Anda di halaman 1dari 22

PENGENALAN PENYEBAB DAN GEJALA PENYAKIT PADA

TUMBUHAN

Nama : Jauza Ulya Zahra


NIM : B1A017028
Rombongan :I
Kelompok :1
Asisten : Johanes De Britto

LAPORAN PRAKTIKUM FITOPATOLOGI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit merupakan suatu aktivitas fisiologis yang merugikan pada suatu


organisme karena adanya suatu patogen. Tumbuhan dikatakan sakit apabila
tumbuhan tersebut tidak dapat melaksanakan fungsi-fungsi fisiologisnya.
Fungsi-fungsi fisiologis tumbuhan meliputi pembelahan sel, perkembangan sel,
penyerapan unsur hara, fotosintesis, respirasi dan proses metabolisme, apabila
tumbuhan diganggu oleh patogen atau kondisi lingkungan yang tidak sesuai
dan salah satu fungsi tersebut terganggu, maka akan terjadi penyimpangan dari
keadaan normal, sehingga tumbuhan menjadi sakit (Pyenson, 1979).
Penyakit tanaman dapat didefinisikan sebagai penyimpangan fungsi dari
sel-sel atau jaringan inang yang diakibatkan oleh gangguan secara terus-
menerus oleh agensia patogenik atau faktor-faktor lingkungan dan mendukung
berkembangnya gejala. Penyebab penyakit tanaman sangat meresahkan jika
dibiarkan merajalela, karena kebutuhan makanan yang berasal dari tanaman
sangat diperlukan setiap hari oleh penduduk di seluruh dunia. Penurunan hasil
pangan dari tanaman akan menyebabkan bencana kelaparan yang dapat
berujung pada kematian. Masalah penyakit ini dapat dicari pemecahannya
dengan terlebih dahulu kita mengetahui penyebab dari penyakit tanaman atau
patogen (Dasperlintan, 2008). Penyakit juga merupakan salah satu faktor
penyebab dari menurunnya jumlah produksi dari hasil pertanian (Kantikowati
et al., 2018).
Patogen adalah organisme penyebab penyakit tumbuhan. Patogen
menyebabkan penyakit pada tumbuhan dengan melemahkan inangnya dengan
cara menyerap makanan secara terus-menerus dari sel inang untuk
kebutuhannya. Penyebab sakit bermacam-macam antara lain cendawan,
bakteri, virus, kekurangan air, kekurangan atau kelebihan unsur hara. Berbagai
penyakit yang umumnya timbul misalnya bercak daun, kudis, penyakit gosong,
penyakit layu, penyakit karat dan penyakit embun tepung. Penyebabnya
berbeda-beda, misal penyakit layu dapat disebabkan oleh bakteri ataupun jamur
(Semangun, 1996).
Gangguan terhadap tumbuhan yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan
jamur disebut penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan
tumbuhan, tetapi mereka merusak tumbuhan dengan mengganggu proses-
proses dalam tubuh tumbuhan sehingga mematikan tumbuhan, oleh karena itu,
tumbuhan yang terserang penyakit, umumnya bagian tubuhnya utuh. Aktivitas
hidupnya terganggu dan dapat menyebabkan kematian. Sering kali manusia
menggunakan obat–obatan anti hama untuk membasmi hama dan penyakit.
Pestisida yang digunakan untuk membasmi serangga disebut insektisida.
Pestisida yang digunakan untuk membasmi jamur disebut fungsida (Pracaya,
1995).

