Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MAKALAH PRESENTASI

MATA KULIAH PERBANDINGAN POLITIK (TURKI)

DOSEN PENGAMPU: HABIBI SUBANDI, S.Sos., MA

DISUSUN OLEH:

INNUL DESIANASARI 155120500111002

AGATHA PRIHANDINI 155120501111002

KHADIJAH ATH T. 155120500111030

RIO PRATAMA 155120500111029

NOVAYANTI MAYA T. 155120501111007

PRAYOGA UTOMO 155120507111028

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

JURUSAN PEMERINTAHAN POLITIK HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem pemerintahan merupakan satu simbol yang menggambarkan adanya lembaga-


lembaga yang bekerja dan saling berhubungan satu sama lain untuk mencapai sebuah tujuan
penyelenggaraan negara. Lembaga-lembaga negara dalam suatu sistem politik meliputi tiga
institusi pokok, yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Selain itu, terdapat lembaga lain atau
unsur lain seperti parlemen, pemilu, dan dewan menteri. Setiap negara memiliki sistem
pemerintahan yang berbeda-beda dalam menjalankan roda pemerintahannya. Secara umum
sistem pemerintahan dibagi menjadi tiga yaitu, sistem pemerintahan presidensial, sistem
pemerintahan parlementer, dan sistem pemerintahan campuran atau referendum. Akan tetapi,
sistem pemerintahan yang sering digunakan di dunia adalah sistem pemerintahan parlementer
dan presidensial, untuk sistem pemerintahan referendum jarang digunakan oleh kebanyakan
negara.

Pembagian sistem pemerintahan presidensial dan parlementer didasarkan pada hubungan


antara kekuasaan eksekutif dan legislatif. Dalam sistem pemerintahan parlementer, badan
eksekutif mendapat pengawasan langsung dari legislatif contohnya negara Turki. Sebaliknya,
apabila badan eksekutif berada di luar pengawasan legislatif maka sistem pemerintahannya
adalah presidensial seperti di negara Amerika serikat. Sedangkan, sistem pemerintahan
referendum adalah variasi atau gabungan dari sistem pemerintahan parlementer dengan sistem
pemerintahan presidensial. Hal ini, terjadi di negara Swiss, tugas pembuat undang-undang berada
di bawah tangan rakyat yang mempunyai hak pilih. Sistem pemerintahan yang berbeda-beda ini
disebabkan oleh kondisi sosial budaya dan politik yang berkembang di negara yang
bersangkutan. Akan tetapi, perbedaan ini pada dasarnya sama-sama mempunyai arti yang sama.
Baik sistem pemerintahan parlementer maupun sistem pemerintahan presidensial sesungguhnya
berakar pada nilai yang sama, yaitu demokrasi. Demokrasi sebagai sistem pemerintahan yang
mengandung nilai-nilai tertentu yang berbeda dengan sistem pemerintahan lain seperti monarki,
tirani, aristokrasi dan lain-lain.
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan yang mengakui hak segenap anggota
masyarakat untuk mempengaruhi keputusan politik, baik secara langsung maupun secara tidak
langsung. Kata "demokrasi" pertama muncul pada mazhab politik dan filsafat Yunani kuno di
negara kota Athena Dipimpin oleh Cleisthenes, warga Athena mendirikan negara yang umum
dianggap sebagai negara demokrasi pertama pada tahun 508-507 SM. Cleisthenes disebut
sebagai "bapak demokrasi Athena. Demokrasi Athena berbentuk demokrasi langsung dan
memiliki dua ciri utama: pemilihan acak warga biasa untuk mengisi jabatan administratif dan
yudisial di pemerintahan, dan majelis legislatif yang terdiri dari semua warga Athena. Semua
warga negara yang memenuhi ketentuan boleh berbicara dan memberi suara di majelis, sehingga
tercipta hukum di negara kota tersebut. Akan tetapi, kewarganegaraan Athena tidak mencakup
wanita, budak orang asing (μέτοικοι metoikoi), nun pemilik tanah, dan pria di bawah usia 20
tahun. Dari sekitar 200.000 sampai 400.000 penduduk Athena, 30.000 sampai 60.000 di
antaranya merupakan warga negara. Pengecualian sebagian besar penduduk dari ke-
warganegaraan sangat berkaitan dengan pemahaman tentang ke-warganegaraan pada masa itu.
Nyaris sepanjang zaman kuno, manfaat ke-warganegaraan selalu terikat dengan kewajiban ikut
serta dalam perang. Demokrasi Athena tidak hanya bersifat langsung dalam artian keputusan
dibuat oleh majelis, tetapi juga sangat langsung dalam artian rakyat, melalui majelis, boule, dan
pengadilan, mengendalikan seluruh proses politik dan sebagian besar warga negara terus terlibat
dalam urusan publik. Meski hak-hak individu tidak dijamin oleh konstitusi Athena dalam arti
modern (bangsa Yunani kuno tidak punya kata untuk menyebut "hak"), penduduk Athena
menikmati kebebasan tidak dengan menentang pemerintah, tetapi dengan tinggal di sebuah kota
yang tidak dikuasai kekuatan lain dan menahan diri untuk tidak tunduk pada perintah orang lain.

Pemungutan suara kisaran pertama dilakukan di Sparta pada 700 SM. Apella merupakan
majelis rakyat yang diadakan sekali sebulan. Di Apella, penduduk Sparta memilih pemimpin dan
melakukan pemungutan suara dengan cara pemungutan suara kisaran dan berteriak. Setiap warga
negara pria berusia 30 tahun boleh ikut serta. Aristoteles menyebut hal ini "kekanak-kanakan",
berbeda dengan pemakaian kotak suara batu layaknya warga Athena. Tetapi Sparta memakai
cara ini karena kesederhanaannya dan mencegah pemungutan bias, pembelian suara, atau
kecurangan yang mendominasi pemilihan-pemilihan demokratis pertama. Meski Republik
Romawi berkontribusi banyak terhadap berbagai aspek demokrasi, hanya sebagian kecil orang
Romawi yang memiliki hak suara dalam pemilihan wakil rakyat. Suara kaum berkuasa
ditambah-tambahi melalui sistem gerry mandering, sehingga kebanyakan pejabat tinggi,
termasuk anggota senat, berasal dari keluarga-keluarga kaya dan ningrat. However, many notable
exceptions did occur Republik Romawi juga merupakan pemerintahan pertama di dunia Barat
yang negara bangsanya berbentuk Republik, meski demokrasinya tidak menonjol. Bangsa
Romawi menciptakan konsep klasik dan karya-karya dari zaman Yunani kuno terus dilindungi.
Selain itu, model pemerintahan Romawi menginspirasi para pemikir politik pada abad-abad
selanjutnya, dan negara-negara demokrasi perwakilan modern cenderung meniru model Romawi,
bukan Yunani, karena Romawi adalah negara yang kekuasaan agungnya dipegang rakyat dan
perwakilan terpilih yang telah memilih atau mencalonkan seorang pemimpin. Demokrasi
perwakilan adalah bentuk demokrasi yang rakyatnya memilih perwakilan yang kemudian
memberi suara terhadap sejumlah inisiatif kebijakan, berbeda dengan demokrasi langsung yang
rakyatnya memberi suara terhadap inisiatif kebijakan secara langsung.

