SALAMUN
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
SMF ILMU PENYAKIT MATA
TAHUN 2017
Aparatus lakrimal terdiri dari bagian sekretoir yang memproduksi air mata dan
a. Sekretoir
Permukaan mata dijaga tetap lembab oleh kelenjar lakrimalis. Sekresi basal air
seiring dengan pertambahan usia. Volume terbesar air mata dihasilkan oleh
kelenjar air mata utama yang terletak di fossa lakrimalis pada kuadran
temporal di atas orbita. Kelenjar yang berbentuk seperti buah kenari ini
terletak didalam palpebra superior. Setiap kelenjar ini dibagi oleh kornu lateral
aponeurosis levator menjadi lobus orbita yang lebih besar dan lobus palpebra
yang terdiri dari tiga sampai dua belas duktus yang bermuara di forniks
konjungtiva superior. Sekresi dari kelenjar ini dapat dipicu oleh emosi atau
iritasi fisik dan menyebabkan air mata mengalir berlimpah melewati tepian
pons melalui nervus intermedius dan menempuh jalur kompleks dari cabang
dalam bentuk musin. Modifikasi kelenjar sebasea Meibom dan Zeis di tepian
palpebra memberi substansi lipid pada air mata. Kelenjar Moll adalah
b. Ekstretoir
- Punctum lacrimal
- Kanalikuli lakrimalis
- Sakuslakrimalis
- Duktus nasolakrimalis
- Meatus inferior
2. Akomodasi
Trias Akomodasi:
a. Kontraksi otot siliar gunanya supaya zonula zini mengendor, lensa dapat
mencembung, sehingga cahaya yang datang dari objek dapat difokuskan di retina.
b. Kontraksi otot rektus medialis sehingga timbul koneregensi dan mata menuju
benda itu
a. Teori Helmholtz : Kalau mm. siliaris berkontraksi maka iris dan badan
siliar digerakan ke depan bawah sehingga zonula zinnii jadi kendor, lensa
teori ini.
b. Teori Tsering : Bila mm. siliaris kontraksi maka ris dan badan silier digerakan
ke belakang atas sehingga zonula zinii menjadi tegang juga bagian perifer
menjadi cembung
Jarak tak terhingga 5-6m dari mata, sinar yang datang dari jarak ini jalannya
Punctum remotum (R) : Titik terjauh yang dapat dilihat dengan nyata tanpa
akomodasi maksimal
Nodal Point (N) : merupakan pusat optik dari sistem refrata mata. Letaknya
dekat polus posterior lensa 7mm dari kornea. Cahaya yang melalui titik ini tidak
dibiaskan.
Posterior principal focus (F) : Adalah titik pada aksis mata dimana cahaya
yang datang sejajar setelah melalui sistem refraksi mata bertemu. Letaknya di
Garis visialis (OM) : adalah garis yang menghubungkan benda yang kita
3. Refleks Pupil
Bila satu mata disinari pupil dari mata itu menjadi miosis (reaksi langsung) juga pupil
pada mata yang sebelahnya menjadi miosis (reaksi cahaa tidak langsung). Sebagian
menyebrang ke sisi yang lain) dan keduanya menuju nukleus EDWS di kedua
sisi.dari sini keluar sinar eferen (syaraf parasimpatis N III ganglion siliaris m.
Siliar/perikorneal
anterior
digerakan
endoftalmitis
Sekret + - -
Pada pemeriksaan asies visus dipakai tes dengan kartu snellen yang terdiri dari suatu
deretan huruf hitam dengan dasar putih, dari atas ke bawah hurufnya semakin kecil.
Pemeriksaan dilakukan pada jarak 5m karena pada jarak ini cahaya datang dari
jarak tak terhingga sehingga mata tidak berakomodasi, jadi dalam keadaan
istirahat. Asies visus dinyatakan dalam pecahan. Bila penderita hanya dapat huruf
yang terbesar maka visusnya 5/50 berarti pada jarak 5m(jarak pemeriksaan) orang itu
hanya dapat melihat huruf yang seharusnya dapat dilihat pada jarak 50m.
Bila huruf terbesar tidak terbaca lakukan hitung jari dengan jarak 1-5m dan ditulis
Jika tidak bisa maka lakukan hand motion dimana pemeriksa menggerakan tangan
pada jarak 1m apakah pasien dapat menentukan arah pergerakan tangan tersebut. Jika
Jika gagal, maka lakukan light perception dimana pasien diberikan cahaya pada
matanya dari arah depan apakah pasien melihat cahaya. Jika bisa, maka visusnya 1/~.