B. Tujuan

Tujuan acara praktikum kali ini adalah untuk mengetahui berbagai


penyebab dan gejala penyakit pada tumbuhan.
II. TELAAH PUSTAKA

Penyebab penyakit dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu biotik atau
parasit, dan abiotik atau non parasit. Biotik yaitu penyebab penyakit yang sifatnya
menular atau infeksius. Penyebab penyakit biotik misalnya jamur, bakteri, nematoda,
mycoplasma dan tanaman tinggi parasitik. Abiotik yaitu penyebab penyakit yang
sifatnya tidak menular atau non infeksius. Penyakit-penyakit karena penyebab
abiotik sering disebut penyakit fisiologis atau fisiogenis, sedangkan patogennya
disebut fisiopath. Fisiopath tersebut antara lain kondisi cuaca yang tidak
menguntungkan, kondisi tanah yang kurang baik, kerusakan karena mekanik dan zat-
zat kimia (Brown & Ogle, 1997).
Penyebab penyakit tumbuhan bermacam-macam antara lain jamur, bakteri,
virus, viroid, nematoda, ricketsia, fitoplasma, ganggang, protozoa, dan tumbuhan
tingkat tinggi parasit. Jamur termasuk organisme yang tidak mempunyai klorofil,
sehingga untuk hidupnya memerlukan sumber bahan organik dari inangnya. Jamur
yang berpotensi sebagai penyakit yaitu berasal dari Kelas Plasmodiophoromicetes
yang menyebabkan gejala hiperplastik pada tanaman inang dan menghasilkan bentuk
seperti tumor, Chytridiomycetes yang menyebabkan kutil pada tanaman kentang,
Oomycetes yang menyebabkan penyakit hawar daun pada tanaman kentang dan
embun palsu pada tanaman anggur, Zygomycetes yang menyebabkan busuk lunak
pada ubi jalar, Ascomycetes yang menyebabkan busuk buah dan kanker batang pada
tanaman pear atau apel, penyakit tepung pada tanaman apel, Basidiomycetes yang
menyebabkan penyakit karat pada serelia, dan Deuteromycetes yang menyebabkan
penyakit layu pada tanaman tomat. Beberapa Bakteri menyebabkan penyakit pada
tumbuhan. Jenis bakteri tersebut antara lain dari Genus Pseudomonas, Xanthomonas,
Rhizobium, Agrobacterium, Corynebacterium, Erwinia, Streptomycetes (Sutrisno,
2004).
Nematoda merupakan salah satu organisme yang menyebabkan penyakit
dengan cara menularkan virus dari satu tanaman ke tanaman lain. Nematoda yang
telah memakan tanaman yang sakit (terinfeksi oleh virus atau bakteri) akan
membawa virus atau bakteri kedalam tubuhnya. Tanaman yang terserang virus
biasanya menyebabkan berbagai macam gejala pada sebagian atau seluruh bagian
dari tumbuhan. Gejala ini biasanya penurunan laju pertubuhan dari tanaman itu
sendiri yang megakibatkan pengerdilan dan tanaman menjadi berumur lebih pendek.
Gejala lain yang di akibatkan virus yaitu terdapat garis-garis hijau gelap putus-putus
sepanjang tulang daun lateral dan akan terlihat jelas jika dilihat dari bawah
permukaan daun (Sutrisno, 2004). Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya
penyakit antara lain adanya penurunanan kesuburan tanah ,sistem irigasi ,
pemupukan, kelembaban, suhu dan ketahanan varietas padi yang akan ditanam
(Kantikowati et al, 2018)
III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah mikroskop, kamera,
buku identifikasi dan alat tulis.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah preparat awetan
mikroorganisme patogen pada tumbuhan yaitu Puccinia arachidis, Puccinia
graminis, Phytophthora infestans, Fusarium sp., dan Pyricularia sp. Preparat
tumbuhan sakit yaitu wortel (Daucus carota), cabai (Capsicum annum), daun
pisang (Musa sp.), daun bawang (Allium fistulosum), daun jagung (Zea mays),
daun tomat (Solanum lycopersicum), daun kangkung (Ipomoea aquatica), daun
padi (Oryza sativa) dan labu siam (Sechium edule).

B. Metode

Cara kerja pengenalan penyebab penyakit pada tumbuhan:

1)

Preparat Awetann Diamati di bawah mikroskop Di gambar Di foto


dan di identifikasi

Cara kerja pengenalan gejala penyakit pada tumbuhan:

2)
Bagian
tanaman
yang sakit
diamati Di gambar dan Di identifikasi dengan
foto buku identifikasi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

a b

2
3

Gambar 4.1. (a) Preparat awetan dan (b) gambar skematis. Puccinia arachidis
penyebab penyakit karat daun pada kacang-kacangan (perbesaran
4x10). (I) Spora. (2) Tulang daun. (3) Sel inang.

a b
3

2 4

Gambar 4.2. (a) Preparat awetan dan (b) gambar skematis Phytophora infestans
penyebab hawar daun pada tanaman kentang (perbesaran 4x10). (1)
Epidermis atas (2) Sel inang (3) Spora (4) Epidermis bawah.

a 1 b

3 2
Gambar 4.3. (a) Preparat awetan dan (b) gambar skematis. Puccinia graminis
penyebab penyakit karat daun pada tanaman serealia (perbesaran
4x10). (1) Epidermis atas (2) Sel inang (3) Epidermis bawah.

a b

Gambar 4.4. (a) Preparat awetan dan (b) gambar skematis. Pyricularia sp.
penyebab penyakit bercak daun pada daun jagung (perbesaran
4x10). (1) Tulang daun (2) Spora (3) Sel inang.

a b

4 5

3
2

Gambar 4.5. (a) Preparat awetan dan (b) gambar skematis. Fusarium sp.
penyebab penyakit layu dan busuk pada sayur (perbesaran 4x10). (1)
Hifa fialid (2) Makrokonidia (3) Mikrokonidia (4)Konidiofor (5) Sel
kaki.
Pengamatan Gejala Penyakit Tumbuhan

2
1

Gambar 4.6 Preparat tumbuhan sakit. Daun Pisang (Musa sp.) terkena
penyakit bercak kecoklatan, pinggir daun mengering, daun
manguning, bintik-bintik hitam oleh patogen Fusarium sp.. (1)
Bagian yang tidak terinfeksi. (2) Bagian terinfeksi.