Keputusan politik dalam menjalankan demokrasi dan sistem pemerintahannya di dalam


suatu negara di dunia pasti berbeda-beda. Artinya, keputusan politik yang ada dalam negara
tersebut tidak sama dengan negara lain. Contohnya, seperti pemilihan kepala negara. Di setiap
negara pasti ada pemilihan kepala negara. Namun, cara pemilihannya pasti berbeda-beda. Negara
yang menganut sistem republik pasti berbeda dengan negara yang menganut sistem monarki
konstitusial. Pada pemilihan kepala negara di negara yang menganut sistem pemerintahan
presidensial dengan bentuk pemerintahannya demokrasi baik republik maupun kesatuan dan
federal, negara tersebut pasti menggunakan sistem pemilihan langsung oleh rakyat. Karena
mereka berpegang pada semboyan negara demokrasi yang dicetuskan oleh bapak Abraham
Lincoln yaitu,”dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”. Berbeda dengan sistem pemerintahan
presidensial, sistem pemerintahan yang menganut parlementer baik monarki, tirani, atau
persemakmuran mereka tidak menggunakan sistem seperti sistem presidensial yaitu, rakyat
memilih langsung kepala negara, tetapi sistem pemerintah parlementer, perdana menterilah yang
dipilih langsung oleh rakyat bagaimana dengan pemilihan kepala negaranya? Negara yang
menganut sistem pemerintahan parlementer memiliki sistem yang berbeda-beda. Seperti di
Inggris yang dijuluki sebagai mother of parlemen’s. Pemilihan kepala negara di negara Inggris
menggunakan sistem keturunan, kekuasaan ratu tidak dapat diganggu gugat.
B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana system pemerintahan, sosial budaya, ekonomi dan politik di Turki ?

C. TUJUAN MAKALAH

Penulisan makalah ini bertujuan untuk membandingkan sistem politik kondisi kebudayaan Turki
dengan Indonesia. Selain itu, untuk mengambil pelajaran atau sisi positif kehidupan masyarakat
Turki agar dapat diterapkan di oleh masyarakat Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

SISTM PEMERINTAHAN

A. PENGERTIAN SISTEM PEMERINTAH PARLEMENTER

Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen memiliki


peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam
mengangkat perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan
cara mengeluarkan semacam mosi tidak percaya Berbeda dengan sistem presidensial, di mana
sistem parlemen dapat memiliki seorang presiden dan seorang perdana menteri, yang berwenang
terhadap jalannya pemerintahan. Dalam presidensial, presiden berwenang terhadap jalannya
pemerintahan, namun dalam sistem parlementer presiden hanya menjadi simbol kepala negara
saja.

Sistem parlementer dibedakan oleh cabang eksekutif pemerintah tergantung dari


dukungan secara langsung atau tidak langsung cabang legislatif, atau parlemen, sering
dikemukakan melalui sebuah veto. Oleh karena itu, tidak ada pemisahan kekuasaan yang jelas
antara cabang eksekutif dan cabang legislatif, menuju kritikan dari beberapa yang merasa
kurangnya pemeriksaan dan keseimbangan yang ditemukan dalam sebuah republik kepresidenan.
Sistem parlemen dipuji, dibanding dengan sistem presidensial, karena kefleksibilitasannya dan
tanggapannya kepada publik. Kekurangannya adalah dia sering mengarah ke pemerintahan yang
kurang stabil, seperti dalam Republik Weimar Jerman dan Republik Francis.

Sistem parlemen biasanya memiliki pembedaan yang jelas antara kepala pemerintahan
dan kepala negara dengan kepala pemerintahan adalah perdana menteri, dan kepala negara
ditunjuk sebagai dengan kekuasaan sedikit atau seremonial. Namun beberapa sistem parlemen
juga memiliki seorang presiden terpilih dengan banyak kuasa sebagai kepala negara,
memberikan keseimbangan dalam sistem ini.

B. SEJARAH BERDIRINYA NEGARA TURKI


Negara Turki adalah negara di dua benua. Dengan luas wilayah sekitar 814.578 kilometer
persegi, 97% (790.200 km persegi) wilayahnya terletak di benua Asia dan sisanya sekitar 3%
(24.378 km persegi) terletak di benua Eropa. Posisi geografi yang strategis itu menjadikan Turki
jembatan antara Timur dan Barat. Bangsa Turki diperkirakan berasal dari Asia Tengah. Secara
historis, bangsa Turki mewarisi peradaban Romawi di Anatolia, peradaban Islam, Arab dan
Persia sebagai warisan dari Imperium Utsmani dan pengaruh negara-negara Barat Modern.
Hingga saat ini bangunan-bangunan bersejarah masa Bizantium masih banyak ditemukan di
Istanbul dan kota-kota lainnya di Turki. Yang paling terkenal adalah Aya Sofya, suatu gereja di
masa Bizantium yang berubah fungsinya menjadi masjid pada masa Khalifah Ustmani dan sejak
pemerintahan Mustafa Kemal hingga kini dijadikan museum.

Peradaban Islam dengan pengaruh Arab dan Persia menjadi warisan yang mendalam bagi
masyarakat Turki sebagai peninggalan Dinasti Ustmani. Islam di masa kekhalifahan diterapkan
sebagai agama yang mengatur hubungan antara manusia sebagai makhluk dengan Allah SWT
sebagai Khalik, Sang Pencipta; dan juga suatu sistem sosial yang melandasi kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Islam yang muncul di Jazirah Arab dan telah berkembang lama di
wilayah Persia, berkembang di wilayah kekuasaan Kekhalifahan Turki dengan membawa
peradaban dua bangsa tersebut. Perkembangan selanjutnya memperlihatkan pengaruh yang kuat
kedua peradaban tersebut ke dalam kebudayaan bangsa Turki. Kondisi ini menimbulkan
kekeliruan pada masyarakat awam yang sering menganggap bahwa bangsa Turki sama dengan
bangsa Arab. Suatu anggapan yang keliru yang selalu ingin diluruskan oleh bangsa Turki sejak
tumbuhnya nasionalisme pada abad ke-19. Selanjutnya arah modernisasi yang berkiblat ke Barat
telah menyerap unsur-unsur budaya Barat yang dianggap modern. Campuran peradaban Turki,
Islam dan Barat, inilah yang telah mewarnai identitas masyarakat Turki.

