Anda di halaman 1dari 12

Sistem Pencernaan Gaster dan PenangananPenyakit Gastritis

Darma Refmon Pongtiku Dembong

102016219

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta, Indonesia

Jl. Arjuna Utara No.6, Duri Kepa, Kb. Jeruk, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta 11510

darma.pongtiku@gmail.com

Abstrak

Sistem pencernaan merupakan suatu sistem yang berfungsi untuk memproses makanan
yang dimulai dari mulut hingga pembuangan pada anus. Pada dasarnya sistem pencernaan
makanan tubuh manusia dibagi menjadi 3 tahap, yang dimulai dari proses penghancuran
makanan, proses penyerapan sari-sari makanan, dan proses pengeluaran sisa-sisa makanan.
Makanan diserap serta digunakan oleh sel-sel tubuh baik secara kimia dan fisika. Berbagai
perubahanan makanan terjadi karena sintesis enzim yang terdapat dalam cairan pencernaan.
Setiap enzim memiliki tugas khusus pada setiap makanan dan tidak akan mempengaruhi jenis
makanan yang lain. Agar makanan berguna untuk tubuh, makanan tersebut harus di distribusi
oleh darah hingga sampai pada sel-sel seluruh tubuh.

Kata kunci : sistem pencernaan, enzim, penghancuran makanan, penyerapan sari-sari makanan.

Abstract

The digestive system is a system that serves to process foods that start from the mouth to
the disposal of the anus. Basically the digestive system of the human body food is divided into 3
stages, namely the process of food destruction, the process of absorption of food juices, and the
process of removal of food scraps. Food is absorbed and used by body cells both chemically and
physically. Various food changes occur because of the synthesis of enzymes contained in the
digestive juices. Each enzyme has a specific duty on each food and will not affect other types of
food. In order for food to be useful for the body, the food must be distributed by the blood until it
reaches the entire body cells.

Key words : Digestive system, enzyme, food destruction, absorption of food juice
Pendahuluan

Lambung merupakan salah satu sistem pencernaan terpenting dalam tubuh manusia.
Lambung adalah sebuah kantung besar yang terdapat disebelah kiri rongga perut. Bagian pada
lambung terdiri atas 3 yaitu kardiak (bagian atas), fundus (bagian tengah), dan pylorus (bagian
bawah). Dinding lambung tersusun atas otot yang memanjang, melingkar, dan menyerong. Otot-
otot ini akan menyebabkan lambung untuk berkontraksi. Dinding lambung mengandung
kelenjar-kelenjar sebagai kelenjar pencernaan yang menghasilakn getah lambung. Getah
lambung bersifat asam karena mengadung banyak sekali asam lambung. Pada nantinya, asam
lambung akan berfungsi sebagai pengaktifan pepsinogen menjadi pepsin-pepsin untuk pemecah
protein. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah dapat memahami dan memberi pengetahuan
lebih lanjut mengenai sistem pencernaan manusia.

Pembahasan

1. Makroskopik Gaster
Lambung / Gaster merupakan organ paling lebar pada saluran pencernaan.
Dimulai dari esophagus sampai dengan duodenum syang berfungsi sebagai tempat
penampugan makanan agar dapat dicerna menjadi chime dan untuk pengaturan aliran
hasil cerna ke usus. Kapasitas lambung kurang lebih 1,5 liter, tetapi dapat dilebarkan
hingga 2-3 liter. Pada bayi yang baru lahir, kapasitas hanya 30 cc. Pada saat posisi
berbaring, lambut terdapat di regio hypochondriaca kiri, epigastrica, dan umbilicalis.
Letak dan bentuk lambung dikondisikan sesuai keadaan, seperti isi serta tingkat
pencernaan, keadaan alat-alat sekitar, bentuk tipe morfologi, dan pernapasan. Bentuk
umum lambung yaitu berbentuk huruf J dengan pars pylorica sedikit keatas pyloris,
biasanya bentuk ini ditemui pada orang-orang kurus.1
1.1.Struktur Gaster
Lambung memiliki dua lubang yaitu ostium cardiacum dan pylorus, dua
permukaan yaitu facies anterior dan facies posterior, dan dua lengkungan yaitu
curvature major dan curvutra minor. Lambung terdiri atas 5 bagian yaitu cardia,
fundus, corpus, antrum pylorica, dan pylorus.
Cardia merupakan bagian akhir dari esophagus yang masuk ke dalam
lambung.
Fundus gastricus merupakan bagian menonjol ke permukaan atas dan terletak
pada sebelah kiri ostium cardia. Pada bagian ini biasa terisi atas gas.
Corpus ventrikuli adalah badan lambung yang merupakan lekukan pada
bagian bawah kurvatura minor. Memiliki tinggi seperti ostium cardia.
Curvature minor merupakan batas kanan lambung dan terbentang dari cardia
hingga pylorus. Pada bagian ini, batas antara corpus dan pars pylorica
terbentuk suatu sudut yaitu incisura angularis.
Curvature mayor terbentang dari incisura cardia hingga ke fundus.
Corpus gastricum merupakan bagian utama, terletak vertical antara fundus dan
incisura angularis beralih menjadi pars pylorica.1,2

