Bangunan hukum kewarisan Islam memiliki dasar yang kuat, yaitu ayat-ayat
Alquran yang selain kedudukannya qath'i al-wurud, juga qoth'i al- dalalah meskipun
pada dataran tanfiz (aplikasi) sering ketentuan baku Alquran tentang bagian-bagian
waris mengalami perubahan pada bagian nominalnya misalnya kasus radd, 'aul dan
sebagainya. "Adapun ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah kewarisan dapat
dijumpai dalam beberapa surat dan ayat sebagai berikut:
2. Al-Hadis
Waris
Allah Swt menciptakan manusia hanya dua jenis kelamin yaitu laki-laki dan
perempuan. Masing-masing jenisnya memiliki karakteristik dan ciri-ciri yang berbeda.
Tetapi kenyataannya, terdapat seseorang yang tidak mempunyai status yang jelas,
bukan laki-laki dan bukan perempuan. Orang dengan ketidakjelasan status jenis
kelaminnya ini disebut khuntsa, dalam dunia medis dikenal dengan istilah
Hermaphrodite. Salah satu permasalahan khuntsa adalah dalam hal menentukan hak
waris, serta bagian warisannya. Dalam Al-Qur’an jelas dikemukakan secara detail
mengenai hukum kewarisan. Tapi belum ditemukan dalam Al-Qur’an mengenai hukum
waris bagi khuntsa. Tulisan ini akan membahas serta menganalisis pendapat Imam Abu
Hanifah dalam menentukan status dan bagian warisan yang diterima khuntsa musykil.
Apabila ada seseorang yang hendak membagikan harta warisannya dengan jalan
membuat wasiat sebelum ia meninggal dunia, hendaknya hendaknya terlebih dahulu
mengumpulkan semua ahli waris yang hendak menerima bagian warisannya dengan
memperhatikan syarat-syarat sahnya yang telah ditentukan dalam al-Qur’an dan
Kompilasi Hukum Islam dan menanyakan 76 kepada orang yang mempunyai
pengetahuan tentang hukum kewarisan islam.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu untuk lebih meningkatkan integritas
hukum dalam pengambilan putusan secara adil, dan juga untuk memberikan
pengetahuan dan masukan kepada masyarakat umum dalam memahami hukum
kewarisan Islam.
Artinya: Dari Abu Ishaq Sa‘ad bin Abi Waqqash Malik bin Uhaib bin ‗Abdi manaf bin
Zahrah bin Kilab bin Murrah bin Ka‘ab bin Lu‘aiy al Quraisyiyyi az Zuhri radhiyallahu
‗anhu, salah seorang di antara sepuluh orang yang dijamin masuk surga. La berkata:
Rasulullah pernah datang menjengukku pada Tahun haji wada‘, karena aku sakit keras,
kemudian aku berkata: ―Ya Rasulullah, sesungguhnya sakitku ini sangat keras sebagaimana
engkau saksikan. Sedang aku mempunyai harta yang cukup banyak, sementara tidak ada
seorangpun yang menjadi ahli warisku kecuali seorang anak perempuanku. Apakah boleh aku
sedekahkan dua per tiga hartaku?‖ Beliau menjawab, ―Tidak‖, kemudian kutanyakan,
―Bagaimana kalau setengahnya?‖ Beliau menjawab Tidak. Lalu kutanyakan, ―Bagaimana
jika sepertiganya ya Rasulullah? Selanjutnya beliau bersabda, ―Ya, sepertiga, dan sepertiga
itu banyak atau besar. Sesungguhnya jika engkau meninggalkan ahli warismu dalam keadaan