Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Body Mechanic

Mekanika tubuh adalah istilah yang digunakan dalam menjelaskan penggunaan tubuh
yang aman, efisien, dan terkoordinasi untuk menggerakkan objek dan melakukan aktifitas
hidup sehari-hari (Kozier,B.,Erb,G.,Berman A.,SnyderS.2004p.216). Mekanika tubuh
merupakan usaha koordinasi dari muskuloskeletal dan sistem saraf untuk mempertahankan
keseimbangan dengan tepat.

Pada dasarnya, mekanika tubuh adalah cara menggunakan tubuh secara efisien, yaitu
tidak banyak mengeluarkan tenaga, berkoordinasi serta aman dalam mengerakkan dan
mempertahankan keseimbangan selama beraktivitas (Alimul.A. Aziz.2006.p.96).Mekanika
tubuh adalah menggunakan otot-otot yang tepat untuk melakukan pekerjaan
(Hegner&Esther.2003. p.193).Mekanika tubuh (Body Mechanic) adalah penggunaan organ
secara efisien dan efektif sesuai dengan fungsinya. Melakukan aktivitas dan istirahat pada
posisi yang benar akan meningkatkan kesehatan. Setiap aktivitas yang dilakukan perawat
harus memerhatikan body mechanic yang benar seperti kegiatan mengangkat atau
memindahkan pasien (Wartonah,tarwoto. 2006.p.91).

2.2 Tujuan Body Mechanic

Tujuan utama mekanika tubuh yaitu menfasilitasi penggunaan kelompok otot yang
tepat secara aman dan efisien guna menjaga keseimbangan, mengurangi energi yang
digunakan, menurunkan keletihan dan menurunkan resiko cedera. Mekanika tubuh yang baik
sangat penting untuk pasien dan perawat. Cedera punggung terjadi hingga 38% dari semua
perawat (American Nurses Assosiasion, 2000. Dalam buku Kozier, B., Erb, G., Berman A.,
Snyder S. 2004 p.216). Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat meningkatkan fungsi
tubuh terhadap susunan muskuloskeletal, mengurangi energy yang di keluarkan, dan
mengurangi kelelahan. Kebutuhan bergerak sangat dibutuhkan karena pergerakan dapat
memenuhi kebutuhan dasar manusia dan melindungi diri dari kecelakaan, seperti jatuh
(Alimul A. Aziz.2006. p.96).

Menurut Alimul A. Aziz. (2006) Tujuan mekanika tubuh adalah sebagai berikut :
1. Menentukan perubahan fisiologis normal pada kesejajaran tubuh akibat pertumbuhan
dan perkembangan.
2. Mengidentifikasi penyimpangan kesejajaran tubuh yang disebabkan postur yang
buruk.
3. Memberi kesempatan pasien untuk mengobservasi posturnya.
4. Mengidentifikasi kebutuhan belajar pasien untuk mempertahankan kesejajaran tubuh
yang benar.
5. Mengidentifikasi trauma, kerusakan otot atau disfungsi saraf.
6. Memperoleh informasi mengenai faktor-faktor lain yang memengaruhi kesejajaran
yang buruk, seperti kelelahan, malnutrisi dan masalah psikologis. Indikasi : pasien
yang mengalami gangguan fungsi sistem muskuloskeletal, saraf atau otot dan pasien
yang mengalami kelemahan serta kekakuan.

2.3 Prinsip Body Mechanic

Mekanika tubuh berpengaruh terhadap tingkat kesehatan perawat dan klien serta
mencegah kecacatan. Misalnya dalam menjalankan tugasnya perawat menggunakan berbagai
kelompok otot seperti berjalan selama ronde keperawatan, memberikan obat, mengangkat dan
memindahkan klien, serta menggerakan objek. Aktivitas tersebut mempengaruhi pergerakan
tubuh seorang perawat. Jika digunakan dengan benar, kekuatan ini dapat meningkatkan
efisiensi tenaga seorang perawat. Penggunaan yang tidak benar dapat mengganggu aktivitas
perawat.
Berdasarkan Alimul A. Aziz. (2006. p.96) Prinsip yang digunakan dalam mekanika
tubuh adalah sebagai berikut :

1. Gravitasi. Merupakan prinsip yang pertama yang harus diperhatikan dalam melakukan
mekanika tubuh dengan benar, yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam
pergerakan tubuh.
Terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam gravitasi :
a. Pusat gravitasi (center of gravity), titik yang berada di pertengahan tubuh.
b. Garis gravitasi (line of gravity), merupakan garis imajiner vertikal melalui
pusat gravitasi.
c. Dasar dari tumpuan (base of support), merupakan dasar tempat seseorang
dalam posisi istirahat untuk menopang/menahan tubuh.
2. Keseimbangan. Keseimbangan dalam penggunaan mekanika tubuh dicapai dengan
cara mempertahankan posisi garis gravitasi di antara pusat gravitasi dan dasar
tumpuan.
3. Berat. Dalam menggunakan mekanika tubuh, yang sangat diperhatikan adalah berat
atau bobot benda yang akan di angkat karena berat benda tersebut akan memengaruhi
mekanika tubuh.