Masyarakat dunia mengenal Turki sebagai suatu negara dengan penduduk mayoritas
Muslim. Kita juga mengenal Turki sebagai bangsa yang pernah memimpin dunia Islam selama
tujuh ratus tahun, dari permulaan abad ke-13 hingga jatuhnya Kekhalifahan Utsmani pada awal
abad ke-20. Fenomena kehidupan masyarakat Turki menjadi menarik ketika negara Turki yang
berdiri tahun 1923 menyatakan sebagai sebuah negara sekuler, di mana Islam yang telah
berfungsi sebagai agama dan sistem hidup bermasyarakat dan bernegara selama lebih dari tujuh
abad, dijauhkan peranannya dan digantikan oleh sistem Barat.
Di dalam negara, ahli dzimmah khususnya orang Kristen yang mendapat hak istimewa
zaman Sulaiman II, akhirnya menuntut persamaan hak dengan muslimin. Malahan hak istimewa
ini dimanfaatkan untuk melindungi provokator dan intel asing dengan jaminan perjanjian antara
khalifah dengan Byzantium (1521), Prancis (1535), dan Inggris (1580). Dengan hak istimewa ini,
jumlah orang Kristen dan Yahudi meningkat di dalam negeri. Ini dimanfaatkan misionaris yang
mulai menjalankan gerakan sejak abad 16 . Malta dipilih sebagai pusat gerakannya. Dari sana
mereka menyusup ke Suriah(1620) dan tinggal di sana sampai 1773. Di tengah mundurnya
intelektualitas dunia Islam, mereka mendirikan pusat kajian sebagai kedok gerakannya. Pusat
kajian ini kebanyakan milik Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat, yang digunakan Barat untuk
mengemban kepemimpinan intelektualnya di Dunia Islam, disertai serangan mereka terhadap
pemikiran Islam. Serangan ini sudah lama dipersiapkan orientalis Barat, yang mendirikan Pusat
Kajian Ketimuran sejak abad 14. Gerakan misionaris dan orientalis itu merupakan bagian tak
terpisahkan dari imperialisme Barat di dunia Islam. Untuk menguasainya, meminjam istilah
Imam al-Ghozali. Islam sebagai asas harus hancur, dan khalifah Islam harus runtuh. Untuk
meraih tujuan pertama, serangan misionaris dan orientalis diarahkan untuk menyerang pemikiran
Islam. Sedangkan untuk meraih tujuan kedua, mereka hembuskan nasionalisme dan memberi
stigma pada khalifah sebagai "Orang Sakit". Agar kekuatan khalifah lumpuh, sehingga agar bisa
sekali pukul jatuh, maka dilakukanlah upaya intensif untuk memisahkan Arab dengan lainnya
dari khalifah. Dari sinilah, lahir gerakan patriotisme dan nasionalisme di dunia Islam. Malah,
gerakan keagamaan tak luput dari serangan, seperti Gerakan Wahabi di Hijaz.

Sejak pertengahan abad ke-18 gerakan ini dimanfaatkan Inggris melalui agennya Ibn
Sa'ud untuk menyulut pemberontakan di beberapa wilayah Hijaz dan sekitarnya, yang
sebelumnya gagal dilakukan Inggris lewat gerakan kesukuan. Walau begitu, akhirnya gerakan ini
bisa dibendung di beberapa wilayah oleh khalifah lewat Muhammad Ali Pasha, Gubernur Mesir
yang ternyata agen Prancis didukung Prancis. Di Eropa, wilayah yang dikuasai khalifah
diprovokasi agar memberontak (abad 19-20 M), seperti kasus Serbia, Yunani, Bulgaria, Armenia
dan terakhir Krisis Balkan, sehingga khalifah Turki Utsmani kehilangan banyak wilayahnya, dan
yang tersisa hanya Turki.

Nasionalisme dan separatisme telah dipropagandakan negara-negara Eropa seperti


Inggris, Prancis, dan Rusia. Itu bertujuan untuk menghancurkan khalifah Islam. Keberhasilannya
memakai sentimen kebangsaan dan separatisme di Serbia, Hongaria, Bulgaria, dan Yunani
mendorongnya memakai cara sama di seluruh wilayah khalifah. Hanya saja, usaha ini lebih
difokuskan di Arab dan Turki. Sementara itu, Kedutaan besar Inggris dan Prancis di Istanbul
dan daerah-daerah basis khalifah seperti Baghdad, Damsyik, Beirut, Kairo, dan Jeddah telah
menjadi pengendalinya. Untuk menyukseskan misinya, dibangunlah 2 markas. Pertama, Markas
Beirut, yang bertugas memainkan peranan jangka panjang, yakni mengubah putra-putri umat
Islam menjadi kafir dan mengubah sistem Islam jadi sistem kufur. Kedua, Markas Istanbul,
bertugas memainkan peranan jangka pendek, yaitu memukul telak khalifah.

Kedutaan besar negara Eropa pun mulai aktif menjalin hubungan dengan orang Arab. Di
Kairo dibentuk Partai Desentralisasi yang diketuai Rofiqul 'Adzim. Di Beirut, Komite Reformasi
dan Forum Literal dibentuk. Inggris dan Prancis mulai menyusup ke tengah orang Arab yang
memperjuangkan nasionalisme. Pada 8 Juni 1913 M, para pemuda Arab berkongres di Paris dan
mengumumkan nasionalisme Arab. Dokumen yang ditemukan di Konsulat Prancis di Damsyik
telah membongkar rencana pengkhianatan kepada khalifah yang didukung Inggris dan Prancis.
Di Markas Istanbul, negara-negara Eropa tak hanya puas merusak putra-putri umat Islam di
sekolah dan universitas lewat propaganda. Mereka ingin memukul khalifah dari dekat secara
telak. Caranya ialah mengubah sistem pemerintahan dan hukum Islam dengan sistem
pemerintahan Barat dan hukum kufur. Kampanye mulai dilakukan Rasyid Pasha, Menteri Luar
Negeri zaman Sultan Abdul Majid II (1839 M). Tahun itu juga, Naskah Terhormat
(Kholkhonah) yang dijiplak dari UU di Eropa diperkenalkan. Tahun 1855 M, negara-negara
Eropa khususnya Inggris memaksa khalifah Utsmani mengamandemen UUD, sehingga
dikeluarkanlah Naskah Hemayun (11 Februari 1855 M). Midhat Pasha, salah satu anggota
Kebatinan Bebas diangkat jadi perdana menteri (1 September 1876 M). Ia membentuk panitia Ad
Hoc menyusun UUD menurut Konstitusi Belgia. Inilah yang dikenal dengan Konstitusi 1876.
Namun, konstitusi ini ditolak Sultan Abdul Hamid II dan Sublime Port pun enggan
melaksanakannya karena dinilai bertentangan dengan syari'at. Midhat Pasha pun dipecat dari
kedudukan perdana menteri. Turki Muda yang berpusat di Salonika pusat komunitas Yahudi
Dunamah memberontak (1908 M). Khalifah dipaksanya yang menjalankan keputusan Konferensi
Berlin mengumumkan UUD yang diumumkan Turki Muda di Salonika, lalu dibukukanlah
parlemen yang pertama dalam khalifah Turki Utsmani (17 November 1908 M). Bekerja sama
dengan syaikhul Islam, Sultan Abdul Hamid II dipecat dari jabatannya, dan dibuang ke Salonika.
Sejak itu sistem pemerintahan Islam berakhir.

Tampaknya Inggris belum puas menghancurkan khalifah Turki Ustmani secara total.
Perang Dunia I (1914 M) dimanfaatkan Inggris menyerang Istanbul dan menduduki Gallipoli.
Dari sinilah kampanye Dardanella yang terkenal itu mulai dilancarkan. Pendudukan Inggris di
kawasan ini juga dimanfaatkan untuk mendongkrak popularitas Mustafa Kemal Pasha yang
sengaja dimunculkan sebagai pahlawan pada Perang Ana Forta (1915 M). Ia agen Inggris,
keturunan Yahudi Dunamah dari Salonika melakukan agenda Inggris, yakni melakukan revolusi
kufur untuk menghancurkan khalifah Islam. Ia menyelenggarakan Kongres Nasional di Sivas dan
menelurkan Deklarasi Sivas (1919 M), yang mencetuskan Turki merdeka dan negeri Islam
lainnya dari penjajah, sekaligus melepaskannya dari wilayah Turki Utsmani. Irak, Suriah,
Palestina, Mesir, dll. mendeklarasikan konsensus kebangsaan sehingga merdeka. Saat itu
sentimen kebangsaan tambah kental dengan lahirnya Pan Turkisme dan Pan Arabisme. Masing-
masing menuntut kemerdekaan dan hak menentukan nasib sendiri atas nama bangsanya, bukan
atas nama umat Islam.

