Anda di halaman 1dari 6

RMK

CORPORATE GOVERNANCE
SAP 8

PENGUNGKAPAN DAN TRANSPARANSI SERTA KASUS PERUSAHAAN


GAS NEGARA TBK
Dosen Pengampu: Dr. Ni Made Dwi Ratnadi, S.E., M.Si., Ak. CA.

EMA 469 C2
KELOMPOK 4

Putu Nesy Swendriani (1506305029/ Absen 06)


Ni Wayan Dhevi Sukma Dewi (1506305062/ Absen 13)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI REGULER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2017/2018
1. Pengungkapan dan Trasnparansi
1.1 Pengungkapan
Berkaitan dengan tujuan pengambilan keputusan, laporan keuangan yang
disajikan sebaiknya diaudit terlebih dahulu oleh auditor sebelum diserahkan kepada
pihak ekstern agar lebih dapat dipercaya dan bermanfaat. Pemakai laporan keuangan
meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman,
pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta
lembaga-lembaganya dan masyarakat. Tujuan pelaporan keuangan adalah
memberikan infomasi guna pengambilan keputusan dan menyediakan informasi
keuangan yang bermanfaat untuk membantu pengambilan keputusan ekonomi. Hal
ini memerlukan suatu pengungkapan yang layak mengenai data keuangan dan
informasi relevan lainnya.
Kata disclosure memiliki arti tidak menutupi atau ada informasi yang
disembunyikan. Disclosure adalah memberikan data yang bermanfaat kepada pihak
yang memerlukan. Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan, disclosure
mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan
penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas suatu unit usaha. Dengan demikian,
informasi tersebut harus lengkap, jelas, dan dapat menggambarkan secara tepat
mengenai kejadian-kejadian ekonomi yang berpengaruh terhadap hasil operasi unit
usaha tersebut. Informasi yang diungkapkan harus berguna dan tidak
membingungkan pemakai laporan keuangan dalam membantu pengambilan
keputusan ekonomi.
Tiga konsep pengungkapan yang umunya diusulkan adalah pengungkapan yang
cukup (adequate), wajar (fair), dan lengkap (full).Yang paling umum digunakan dari
tiga konsep tersebut adalah pengungkapan yang cukup. Pengungkapan ini mencakup
pengungkapan minimal yang harus dilakukan agar tidak menyesatkan. Wajar dan
lengkap merupakan konsep yang lebih bersifat positif. Pengungkapan secara wajar
menunjukkan tujuan etis agar dapat memberikan perlakuan yang sama dan bersifat
umum bagi semua pemakai laporan keuangan. Pengungkapan yang lengkap
mensyaratkan perlunya penyajian semua informasi yang relevan.

2
Sumber utama tekanan untuk meningkatkan pengungkapan laporan keuangan
adalah dari komunitas keuangan dan investasi. Perusahaan Multinasional dan badan
pengaturan standar Negara dengan pasar modal yang berkembang telah memberi
perhatian lebih terhadap dorongan dari pihak pihak tersebut. Prinsip good corporate
governance tentang disclosure and transparency, menurut Organization for
Economic Co-operation and Development (OECD) harus memastikan bahwa
pengungkapan yang tepat waktu dan akurat dilakukan terhadap semua hal yang
material berkaitan dengan perusahaan, mencakup kondisi keuangan, kinerja,
kepemilikan dan tata kelola perusahaan.
Pengungkapan informasi perusahaan perlu dilakukan secara berimbang.Artinya,
informasi yang disampaikan bukan hanya yang bersifat positif saja namun termasuk
informasi yang bersifat negatif. Ini untuk menghindari adanya informasi yang salah
(disinformasi) serta informasi penting yang disembunyikan oleh perusahaan yang
berakibat merugikan pihak lain, baik pemegang saham maupun stakeholders lainnya.
Beberapa kasus perbankan, beberapa waktu lalu, antara lain akibat adanya
disinformasi yang disampaikan kepada publik. Informasi dan laporan keuangan yang
dilaporkan yang baik-baik saja meski sudah diaudit oleh eksternal auditor.Akibatnya,
banyak bank bangkrut dan terpaksa ditutup atau dilikuidasi pemerintah.

1.2 Transparansi
Transparansi perusahaan dapat diartikan sebagai ketersediaan relevansi yang
tersebar luas, informasi yang dapat dipercaya mengenai kinerja perusahaan dalam
suatu periode yang terkait, posisi keuangan, kesempatan investasi, pemerintah, nilai
dan risiko perusahaan dagang yang bersifat umum. Transparansi bisa dalam informasi
maupun dalam pengambilan kebijakan. Transparansi dalam informasi adalah
penungkapan informasi oleh manajemen yang diwajibkan oleh UU baik dilakukan
sukarela atau untuk memenuhi etika bisnis. Transparansi tidak berarti mengemukakan
semuanya kepada publik. Pengertian transparansi juga mengakui adanya rahasia
perusahaan dalam hal misalnya jika diungkapkan dapat menimbulkan dampak negatif
kepada perusahaan. Dalam akuntansi istilah yang dipakai adalah disclosure. Yang

