Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semangka merupakan tanaman hortikultura yang cukup baik di daerah tropik maupun sub
tropik. Meskipun nilai gizinya relatif sangat rendah karena mengandung air (92 %) dan
karbohidart dalam bentuk gula (7%) serta sisanya (1%) berupa vitamin dan mineral, namun
buah ini mempunyai daya tarik tersendiri bagi konsumen karena warna daging buahnya yang
merah atau kuning, teksturnya yang remah yang banyak mengandng air serta buahnya manis dan
menyegarkan. Tingkat dan kualitas produksi semangka di Indonesia masih tergolong rendah. Hal
ini disebabkan antara lain karena tanah yang keras, miskin unsur hara dan hormon, pemupukan
yang tidak berimbang, serangan hama dan penyakit tanaman, pengaruh cuaca /iklim, serta teknis
budidaya petani.

Semangka atau tembikai (Citrullus lanatus, suku ketimun-ketimunan atau Cucurbitaceae)


adalah tanaman merambat yang berasal dari daerah setengah gurun di Afrika bagian selatan.
Tanaman ini masih sekerabat dengan melon (Cucumis melon) dan ketimun (Cucumis sativus).
Semangka biasa dipanen buahnya untuk dimakan segar atau dibuat jus. Biji semangka yang
dikeringkan dan disangrai juga dapat dimakan isinya (kotiledon) sebagai kuaci. Sebagaimana
anggota suku ketimun-ketimunan lainnya, habitus tanaman ini merambat namun ia tidak dapat
membentuk akar adventif dan tidak dapat memanjat. Jangkauan rambatan dapat mencapai
belasan meter. Daunnya berlekuk-lekuk di tepinya. Bunganya sempurna, berwarna kuning, kecil
(diameter 3cm). Semangka adalah andromonoecious monoklin, yaitu memiliki dua jenis bunga
pada satu tumbuhan: bunga jantan, yang hanya memiliki benang sari (stamen), dan bunga
banci/hermafrodit, yang memiliki benang sari dan putik (pistillum). Bunga banci dapat dikenali
dari adanya bakal buah (ovarium) di bagian pangkal bunga berupa pembesaran berbentuk oval.

Buah semangka memiliki kulit yang keras, berwarna hijau pekat atau hijau muda dengan
larik-larik hijau tua. Tergantung kultivarnya, daging buahnya yang berair berwarna merah atau
kuning. Tanaman ini cukup tahan akan kekeringan terutama apabila telah memasuki masa
pembentukan buah.

Kontribusi tanaman hortikultura terutama pada tanaman semangka terhadap manusia tidak
dapat dipandang sebelah mata. Manfaat tanaman hortikultura tidak hanya sebagai sumber pangan
dan gizi akan tetapi juga sebagai pendapatan keluarga, mempunyai nilai estetika, terdapat
konservasi genetik yang sekaligus berperan sebagai penyangga kelestarian alam. Indonesia yang
dikenal sebagai Negara yang mempunyai beragam plasma nutfah, juga termasuk di dalamnya
mempunyai berbagai jenis tanaman hortikultura, yaitu buah-buahan.

Pengembangan budidaya tanaman semangka meluas di dua puluh empat propinsi di wilayah
nusantara, tetapi rata-rata hasil nasional masih rendah. Untuk meningkatkan produksi secara
optimal, perlu dipadukan teknologi budidaya yang mengarah kepada perbaikan produktivitas dan
kualitas hasil, pengendalian hama dan penyakit secara terpadu, penganan pasca panen yang
memadai, penentuan skalad usaha tani yang menguntungkan (Rukmana, 1994).

Penutup tanah atau mulsa adalah bahan yang dipakai di permukaan tanah untuk menghindari
kehilangan air melalui penguapan atau untuk menekan pertumbuhan gulma yang ada disekitar
tanaman dan menaikkan suhu dan menurunkan kelembaban disekitar tanaman sehingga dapat
menghambat munculnya hama dan penyakit. Bahan mulsa antara lain sisa tanaman, limbag
industry kayu, kertas dan plastic.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui produksi tanaman semangka di indonesia
Untuk mengetahui botani tanaman semangka
Untuk mengetahui teknik budidaya tanaman semangka
Untuk mengetahui perlakuan MPHP pada tanaman semangka

Anda mungkin juga menyukai