D. Dewan Direksi
Dalam perusahaan publik, pemegang saham biasanya memvariasikan risiko mereka dan
memiliki prtofolio saham diberbagai perusahaan. Secara individual, mereka jarang memiliki
insentif cukup besar untuk menyediakan sumber daya supaya memastikan bahwa manjemen
bertindak demi kepentingan terbaik para pemegang saham. Solusi bagi pemegangsaham secara
kolektif adalah menyerahkan wewenang mereka dalam mengawasi tindakan manajemen kepada
dewan direksi. Dewan direksi (dan juga pejabat perusahaan) memiliki kewajiban fidusia untuk
mendorong keberhasilan jangka panjang perusahaan bagi kepentingan pemegang saham dan juga
kadang-kadang bagi pemegang utang.
Dewan direksi memiliki dua tanggung jawab pengendalian yang utama. Pertama, mereka
menjaga kepentingan ekuitas investor, khususnya memastikan bahwamanajemen berusaha untuk
memaksimalkan nilai ekuitas saham investor pemegang saham di perusahaan. Kedua, mereka
melindungi kepentingan stakeholder perusahaan lainnya (seperti karyawan, pemasok, pelanggan,
kompetitor, atau masyarakat pada umumnya) dengan memastikan bahwa karyawan perusahaan
bertindak sesuai hukum dan bertanggung jawab secara sosial. Tugas yang mereka lakukan antara
lain adalah membantu memastikan pelaporan keuangan, kompensasi dan persaingan yang adil,
serta perlindungan terhadap lingkungan, dan perilaku bisnis oleh perusahaan secara keseluruhan.
E. Komite Audit
Komite audit memberikan pengawasan independen atau proses pelaporan keuangan
perusahaan, pengendalian internal, dan auditor independen. Komite audit meningkatkan
kemampuan dewan untuk berfokus secara intensifdan tidak menggunakan biaya relatif mahal
(tanpa melibatkan dewan utama secara penuh) pada fungsi pelaporan keuangan yang bertkaitan
dengan perusahaan. Meskipun peraturan secara rinci bervariasi antar negara, di sebagia besar pasar
modal berkembang, komite audit diperlukan dari luar (non-eksekutif) atau direktur
independendengan persyaratan lebih lanjut bahwa mereka harus mengerti hal-hal yang berkaitan
dengan keuangan.
Unit komite audit biasanya mencakup lingkup tanggung jawab komite dan bagaimana
melaksanakan tanggung jawab tersebut, termasuk struktur, proses, dan persyaratan keanggotaan.
Komite audit juga menetapkan prosedur untuk menangani keluhan mengenai akuntansi, proses
audit, dan hal-hal terkait pengendalian internal, termasuk prosedur rahasia, yakni penyerahan yang
tidak diketahui oleh karyawan mengenai praktik akuntansi yang dipertanyakan. Komite audit juga
biasanya bertanggung jawab atas penunjukan, kompensasi, retensi, dan pengawasan pekerjaan
auditor eksternal. Auditor eksternal, pada gilirannya, membahas dan menunjuk pada kualitas,
bukan hanya pada penerimaan prinsip akuntansi perusahaan bersama komite audit.
Dengan demikian, komite audit diharapkan untuk bisa menginformasikan, mewaspadai,
dan menjadi pengawas yang efektif pada proses pelaporan keuangan dan sistem pengendalian
internal perusahaan mereka. Komite audit umumnya menganggap tanggung jawab dewan
berkaitan dengan pelaporan keuangan organisasi, tata kelola perusahaan, dan praktik kontrol. Di
area pelaporan keuangan, komite audit memberikan jaminan bahwa pengungkapan keuangan
perusahaan adalah sebuah hal yang wajar dan akurat. Di area tata kelola perusahaan, komite audit
memberikan jaminan bahwa perusahaan telah berjalan sesuai dengan hukum dan peraturan yang
bersangkutan, bertindak secara etis, dan memperthankan pengendalian yang efektif terhadap
kecurangan dan konflik kepentingan para karyawan. Di area kendali perusahaan, komite audit
memonitor manajemen perusahaan dan sistem pengendalian internal yang drancang untuk
menjaga aset dan mempekerjakan mereka untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan.