Gaster memiliki permukaan anterior dan posterior yang akan bertemu pada
curvature major dan minor. Facies anterior diliputi oleh peritoneum visceralis dari cavum
peritonei serta berhubungan dengan lobus kiri hepar, diaphragma, iga-iga, dan dinding depan
abdomen. Facies posterior diliputi oleh peritoneum viscerale dari bursa omentalis yang
terdapat di belakang lambung. Hubungan facies posterior dan bursa omentalis dengan sejumlah
alat membentuk apa suatu lekukan yaitu palungan lambung. Fundus lambung terletak pada
kubah (cupola) diaphragma, sehingga pada foto roentgen tampak gas tepat dibawah kubah
fiaphragma. 1,2

Lambung memiliki 5 lapisan yaitu :

Lapisan selaput lender (mukosa). Saat lambung dikosongkan, lapisan ini akan
menjadi berlipat-lipat yang disebut sebagai rugae.
Lipatan otot melingkar (muscular aurikularis). Lapisan ini tersusun atas
jaringan otot yang kuat.
Lapisan otot miring (muskulus oblique). Lapisan ini memiliki otot yang
bergaris miring.
Lapisan otot memanjang (muskulus longitudinal). Lapisan ini tersusun atas
lapisan oto lambung yang pajang.
Jaringan ikat (serosa / peritoneum). Jaringan in terdapat pada lambung bagian
luar. 3
Gambar 1. Struktur gaster. 2

1.2 Vaskularisasi Gaster

Vaskularisasi gaster dilakukan oleh beberapa arteri. Dari aorta abdominalis, satu cabang
besar akan keluar, yaitu truncus celiacus. Truncus celiacus akan masuk ke ruang abdomen dan
becabang menjadi 3 bagian, yaitu A. gastrica sinistra, A. lienalis, dan A. hepatica communis. A.
hepatica communis akan bergerak ke aspek lateral dan akan bercabang menjadi 3 pembuluh lagi,
yaitu A. gastrica dekstra, A. gastroduodenalis yang akan bergerak ke bawah, dan A. hepatica
propia yang akan bergerak ke arah atas.

A. gastrica sinistra yang dipercabangkan dari truncus celiacus akan memperdarahi bagian
proximal dari gaster di bagian curvature minor. Kemudian A. gastrica dekstra yang
dipercabangkan dari A. hepatica communis akan memperdarahi bagian distal dari curvature
minor dari gaster, dimana A. gastrica sinistra dan A. gastrica dekstra akan beranostomosis untuk
memperdarahi bagian curvature minor.3,5

Kemudian, terdapat beberapa arteri yang akan memperdarahi gaster dari sisi curvature
major, yaitu yang pertama adalah cabang dari A. lienalis. A. lienalis akan bergerak dari truncus
celiacus di bagian medial terhadap gaster akan bergerak melewati sisi posterior gaster dan
menuju ke lien untuk memperdarahinya. A. lienalis sebelum masuk ke lien, akan
mempercabangkan A. gastrica brevis yang bergerak kea rah superior di sepanjang curvature
major. Kemudian, cabang lain dari A. lienalis adalah A. gastroepiploica sinistra yang akan
bergerak ke bawah di sepanjang pertengahan curvature major.