2
1

Gambar 4.7 Preparat tumbuhan sakit. Daun bawang (Allium fistulosum)


terkena penyakit daun menguning pada ujung akan layu oleh
pathogen Fusarium sp.. (1) Bagian tidak terinfeksi (2) Bagian
terinfeksi.

Gambar 4.8 Preparat tumbuhan sakit. Buah cabai (Capsicum annum) terkena
penyakit busuk buah oleh patogen Collectricum sp. (1) Bagian tidak
terinfeksi (2) Bagian terinfeksi.
1 2

Gambar 4.9 Preparat tumbuhan sakit. Buah wortel (Daucus carota) terkena
penyakit buduk dan gosong oleh patogen Erwinia carotova. (1) Bagian
tidak terinfeksi (2) Bagian terinfeksi.

Gambar 4.10 Preparat


tumbuhan sakit. Daun jagung (Zea mays) terkena penyakit bercak
kuning kemerahan oleh patogen Helminthosporium sp.. (1) Bagian
tidak terinfeksi. (2) Bagian terinfeksi.

Gambar 4.11 Preparat tumbuhan sakit. Daun tomat (Solanum lycopersicum)


terkena penyakit daun menguning, kecoklatan terbentuk seperti
karat oleh patogen Ralstonia
solanacearum. (1) Bagian tidak
terinfeksi. (2) Bagian terinfeksi.

2
1

Gambar 4.12 Preparat tumbuhan sakit. Daun padi (Oryza sativa) terkena
penyakit bercak berkarat oleh patogen Xanthomonas oryzae. (1)
Bagian tidak terinfeksi (2) Bagian terinfeksi.

Gambar 4.13 Preparat tumbuhan sakit. Daun kangkung (Ipomea aquatica)


terkena peyakit bercak kecoklatan oleh patogen Fusarium sp.. (1)
Bagian tidak terinfeksi (2) Bgaian terinfeksi.

Gambar 4.14 Preparat tumbuhan sakit. Buah labu siam (Sechium endule)
terkena penyakit daging melunak, berjamur, bercak kuning
kecoklatan oleh patogen Phytopthora sp. (1) Bagian tidak terinfeksi (2)
Bagian terinfeksi.

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Makroskopis Penyakit Pada Tumbuhan


Kelompo Jenis
Sampel Gejala Penyakit Penyebab
k Penyakit
Daun Pisang Daun menguning Fusarium sp.
1 Layu fusarium
(Musa sp.) kecoklatan (jamur)
Daun Bawang
Daun menguning Fusarium sp.
(Allium Layu fusarium
pada ujung akan layu (jamur)
fistulosum)
Cabai
Busuk pada Bercak melingkar Colletotrichum
2 (Capsicum
buah cabai berwarna coklat sp. (jamur)
annum)
Wortel Erwinia
Berair, layu
(Daucus Busuk basah carotova
dipermukaan
carota) (bakteri)
Daun Jagung Daun
(Zea mays) kecoklatan
Layu, bercak coklat, Helminthospori
3 dipinggir
putih, hitam um sp. (jamur)
dengan bercak
kuning
Daun Tomat Bercak keciklatan,
Rasltonia
(Solanum Layu, tulang kering, bentuk
solanacearum
lycopersicum) daun pucat bercak oval
(bakteri)
memenuhi daun
Daun
Kangkung Bercak coklat
4 Nekrosis Fusarium sp.
(Ipomoea kekuningan
aquatica)
Daun Padi Kuning kecoklatan
Xanthomonas
(Oryza Hawar daun hampir nekrosis,
oryzae
sativa) dan bercak

Labu Siam
5 Sedikit berair, Phytopthora
(Sechium Busuk basah
daging buah lunak. capsici (jamur)
edule)

B. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan beberapa hasil dan
penjelasan diantaranya yaitu, bahwa umumnya penyebab penyakit pada tumbuhan
ada sepuluh macam yaitu jamur, bakteri, virus, viroid, nematoda, ricketsia,
fitoplasma, ganggang, protozoa, dan tumbuhan tingkat tinggi parasit. Setiap
macam penyebab penyakit ini memiliki spesifikasi dan perusakan yang berbeda.
Penjelasan untuk setiap macam penyebab penyakit diatas menurut Agrios (1996)
yaitu sebagai berikut:
Jamur memiliki karakteristik, yaitu tidak memiliki klorofil, sehingga tidak
bisa untuk melakukan asimilasi. Bagian tubuhnya yang bersifat vegetatif terdiri
atas benang-benang yang halus dan dinamakan hifa. Hifa-hifa ini merupakan
miselium, ada yang berserabut dan ada yang tidak. Lebih dari 8.000 spesies jamur
dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan. Semua tumbuhan diserang oleh
beberapa jenis jamur dan setiap jenis jamur parasit dapat menyerang satu atau
banyak jenis tumbuhan. Jamur menyebabkan gejala lokal atau gejala sistemik
pada inangnya, dan gejala tersebut bisa terjadi secara terpisah pada inang-inang
yang berbeda, secara bersamaan pada inang yang sama atau yang satu mengikuti
yang lain pada inang yang sama. Umumnya jamur menyebabkan nekrosis lokal
atau nekrosis umum atau membunuh jaringan tumbuhan, hipotropfi, dan
hipoplasia (kerdil) organ-organ tumbuhan atau keseluruhan tumbuhan. Contoh
jamur yang dapat menyebabkan penyakit, yaitu Ascomycetes, Basidiomycetes,
Deuteromycetes, Phycomycetes. Contoh penyakit yang ditimbulkan oleh patogen
ini adalah penyakit karat daun (jamur Hemileia vastatrix), penyakit bercak daun
cercospora (jamur Cercospora coffeicola), penyakit jamur upas (jamur Corticium
salmonicolor).
Bakteri merupakan tumbuhan bersel satu dan berdinding sel, tetapi bersifat
prokariotik (tidak mempunyai membran inti). Bakteri mempunyai kemampuan
mereproduksi individu sel dalam jumlah sangat banyak dengan waktu singkat
sehingga menjadi penyebab penyakit yang mempunyai sifat merusak pada inang.
Penyebaran bakteri tidak melalui spora, sehingga secara adaptif tidak dapat
disebarkan melalui angin, akan tetapi bakteri patogenik mampu berpindah dengan
perantara air, percikan air hujan, binatang dan manusia. Contoh bakteri yang
umum dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan yaitu dari genus
Pseudomonas dan Xanthomonas. Contoh penyakit yang disebabkan oleh patogen
bakteri, misalnya Xanthomonas oryzae menyebabkan penyakit bercak pada daun
padi, Serratia marcescens menyebabkan penyakit kanker pada jeruk (Citrus
cancer), yaitu rusaknya pembuluh tapis batang jeruk.
Virus merupakan organisme aseluler, dimana asam nukleat virus hanya terdiri
DNA atau RNA saja. Virus merupakan penyebab penyakit yang paling merusak,
tidak hanya terjadi pada tanaman, tetapi juga pada manusia dan ternak. Virus
dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, mengurangi hasil produksi,
bahkan mampu menimbulkan kematian tanaman inang (penyakit CVPD pada
jeruk). Contoh virus adalah TMV (Tobacco Mozaic Virus) yang menyebabkan
penyakit mozaik pada tembakau, menimbulkan bercak-bercak putih, menyerang
permukaan daun tembakau.
Viroid merupakan molekul kecil RNA sirkuler telanjang (tanpa kapsid) yang
lebih kecil dari virus. Viroid hanya berupa asam nukleat yang terdiri atas beberapa
ratus nukleotida dan tidak mengkode protein, tetapi mampu bereplikasi didalam
sel inang dengan menggunakan enzim seluler. Viroid biasanya menginfeksi
tanaman. Molekul RNA viroid akan mengganggu metabolisme sel dan
mengacaukan sistem pengendalian pertumbuhan sehingga meghambat
pertumbuhan tanaman. Contoh penyakit yang disebabkan oleh viroid pada
tanaman, seperti Potato Spindle Tuber Viroid (PSTVd) menyebabkan ubi kentang
menggelendong, Citrus Exocortis Viroid (CEVd) menyebabkan buah jeruk kecil
atau bungkil, Chrysanthemun stunt yang menyebabkan bunga krisan kerdil.
Nematoda sebagai parasit tanaman mempunyai ukuran yang sangat kecil,
memanjang dan berbentuk silinder. Nematoda non-parasit memakan jamur,
bakteri, nematoda lain atau serangga kecil yang hidup di tanah, sedangkan
nematoda parasit tanaman mempunyai struktur khusus yang disebut spear
(lembing) atau stylet (jarum). Berdasarkan perilaku, nematoda parasitik pohon
dibagi menjadi dua, nematoda ektoparasit dan endoparasit. Nematoda ektoparasit
adalah nematoda yang pada saat memarasit tanaman, tubuhnya tetap berada di
luar akar dan hanya sebagian kecil dari tubuh nematoda yang masuk ke dalam
jaringan tumbuhan inang. Nematoda endoparasit, yaitu nematoda yang saat
memarasit tanaman, tubuhnya masuk, merusak dan melakukan reproduksi di
dalam akar tanaman. Contoh nematoda yaitu Meloidogyne sp. dan Paratylenchus
sp.
Ricketsia adalah genus organisme non-motil, gram negatif, tidak memiliki
bentuk spora, termasuk bakteri pleomorfik yang dapat berbentuk coccus (diameter
0,1 µm), maupun batang (1-4 µm). Ricketsia merupakan parasit obligat
intraseluler. Ricketsia akan masuk, tumbuh dan melakukan replikasi di dalam
sitoplasma sel inang eukariot (sel endhotel), karena itu ricketsia tidak dapat hidup
pada lingkungan tiruan yang tidak bagus. Contoh spesiesnya ricketsia yaitu
Ricetsia likebacterium yang menimbulkan penyakit caplak atau bintil pada ubi-
ubian atau tanaman yang buahnya di dalam tanah.
Fitoplasma sebelumnya dikenal sebagai organisme yang menyerupai
Mycoplasma, adalah prokariota dalam kelas Mollicutes. Mereka mirip dengan
bakteri namun tidak mempunyai dinding sel yang kaku dan tidak dapat hidup
bebas di lingkungan sekitar dan belum dapat ditumbuhkan dalam kultur.
Fitoplasma dijumpai dalam sel-sel tabung tapis jaringan floem tanaman dan
umumnya disebarkan oleh wereng daun dan wereng batang pemakan floem.
Fitoplasma merupakan parasit obligat dan menyelesaikan daur hidupnya di dalam
