Anda di halaman 1dari 1

I.

PENDAHULUAN

4.1. Latar Belakang

Sayur dan buah merupakan komoditas yang mudah rusak. Kerusakan terjadi
karena sayur dan buah masih melakukan proses metabolisme setelah dipanen.
Apabila pemanenan dan penanganan pasca panen tidak dilakukan dengan benar,
metabolisme ini akan menyebabkan terjadinya kehilangan (loss). Di indonesia
kehilangan buah-buahan cukup tinggi, 25 - 40 %. untuk menghasilkan buah-
buahan dengan kualitas yang baik, disamping ditentukan oleh perlakuan selama
penanganan on-farm, ditentukan juga oleh faktor penanganan pasca panen yang
secara umum mulai dari pemanenan, pengumpulan, sortasi, pembersihan dan
pencucian, grading, pengemasan, pemeraman, penyimpanan, dan pengangkutan.

Untuk meminimalisir kehilangan tersebut, maka diperlukan penanganan


pasca panen yang baik. Penanganan pasca panen dapat ditentukan dengan melihat
pengaruh berbagai macam kondisi seperti suhu, luka dan memar, dan etilen
terhadap sayur dan buah-buahan. Penanganan pasca panen juga dapat ditentukan
berdasarkan pola respirasi dari sayur dan buah apakah klimakterik atau
nonklimakterik.

4.2. Tujuan

1. Menentukan laju respirasi buah-buahan klimakterik dan nonklimakterik


pada suhu ruang, suhu dingin, keadaan luka memar, dan ketika
ditambahkan etilen.
2. Mengetahui pengaruh suhu, luka dan memar, dan etilen terhadap laju
respirasi buah-buahan klimakterik dan nonklimakterik.

Anda mungkin juga menyukai