C. TURKI DI BAWAH PIMPINAN MUSTAFA KEMAL PASHA (ATATURK)

Pada tahun 1919-1923 terjadi revolusi Turki di bawah pimpinan Mustafa Kemal Pasha.
Kecemerlangan karier politik Mustafa Kemal dalam peperangan, yang dikenal sebagai perang
kemerdekaan Turki, mengantarkannya menjadi pemimpin dan juru bicara gerakan nasionalisme
Turki. Gerakan nasionalisme ini, yang pada waktu itu merupakan leburan dari berbagai
kelompok gerakan kemerdekaan di Turki, semula bertujuan untuk mempertahankan
kemerdekaan Turki dari rebutan negara-negara sekutu. Namun pada perkembangan selanjutnya
gerakan ini diarahkan untuk menentang Sultan. Mustafa Kemal mendirikan Negara Republik
Turki di atas puing-puing reruntuhan kekhalifahan Turki Ustmani dengan prinsip sekularisme,
modernisme dan nasionalisme. Meskipun demikian, Mustafa Kemal bukanlah yang pertama kali
memperkenalkan ide-ide tersebut di Turki. Gagasan sekularisme Mustafa Kemal banyak
mendapat inspirasi dari pemikiran Ziya Gokalp, seorang sosiolog Turki yang diakui sebagai
Bapak Nasionalisme Turki. Pemikiran Ziya Gokalp adalah sintesa antara tiga unsur yang
membentuk karakter bangsa Turki, yaitu ke-Turki-an, Islam dan Modernisasi. Dengan demikian
Mustafa dan pengikutnya menggerakkan reformasi-reformasi di Turki dengan dasar-dasar yang
telah diletakkan oleh para pembaru-pembaru di kekhalifahan Turki. Pada perkembangan
selanjutnya ide-ide reformasi Mustafa Kemal menjadi suatu gerakan politik pemerintah yang
dikenal dengan sebutan Kemalisme.

SISTEM POLITIK

A. PENAKLUKAN KONSTANTINOPEL

Jauh sebelum masa Dinasti Utsmani, beberapa kali kaum muslim mencoba menaklukan
Konstantinopel. Mereka didorong sabda Nabi riwayat Abu Qubayl, “Ketika kami sedang
bersama Abdullah ibn Amr ibn al-‘Ash, ia ditanya, “Kota manakah yang terlebih dahulu akan
ditaklukkan, Konstantinopel atau Roma?” Abdullah meminta sebuah kotak berhias miliknya, lalu
bercerita, “Ketika kami tengah duduk menulis di sekeliling Rasulullah, tiba – tiba beliau ditanya,
‘Kota manakah yang terlebih dahulu akan ditaklukan, Konstantinopel atau Roma?” beliau
menjawab, “Kota Heraklius (maksudnya kota Konstantinopel) terlebih dahulu.Usaha pertama
penaklukan Konstantinopel dilancarkan pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan, di pengujung
32 H/ 653 M, di bawah pasukan pimpinan Mu’awiyah ibn Abi Sufyan, penguasa Syam kala itu
yang menerobos Asia Kecil hingga pimpinan Busr ibn Abi Artha’ah yang ingin membantu
pasukan artileri islam, yang bergerak dari Tripoli Barat Menuju Konstantinopel. Tapi, usaha ini
gagal.

Pada 44 H/ 664 M, usaha kedua dilancarkan pada masa Mu’awiyah ibn Abi Sufyan.
Usaha ini juga gagal. Tahun 48 H/ 669 M, Mu’awiyah mencoba lagi. Ia mengirim pasukan besar
pimpinan Sufyan ibn ‘Awf yang ditemani Yazid ibn Mu’awiyah dan sejumlah sahabat terkemuka
dari Muhajirin dan Anshar, seperti Abdullah ibn Abbas, Abdullah ibn Umar, Abdullah ibn al –
Zubayr, dan Abu Ayyub al – Anshari. Sementara itu, armada laut islam yang berada di bawah
pimpinan Busr ibn Artha’ah bergerak menerobos selat Dardanelle tanpa perlawanan.
Pengepungan kota dari barat dan laut terus berlanjut sampai tujuh tahun tapi tanpa hasil. Pasukan
muslim pun menarik diri ke markas pada 58 H/ 678 M.

Pada 96 H/ 715 M, Sulaiman ibn Abdul Malik duduk sebagai khalifah. Ia mencoba
menaklukan Konstantinopel. Ia memerintahkan saudaranya, Maslamah ibn Abdul Malik untuk
tidak meninggalkan Konstantinopel sampai berhasil menaklukannya. Pada permulaan 98 H/ 716
M, Masmalah bergerak menerobos dataran tinggi Anatolia sejumlah kota dan benteng milik
Romawi, lalu mulai mengepung kota Konstantinopel. Untuk kali kedua, pada 2 Muharram 99 H/
15 Agustus 717 M, Maslamah mengepung kota Konstantinopel lagi. Tapi beberapa minggu
kemudian, 10 Safar 99 H, dating kabar perihal kematian Khalifah Sulaiman ibn Abdul Malaik.
Selain itu, musim dingin tiba dan cuaca sangat ekstrem. Ini semua membuat Maslamah menarik
diri dan kembali ke Syam. Setelah itu, tak ada usaha serius lagi dari khalifah untuk menaklukkan
Konstantinopel, meskipun pasukannya sudah berhasil mendekati kota lebih dari sekali.

Perang paling masyhur terjadi di masa kekhalifahan al-Mahdi dari Dinasti Abbasiyah.
Pada musim panas 165 H/ 783 M, anak al – Mahdi, Harun al – Rasyid bergerak memerangi
Dinasti Byzantium. Al – Rasyid menerobos dataran tinggi Anatolia hingga mencapai tepian Selat
Bosphorus, lalu membuat markas di atas Bukit Chrysopolis (Scutari) yang menghadap langsung
Konstantinopel. Waktu itu, Byzantium dipimpin Konstantin VI yang masih belia sehingga roda
pemerintahan dipegang ibundanya, Eyrene. Pasukan al – Rasyid dapat menekuk lutut musuh dan
memaksa Eyrene menandatangani perjanjian damai dengan membayar upeti tahunan kepada
Dinasti Abbasyiah. Dinasti Utsmani berupaya kembali menaklukan Konstantinopel dilancarkan
pada 798 H/ 1395 M. Hanya saja, serangan Timur Leng di daerah – daerah perbatasan Dinasti
Utsmani memaksa Sultan Bayazid menghentikan pengepungan.