Cabang besar dari A. gastroduodenalis adalah A. pancreaticoduodenalis superior dan A.


gastroepiploica dekstra. A. gastroepiploica dekstra akan bergerak ke arah superior mengikuti
curvature major dan beranostomosis dengan A. gastroepiploica sinistra untuk memperdarahi
gaster. 3

Gambar 2. Vaskularisasi Gaster

1.3 Persarafan Gaster

Lambung dipersarafi oleh saraf parasimpatis yang berasal dari cabang-cabang n.


vagus. Sedangkan sistem simpatis berasal dari plexus celiacus. Serabut-serabut eferen dari
sistem simpatis berasal dari bagian thoracal 6-9. 1

2. Mikroskopik Gaster
Pada permukaan lumen lambung dapat terlihat lubang-lubang kecil yang disebut
foveola (gastric pit). Lubang-lubang ini terbentuk atas epitel lumen yang mengalami
invaginasi ke jaringan ikat lamina propria mukosa pada bawahnya. Mukosa lambung
terdiri dari bebrapa jenis sel dan kelenjar lambung dalam sebagai penghasil sebagian
besar sekresi maupun getah lambung untuk pencernaan. Kelenjar lambung turun ke
lamina propria lalu menuju ke miskularis mukosa.
Tepat di bawah mukosa lambung terdapat jaringan ikat padat submucosa yang
tersusun dari pembuluh darah besar dan saraf. Dinding otot tebal jantung yaitu
muskularis eksterna memperlihatkan tiga lapisan. Lapisan luar lambung adalah serosa
atau peritoneum visceral. Fundus dan korpus akan membentuk regio terluas pada
lambung. Dinding lambung terdiri atas empat bagian yaitu mukosa, submucosa,
muskularis eksterna, dan serosa.
Mukosa tersusun dari epitel permukaan, lamina propria, dan muskularis mukosa.
Permukaan lambung dilapisi oleh epitel kolumnar selapis yang akan terbentang ke dalam
dan melapisi lipatan-lipatan epitel permukaan berbentuk tubulus (gastric pit). Submukosa
terdapat di bawah muskularis mukosa. Saat lambung kosong, submucosa dapat meluas ke
dalam rugae. Submucosa mengandung jaringan ikat padat ireguler, pembuluh limfe,
kapiler, arteriol besar, venula, dan serat kolagen. Muskularis eksterna tersusun atas tiga
lapis otot polos, masing-masing dengan orientasi berbed. Oblik yang merupakan bagian
dalam, sirkular yaitu bagian tengah, dan longitudinal di bagian luar. Di antara lapisan otot
polos sirkular dan longitudinal tersusun pleksus saraf mienterikus (Auerbach) yang
berupa ganglion serta serat saraf parasimpatis. Serosa tersusun atas lapisan tipis jaringan
ikat yang menutupi muskularis eksterna serta dilapisi oleh mesotelium skuamosa selapis
yang berasal dari peritoneum visceral.4

Gambar 3. Struktur histologi gaster. 4


3. Fungsi & Mekanisme Pencernaan Gaster

Lambung melakukan 3 fungsi utama :

1. Menyimpan makanan yang masuk hingga makanan disalurkan ke usus halus. Diperlukan
beberapa jam untuk mencerna dan menyerap satu porsi makanan yang dikonsumsi hanya dalam
bilangan menit. Karena usus halus adalah tempat utama pencernaan dan penyerapan, lambung
perlu menyimpan makanan dan menyalurkannya ke duodenum dengan kecepatan yang tidak
melebihi kapasitas usus halus.
2. Lambung mengeluarkan asam hidroklorida (HCl) dan enzim untuk memulai pencernaan protein.
3. Melalui gerakan mencampur lambung, makanan yang tertelan dihaluskan dan dicampurkan
dengan sekresi lambung untuk menghasilkan campuran cairan kental yang dikenal sebagai kimus,
dimana isi lambung harus diubah menjadi kimus sebelum dialirkan ke duodenum.

