam dunia Islam.
Pada umunya dunia Islam berada dalam masalah besar, sedangkan di negara-negara non-
Muslim lebih ada damai, kemakmuran dan kebebasan

Dalam hal ini telah adanya pelanggaran kode etik, dalam KODE ETIK AJI menyebutkan
bahwasannya seorang jurnalis menghindari kebencian, prasangka, sikap merendahkan,
diskriminasi, dalam masal suku, ras, bangsa, politik, cacat/sakit jasmani, cacat/sakit mental
atau latar belakang sosial lainnya.

Tulisan ini menyatakan bahwa adanya kebencian dan ketidaksukaan seseorang terhadap suatu
agama, seharusnya seorang jurnalis dapat menghindari kebencian, prangsangka, sikap
merendahkan terhadap orang lain, ras, agama ataupun latar belakang sosial lainnya. Hal ini
dapat menimbulkan goyahnya kerukunan dan perdamaian antar umat yang berbeda agama,
kita adalah indonesia dan indonesia tidak dibangun oleh satu ras, satu suku, satu gama, satu
kelompok sosial namun indonesia ada karenya adanya kergaman budaya, suku, ras, maupun
agama oleh karena itu kita sepatutnya harus menghargai perbedaan perbedaan yang ada
karena pelangi pun tercipta dari berbagi warna yang kemudian berjajar searah sehingga
membuatnya indah.
.

Anda mungkin juga menyukai