Penaklukan Konstantinopel menjadi kerinduan dan impian kaum Utsmani sejak


berdirinya dinasti mereka. Sultan Utsman, pendiri Dinasti telah mewasiatkan penaklukan kota ini
kepada sultan – sultan sepeninggalannya. Tapi tidak ada satu sultan pun sesudah Utsman yang
sanggup mewujudkannya hingga datang masa Sultan Muhammad II (al – Fatih). Sultan
Muhammad al – Fatih memulai persiapan penaklukan. Ia membangun benteng di daratan Eropa
dekat Selat Bosphorus yang menghadap sebuah benteng di daratan Asia yang dibangun Sultan
Bayazid I. Dengan demikian, ia dapat mengawasi Selat Bosphorus dan mencegah bantuan
Kristen datang ke Konstantinopel.

Kaisar merasa bahwa Sultan berencana menduduki negerinya. Kaisar pun menawarkan
diri membayar upeti asalkan negerinya tidak diduduki tapi ditolak Sultan. Ketika Sultan menolak
tawaran Kaisar Byzantium yang bersedia membayar upeti asalkan Konstantinopel tidak diserang,
sang Kaisar segera meminta bantuan Kristen – Eropa. Genoa (salah satu kerajaan Kristen Eropa
kala itu) menanggapi permintaan sang kaisar dengan mengirim 30 kapal perang. Tapi ke-30
kapal ini datang ketika Konstantinopel sudah dikepung dari segala arah oleh pasukan Genoa pun
tak terhindarkan. Pasukan Utsmani gagal mengejar pasukan Genoa yang berhasil masuk ke
Golden Horn karena rantai – rantai besi Golden Horn dipasang kembali. Jumlah angkatan darat
Utsmani yang mengepung Konstantinopel sekitar 250.000 orang, sementara angkatan lautnya
sekitar 180 kapal perang.

Pasukan Utsmani ingin menerobos Golden Horn yang benteng-bentengnya terbilang


paling lemah. Mereka memakai satu cara aneh yang tidak pernah dipikirkan seorang pun
sebelumnya. Mereka memasang papan – papan kayu berukuran besar yang memanjang dari selat
Bosphorus sampai Golden Horn, lalu melumurinya dengan minyak dan lemak. Setelah itu,
mereka menggelincirkan kapal – kapal perang islam di atas papan – papan tersebut. Setelah
sampai di Golden Horn dari segala arah pasukan Utsmani mulai memberondong pagar – pagar
Konstantinopel dengan meriam. Tak ada yang bisa menahan gempuran Utsmani pada fajar 15
Jumadil Awal 857 H, Kota Konstantinopel dapat diterobos pasukan muslim dan penguasanya
terbunuh di pertempuran. Seluruh penjuru kota dapat ditaklukan. Setelah itu, Sultan Muhammad
al- Fatih memerintahkan pengumandangan azan di gereja Hagia Sophia (Aya Sofia) yang
menandai perubahan fungsi gereja. Gereja Aya Sofia merupakan jantung Kristen – Ortodoks
dunia yang menandingi Vatikan sebagai jantung Kristen – Katolik. Sultan juga memerintahkan
perubahan nama Konstantinopel menjadi Islam Bul (Istanbul) yang berarti “Kota Islam”.
Istanbul lalu dijadikan sebagai ibu kota pemerintahan Utsmani sampai masa penghapusan
Khilafah.

B. PEMERINTAHAN MUSTAFA KEMAL ATATURK

Mustafa Kemal Ataturk yang lahir di Selanik (sekarang Thessaloniki, Yunani) pada 12
Maret 1881 adalah seorang perwira militer dan negarawan Turki yang memimpin revolusi negara
itu. Ia juga pendiri dan presiden pertama Republik Turki. Setelah kekalahan kekaisaran Ottoman
di tangan tentara sekutu, Mustafa memimpin gerakan nasional Turki dalam perang kemerdekaan
Turki. Kampanye militernya yang sukses menghasilkan kemerdekaan negara ini dan
terbentuknya republik Turki pada 29 Oktober 1923. Kemudian majelis Agung Turki memberikan
kepada Mustafa Kemal nama “Ataturk”. Penghapusan kekhalifahan merupakan agenda pertama
yang dilaksanakan oleh Mustafa. Pada tanggal 1 November 1922 Dewan Agung Nasional
pimpinan Mustafa Kemal menghapuskan kekhalifahan. Selanjutnya pada tanggal 13 Oktober
1923 memindahkan pusat pemerintahan dari Istanbul ke Ankara. Akhirnya Dewan Nasional
Agung pada tanggal 29 Oktober 1923 memproklamasikan terbentuknya negara Republik Turki
dan mengangkat Mustafa Kemal sebagai Presiden Republik Turki. Reformasi yang paling
penting dari rezim Kemalis adalah reformasi bahasa. Tulisan Arab diganti dengan tulisan Latin,
berdasarkan undang-undang yang diputuskan oleh Dewan Nasional Agung pada 3 November
1928. Tujuan reformasi bahasa adalah membebaskan bahasa Turki dari ‘belenggu’ bahasa asing.
Penekanannya adalah pemurnian bahasa Turki dari bahasa Arab dan Persi. Mustafa Kemal
mengadakan kunjungan di banyak tempat untuk mengajar secara langsung tulisan baru pada
rakyat Turki.

Ciri-ciri struktural bahasa Turki memperlihatkan perbedaannya yang jelas dengan bahasa
Arab. Komite ahli hukum mengambil Undang-Undang sipil Swiss untuk memenuhi keperluan
hukum di Turki menggantikan Undang-Undang Syariah, berdasarkan keputusan Dewan Nasional
agung tanggal 17 Februari 1926. Undang-Undang Sipil yang mulai diberlakukan pada tanggal 4
Oktober 1926 ini antara lain tentang: menerapkan monogami, melarang poligami dan
memberikan persamaan hak antara pria dan wanita dalam memutuskan perkawinan dan
perceraian. Sebagai konsekuensi dari persamaan hak dan kewajiban ini hukum waris berdasarkan
Islam dihapuskan. Selain itu undang-undang sipil juga memberi kebebasan bagi perkawinan
antar agama. Mustafa Kemal meninggal dunia pada tanggal 10 November 1938, setelah tiga kali
menjabat sebagai presiden Republik Turki, yaitu pada tahun 1927, 1931 dan 1935. Mustafa
Kemal diakui berhasil menciptakan sistem pemerintahan parlementer dan meletakkan dasar-
dasar yang kuat bagi kehidupan demokratisasi di Turki. Partai Republik Rakyat adalah partai
politik yang dibentuk Mustafa Kemal untuk menjalankan roda Pemerintahan. Meskipun
demikian, sejarah Turki menunjukkan pemerintahan Kemal dengan sistem pemerintahan satu
partai tidak memberi ruang bagi kemunculan partai oposisi.

C. PROFIL RECEP TAYYIP ERDOGAN

Recep Tayyip Erdogan adalah seorang politikus Turki. Laki – laki yang akrab disapa
Erdogan ini dilahirkan pada tanggal 26 Februari 1954 di Istanbul. Erdogan mendirikan partai
AKP (Adalet ve Kalkinma Partisi) atau yang dikenal sebagai Partai Keadilan Pembangunan pada
tahun 2001 yang berhaluan islam. Partainya kemudian melesat menjadi salah satu partai terbesar
di negara bekas kekhalifahan Ottoman tersebut. Terbukti ketika partainya yaitu AKP menang
dalam pemilihan umum di Turki sehingga semakin melambungkan namanya di kancah politik
Turki dan otomatis membuat Erdogan menjadi Perdana Menteri Turki pada tahun 2003-2014,
Kemudian terpilih menjadi Presiden Turki pada tahun 2014 - sekarang.

