BAB I
PENDAHULUAN
Dalam membangun sebuah kota yang dapat membuat nyaman masyarakatnya tentu perlu
adanya sebuah strategi dalam pembuatan kebijakan. Kebijakan yang dimaksud adalah yang
cenderung kepada pemerhatian kesejahteraan masyarakat, baik dari segi ekonomi maupun
social. Dengan menerapkan pembangunan tata kelola kota dan evaluasi kinerja para birokrat
dapat menjadikan struktur dalam pemerintah lebih produktif dan efisien.
Kota Malang sendiri merupakan daerah yang sangat berpotensi untuk dikembangkan baik
dari sector Pendidikan maupun wisatanya. Maka dari itu asset penunjang juga harus
diperhatikan, misalnya fasilitas publik dan peraturan yang melibatkan masyarakat luas.
Walikota Malang mempunyai strategi komunikasi sendiri dalam menanggapi berbagai
masalah di Malang. Strategi penta-helix komunikasi yang dilakukan oleh Walikota Malang
misalnya, yakni melibatkan, memadularaskan, mengnyinergikan dan intra-komunikasi antara
elemen pemerintah, akademisi, pengusaha (swasta), masyarakat dan media yang diantaranya
diwujudkan dalam kegiatan blusukan sapa warga dua mingguan. Kampung Glintung Go
Green (3G), Kampung Warna Warni, Kampung Tridi, serta terbentuknya kampung
berkarakter lainnya menjadi beberapa contoh dari produk sinergitas komunikasi. Ditambah
dengan raihan evaluasi akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan dengan predikat baik
menjadikan bukti bahwa kinerja Walikota dan jajaran pemerintahan benar-benar professional
dan mengacu terhadap kebutuhan masyarakat.
Kota Malang telah terbentuk Zona Integritas Kawasan Bebas Korupsi serta telah
dilaksanakan penandatanganan Perjanjian Kinerja mulai dari pejabat eselon II hingga di
tatanan staf. Komitmen dan integritas seluruh pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Malang
untuk melaksanakan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah telah diapresiasi dengan
diperolehnya penghargaan tersebut. Kemudian juga bias dilihat dari program kerja,
Pemerintah Kota Malang mengupayakan adanya control terhadap program yang
dikembangkan untuk public. Salah satu contohnya adalah Sunset Policy, Melalui Sunset
Policy, para WP PBB Perkotaan bakal mendapat keringanan berupa penghapusan sanksi
administrasi atau denda atas keterlambatan pelunasan PBB yang belum terbayar dalam
rentang waktu antara tahun 1994 sampai dengan tahun 2012.
Namun juga dalam proses pembangunan sebuah tata kota yang sempurna pasti akan timbul
celah dimana akan terlihat lemahnya proses pembangunan dibeberapa bidang. Contohnya
Kebijakan relokasi pasar dari Pasar Dinoyo ke Pasar Penampungan Sementara Merjosari
yang bertujuan untuk merevitalisasi Pasar Dinoyo yang tradisional menjadi lebih modern.
Kebijakan Pemerintah Kota Malang ini merupakan relokasi sementara. Dalam implementasi
kebijakan tersebut akan timbul dampak-dampak sosial dan ekonomi yang mempengaruhi
stakeholder Pasar Tradisional Dinoyo. Beberapa pedagang juga dirugikan dengan mahalnya
sewa kios dan masih ditambah dengan susahnya perizinan untuk kembali berdagang di pasar,
menjadikan masyarakat ini menaruh sikap negatif terhadap kebijakan pemerintah, sehingga
mengurangi kepercayaan masyarakat akan pemerintah.
Akhirnya hal inilah yang menjadi permasalahn dimana kebijakan pemerintah dan kinerja dari
pemerintah kota Malang akan dinilai oleh masyarakat. Dengan pembaharuan dan banyaknya
pembangunan terhadap fasilitas public belum tentu menjadikan masyarakat puas terhadap
kinerja pemerintahan Kota Malang sekarang, namun apresisasi juga pelu disematkan agar
kemajuan kinerja pemerintah dalam menyediakan pelayanan publik yang ideal akan terus
berkembang positif.
2. bagaimana elektabilitas calon petahana dapat berpengaruh terhadap pilkada jawa timur
2018?
1. untuk mengehtahui tingkat elektabilitas calon petahana dengan melihat penilaian masyarakat
terhadap kinerja birokrasi pemerintahan
2. untuk mengehtahui elektabilitas calon petahana dalam menghadapi pilkada jawa timur 2018
BAB II
KERANGKA TEORI
Value Theory
Menurut teori ini kepuasan kerja terjadi pada tingkatan dimana hasil pekerjaan diterima
individu seperti diharapkan. Semakin banyak orang menerima hasil, akan semakin puas dan
sebaliknya. Kunci menuju kepuasan pada teori ini adalah perbedaan antara aspek pekerjaan
yang dimiliki dengan yang diinginkan seseorang. Semakiin besar perbedaan, semakin rendah
kepuasan orang.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Ada lima faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja menurut Kreitner dan Kinicki
(2001; 225) yaitu sebagai berikut :
1) Pemenuhan kebutuhan (Need fulfillment)
Kepuasan ditentukan oleh tingkatan karakteristik pekerjaan memberikan kesempatan pada
individu untuk memenuhi kebutuhannya.
2) Perbedaan (Discrepancies)
Kepuasan merupakan suatu hasil memenuhi harapan. Pemenuhan harapan mencerminkan
perbedaan antara apa yang diharapkan dan apa yang diperoleh individu dari pekerjaannya.