2.4 Teknik Body Mechanic

Pergerakan Dasar dalam Mekanika Tubuh :


1. Gerakan (ambulating).
Gerakan yang benar dapat membantu mempertahankan keseimbangan tubuh,
contoh: keseimbangan orang saat berdiri dan saat jalan akan berbeda. Orang
yang berdiri akan lebih mudah stabil dibandingkan dalam posisi jalan. Dalam
posisi jalan akan terjadi perpindahan dasar tumpuan dari sisi satu ke sisi yang
lain, dan posisi gravitasi akan selalu berubah pada posisi kaki.
2. Menahan (squatting).
Dalam melakukan pergantian, posisi menahan selalu berubah, contoh: posisi
orang duduk akan berbeda dengan orang jongkok, dan tentunya berbeda
dengan posisi membungkuk. Gravitasi adalah hal yang perlu diperhatikan
untuk memberikan posisi yang tepat dalam menahan. Dalam menahan
diperlukan dasar tumpuan yang tepat.
3. Menarik (pulling).
Menarik dengan benar akan memudahkan untuk memindahkan benda, yang
perlu diperhatikan adalah ketinggian, letak benda (sebaiknya berada didepan
orang yang akan menarik), posisi kaki dan tubuh dalam menarik (seperti
condong kedepan dari panggul), sodorkan telapak tangan dan lengan atas
dipusat gravitasi pasien, lengan atas dan siku diletakkan pada permukaan
tempat tidur, pinggul, lutut, dan pergelangan kaki ditekuk, lalu dilakukan
penarikan.
4. Mengangkat (lifting).
Mengangkat merupakan pergerakan daya tarik keatas. Gunakan otot-otot besar
dari tumit, paha bagian atas, kaki bagian bawah, perut, dan pinggul untuk
mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian belakang.
5. Memutar (Pivoting)
Merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan bertumpu pada tulang
belakang. Gerakan memutar yang baik memerhatikan ketiga unsur gravitasi
agar tidak berpengaruh buruk pada postur tubuh.

2.5 Hal Hal yang Harus Diperhatikan Saat Melakukan Tugas Berkaitan
dengan Mobilisasi, Transfer dan Transportasi Pasien (Tugas Fisik)

2.5.1 Mekanika Tubuh untuk Asisten Keperawatan


Banyak dari pekerjaan perawat yang memerlukan usaha fisik. Memindahkan pasien,
membawa peralatan dan mendorong kursi roda membutuhkan kekuatana otot.
1. Postur Tubuh.
Mekanika tubuh yang baik berawal dari postur tubuh yang tepat. Postur tubuh
yang tepeat bearti terdapat keseimbangan antara kelompok-kelompok otot
dan bagian-bagian tubuh dalam kesejajaran (posisi) yang baik. Postur tubuh
yang benar adalah sama dalam semua posisi-berdiri, duduk dan
berbaring. Postur tubuh yang baik membuat tubuh berfungsi dengan baik
dalam semua aktifitas. Postur yang benar embuat gerakan mengangkat, mearik
dan mendorong menjadi lebih mudah (Hegner & Esther. 2003. p. 194).
2. Menggunakan Tubuh Secara Efektif

Ada 10 aturan dasar yang harus diingat yang dapat membantu otot-otot
bekerja dengan baik, yaitu:
a. Pertahankan punggung agar tetap lurus.
b. Rentangkan kaki agar dapat menjadi landasan penunjang yang baik.
c. Membungkung dari pinggul dan lutut agar lebih dekat dengan objek . jagan
membungkuk dari pinggang.
d. Gunakan berat badan untuk membantu mendorong atau menarik objek.
e. Gunakan otot terkuat untuk melakukan pekerjaan.
f. Hindari memutar sebagian badan ketika bekerja dan membungkuk dalam
waktu lama. Putar seluruh badan.
g. Pegang dan tahan objek yang berat dekat dengan tubuh .
h. Dorong atau tariklah daripada mengangkatnya.
i. Selalu mintalah bantuan bila pasien atau benda terlalu berat untuk digerakkan
sendiri.
j. Serempakkan gerakan. Siapkan pasien dan aggota staf yang lain dengan
memberitahikan mereka bila sudah siap, atau dengan hitungan samapi tiga dan
semua bergerak serentak pada hitungan ketiga.