3
diwajibkan dalam akuntansi hanya disclosure yang mengungkapkan semua hal yang
dianggap signifikan atau material yang dinilai dapat mempengaruhi keputusan
mereka.
Transparansi dalam kebijakan yaitu memberikan kesempatan kepada semua pihak
yang berkepentingan untuk mengetahui secara jelas prosedur dan tata cara yang
ditempuh oleh manajemen dalam mengurus perusahaan atau mengambil keputusan
akan melakukan prosedur yang wajar tanpa membonceng kepentingan tertentu. Atau
bisa juga memberikan informasi secara akurat, benar, teratur, dan tepat waktu.
Prinsip transparansi juga berhubungan dengan kualitas informasi yang
disampaikan perusahaan. Kepercayaan investor akan sangat tergantung dengan
kualitas penyajian informasi yang disampaikan perusahaan. Oleh karena itu akuntan
manajemen (yang bekerja pada perusahaan) dituntut untuk menyediakan informasi
yang jelas, akurat, tepat waktu dan dapat diperbandingkan dengan indikator- indikator
yang sama. Untuk itu informasi yang ada dalam perusahaan harus diukur, dicatat, dan
dilaporkan oleh akuntan sesuai dengan prinsip dan standar akuntansi yang berlaku.
Prinsip transparansi ini menghendaki adanya keterbukaan dalam melaksanakan
proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam penyajian yang lengkap atas
semua informasi yang dimliki perusahaan. Peran akuntan manajemen, internal
auditor, dan komite audit menjadi penting dalam hal penyajian informasi akuntansi
dalam laporan keuangan perusahaan secara transparan kepada pemakainya.

2. Kasus Perusahaan Gas Negara Tbk Insider Trading


Kasus yang dialami oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk yang berindikasi bermula
pada jatuhnya dalam penjualan saham dibursa efek. Terjadinya pada periode 12
september 2006 sampai dengan 11 januari 2007. Terdapat indikasi terjadinya pelangaran
terhadap peraturan undang-undang pasar modal pada transaksi penjualan saham PT
Perusahaan Gas Negara Tbk. Semuanya terjadi bermula dari penurunan secara signifikan
harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk di Bursa Efek Jakarta, yaitu dari Rp
9.650,00 (harga penutupan pada tanggal 11 januari 2006) menjadi Rp 7.400,00 per
lembar saham pada tanggal 12 januari 2007.

4
Dugaan adanya insider trading sangat terasa pada saat harga saham PGN anjlok pada
harga Rp 7.400,00. Jatuhnya harga saham tersebut dilihat tidak wajar, karena merujuk
pada harga sebelumnya Rp 9.650,00 berarti telah jatuh sebanyak 23,36%. Melihat dengan
jatuhnya harga saham dalam penjualan dibursa efek, patut diduga bahwa adanya
kesalahan atau pun kesengajaan dalam hal transaksi yang dilakukan oleh PT Perusahaan
Gas Negara Tbk. Terdapat beberapa fakta-fakta hukum yang dapat dijadikan sebagai
bahan penelitian lebih lanjut, antara lain sebagai berikut:
1) Adanya bukti-bukti yang menunjuk pada praktek transaksi saham perusahaan yang
dilakukan oleh pihak orang dalam perusahaan, yang terjadi pada periode 12
september 2006 sampai dengan 11 januari 2007.
2) Adanya informasi yang tergolong sebagai informasi material dan dapat
mempengaruhi harga saham diantaranya:
a. Penurunan harga saham PT Perusahaan Gas Negara sangat erat dengan siaran pers
yang dilakukan manajemn perusahan sehari sebelumnya tertanggal 11 jaunari
2007.
b. Pernyataan bahwa ditundanya proyek komersialisasi pemipaan gas PT
Perusahaan Gas Negara Tbk yang semula akan dilakukan pada akhir Desember
2006 tertunda menjadi Maret 2007.
c. Informasi tentang penurunan volume gas telah diketahui para pihak perusahaan
sejak tertanggal 12 September 2006 dan informasi tentang tertundanya gas in
sejak tanggal 18 Desember 2006, para pihak perusahaan baru menjelaskan pada
tanggal 11 januari 2007.
Dalam kasus ini, ada tiga hal yang dihadapi oleh PT. PGN mulai dari pelanggaran
prinsip keterbukaan hingga insider trading. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
1) Pelanggaran prinsip disclosure terhadap keterlambatan penyampaian laporan kepada
Bapepam dan masyarakat tentang peristiwa material.
2) Pelanggaran prinsip disclosure terhadap pemberian keterangan yang secara material
tidak benar.
3) Keterlibatan fiduciary position dalam kasus insider trading transaksi efek PGAS.

5
DAFTAR PUSTAKA

Fery. 2016. Corporate Governance: Pengungkapan dan Transparansi.


http://fekool.co.id/2016/05/corporate-governance-pengungkapan-dan.html. Diakses
pada tanggal 20 November 2017.
Putri ,I Gusti Ayu Made Asri Dwija dan I Gusti Ketut Agung Ulupui. 2017. Pengantar
Corporate Governance. Denpasar: CV. Sastra Utama.
Siboro, Danri Toni. 2007. Hubungan Good Corporate Governance (GCG) Dengan
Pengungkapan Laporan Keuangan. Jurnal Fokus Ekonomi: Vol. 2, No. 2. Medan.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen30 halaman
    Bab 2
    Nesy Swendriani
    Belum ada peringkat
  • Bab 10
    Bab 10
    Dokumen34 halaman
    Bab 10
    Nesy Swendriani
    Belum ada peringkat
  • Poin 2 Dan 3
    Poin 2 Dan 3
    Dokumen6 halaman
    Poin 2 Dan 3
    Nesy Swendriani
    Belum ada peringkat
  • Sap 12
    Sap 12
    Dokumen16 halaman
    Sap 12
    Nesy Swendriani
    Belum ada peringkat
  • Bab 10
    Bab 10
    Dokumen34 halaman
    Bab 10
    Nesy Swendriani
    Belum ada peringkat
  • Materi 2
    Materi 2
    Dokumen7 halaman
    Materi 2
    Nesy Swendriani
    Belum ada peringkat
  • RMK Bab 11
    RMK Bab 11
    Dokumen7 halaman
    RMK Bab 11
    Nesy Swendriani
    Belum ada peringkat