jaringan inang. Fitoplasma menyebabkan penyakit pada berbagai tanaman inang.
Gejala-gejala yang biasanya disebabkan oleh fitoplasma ialah daun menjadi
berwarna kuning, terjadi pengerdilan, mati pucuk, berfilodium, menghijau
(virescence) dan gigantisme (kuncup besar). Contoh fitoplasma yaitu
Spiroplasma sp. yang menyebabkan jagung dan jeruk kerdil dan juga MLO
(Micoplasmalike organism).
Alga atau ganggang merupakan protista yang bertalus memiliki pigmen dan
klorofil. Tubuhnya terdiri atas satu sel (uniseluler) dan ada pula yang banyak sel
(multiseluler). Umumnya yang uniseluler sebagai fitoplankton, sedangkan yang
multiseluler dapat hidup sebagai nekton, bentos. Habitat alga adalah air atau di
tempat basah, sebagai epifit atau sebagai endofit. Macam-macam ganggang yaitu
Euglunophyta, Chlorophyta (Ganggang Hijau), Pacophyta (Ganggang Cokelat),
Chhysophyta (Ganggang Pirang atau emas), rhodophyta (Ganggang merah) dan
Phyrrophyta (Ganggang Api). Ganggang ini biasanya akan mengikat atau
menggulung akar tanaman, contohnya yaitu Cephaloleuros sp. Protozoa adalah
binatang bersel satu, salah satu bentuk kehidupan paling sederhana, yang
memakan bakteri dan dapat bertindak sebagai parasit. Contoh protozoa parasit
lainnya adalah giardia dan toksoplasma. Spesies Phytomonas leptavasorum
menyebabkan buah busuk.
Tumbuhan tingkat ini merupakan tumbuhan yang berada pada tumbuhan lain
hidupnya, sehingga sifatnya sebagai parasit. Contohnya yaitu tali putri. Tanaman
tali putri atau Cassytha filiformis yaitu tumbuhnya merambat yang memiliki
ukuran pajang berserabut. Batang tanaman tali putri memiliki ukuran yang kecil
berbentuk seperti tali yang kusut bercabang banyak panjangnya dapat mencapai 8
m. Cassytha filiformis menyebabkan tanaman terhalang pertumbuhannya karena
tali putri mengambil sari makanan dari tanaman inang dan melilitnya.
Puccinia arachidis merupakan penyebab penyakit karat daun pada tanaman
kacang- kacangan. Gejalanya ditunjukkan dengan adanya bercak coklat
kemerahan dan menyebabkan pembengkakan pada jaringan daun. Menurut
Semangun (1996) gejala yang ditimbulkan Puccinia arachidis pada daun yang
terserang adalah akan muncul bintil-bintil yang berwarna coklat kemerahan
seperti warna karat pada besi. Tanaman yang terserang penyakit cukup banyak
akan mati dan yang terserang penyakit relatif sedikit hanya akan menurunkan
jumlah produksi hingga 30-80%. Menurut Yulianti (2010), gejala pada daun
berupa bercak-bercak coklat muda sampai cokelat (warna karat) yang dapat
mengakibatkan daun gugur sebelum waktunya. Jamur ini menyerang daun kacang
tanah dengan penetrasi melalui stomata pada bagian bawah daun. Serangan
pada taraf intensitas tinggi dapat menyebabkan kematian cabang atau bahkan
seluruh semak.
Puccinia graminis merupakan penyebab penyakit karat daun pada tanaman
serealia (Bartaula et al., 2018). Gejalanya ditunjukkan dengan adanya bercak
coklat mirip seperti karat. Bercak-bercak berwarna kuning dilingkari warna merah
di sebelah bawah permukaan daun yang sakit. Menurut Semangun (1996),
Puccinia graminis mempunyai beberapa fase dalam pertumbuhannya yaitu fase
(0) atau picnia, dimana spora masih jauh dari permukaan daun, fase (I) atau aecia,
spora sudah dekat permukaan daun tapi masih tertutup, fase (II) atau uredia yaitu
spora sudah terbuka tapi belum tersegmentasi dan fase (III) atau telia, dimana
spora sudah tersegmentasi dan sudah keluar. Picnia berbentuk botol atau cakram,
badan buah ini sebagai pembawa alat kelamin jamur yaitu spermatium (alat
kelamin jantan) dan hifa (alat kelamin betina). Aecia berbentuk seperti mangkuk
atau cawan yang menembus dinding epidermis daun. Uredia merupakan badan
buah yang sel-selnya membentuk urediospora di bawah epidermis yang kemudian
mendesak epidermis hingga rusak. Telia adalah sekelompok sel berinti dua yang
membentuk teliospora.
Phytophthora infestans merupakan penyebab hawar daun pada kentang.
Gejala yang ditimbulkan yaitu terdapat bercak pada tepi dan ujung daun,
kemudian meluas ke bagian tengah daun. Menurut Pracaya (1995), seluruh daun
yang terinfeksi jamur Phytophthora infestans akan menghitam, layu dan menjalar
ke seluruh batang. Sisi bawah daun kelihatan jamur kelabu yang terdiri dari
konidiospora dengan konidianya. Umbinya juga dapat diserang sehingga menjadi
busuk basah maupun busuk kering. Permukaan umbi terdapat bercak yang sedikit
cekung sedalam 3-6 mm, warnanya coklat atau hitam keunguan dan bagian yang
terserang penyakit relatif keras. Menurut Semangun (1996), jamur ini memiliki
ciri-ciri miseliumnya interseluler, tidak bersekat, mempunyai haustorium,
konidiofor keluar dari mulut kulit, dan percabangan simpodial.
Fusarium sp. merupakan penyebab penyakit layu pada sayur-sayuran. Gejala
yang ditimbulkan yaitu pada bagian tulang daun yang berubah menjadi pucat,
daun menguning dan terpelintir, serta bagian batangnya membusuk. Menurut
Sastrahidayat (1989), ciri-ciri dari penyakit jamur ini yaitu pada daun dan tunas
tanaman kehilangan tekanan turgor dan merunduk karena terganggunya sistem
vaskular akar dan batang. Miselium dari Fusarium sp. bersekat, mula-mula
berwarna putih tetapi lama-lama berubah menjadi warna kuning pucat atau krem
dan memiliki tiga macam spora yaitu makrokonidia, klamidospora dan,
mikrokonidia.
Pyricularia sp. merupakan penyebab penyakit bercak daun pada jagung.
Gejala yang ditimbulkan yaitu terdapat bercak berwarna merah kecoklatan dan
berbintik pada daun. Menurut Semangun (1996) gejala dapat ditunjukkan dari
bercak coklat tua mengering. Bercak daun mempunyai tepi yang jelas, bergelang,
berwarna coklat muda kekuningan, agak basah, lalu mengering menjadi berwarna
coklat keputihan dan berbintik hitam. Serangan parah penyakit ini menyebabkan
kerobohan tanaman.
Tanda merupakan indikasi tujuan beberapa fakta atau karakteristik yang dapat
dideteksi selama pemeriksaan fisik atau oleh seorang ilmuwan klinis dengan cara