Bila harapan lebih besar dari apa yang diterima, orang akan tidak puas. Sebaliknya individu
akan puas bila menerima manfaat diatas harapan.
3) Pencapaian nilai (Value attainment)
Kepuasan merupakan hasil dari persepsi pekerjaan memberikan pemenuhan nilai kerja
individual yang penting.
4) Keadilan (Equity)
Kepuasan merupakan fungsi dari seberapa adil individu diperlakukan di tempat kerja.
5) Komponen genetik (Genetic components)
Kepuasan kerja merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik. Hal ini menyiratkan
perbedaan sifat individu mempunyai arti penting untuk menjelaskan kepuasan kerja disampng
karakteristik lingkungan pekerjaan.
Selain penyebab kepuasan kerja, ada juga faktor penentu kepuasan kerja. Diantaranya adalah
sebagi berikut :
Pekerjaan itu sendiri (work it self)
Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidangnya masing-
masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya
dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi
kepuasan.
Hubungan dengan atasan (supervision)
Kepemimpinan yang konsisten berkaitan dengan kepuasan kerja adalah tenggang rasa
(consideration). Hubungan fungsional mencerminkan sejauhmana atasan membantu tenaga
kerja untuk memuaskan nilai-nilai pekerjaan yang penting bagi tenaga kerja. Hubungan
keseluruhan didasarkan pada ketertarikan antar pribadi yang mencerminkan sikap dasar dan
nilai-nilai yang serupa, misalnya keduanya mempunyai pandangan hidup yang sama. Tingkat
kepuasan kerja yang paling besar dengan atasan adalah jika kedua jenis hubungan adalah
positif. Atasan yang memiliki ciri pemimpin yang transformasional, maka tenaga kerja akan
meningkat motivasinya dan sekaligus dapat merasa puas dengan pekerjaannya.
Teman sekerja (workers)
Teman kerja merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai dengan
atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis
pekerjaannya.
Promosi (promotion)
Promosi merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk
memperoleh peningkatan karier selama bekerja.
Gaji atau upah (pay)
Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak.
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena penelitian ini
disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat (Arikunto 2006: 12)yang
mengemukakan penelitian kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak dituntut
menguakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta
penampilan hasilnya.
B. Fokus Penelitian
Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian
rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan
penelitinya. Jenis desain penelitian ini termasuk dalam ex-post facto.Dalam penelitian ex-
postfacto tidak ada kelompok kontrol atau kegiatan pre tes.
Hubungan sebab dan akibat antara subjek satu dengan subjek yang lain diteliti tidak
manipulasi, karena penelitian ex-post facto hanya mengungkap gejala-gejala yang ada atau
telah terjadi. Fakta dalam penelitian ini diungkapkan apa adanya dari data yang terkumpul.
Dengan demikian penelitian ini mengungkapkan hubungan dari varibel-vriabel yang ada.
Penelitian ini berlokasi di Kota Malang, sedangkan obyek dari penelitian adalah
masyarakat Kota Malang. Tepatnya di wilayah kelurahan Ketawanggede. Selain itu wilayah
kelurahan Ketawanggede adalah kelurahan yang memiliki Universitas yaitu Universitas
Brawijaya dimana tingkat kepuasan masyarakat dipengaruhi juga oleh keberadaan kampus
Universitas Brawijaya.
Untuk menjelaskan isi penelitian diperlukan penentuan populasi dan sampel, serta
menentukan teknik penentuan pengambilan sampel
Populasi : Masyarakat kota Malang yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT)
Ket:
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
Angket
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut Iskandar (2009:
76) data primer merupakan data yang diperoleh dari serangkaian kegiatan. Dalam penelitian
ini data primer akan diperoleh dari hasil kuesioner, wawancara, dan observasi. Angket
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan pertanyaan tertulis
kepada responden untuk dijawab.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik
parametris. Menurut Iskandar (2009: 101) analisis statistik adalah cara untuk mengolah
informasi data (kuantitatif) yang berhubungan dengan angka-angka, bagaimana mencari,
mengumpul, mengolah data, sehingga sampai menyajikan data dalam bentuk sederhana dan
mudah dibaca atau data yang diperoleh dapat dimaknai (diinterpretasikan). Parameter
populasi yang berupa rata-rata dengan notasi diuji melalui rata-rata garis selanjutnya varians
diuji melalui simpangan baku dan varians simpangan baku diuji melalui simpangan baku.
Pengujian parameter melalui statistik tersebut dinamakan uji hipotesis statistik oleh karena itu
penelitian berhipotesis statistik adalah penelitian yang menggunakann sampel. Dalam statistik
hipotesis yang diuji adalah hipotesis nol karena tidak di kehendaki adanya perbedaan antara
parameter populasi dan statistik.
Teknik analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tabel
frekuensi dan tabel silang (crosstab). Dengan menggunakan Tabel frekuensi peneliti dapat
mendeskripsikan kondisi aktual yang ada di lapangan berdasarkan data yang diperoleh
melalui angket yang sudah tergambar dari tabel tersebut. Selanjutnya dengan tabel silang
(crosstab) peneliti dapat mendeskripsikan tipologi masyarakat dari perspektif teori solidaritas
sosial Emil Durkheim dan teori kekerabatan Ferdinand Tonnies yang disilangkan. Dengan
begitu kita dapat melihat keterhubungan dari tipologi masyarakat dengan perspektif teori
solidaritas sosial Emil Durkheim dan teori kekerabatan Ferdinand Tonnies.