D. PERUBAHAN KONSTITUSI

Pada tanggal 12 September 2010, Negara berpenduduk 70 juta itu mengadakan


referendum. Dalam referendum itu warga Turki memilih untuk mencoblos ‘ya’ atau ‘tidak’
untuk perubahan konstitusi Turki. Hasilnya, dimenangkan oleh ‘ya’ untuk perubahan konstitusi
yang mendapatkan hasil 57,88 persen suara. Tidak lama setelah referendum, di akhir tahun 2010,
Dewan Pendidikan Tinggi (YOK) mengeluarkan surat edaran yang berisi pencabutan larangan
jilbab masuk universitas. Sejak saat itu mahasiswi tidak lagi berkumpul di pojok pintu gerbang
kampus untuk melepas atau mengenakan jilbabnya.

E. SKANDAL KORUPSI

Pada 17 Desember lalu, sebuah kabar mengejutkan tentang skandal korupsi yang
melibatkan orang-orang di pemerintahan Turki yang dipimpin Erdogan. Terdapat tiga anak
menteri yang tertangkap dalam operasi korupsi tersebut. Yaitu Zafer Caglayan (Menteri
Ekonomi), Muammer Guler (Menteri Dalam Negeri), dan Erdogan Bayraktar (Menteri
Lingkungan dan Perencanaan Kota). Tiga menteri kabinet Turki mengundurkan diri hari Rabu 25
Desember 2013, beberapa hari setelah putera-putera mereka ditangkap dalam skandal korupsi
dan suap yang meluas. Ketiga menteri tersebut akhirnya mengundurkan diri dan membantah
telah melakukan pelanggaran. Dua putera Menteri Caglayan dan Menteri Guler, serta CEO bank
pemerintah Halkbank, termasuk di antara ke-24 orang yang ditangkap atas tuduhan penyuapan.
Putera Bayraktar, Abdullah Oguz, ditahan sebentar, tetapi kemudian dibebaskan dari tahanan.

Laporan-laporan media mengatakan polisi telah menyita uang tunai 4,5 juta dollar yang
disimpan dalam kotak-kotak sepatu di rumah CEO bank tersebut, sementara lebih dari 1 juta
dolar dalam bentuk tunai dilaporkan ditemukan di rumah putera Guler. Yang lebih
menghebohkan adalah adanya rekaman suara antara Erdogan dan anaknya, Bilal Erdogan,
tentang penyimpanan sejumlah uang beberapa saat sebelum operasi korupsi. Rekaman tersebut
disebar di media sosial, seperti twitter, facebook, dan youtube. Kini pihak Kejaksaan Italia
tengah menyelidiki Bilal Erdogan, putra Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, atas dugaan
pencucian uang. Penyelidikan ini dilakukan di tengah tuduhan menyelundupkan uang dalam
jumlah besar ke negara itu yang dilakukan Bilal. Penyelidikan terhadap Bilal dilakukan setelah
pihak berwenang Italia mendapatkan laporan dari pengusaha Turki, Murat Hakan Uzan, lawan
politik yang diasingkan oleh Erdogan. Uzan meminta pihak kejaksaan Italia melakukan
penyelidikan apa yang disebut sebagai “operasi gateway” dari Turki ke Italia, seperti dikutip dari
Al Arabiya, Kamis, 18 Februari 2016.

SISTEM EKONOMI

A. POTENSI EKONOMI

Sebagian besar pendapatan yang didapatkan oleh Turki berasal dari sektor wisata atau
pelancong di Turki. Sektor wisata adalah salah satu sektor yang paling dinamik dan berkembang
di Turki. Menurut agen perjalanan TUI AG dan Thomas Cook, 11 dari 100 hotel terbaik di dunia
terletak di Turki. Pada tahun 2005, terdapat 24.124.501 pengunjung ke Negara tersebut dan
memberikan sumbangan sebesar $1.82 bilion untuk pendapatan Turki, dengan pengeluaran
purata $679 pada pelancong. Sedangkan pada tahun 2008, jumlah pengunjung meningkat
menjadi 30,929,192, yang memberikan sumbangan $2.19 bilion terhadap pendapatan Turki.
Selama bertahun-tahun, Turki telah muncul sebagai destinasi pelancongan popular bagi banyak
orang Eropa, bersaing dengan Yunani, Itali dan Spanyol. Resorts di wilayah seperti Antalya dan
Muğla (yang terletak di Riviera Turki) telah menjadi sangat popular di kalangan para pelancong.

Secara geografis letak Ankara yang berada di bagian tengah Turki yang sulit dijangkau
dan ditaklukan oleh musuh-musuh Turki di awal abad ke-20 oleh penjajah dari berbagai negara
di Eropa. Jika Ibukota Turki dipertahankan di Istanbul yang berada di barat laut Turki atau
berada di ujung kiri, maka musuh mudah untuk menaklukannya. Jika Istanbul sudah ditaklukkan
musuh, maka seluruh Turki sudah dipastikan direbut penjajah. Sejak itulah ada pemisahan antara
kota pemerintahan serta kota bisnis dan budaya di Turki. Ankara dipilih sebagai kota
pemerintahan sementara Istanbul sebagai kota bisnis dan budaya. Pada tahun 2010, Istanbul
terpilih bsebagai ibukota budaya Eropa. Istanbul saat ini penduduknya mencapai 16 hingga 20
juta penduduk. Ini menjadikan Istanbul lebih padat tiga kali lipat dibandingkan Ankara.

B. PENDAPATAN PERKAPITA

Dalam 8 tahun masa kepemimpinan Perdana Menteri Erdogan, Turki berhasil


meningkatkan taraf ekonominya sampai 3 kali lipat; pendapatan perkapita negara itu mampu
meningkat dari USD 3,492 menjadi USD 10,079 atau naik 288%. Dengan pencapaian ini
Perdana Menteri Erdogan dan partainya dapat membuktikan banyak hal pada sikap skeptic
pemimpin-pemimpin dunia khususnya regional Eropa dan Timur Tengah ketika Erdogan dan
partainya AKP (Partai Keadilan dan Pembangunan) pertama kali memenangi pemilihan umum
pada 8 tahun lalu. Partai yang beraliran islam moderat ini mampu membuktikan bahwa partai
Islam dapat hidup berdampingan dengan konstitusi sekuler negara Turki, bahkan dengan
gemilang mempersembahkan pembangunan ekonomi yang mengagumkan, pembangunan yang
notabene tidak pernah sekalipun dicapai oleh rezim sekuler sebelumnya sejak rezim sekuler
Altaturk (Kemal Al Taturk) berkuasa awal abad 20.

SOSIAL DAN BUDAYA

Masyarakat Turki merupakan salahsatu dari masyarakat timur tengah yang memiliki
corak budaya yang berbeda dengan masyarakat timur tengah lainnya. Perbedaannya adalah
masyarakat turki yang memiliki budaya kombinasi atau perpaduan antara budaya Eropa, Asia ,
dan Arab.