Lambung melaksanakan fungsi-fungsi diatas melewati empat proses pencernaan dasar yaitu
motilitas, sekresi, digesti, dan absorpsi. Motilitas lambung terdapat empat aspek, yaitu :
3.1 Pengisian
Saat terjadi keadaaan kosong, lambung mempunyai kapasitas volume kurang
lebih 50ml, namun volume lambung dapat berubah serta bertambah sampai 1 liter saat
makan. Lambung dapat menampung peningkatan volume sekitar 20x lipat dengan sedikit
mengalami perubahan tegangan pada dindingnya serta peningkatan tekanan intra
lambung melalui mekanisme berikut. Ketika makan, lipatan menjadi lebih kecil bahkan
nyaris mendatar setiap kali makanan masuk. Seperti ekspansi bertahap kantung es yang
sedang diisi. Relaksasi reflex lambung ketika mendapat makanan disebut dengan
relaksasi reseptif. Relaksasi ini menyebabkan peningkatan kemampuan lambung untuk
menmapung tambahan volume makanan hanya dengan menyebabkan tidak banyak
meningkatnya tekanan lambung. Jika volume makanan yang masuk berlebhan, lambung
dapat mengalami peregangan yang berlebih dan tekanan intralambung meningkat
sehingga yang berhubungan menjadi tidak nyaman. Keadaan ini diperantarai oleh nervus
vagus5
3.2 Penyimpanan
Sel-sel pemacu yang terdapat di regio fundus bagian atas lambung dapat
menghasilkan potensial gelombang lambat. Gelombang ini akan menyapu ke bawah
sepanjang lambung menuju sfingter pylorus dengan frekuensi 3x per menit. Dengan
sekalinya dimulai, gelombang peristaltic akan menyebar melalui fundus dan korpus
menuju ke anthrum dan sfingter pylorus. Pola ritmik depolarisasi spontak akan terjadi
secara rutin terus menerus sehingka memungkinkan penyertaan kontraksi lapisan otot
polos sirkular. Lapisan otot polos dapat mencapai ambang oleh aliran arus serta
mengalami potensial aksi, tetapi bergantung pada kemampuan eksitabilitas kemampuan
tersebut. Pada saat akhir, makanan secara bertahap akan disalurkan ke anthrum yaitu
tempat terjadinya pencampuran makanan.5
3.3 Pencampuran
Kontraksi peristaltic anthrum yang kuat menyebabkan pencampuran makanan dan
sekresi lambung sehingga menghasilkan kimus. Setiap gelombang peristaltic di anthrum
mendorong kimus untuk maju menuju sfingter pylorus. Kontraksi tonus sfingter pada
normalnya akan menyebabkan sfingter ini nyaris tertutup. Lobangnya hanya cukup untuk
dilewati dengan cairan serta air, tetapi terlalu kecil untuk kimus kental, kecuali jikalau
kimus didorong dengan kontraksi peristaltic anthrum yang lebih kuat. Kimus yang
terdorong maju oleh anthrum lambung tetapi tidak dapat masuk melalui duodenum akan
tertahan mendadak di sfingter yang tertutup serta memantul kembali ke dalam anthrum.5

3.4 Pengosongan
Selain pencampuran isi lambung, kontraksi peristaltic anthrum merupakan gaya
dorong yang bertujuan untuk pengosongan isi lambung. Jumlah kimus yang lolos ke
duodenum untuk setiap gelombang kontraksi akan menutup, terutama pada kekuatan
peristaltic. Intensitas peristaltic anthrum sangat bervariasi serta dipengaruhi oleh sinyal
lambung dan duodenum. Maka dari itu, pengosongan lambung teratur dengan baik oleh
faktor lambung dan duodenum. Faktor ini akan berpengaruh pada eksitabilitas lambung
dengan sedikit mendepolarisasikan maupun menghipolarisasikan otot pada lambung.
Eksitabilitas ini merupakan penentu derajat aktivitas peristaltic anthrum. Semakin besar
eksitabilitas, maka akan semakin sering potensial aksi terbentuk dan semakin besar
tingkatan duodenum mempunyai waktu untuk memproses kelebihan volume kimus. 5
4. Enzim Gaster6
Enzim pencernaan merupakan enzim yang berfungsi sebagai pembantu proses
pencernaan makanan sehingga mudah diserap oleh tubuh. Fungsi enzim pencernaan yang
utama adalah memecah makromolekul polimerik (molekul besar) menjadi beberapa bagian
yang lebih kecil, karena tubuh hanya dapat menyerap partikel kecil. Berikut ini merupakan
enzim, hormom, maupun senyawa yang dihasilkan oleh lambung serta fungsinya:

