Anda di halaman 1dari 2

REPUBLIKA.CO.

ID, Oleh: Asep Sapaat

Bertanya adalah kunci ilmu. Ali RA menuturkan, Rasulullah SAW bersabda: Ilmu itu laksana lemari
(yang tertutup) rapat dan kunci pembukanya adalah pertanyaan. Oleh karena itu, bertanyalah kalian
karena sesungguhnya dalam tanya jawab diturunkan empat macam pahala, yaitu untuk penanya,
orang yang menjawab pertanyaan, para
pendengar, dan orang yang mencintai mereka. (HR Abu Naim).

Bagi penuntut ilmu, bertanya adalah strategi untuk meraih ilmu. Sedangkan, bagi pengajar, bertanya
adalah metode untuk menyampaikan ilmu. Bagi penuntut ilmu, bertanya hendaknya dilandasi rasa
ikhlas. Bukan dengan maksud untuk berdebat kusir atau menyombongkan diri karena ingin dianggap
sebagai orang pandai.

Rasulullah SAW bersabda, Barang siapa yang menuntut ilmu untuk menyombongkan diri di
hadapan para ulama atau untuk berdebat dengan orang-orang bodoh untuk menarik perhatian
manusia maka Allah akan memasukkannya ke dalam neraka. (HR. Tirmidzi).

Senada dengan hal tersebut, Ibnul Qayyim berkata: Jika Anda duduk bersama seorang ahli ilmu,
maka bertanyalah untuk menuntut ilmu, bukan untuk melawan. (Miftah Daris Saadah: 168). Itulah
sebagian adab bertanya bagi para penuntut ilmu. Bagi pengajar, bertanya adalah salah satu
keterampilan yang harus dikuasai.

Metode bertanya bisa digunakan untuk melatih kemampuan berpikir para penuntut ilmu. Rasulullah
SAW biasa menggunakan pertanyaan untuk menyadarkan seseorang tentang suatu kebenaran
melalui cara berpikir logis. Dalam beberapa kasus, Rasulullah SAW sering meminta si penanya
mengulangi pertanyaannya agar beliau bisa menjawab pertanyaan dengan lengkap.

Diriwayatkan dari Abu Qatadah bahwasanya Rasulullah SAW berdiri di tengah-tengah para sahabat,
kemudian beliau menjelaskan bahwa jihad di jalan Allah dan iman kepada Allah adalah amal yang
paling utama. Lalu ada seseorang berdiri dan bertanya, Ya Rasulullah, bagaimana menurut Tuan
jika aku terbunuh saat berjihad di jalan Allah, apakah dosa-dosaku diampuni? Beliau menjawab: Ya,
jika engkau terbunuh di jalan Allah dalam keadaan sabar, ikhlas, dan tegar menghadapi musuh.

Selanjutnya, beliau mengajukan pertanyaan: Apa yang engkau tanyakan tadi? Orang tersebut lalu
mengulangi pertanyaannya: Aku tadi bertanya, bagaimana menurut Tuan jika aku terbunuh di jalan
Allah, apakah dosa-dosaku akan terampuni? Rasulullah lalu menjawabnya lagi: Ya, jika kamu
bersabar, ikhlas, dan tegar menghadapi musuh,
selain persoalan utang, karena sungguh Jibril baru saja mengatakan yang demikian itu kepadaku.
(HR Muslim dan Nasai).

Mengajar yang baik adalah membuat pertanyaan yang baik pula. Rasulullah SAW bersabda,
Pertanyaan yang baik itu adalah sebagian dari ilmu. (HR Ad Dailami). Peranan pertanyaan sangat
penting dalam situasi pengajaran dan pembelajaran.

Strategi bertanya dapat efektif digunakan untuk beragam tujuan, seperti untuk mengetahui tingkat
pemahaman ilmu, melibatkan murid dalam diskusi, menarik perhatian murid, menyediakan
kesempatan untuk mengulangi materi ilmu yang sudah disajikan, serta mengembangkan
keterampilan berpikir murid.

Bertanya adalah kunci untuk membuka tabir ilmu. Dengan bertanya, kita menjadi terlatih untuk
berpikir. Dengan berpikir, itulah sebaik-baik cara menggunakan akal sebagai anugerah dari Allah
SWT. Akhirnya, akal pula yang bisa membantu kita memahami hal esensial, untuk apa dan untuk
siapa ilmu seharusnya dimanfaatkan. Wallahu
alam bishawab.

Anda mungkin juga menyukai