Anda di halaman 1dari 2

WASIAT WAJIBAH

PEMBAHASAN

DEFENISI

Wasiat wajibah merupakan suatu wasiat yang pelaksanaanya tidak


dipengaruhi atau tidak bergantung kepada kemauan atau kehendak si yang
meninggal dunia. Harta itu merupakan titipan Allah, kepemilikan sepenuhnya hanya
ditangan-Nya. Allah Swt berfirman dalam surah An-Najm ayat (31) :

Artinya: Dan hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada dilangit dan dibumi
supaya dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat
terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memeberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga).

Konsekuensi sebagai manusia adalah menjaga agar harta itu diguanakan pada
jalan kebenaran dan membuat manusia yang ada di muka bumi ini mencapai
kesejahteraan lahir dan batin. Akan tetapi manusia memiliki batasan umur.
Kematian adalah sebuah rahasia Ilahi dan manusia akan meninggalkan semua harta
yang dimiliki-Nya di dunia.

Pengertian wasiat
Secara Etimologi wasiat berarti pesan, nasehat dan juga diartikan
menyari’atkan. (Sidik Tono. Kedudukan Wasiat dalam sistem pembagian harta
peninggalan, hal 43).

PELAKSANAAN WASIAT WAJIBAH

Kompilasi Hukum Islam mempunyai ketentuan tersendiri tentang konsep


wasiat wajiabah ini, yaitu membatasi orang yang berhak menerima wasiat
wajibah ini halnya kepada anak angkat dan orang tua angkat saja. Dalam pasal
209 Kompilasi Hukum Islam disebutkan bahwa harta peninggalan anak angkat
dibagi berdasarkan pasal 176 sampai dengan 193. Terhadap orang tua angkat
yang tidak menerima wasiat diberikan wasiat wajibah sebanyak sepertiga dari
harta orang tua angkatnya. Sedangkan terhadap anak angkat yang tidak
menerima wasiat diberi wasiat wajibah sebanyak sepertiga dari harta orang tua
angkatnya. Tidak diketahui pasti mengapa Kompilasi Hukum Islm di Indonesia
mengubah konsep wasiat wajibah ini hanya terbatas kepada anak angkat dan
orang tua angkat saja, mungkin ini terpengaruh dengan pewarisan secarah
Plaatverfulling dalam hukum perdata ini ketentuan dari ahli waris yang telah
meninggal dunia lebih dahulu dalam hubungan hukum yang sama seperti orang
yang masih hidup.

DASAR HUKUM WASIAT WAJIBAH

Dasar hukum penentuan wasiat wajibah adalah kompromi dari pendapat-


pendapat ulama salaf dan kalaf. Yang dimaksud dengan ulama’ salaf ialah
orang-orang yang terdahulu, diantaranya: para nabi, para sahabat dan tabi’in
dan tabi’it tabi’in, khususnya imam empat, yang ahli berijtihad, yaitu orang-
orang yang membuat kesepakatan larangan untuk keluar dari madzhabnya
dalam memberikan fatwa dan hukum.
Dari pendapat di atas, bisa disimpulkan bahwasanya siapa saja ulama’ yang
hidup setelah masa tabi’ at-tabi’in (masa imam madzhab empat), semuanya
dikategorikan sebagai ulama’

kholaf (ulama’ zaman akhir), berarti kalau berdasarkan perhitungan tahun masa
akhir hidup dari imam madzhab empat yang terakhir (Imam Ahmad bin Hanbal
lahir di Bagdad Rabi’ulakhir tahun 164 H/780 M, dan wafat Rabi’ulawal tahun
241 H/855 M), maka masa ulama’ salaf kira-kira berakhir sekitar tahun 241 H
atau 855 M, dan selebihnya termasuk ulama’ kholaf . Adapun pendapat yang
lain mengatakan bahwasanya masa perubahan (batas) antara abad ulama’ salaf
dan kholaf dibatasi dengan masa atau kurun tertentu, sebagaimana beberapa
pendapat yang berbeda-beda di bawah ini:

a. Ulama’ salaf ialah ulama’ yang hidup sebelum tahun 300 hijriyah dan
ulama’ kholaf ialah ulama’ yang hidup setelah tahun 300 hijriyah.
b. Ulama’ salaf ialah ulama’ yang hidup sebelum tahun 400 hijriyah.
Sedangkan ulama’ kholaf ialah ulama’ yang hidup setelah tahun 400
hijriyah.
c. Ulama’ salaf ialah ulama’ yang hidup sebelum tahun 500 hijriyah dan
ulama’ kholaf ialah ulama’ yang hidup setelah tahun 500 hijriyah.

Anda mungkin juga menyukai