Desember 2015
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI PENYAKIT PADA BUAH MENTIMUN (Cucumis sativus L.)
Arlena Dewi Harnum, Fajar Setiawan, Harviani Syamaroh, Ika Mawarni, Nurul Rahma
Fitriyani, Riswanto, Yuke Mareta A.S.
ABSTRACT
Pada umumnya, tanaman yang terserang penyakit, bagian tubuhnya utuh. Akan tetapi,
aktivitas hidupnya terganggu dan dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu perlu dilakukan
isolasi dan identifikasi terhadap penyakit yang menyerang buah pada tanaman mentimun sehingga
dapat mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut. Praktikum ini dilakukan di
Laboratorium Mikrobiologi Pertanian; Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi; Universitas
Bangka Belitung. Praktikum dilakukan pada hari Selasa, tanggal 24 November 2015. Berdasarkan
hasil praktikum pada media NA ditumbuhi cendawan, sedangkan pada media PDA tidak
ditumbuhi oleh cendawan. Hal tersebut dapat diduga karena media PDA maupun media NA
mengalami kontaminasi maupun kesalahan dari alat yang kotor, debu diudara atau kesalahan
teknis saat inokulasi. Pengamatan penyakit dari tanaman sayur mentimun belum diketahui mikroba
yang menyerang tanaman tersebut.
dan kemudian dilakukan pemindahan media dan Potato Dextrosa Agar (PDA) di dalam
biakkan pada petridis. cawan Petri steril mengunakan teknik gores.
Isolasi mikrobia dilakukan dengan Tahap selanjutnya adalah media
cara yang dikembangkan oleh Isnaini biakkan inkubasi selama 7 hari. Kemudian
(2006). Bagian jaringan yang sakit dipotong setelah 7 hari media biakkan tersebut
kurang lebih 1 x 2 cm dengan menggunakan diamati dan identifikasi dengan cara
pisau skalpel aseptis. Potongan jaringan mengamati secara makroskopis (warna
selanjutnya dimasukkan ke dalam alkohol koloni, jumlah koloni dan bentuk koloni)
70% selama 3 menit di dalam laminar flow dan secara mikroskopis dengan
kabinet. Masing masing potongan sampel menggunakan mikroskop. Pengamatan
dimasukkan ke media Natrium Agar (NA) dilakukan dua kali selama 2 minggu.
Tabel 2. Gambar Pengamatan koloni cendawan yang tumbuh pada media biakan NA
Media Ulangan Gambar
Biakan
NA 2
Media NA adalah media biakan dapat dilihat secara kasat mata. Pada hasil
untuk menumbuhkan mikroba berupa pengamatan media NA tidak ditumbuhi
bakteri, sedangkan PDA adalah media bakteri melainkan ditumbuhi oleh cendawan
biakan untuk menumbuhkan cendawan, agar sedangkan pada media PDA tidak ditemukan
Jurnal Agroteknologi. Desember 2015
cendawan yang tumbuh baik pada ulangan 1, Rukmana R. 1994. Budidaya Mentimun.
2 maupun 3 (Tabel 1). Hal tersebut Yogyakarta: Kanisius.
menunjukkan bahwa pada media NA
mengalami kontaminasi dengan adanya Sumpena U. 2001. Budi Daya Mentimun
cendawan yang tumbuh dan pada media Intensif, dengan Mulsa, Secara
PDA juga mengalami kontaminasi, dimana Tumpang Gilir. Jakarta: Penebar
tidak ditumbuhi oleh cendawan pembawa Swadaya.
penyakit.
Media NA yang mengalami
kontaminasi tersebut, ditumbuhi oleh
cendawan dengan ciri-ciri koloni yang
sesuai dengan ciri cendawan yaitu memiliki
miselium dengan koloni yang memiliki
warna yang jelas (Tabel 2). Menurut Irianto
(2006) ciri-ciri cendawan memiliki
miselium, memiliki spora, dan warna yang
jelas. Pada media PDA yang sama sekali
tidak ditumbuhi oleh mikroba, diduga karena
pada saat kultivasi isolat ke media tersebut,
isolatnya terlalu steril sehingga mikroba
tidak dapat tumbuh pada media PDA
tersebut.
Kontaminasi pada media tersebut
diduga dapat terjadi karena alat yang
digunakan masih kotor atau terjadi
kontaminasi dari debu diudara. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Dwidjoseputro
(1998) yang menyatakan bahwa kontaminasi
dapat terjadi melalui alat yang masih kotor,
debu dari udara ataupun kesalahan teknis
dalam pelaksanaan inokulasi.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum, pada
media NA ditumbuhi cendawan, sedangkan
pada media PDA tidak ditumbuhi oleh
cendawan. Media NA maupun media PDA
mengalami kontaminasi maupun kesalahan
dari alat yang kotor, debu diudara atau
kesalahan teknis saat praktikum.
Pengamatan penyakit dari sayuran buah
mentimun belum diketahui mikroba yang
menyerangnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro. 1998. Dasar-dasar
Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.