pemeriksaan in vitro dari pasien atau objek lainnya. Tanda-tanda medis
merupakan kondisi pasien fisiologis obyektif. Gejala presentasi subjektif dari
masalah medis dan penyakit. Bukti patologis yang bisa dirasakan hanya oleh
pasien dan atau diungkapkan oleh hasil laboratorium atau alat diteliti lainnya
(Semangun, 2001). Umumnya tumbuhan sakit menunjukkan gejala yang khusus.
Gejala (symptom) adalah perubahan-perubahan yang di tunjukkan oleh tmbuhan
sebagai akibat adanya penyakit (Wijaya, 2001).
Gejala adalah perubahan struktur morfologi, anatomis dan fisiologis sebagai
respon terhadap serangan pathogen (Semangun, 2001). Gejala berdasarkan
bentuknya dibagi menjadi dua, yaitu gejala morfologi (gejala luar yang dapat
dilihat dan dapat diketahui melalui bau, rasa dan raba serta ditunjukkan oleh
seluruh tumbuhan atau tiap organ dari dari tumbuhan) dan gejala histologi (gejala
yang hanya dapat diketahui lewat pemeriksaan mikroskopis dari jaringan yang
sakit jaringan yang sakit. Tiga tipe gejala histologi yaitu nekrosa, hipoplastik dan
hiperplastik. Gejala berdasarkan sifatnya dibagi menjadi dua, yaitu gejala lokal
(gejala yang dicirikan oleh perubahan struktur yang jelas dan terbatas biasanya
dalam bentuk bercak atau kanker, gejalanya terbatas pada bagian-bagian tertentu
dari tanaman) dan gejala sistemik (Kondisi serangan penyakit yang lebih luas,
bisanya tidak jelas batas batasnya. Contohnya adalah serangan oleh virus mosaik,
belang maupun layu. gejalanya terdapat di seluruh tubuh tanaman). Gejala
berdasarkan timbulnya dibagi menjadi dua, yaitu primer (serangan dari patogen
hanya timbul pada satu tempat) dan gejala sekunder (serangan dari patogen timbul
di tempat lain bukan pada tempat serangan) (Triharso, 1996).
Berdasarkan hasil pengamatan pada sampel tanaman wortel, cabai, daun
pisang, daun bawang, daun jagung, daun tomat, daun kangkung, daun padi dan
labu siam. Sampel buah wortel terkena penyakit dengan gejala bercak-bercak
melingkar berwarna colat dan busuk buah disebabkan oleh Erwinia carotofora.
Menurut Semangun (2001), Erwinia carotofora bisa menyerang seluruh bagian
tanaman mulai dari akar, batang, daun, dan buah. Sampel buah wortel biasanya
memiliki gejala berupa buahnya membusuk dan berwarna kecoklatan, pada bagian
yang berwarna kecoklatan lembek dan berair. Sampel buah cabai biasanya
menimbulkan gejala pada bagian buah yang membusuk dan berwarna kecoklatan,
pada bagian yang berwarna kecoklatan lembek dan berair serta muncul di daerah
dekat permukaan. Menurut Sulastri (2014), penyakit yang disebabkan oleh jamur
yang sering ditemukan pada tanaman cabai diantaranya adalah penyakit busuk
buah dan bercak ranting yang disebabkan oleh jamur Colletotricum capsici.
Sampel tanaman pisang memiliki gejala berupa bercak kuning kecoklatan dan
layu yang disebabkan oleh Fusarium sp.. Gejala awal sangat jelas nampak pada
daun ke tiga dan ke empat dari pucuk yaitu mula-mula timbul bintik kuning pada
tepi daun, kemudian melebar menjadi noda kuning tua kemerahan sampai
kehitaman sehingga seluruh helaian daun menjadi kuning. Namun sepanjang urat
daun utama (pelepah atau tangkai daun) biasanya berwarna hijau. Sampel
tanaman daun bawang memiliki gejala berupa layu dan daun menguning yang
disebabkan oleh Fusarium sp.. Sampel tanaman kangkung terserang penyakit
dengan gejala bercak kuning dan berlubang yang disebabkan oleh Fussarium sp..
Menurut Semangun (2001), tanaman yang terjangkit Fusarium sp. mengalami
daun menguning dan layu. Daun terdapat bercak dan berlubang. Sampel tanaman
daun tomat memiliki gejala berupa daun layu dan bercak coklat, putih serta hitam
yang disebabkan oleh Ralstonia solanocearum. Menurut Arwiyanto (2016), gejala
yang terlihat pada tanaman tomat akibat Ralstonia solanocearum yaitubeberapa
daun tua atau layu dengan warna tetap hijau seperti halnya tanaman sehat, tetapi
telah kehilangan turgornya. Gejala berkembang cepat dan pada tanaman rentan,
keseluruhan daun menjadi layu dalam waktu singkat, dari dua hari sampai satu
minggu.
Sampel tanaman jagung terserang penyakit dengan gejala bercak kecil bentuk
oval di seluruh daun yang disebabkan oleh Helminthosponum sp Menurut
Semangun (2001), Helminthosponum sp. kebanyakan menyerang Graminae.
Cirinya mempunyai konidiofor tegak dan kuat, berwarna coklat.
Helminthosponum sp. biasanya menyerang bunga dan daun jagung. Sampel labu
siam yang terserang penyakit dengan gejala busuk basah dan sedikit berair serta
permukaannya berwarna coklat yang disebabkan oleh Phytophthora capsici.
Menurut Yunianti et al., (2010), patogen ini bersifat polisiklik, merupakan
patogen tular tanah dan terbawa, memiliki kisaran inang yang luas, dan pada areal
yang telah terinfestasi cendawan ini tetap viable hingga 8 tahun. Menurut
Semangun (2001), Phytophthora capsici menyebabkan busuk basah sehingga
daging buah menjadi lunak.
Sampel daun padi yang terserang penyakit dengan gejala daun kuning
kecoklatan, hamper mangalami nekrosis dan terdapat bercak. Menurut Hafiah et
al., (2015), salah satu penyakit penting tanaman padi di Indonesia adalah hawar
daun bakteri (HDB) yang disebabkan oleh Xanthomonas oryzae. yang
mengakibatkan penurunan hasil mencapai 70-80%. Menurut Semangun (2001),
Xanthomonas oryzae menyebabkan tanaman padi mengalami nekrosis pada
bagian daunnya. Menurut Kantikowati et al., (2018), patogen ini dapat
menginfeksikan tanaman padi pada semua fase pertumbuhan tanaman dari mulai
persemaian sampai menjelang panen. Penyebab penyakit pathogen menginfeksi
tanaman padi pada bagian daun melalui luka daun atau lubang alami berupa
stomata dan merusak klorofil daun. Hal tersebut menyebabkan menurunnya
kemampuan untuk melakukan fotosintesis yang apabila terjadi pada tanaman
muda mengakibatkan mati dan pada tanaman fase generatif mengakibatkan
pengisian gabah menjadi kurang sempurna

