METODOLOGI
3.1.2 Identifikasi
Alat
Mikroskop : untuk mengidentifikasi kenampakan
mikroskopik patogen.
Objek dan cover glass : sebagai tempat spesimen yang diamati.
Jarum ose : untuk mengambil spesimen
Kamera : untuk mendokumentasikan.
Bahan
Aquades : untuk membersihkan alat.
Alkohol : untuk mensterilkan alat
Biakan murni jamur : sebagai spesimen yang diamati
Dokumentasi
Analisa Perlakuan
Pertama-tama menyiapkan alat dan bahan, dan mensterilkan alat dan
bahan yang akan digunakan. Mencuci spesimen dengan air mengalir, lalu
memotong bagian daun, dan ranting tanaman masing-masing 3 yaitu muda,
1/2 tua, dan tua ( 5 cm). Setelah dipotong rendam Rendam bagian tanaman
yang telah dipotong pada alkohol, aquades 2 kali masing-masing 1 menit lalu
tiriskan spesimen pada tisu. Lalu tanam spesimen tersebut pada media PDA
dan diberi label. Setelah itu tutup dengan wrapping dan bungkus
menggunakan kertas. Mengamati setiap hari selama seminggu dan
dokumentasi.
3.2.2 Identifikasi Mikroskopis
Analisa Perlakuan
Pertama-tama menyiapkan alat dan bahan, dan mensterilkan alat dan
bahan yang akan digunakan. Setelah itu ambil biakan murni pada hasil purifikasi
dengan jarum oase dan meletakkannya pada kaca preparat. Lalu mengamati
dan identifikasi di bawah mikroskop perbesaran. Mendokumentasikan hasil
identifikasi.
Analisa Perlakuan
Pertama-tama menyiapkan alat dan bahan, dan mensterilkan alat dan
bahan yang akan digunakan. Menggarisi 3 cm antar tepi untuk patogen dan
antagonis. Setelah itu ambil biakan patogen dan antagonis dengan jarum ose
dan meletakkannya di media pada titik yang telah ditentukan tadi. Lalu tutup
dengan wrapping dan bungkus dengan kertas. Amati dan mendokumentasikan.
IV.1.3 Pembahasan
Dari hasil isolasi jamur endofit dari jaringan daun, dan ranting
tanaman tomat diperoleh koloni jamur sebagian besar berwarna putih
halus seperti kapas dengan persebaran yang tidak merata dan bentuk
koloni yang tidak konsentris. Jamur endofit diisolasi dari tanaman tomat
sehat yang diambil bagian daun baik daun muda maupun tua, akar dan
batang yang muda karena banyak mengandung asam-asam organik dan
senyawa fenol senyawa tersebut mencegah perkembangan pathogen
(Mardinus, 2006).
Dari hasil isolasi jamur endofit pada Rizosfer diperoleh koloni
jamur yang berbeda-beda pada masing-masing sampel. Di tanah
Jatimulyo Terdapat 2 koloni jamur yang berbeda. Berwarna putih halus
kekuningan, dan berwarna hijau kehitaman. Bentuk koloni tidak
konsentris. Pola penyebaran kesamping dan tepinya tidak merata.
Sedangkan di tanah UB Forest Terdapat 2 koloni jamur yang berbeda.
Berwarna putih halus seperti kapas, dan berwarna merah kecoklatan.
Bentuk koloni tidak konsentris. Pola penyebaran dan tepinya tidak
merata.
2 Tanah UB 30,77 %
Forest
Trihoderma
sp
3 Tanaman 53 %
Tomat Dau
Trichoderm
a sp
4 Tanaman 50 %
Tomat Ngijo
Trichoderm
a sp
V.2 Saran
Semoga Praktikum kedepannya dapat lebih baik lagi dan lebih steril dalam
pelaksanaan.
DAFTAR PUSTAKA
Cowan, Marjerie Kelly. 2012. Microbiology, a system approach 3rd edition. USA:
McGraw-Hill companies.
Okane I., A Nakagiri, & T Ito. 1998. Endophytic fungi in leaves of ericaceous
plants.Canadian Journal of Botany 76(4), 657-663.
Rubini MR, RT Silva-Ribeiro, AWV Pomella, CS Maki, WL Araujo, DR. dos Santos, &
JL Azevedo. 2005. Diversity of endophytic fungal community of cacao
(Theobroma cacao L.) and biological control of Crinipellis perniciosa, causal
agent of witchesbroom disease. International journal of Biological Sciences
1, 24-33.
Sundari, Aan. 2014. Daya Antagonis Jamur Trichoderma sp. Terhadap Jamur
Diplodia sp. Penyebab Busuk Batang Jeruk Siam (Citrus nobilis). Jurnal
Protobiont. Vol 3 (2): 106 110.