Peradaban Islam dengan pengaruh Arab dan Persia menjadi warisan yang mendalam bagi
masyarakat Turki sebagai peninggalan Dinasti Usmani. Hal tersebut membuat masyarakat awam
sering menganggap bahwa bangsa Turki sama dengan bangsa Arab. Suatu anggapan yang keliru
yang selalu ingin diluruskan oleh bangsa Turki sejak tumbuhnya nasionalisme pada abad ke-19
di bawah kepemimpinan Kemal Atatruk. Setelah jatuhnya kerajaan setelah Republik Turki
mengadaptasi sebuah pendekatan kesatuan, yang memaksa semua budaya yang berbeda dalam
batas-batas untuk bergaul dengan satu sama lain dengan tujuan menghasilkan “Turki” dan
budaya identitas nasional. Selanjutnya arah modernisasi yang berkiblat ke Barat telah menyerap
unsur-unsur budaya Barat yang dianggap modern.

Terdapat beberapa kebudayaan yang dimilliki oleh masyarakat turki yaitu:

1. Minum

Tempat mendidihkan teh di Turki selalu dua tempat. Bagian bawah untuk air putih panas,
bagian atas yang sudah dicampur dengan teh yang pekat sebagai induknya. Pada saat
menuangkan ke gelas, mereka menuangkan induk teh yang pekat itu dulu sesuai selera tamu, lalu
dicampur dengan air panas biasa tadi. Jadi ukuran kepekatan teh sangat fleksibel pada masing-
masing orang. Semua orang merasa senang karena teh untuk mereka sesuai dengan keinginan.
Walaupun kebanyakan orang Turki mengamalkan kepercayaan Islam, minuman alkohol dapat
dibeli dengan mudah seperti di Eropa. Bagaimanapun, kebanyakan orang Turki menjauhi diri
daripada meminum alkohol semasa bulan suci Ramadan.

2. Makanan

Setiap kali makan pagi, siang ataupun malam, selalu diawali dengan yang namanya Roti
Tawar atau Roti Ragi, dan sup. Baik itu sup tomat maupun sup lainnya. Cara makannya adalah
mencelupkan roti tersebut ke dalam sup. Dan juga yogurt menjadi bagian tak terpisahkan dari
bangsa Turki. Setiap rumah tangga pasti menyediakan yogurt sebagai salah satu bumbu
terpopuler untuk makanan sehari-hari. Sekarang yogurt lebih sering dihidangkan bersama buah.
Tapi, mereka menyantap yogurt dengan daging dan sayuran.

3. Masakan

Seluruh Turki tidak homogen. Selain spesialisasi yang dapat ditemukan di seluruh negeri,
ada juga spesialisasi khusus kawasan. Masakan daerah (Turki utara) didasarkan pada jagung dan
ikan. Sebelah tenggara- Urfa , Gaziantep dan Adana -adalah terkenal karena kebab, mezes dan
berbasis makanan penutup adonan seperti baklava, kadayıf dan künefe. Di bagian barat Turki, di
mana pohon zaitun yang tumbuh melimpah, minyak zaitun adalah jenis utama minyak yang
digunakan untuk memasak. Masakan dari Aegean, Marmara dan Mediterania daerah
menampilkan karakteristik dasar dari masakan Mediterania karena mereka kaya dalam sayuran,
bumbu dan ikan. Anatolia Tengah terkenal dengan spesialisasi kuenya seperti keşkek (kashkak),
Manti (terutama dari Kayseri ) dan gozleme .

4. Pakaian

Percampuran budaya ini dapat dilihat pada pakaian tradisional yang didominasi warna
turquoise dan merah. Pengaruh Kristen dan Yahudi menghadirkan pemakaian selendang, mantel
panjang, atau yeldirme, sejenis mantel bertopi. Sedangkan sebagai penyesuaian terhadap
masyarakat Islam, biasanya mereka menutupi rambut mereka rapat-rapat.
Orang-Orang Turki jika keluar rumah memakai kemeja, hem, atau pakai kaos berkerah.
pakaian yang biasa dipakai ke kantor oleh mereka sering dipakai sehari-hari walaupun sedang
tidak bekerja. Yaitu pakainya kemeja, celana dan jas satu stel. Tak cuma orang dewasa, sampai
anak-anak juga memakai hem. Hal yang rapi lainnya yang membuat kagum adalah sepatu dan
kaos kaki. Di Turki masuk masjid tidak boleh tidak pakai kaos kaki. Dan masyarakat turki juga
sangat aka memakai sepatu jika keluar rumah sedangkan sendal hanya dipakai pada saat di dalam
rumah atau gedung. Di turki sangat sulit menemukan toko yang menjual sandal.

5. Tarian Sufi

Tarian ini menggambarkan kasih suci pada sang kekasih. Awalnya tarian ini hanya di
gunakan untuk acara tertentu. Biasanya di pentaskan untuk latihan spiritual untuk hidup secara
meditatif. Kemudian pertama kali tarian ini di pentaskan oleh Anand Ashram, untuk hiburan
masyarakat. Dengan begitu, masyarakat menjadi lebih mengenal tarian sufi ini. Sebenarnya
tarian sufi berasal dari tradisi Turki. Tari Sufi menjadi salah satu peninggalan Rumi yang
merupakan perpaduan tradisi, sejarah, kepercayaan, dan budaya Turki. Nah, kalau di gambarkan
tari sufi ini menggambarkan islam yang sangat dekat dengan kedamaian dan cinta. Itulah yang di
tunjukan oleh Rumi sebagai pencipta Tarian sufi atau Sema. Biasanya, tarian Sufi Maulana
Jamaludin Rumi ini ditampilkan satu jam menjelang buka puasa selama bulan ramadhan.

6. Musik

Dalam hal musik di ketahui bahwa Musik Turki mencakup unsur-unsur musik rakyat
Asia Tengah, Arab, musik klasik Persia, musik kuno Yunani-Romawi dan musik populer modern
Eropa dan Amerika. Turki, kaya akan warisan musik, telah mengembangkan seni di dua daerah,
musik klasik Turki mirip dengan Yunani-Romawi dan musik rakyat Turki Serupa dengan Asia
Tengah.

B. SISTEM POLITIK

Bentuk Negara Turki dan Status Negara Turki

Bentuk Negara Turki yaitu kesatuan. Pemerintah pusat Turki punya kuasa besar atas
pemerintahan lokalnya. Status Negara Turki yaitu Merdela dimana sistem pemerintahan ini yaitu
Parlementer. Presiden selaku kepala Negara dan Perdana Menteri sebagai kepala pemerintahan.
Sejak amandemen konstitusi 2007, Presiden Turki dipilih oleh Parlemen (The Grand National
Assembly/ TGNA). Presiden terpilih kemudian mengangkat Perdana Menteri. Perdana Menteri
kemudian menyusun Dewan Menteri, dengan susunan yang telah disetujui oleh Presiden.
Presiden tidak dapat memberhentikan Menteri tanpa proposal dari Perdana Menteri. Perdana
Menteri-lah yang menjalankan pemerintahan sehari-hari di Turki. Perdana Menteri dan Dewan
Menteri tidak bertanggung jawab kepada Presiden, melainkan bertanggung jawab kepada
Parlemen.