Dalam memenuhi tanggung jawab ini, komite audit mempekerjakan audit eksternal dan
perusahaan dan memantau kinerja mereka. Mereka mempertahankan garis komunikasi antara
dewan direksi, audit ekstrenal perusahaan, auditor internal, manajemen keuangan, dan konsultan
di dalam dan di luar perusahaan. Oleh karena mereka memiliki keterbatasan sumber daya secara
langsung, komite audit harus bergantung pada sumber daya dan dukungan dari kelompok-
kelompok lain dalam organisasi, dan khususnya pada fungsi audit internal.
Penelitian lebih lanjut tentang efektivitas komite audit diperlukan, dan jelas bahwa komite
audit dan prosenya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan sumber daya perusahaan serta dewan.
Beberapa praktik umum menunjukkan bahwa komite audit disarankan untuk:
1. Mendapat dukungan dan arahan dari seluruh jajaran direksi.
2. Menggunakan agenda dan mengikuti program kerja formal, risalah rapat, dan mendistribusikan
jadwal pertemuan ke dewan direksi, jadwal pertemuan disiapkan di awal, sehingga peserta
memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan segala sesuatu.
3. Memiliki setidaknya tiga anggota, namun tidak terlalu banyak, sehingga semua anggota dapat
menjadi peserta aktif.
4. Memastikan bahwa komite terdiri atas individu-individu yang tepat. Menetapkan tanggung
jawab anggota dan berharap bahwa anggota yang tidak lagi berkeinginan memberikan kontribusi
yang bermanfaat untuk mundur dari posisinya. Pastikan bahwa semua anggota mandiri terhadap
manajemen, mengerti masalah keuangan, dan terlibat secara aktif dalam semua kegiatan.
5. Pertemuan setidaknya dirancang empat kali setiap tahun, termasuk pertemuan praaudit dan
pascaaudit. (beberapa ahli mempertimbangkan frekuensi dan durasi pertemu an menjadi indikator
yang sangat andal untuk efektivitas komite audit).
F. Komite Kompensasi
Aturan beberapa bursa saham mewajibkan perusahaan yang sudah terdaftar untuk memiliki
kompensasi bagi top executive yang disetujui oleh mayoritas direksi independen. Sebagian besar
perusahaan milik publik menyerahkan masalah tersebut kepada dewan komite kompensasi yang
hanya terdiri dari para direksi independen. Bahkan, bursa saham New York memerlukan
pembentukan sebuah komite kompensasi tersebut. Komite kompensasi menangani masalah yang
berkaitan dengan kompensasi dan manfaat yang diberikan kepada karyawan, dan khususnya pihak
top executive. Dalam beberapa perusahaan, komite kompensasi juga menyediakan pengawasan
mengenai desain dan operasi dari rencana pensiun, meskipun dalam perusahaan lain fungsi ini
diserahkan kepada komite investasi dewan.
Komite kompensasi memiliki tanggung jawab fidusia untuk memastikan bahwa program
kompensasi eksekutif perusahaan berjalan adil dan tepat untuk menarik, mempertahankan, dan
memotivasi manajer, sehingga membuat tindakan mereka sesuai dengan pandangan ekonomi
perusahaan dan relevan terhadap praktik perusahaan. Komite kompensasi biasanya bergantung
pada fungsi sumber daya manusia di dalam perusahaan sebagai staf pendukung. Selain itu, karena
desain rencana kompensasi dapat menimbulkan masalah yang kompleks, seprti yang berkaitan
dengan ukuran kinerja, bentuk, (misalnya, uang tunai, opsi saham), dan hal-hal yang berkaitan
dengan struktur (misalnya, ambang batas kinerja, membuat ketentuan) ekuitas kompensasi internal
eksternal dan internal, hukum dan pertimbangan pajak, komite kompensasi sering menggunakan
konsultaan luar untuk menyediakan data atau keahlian yang tidak dimiliki perusahaan. Konsultan
sering melakukan studi banding kompensasi industri atau memberikan saran mengenai desain
rencana kompensasi. Komite kompensasi harus mempertahankan tanggung jawab penuh untuk
mengawasi kerja dari konsultan kompensasi yang disewa.