Periksa juga light projection dimana pasien disoroti pada matanya dari berbagai arah
dan minta pasien untuk menentukan arah cahaya. Jika arah cahaya dapat ditunjuk
Jalur penglihatan merupakan saluran saraf dari retina ke pusat penglihatan pada
c. Serabut saraf bagian temporal berjalan tidak bersilang pada kiasma optikd. Lapang
pandangan normal pada satu mata terletak 90 derajat temporal, 60derajat medial, 60
Lapang pandangan adalah bagian ruangan yang terlihat oleh satu mata dalamsikap
progresivitaspenyakit.
a. Uji Konfrontasi Mata kiri pasien dan mata kanan pemeriksa dibebat. Penderita
Mata kananpasien dengan mata kiri pemeriksa pada jarak yang sama digeser
ia dimintamemberi tahu. Pada keadaan ini bila pasien melihat pada saat yang
sentral atauparasentral. Disebut juga uji tangent screen. Pasien duduk 2 meter dari
layartangent screen Bjerrum. Pasien duduk 2 meter dari sebuah tabir kain
pada titiktengahnya . obyek digeser perlahan-lahan dari tepi ke arah titik tengah.
Dicaribatas-batas pada seluruh lapangan pada saat mana benda mulai terlihat.
aalat iniberbentuk setengah bola dengan jari-jari 30 cm, dan pada pusat parabola ini
parabolaperimeter. Obyek digeser perlahan-lahan dari tepi ke arah titik tengah. Dicari
batas-batas pada seluruh lapangan pada saat mana benda mulai terlihat. Batas lapang
tetapi dengan menaikkan intensitas objek sehingga terlihat oleh pasien. Pemeriksaan
adalah bila terdapat kelainan pada prekiasma, kiasma, dan retrokiasma. Pada defek
monokular prekiasma maka akan terlihat kelainan pada kedua mata. Kelainan kiasma
Diketahui bahwa serabut sensibel kornea melalui saraf trigeminus. Bila dirangsang
akan terdapat refleks aferen pada saraf fasial dan mata akan berkedip.
Pasien diminta melihat jauh ke depan dirangsang dengan kapas kering dari bagian
lateral kornea. Dilihat terjadinya refleks mengedip, rasa sakit dan mata berair Bila ada
8. Pemeriksaan schrimer
sebelumnya.
Sepotong kertas filter lebar 5mm dan panjang 30mm diselipkan pada forniks
konjungtiva bulbi bawah, ujung lain kertas menggantung pada bagian kertas yang
terjepit pada forniks inferior tersebut. Bila sesudah 5 menit kertas tidak basah
Bila setelah 5 menit seluruh filter basah maka ini tidak banyak nilainya karena refleks
mungkin terlalu kuat. Bila bagian yang basah kurang dari 10mm berarti fungsi sekresi
air mata terganggu, bila lebih dari 10mm berarti hipersekresi atau pseudoepifora
Uji ini dilakukan bila pada uji schrimer I kertas basah kurang dari 10mm setelah 5
menit, dinilai apakah hal ini disebabkan hambatan kelelahan sekresi atau fungsi
Pada satu mata diteteskan anastesi topikal dan diletakan kertas Schrimer. Hidung
dirangsang dengan kapas selama 2 menit. Dilihat basahnya kertas filter setelah
5menit. Bila tidak basah berarti refleks sekresi gagal total. Pada keadaan normal
9. Jenis Ptosis
a. Faktor mekanik
Akibat berat yang abnormal dari palpebra dapat menyulitkan otot levator palpebra
mengangkat palpebra. Hal ini dapat disebabkan oleh inflamasi akut atau kronik
berupa edema, tumor atau materi lemak yang keras, misalnya xanthelasma.
b. Faktor miogenik
Ptosis pada satu atau kedua kelopak mata sering merupakan tanda awalmyasthenia
Terdapat intervensi pada jalur bagian saraf cranial III yang mempersarafi otot levator
d. Faktor trauma
Trauma tumpul maupun tajam pada aponeurosis levator maupun otot levator sendiri
juga menyebabkan ptosis. Pada pemeriksaan histologik, defek terjadi karena adanya
dalam 6 bulan atau lebih, jika tidak ada perbaikan maka tindakan pembedahan dapat
menjadi alternatif.
terjadi sendiri maupun bersama dengan kelainan otot rektus superior (paling sering)
atau kelumpuhan otot mata eksternal menyeluruh (jarang). Hal ini bersifat herediter.
Referensi
1. Ilyas, S. Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2017. hal 123-129.
2. Sitompul R. Panduan Pemberian Antibiotik Untuk Terapi Infeksi Mata. Badan
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2016.
3. Kanski JJ. Clinical Opthalmology 8ed. Elsevier. 2016
Eva PR. Whitcher JP. General Ophthalmology 17ed. McGraw Hill. 2016
4. Wijana, Nana. Ilmu Penyakit Mata. 1983