Catatan. Bersedialah untuk membantu orang lain. Jangan mengambil resiko.


Berbagai macam peralatan mekanis tersedia untuk membantu memindahkan
pasien yang tidak berdaya atau pasien berat. Jika menggunakan satu alat
penggerak mekanis, pastika bahwa tali-tali penyangga di tempatkan dengan
baik di bawah pasien. Periksalah untuk memastikan bahwa semua bagian dari
alat tersebut aman da siap pakai.

2.5.2 Mekanika Tubuh untuk Pasien

Mekanika tubuh untuk pasien yang ambulasi sama dengan mekanika tubuh
untuk tim perawatan. Ketika pasien tidak mengangkat sesuatu yang berat ataupun
ringan, kebiasaan postur tubuh yang baik tidak boleh diabaikan.Postur tubuh yang
baik untuk pasien bearti berdiri, berjalan dan berubah posisi dengan cara yang mantap
dan aman.
Pasien-pasien tirah baring terkadang sukar untuk menn posisi karena mereka
cnderung turun ke ujung bawah tempat tidur bila bagian kepala tempat tidur di
naikkan. Paisen-pasien yang tidak mampu tidak akan dapat mengubah posisi badan
mereka. Mereka pun tidak mampu membantu perawata memindahkan posisi badan
mereka. Pasien tirah baring memerlukan bantuan ekstra untuk memperoleh dan
memepertahankan kejajaran tubuh yang tepat.Ingat bila memungkinkan :
1. Minta bantuan.
2. Gunakan seprai yang diangkat atau dibalik.
3. Gunakan alat-alat mekanik.
4. Ubah posisi pasien sesering mungkin. Paling sedikit 2 jam sekali.
Kesejajaran (posisi) tubuh pasien yang tepat harus dilakukan denga hati-hati.
Kesejajaran tubuh yang tepat beearti menjaga seseorang berada pada posisi di mana
tubuh dapat berfungsi sebaik-baiknya. Lekukan tubuh ayang alami perlu ditunjang
pada posisi alaminya dengan bantal dan handuk yang digulung. Posisi yang tepat
adalah :
1. Membantu pasien merasa lebih nyaman.
2. Mengurangi ketegangan.
3. Membantu tubuh agar berfungsi lebih efisien.
4. Mencengah deformitas dan komplikasi, seperti kontraktur dan dekubitus.

2.6 Alasan Penggunaan Body Mechanic yang Tepat

Mekanika tubuh itu penting untuk perawat dan pasien. Hal ini mempengaruhi kondisi
kesehatan mereka. Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk kesehatan dan mencegah
kecacatan. Gaya berat dan fisik dapat mempengaruhi gerak tubuh. Jika digunakan dengan
benar kekuatan ini dapat meningaktkan efisiensi kerja perawat.

Asuhan keperawatan pada masalah mekanika tubuh dan ambulasi :


a. Pengkajian
Menilai kemampuan dan keterbatasan dalam bergerak dengan cara :
Bangkit dari posisi berbaring ke posisi duduk .
Bangkit dari kursi ke posisi berdiri
Menilai gaya berjalan
Perubahan posisi
Saat pasien bergerak
Saat beraktifitas
Status ambulasi

b. Diagnosa Keperawatan
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengam adanya kelemahan akibat
spasme pada extremitas, nyeri akibat arthritis, penggunaan alat bantu dalam
waktu yang lama.
Resiko cedera berhubungan dengan adanya paralysis, gaya berjalan tidak
stabil, penggunaan tongkat yang tidak benar.
Kurang perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik secara umum.
c. Perencanaan
Memperbaiki penggunaan mekanika tubuh pada saat melakukan aktifitas.
Memulihkan dan memperbaiki ambulasi
Mencegah terjadinya cedera akibat jatuh
d. Intervensi
a. Latihan ambulasi
Membantu klien duduk diatas tempat tidur
Membantu klien turun dari tempat tidur
Membantu klien berjalan
b. Membantu ambulasi dengan memindahkan klien
Dilakukan pada klien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan sendiri
dari tempat tidur,ke branchard atau ke tempat lain.
Perlu memperhatikan keadaan umum klien senelum melakukan
pemindahan.
Perhatikan keamanan bagi klien dan perawat sendiri.
Minta bantuan orang lain jika tidak memungkinkan bekerja sendirian.
e. Evaluasi
Masalah mekanika tubuh dan ambulasi teratasi dengan baik.
Klien mampu menggunakan mekanika tubuh dengan baik.
Klien mampu menggunakan alat bantu gerak dengan baik.
Klien mampu mengambil benda, naik turun, tidur dan berjalan dengan
mandiri.

Anda mungkin juga menyukai