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa rombongan I
penyebab penyakit pada tumbuhan disebabkan oleh jamur dan bakteri. Jamur
Fusarium sp. pada daun pisang dengan gejala layu, warna kuning kecoklatan.
Jamur Fusarium sp. pada daun bawang dengan gejala bercak kuning kecoklatan di
ujung daun yang kemudian akan layu. Jamur Colletotrichum sp. pada buah cabai
dengan gejala timbulnya bercak melingkar berwarna coklat. Bakteri Erwinia
carotofora pada wortel dengan gejala timbulnya cairan-cairan pada bagian luka
yang menyebabkan busuk lunak dan muncul di daerah dekat dengan permukaan.
Bakteri Ralstonia solanaceanum pada daun tomat dengan gejala daun layu dan
bercak coklat, putih, hitam. Jamur Helminthosponum sp. pada daun jagung dengan
gejala bercak kecil bentuk oval di seluruh daun dan kering. Jamur Fusarium sp.
pada kangkung dengan gejala bercak coklat kekuningan. Jamur Xanthomonas
oryzae pada padi dengan gejala bercak kuning kecolatan dan hampir mengalami
nekrosis. Jamur Phytopthora capsici dengan gejala sedikit berair, daging buah
lunak dan busuk basah serta permukaan berwarna coklat.

