A. Latar Belakang
B. Tujuan
Penyakit tumbuhan terjadi sebagai interaksi dari inang yang rentan, patogen
virulen, dan lingkungan botik dan abiotik yang lebih mendukung perkembangan dan
penyebaran patogen. Hubungan parasit dengan inangnya lebih sering disebut sebagai
hubungan parasitisme. Penyakit terjadi ketika inokulum patogen berlimpah
sedangkan inang dan lingkungan mendukung perkembangan patogen, sebaliknya
pada saat inang rentan tidak tersedia dan lingkungan tidak mendukung
perkembangan patogen maka penyakit tidak akan terjadi (Semangun, 1996).
Patogen yang dapat menyerang tanaman adalah berupa bakteri maupun jamur.
Isolasi patogen tanaman di laboratorium diperlukan suatu medium untuk
pertumbuhan mikroorganisme. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan
mengembangbiakan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunannya dengan
kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Hal tersebut berfungsi
untuk memperoleh kultur patogen baik berupa bakteri maupun jamur sehingga
pengamatan mikroorganisme akan mudah untuk dilakukan (Ferdias, 1992).
Pentingnya mengetahui morfologi patogen adalah mengetahui bentuk fisik
patogen untuk mengatasi kesalahan analisis patogen yang menyerang tanaman.
Selain itu, dengan mengetahui bentuk fisik patogen tanaman dapat diketahui jenis-
jenis patogen yang sama dalam menginfeksi tanaman. Patogen yang menyerang pada
tanaman umumnya adalah jamur. Jamur merupakan organisme kecil, umumnya
mikroskopis, eukariotik, berupa filamen atau benang, bercabang, menghasilkan
spora, tidak memilki klorofil dan memilliki dinding sel yang mengandung kitin.
Terdapat 8000 jenis spesies jamur dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan.
Beberapa jenis jamur dapat tumbuh dan memperbanyak diri apabila memiliki inang,
disebut sebagai parasit obligat. Jamur yang membutuhkan inang untuk sebagian daur
hidupnya tetapi tetap mampu menyelesaikan daur hidupnya pada bahan organik mati
maupun pada tumbuhan hidup, disebut parasit non-obligat (Agrios, 1996).
Isolat jamur penyebab penyakit atau patogen tanaman dapat ditumbuhkan
pada medium PDA. Pengamatan secara makroskopis biakan murni isolat jamur dapat
ditunjukkan dengan adanya koloni serabut tipis, berwarna putih keruh dan
kecokelatan yang merupakan kumpulan miselia. Kumpulan miselium tersebut lambat
laun akan terlihat adanya gumpalan-gumpalan kecil yang tidak teratur dan berwarna
putih menyebar tidak merata berwarna coklat pada permukaan miselia yang disebut
sklerotia. Secara miroskopis, fungi ini memiliki ciri-ciri antara lain percabangan hifa
yang tampak tegak lurus, memiliki septat atau bersekat, tidak terdapat bentuk konidia
atau spora dan tidak ditemukannya sambungan apit. Biakan fungi tumbuh dengan
cepat, hanya dalam waktu tiga hari koloninya telah memenuhi cawan petri dengan
media PDA (Achmad &Maisaroh, 2004).
III. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah mikroskop, LAF,
cawan petri, jarum ose, pinset, scalpel, pipet tetes, bunsen, kamera, buku
identifikasi dan alat tulis.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah preparat tumbuhan
sakit yaitu daun dan buah cabai (Capsicum annum), daun kangkung (Ipomoea
aquatica), buah pisang (Musa sp.), buah pepaya (Carica papaya), buah tomat
(Solanum lycopersicum), akuades steril dan tisu steril.
B. Metode
Inkubasi
3x24 jam
Inkubasi
4x24 jam
Isolat Diambil 1 plug Dipindah ke
media PDA baru
3). Identifikasi
Isolat hasil
peremajaan Diletakkan ke object Ditutupi
glass + ditetesi cover glass Diamati di bawah
akuades mikroskop
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
A. Kesimpulan
B. Saran
Semoga praktikumnya lebih baik lagi dan akan lebih baik lagi jika setiap
kelompok melakukan isolasi dan identifikasi patogen pada semua preparat yang
ada.
DAFTAR REFERENSI