Presiden Turki bukan semata-mata “simbol” negara saja. Presiden punya kewenangan
mengembalikan seluruh produk undang-undang (kecuali UU Anggaran) kepada Parlemen untuk
dipertimbangkan kembali keberlakuannya. Dan jika Parlemen berkeras untuk tetap
memberlakukan tetapi Presiden menolak, Presiden dapat memanfaatkan Mahkamah Konstitusi
guna memutuskannya. Selain itu, Presiden memiliki kewenangan untuk mengadakan Pemilu
ulangan jika terjadi kebuntuan politik. Peran Presiden yang besar juga terlihat dalam
kewenangannya untuk memutuskan penggunaan Angkatan Bersenjata Turki, mengangkat
kepala-kepala Staf Angkatan Perang, dan bersama-sama TGNA (Turkish Grand National
Assembly) berposisi selaku Panglima Tertinggi Angkatan Perang. TGNA sendiri adalah badan
legislatif Turki yang berkuasa membuat Undang - undangnya tidak bisa didelegasikan kepada
badan lain. Anggotanya terdiri atas 550 orang yang dipilih secara langsung oleh rakyat. Masa
tugasnya 5 tahun.

C. SISTEM EKONOMI

Perdana Menteri Turki, Recep Tayyib Erdogan, menyatakan bahwa ekonomi Turki, menempati
posisi keenam terbesar di Uni Eropa.

Perkembangan kemajuan ini adalah puncak keberhasil Partai Keadilan dan Pembangunan
(AKP), yang dipimpin Erdogan setelah berhasil berkuasa di Turki, sejak tahun 2002 lalu. “Ketika
partai kami mengambil alih kekuasaan, gross domestic bruto (GDP) Turki baru senilai 230
milyar dolar, dan diakhir 2008 ini mencapai 742 milyar dolar”, ucap Erdogan dalam pertemuan
dengan jajaran pemimpin Partai AKP di wilayah Trabzon. Selain itu, Erdogan menjelaskan total
eksport Turki dari 32 milyar dolar, kini sudah mencapai 132 milyar dolar, sejak kekuasaan di
pegang Partai AKP. Inilah merupakan keberhasilan yang dicapai AKP, dan belum pernah dicapai
partai-partai sebelumnya yang berkuasa di Turki.

Tidak hanya itu, pemerintah Turki, yang dipimpin Erdogan itu, berhasil menekan inflasi,
yang sebelumnya inflasi mencapai 30 persen, kini hanya tinggal 5.7 persen. Inilah rekor yang
paling gemilang dari pemerintah Turki, yang selama ini selalu dipojokkan oleh kalangan sekuler,
di mana kelompok-kelompok sekuler sebelumnya belum pernah mencapai kemajuan dibidang
ekonomi. Bahkan, pemerintahan sebelumnya nyaris ambruk, dan mengalami kekacauan dibidang
ekonomi, dan tingkat inflasi mencapai lebih dari 100 persen. “Kami mempunyai peluang Turki
menjadi kekuatan ekonomi global”, tambah Erdogan. Dengan terus membaiknya ekonomi Turki,
dan usahanya menjadi anggota Uni Eropa, dan peranan Turki sekarang ditingkat regional dan
global, terus masalah-masalah politik, Turki sangat mempunyai peluang menjadi negara yang
akan memiliki peranan global di masa mendatang. Tentu, sekarang ini, peranan Turki sangat
diharapkan untuk mengatasi konflik-konflik regional, seperti konflik di Palestina, Iraq, dan
Afghanistan. Di bawah Partai AKP dan kepemimpinan Erdogan, Turki akan menjadi pemain
utama dipentas global.

D. SOSIAL DAN BUDAYA

Karena faktor sejarah yang berbeda mendefinisikan identitas Turki, budaya Turki
menggabungkan upaya yang jelas untuk menjadi “modern” dan Barat , dengan keinginan untuk
mempertahankan nilai-nilai agama dan sejarah tradisional. Campuran peradaban Turki, Islam
dan Barat, inilah yang telah mewarnai identitas sosial budaya masyarakat Turki.

Seperti halnya budaya bekerja di Turki. Budaya Bekerja di Turki. Bagi banyak Muslim, hak para
wanita untuk berpakaian yang sejalan dengan kepercayaan mereka berada di barisan depan di
dalam sebuah pertempuran dengan kelas tradisional yang berkuasa.Bagi banyak sekuler Turki,
jilbab adalah sebuah simbol dari segala sesuatu yang mereka takutkan atas apa yang
pemerintahan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan sedang kerjakan. Pelarangan jilbab masih
menjadi sebuah topik yang hangat bagi Turki selama satu dekade. Bagaimanapun juga, masih
terdapat kurangnya kompromi politik untuk mengakhiri pelarangan tersebut.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pemaparan isi makalah di atas, dapat disimpulkan bahwa negara Turki yang
berideologi sekuler dapat menanamkan dan menerapkan nilai-nilai agama islam ke dalam
kehidupan sehari-hari. Ini membuktikkan bahwa kehidupan bernegara sebuah masyarakat tidak
melulu dipengaruhi oleh sistem pemerintahan atau sistem politiknya. Seperti halnya di Indonesia,
walaupun pemerintah menempatkan nilai-nilai agama dalam berbagai kebijakan pemerintah,
tetapi belum tentu masyarakatnya melakukan hal yang didorong oleh pemerintah tersebut.
Terlihat dari banyaknya perilaku umat islam di Indonesia yang tidak islami dan malah terlihat
sekuler.

Dari pemaparan di atas juga dapat diambil pelajaran terkait bagaimana agar Indonesia
dapat memajukan kondisi ekonomi masyarakat dari sisi pariwisata, dan untuk menjaga kondisi
sosial budaya masyarakatnya. Pemerintah Indonesia bisa melihat sisi positif yang diterapkan di
Negara Turki, agar lebih berkembang ke arah kemajuan untuk menghadapi era globalisasi ini.
Tentunya dengan tidak memasukkan sisi negatif yang berdampak pada kemunduran bangsa.

B. SARAN

- Terapkanlah nilai-nilai agama islam dalam kehidupan sehari-hari.

- Junjung tinggilah kebebasan bersuara dan berpendapat.

- Hindarilah konflik antar umat beragama dengan alasan perbedaan.

- Junjung setinggi-tingginya budaya dan sejarah kehidupan bangsa, misalnya dengan


mempelajari dan mengunjungi museum.
DAFTAR PUSTAKA

Darajat, Deden Mauli. 2016. Catatan dari Istanbul. Banten: Yayasan Badan Wakaf Zamzam.

Fred, Sibert dkk. 1986. Empat Teori Pers. Jakarta: PT. Intermasa.

Ibrahim, Qasim A. dan Saleh, Muhammad A. 2014. Buku Pintar Sejarah Islam Jejak Langkah

Peradaban Islam dari Masa Nabi hingga Masa Kini, terj. Zainal Arifin. Jakarta: Zaman)

Karina S A, Nina dan Sasongkowati, Retno. 2013. History Of The World Sejarah Dunia Kuno

dan Modern. Yogyakarta: Penerbit Indolestari.

Kusumaningrat, Hikmat dan Kusumaningrat, Purnama. 2005. Jurnalistik, Teori dan

Praktek. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sistem Pemerintahan di Turki, https://rizatulamalia.wordpress.com/2014/04/29/sistem-

pemerintahan-di-turki/

Perbedaan Negara Indonesia dengan Negara Turki

http://tikadwitdk.blog.upi.edu/2015/10/11/perbedaan-negara-indonesia-dengan-negara-turki/

Anda mungkin juga menyukai