B. Saran
Semoga praktikumnya lebih baik lagi dan ketika penyampaian materi jangan
terlalu cepat.

DAFTAR REFERENSI

Agrios, G. N., 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan (Terjemahan Munzir Busnia).


Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Arwiyanto, T., 2016. Ralstonia Solanacearum: Biologi Penyakit Yang Ditimbulkan
Dan Pengelolaannya. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Bartaula, Radhika., Arthur, T. O. Melo., Bryan, A. Connoly., Yue, Jin., & Lago,
Hale., 2018. An Interspecifiic Barberry Hybrid Enables Genetic Dissection Of
Non-Host Resistance To The Stem Rush Pathogen Puccinia Graminis. Journal
of Experimental Botany, 69(10), pp. 2483 – 2493.
Brown, J. & Ogle, H., 1997. Plant Pathogens and Plant Diseases. Armidal. The
University of New England Printery.
Hafiah, W., Abadi, A. L. & Aini, L. Q., 2015. Ketahanan lima galur padi (Oryza
sativa L.) terhadap dua isolat Xanthomonas oryzae pv. oryzae penyebab
penyakit hawar daun bakteri pada tanaman padi. Jurnal Hama dan Penyakit
Tumbuhan, 3(2), pp. 1-9.
Kantikowati, Endang., Ridwan, Haris., Karya., & Saiful, Anwar., 2018. Aplikasi
Agen Hayati (Paenibacillus polymixa) terhadap Penekanan Penyakit Hawar
Daun Bekteri Serta Hasil dan Pertumbuhan Padi Hitam (Oryza sativa)Var.
Lokal. Jurnal Ilmiah Pertanian Paspalum, 6(2), pp. 134 – 142.
Pracaya. 1995. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya.
Pyenson, L., 1979. Fundamental Of Entomology and Plant Patology. New York: Avi
Publishing Co Wasport Press.
Sastrahidayat, I. R., 1989. Penyakit-penyakit Tanaman Holtikultura di Indonesia.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Semangun, H., 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Semangun, H., 2001. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Sulastri, S., Ali, M. & Puspita, F., 2014. Identifikasi Penyakit yang disebabkan oleh
Jamur dan Intensitas Serangannya pada Tanaman Cabai (Capsicum annum L.)
di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Jurnal Online
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau, 1(1), pp.1-14.
Sutrisno. 2004. Pengelolaan Penyakit Tanaman. Bengkulu: Universitas Bengkulu.
Triharso. 1996. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Wijaya. 2001. Hama dan Penyakit Tanaman Holtikultura. Kediri: Fakultas Pertanian
Universitas Kediri.
Yulianti, H., Siswanto, D. & Purnomo, J., Studi Kerapatan Stomata Pada Tanaman
Kacang Tanah (Arachis hypogaea l.) Varietas Peka dan Toleran Terhadap
Serangan Jamur Karat Daun (Puccinia arachidis speg.). Basic Science
National Seminar Proceeding. Pp 1-6.

Anda mungkin juga menyukai