Pepsin
Pepsin merupakan enzim lambung yang utama. Dihasilkan oleh sel lambung yaitu
sel utama atau chief cell dalam bentuk pepsinogen yang masih belum aktif
(zymogen). Kemudian pepsinogen diaktivasi dengan asam lambung menjadi bentk
aktifnya yaitu pepsin. Fungsi pepsin yaitu pemecah protein dalam makanan menjadi
partikel yang lebih kecil, seperti fragmen peptide dan asam amino. Maka dari itu,
pencernaan protein pertama kali dimulai dilambung, tidak seperti lemak dan
karbohidrat yang dimulai pada mulut.
Asam klorida (HCL)
Asam klorida terdiri dari atom hydrogen yang bermuatan positif (H+). Dalam
istilah awam, asam klorida disebut juga sebagai asam lambung. HCL diproduksi oleh
sel-sel lambung yang disebut sebagai asam lambung. Fungsi HCL yang utama adalah
sebagai denaturasi protein, menghancurkan bakteri maupun virus yang tertinggal
dalam makanan, dan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.
Faktor intrinsic (IF)
Faktor intrinsic diproduksi oleh sel parietal di lambung. IF berperan sangat
penting sebagai penyerapan vitamin B12 pada ileum terminal. Dimulai di air liur,
haptocorrin disekresikan oleh kelenjar liur unruk berikatan dengan Vit. B12 sehingga
menciptakan kompleks Vit. B12-Haptocorrin. Tujuannya adalah untuk melindungi
vitamin B12 supaya tidak rusak oleh asam klorida yang diproduksi lambung.
Mucin
Lambung mempunyai berbagai peran dalam penghancuran bakteri maupun virus
dengan cara memanfaatkan HCL yang sangat asam. Tetapi lambung juga harus tetap
melindungi lapisannya sendiri dari sifat asam yang merusak. Perlindungan dapat
dilakukan dengan cara mensekresi mucin dan bikarbonat melalui sel mukosanya, dan
degan melakukan regenerasi sel yang cepat.
Gastrin
Gastrin adalah hormone penting yang dihasilkan oleh sel G pada
lambung. Sel G mengasilkan gastrin sebagai respons terhadap peregangan
lambung yang terjadi setelah makanan masuk dan setelah paparan lambung
terhadap protein. Gastrin merupakan hormone endokrin yang masuk ke dalam
aliran darah hingga akhirnya kembali ke lambung saat ia merangsang sel
parietal untuk menghasilkan asam hidroklorida (HCL) dan faktor intrinsic (IF).
Lipase lambung
Lipase lambung adalah asam lipase yang dihasilkan oleh chief cell pada
mukosa fundus di lambung. Memiliki pH optimum sekitar 3-6 dan terdiri atas dua
lipase asam. Lipase asam tidak memerlukan asam empedu maupun kolipase untuk
aktivitas enzimatik yang optimal. Lipase asam membentuk 30% hidrolisis lipid yang
terjadi selama pencernaan pada manusia dewasa. Pada neonates, lipase asam jauh
lebih penting dikarenakan menyediakan hingga 50% dari total aktivitas lipolitik.

Proses Protektif
Permukaan mukosa lambung ditutupi oleh suatu lapisan mukus yang berasal dari sel
epitel permukaan dan sel mukus. Mukus ini berfungsi sebagai sawar protektif terhadap beberapa
bentuk cedera yang dapat mengenai mukosa lambung: Pertama, berkat sifat pelumasannya,
mukus melindungi mukosa lambung dari cedera mekanis. Kedua, mukus membantu mencegah
dinding lambung mencerna dirinya sendiri karena pepsin terhambat jika berkontak dengan
lapisan mukus yang menutupi bagian dalam lambung. (Namun, mukus tidak memengaruhi
aktivitas pepsin di lumen, tempat pencernaan protein makanan berlangsung tanpa gangguan).
Ketiga, karena bersifat basa, mukus membantu melindungi lambung dari cedera asam karena
menetralkan HCl di dekat lapisan dalam lambung, tetapi tidak mengganggu fungsi HCl di
lumen. Sementara pH di lumen dapat serendah 2, pH di lapisan mukus di samping permukaan
sel mukosa adalah sekitar 7.7
Proses Iritatif

Meskipun adanya proteksi oleh mukus, sawar mukosa lambung, dan pergantian sel yang
cepat, sawar kadang-kadang terganggu dan dinding lambung mengalami cedera oleh isinya yang
asam dan mengandung enzim tersebut. Jika hal ini terjadi, terbentuk erosi, atau tukak peptik, di
dinding lambung. Refluks berlebihan lambung ke dalam esofagus serta penyaluran berlebihan isi
lambung yang asam ke dalam duodenum juga dapat menyebabkan tukak peptik di lokasi-lokasi
ini.

Dinding lambung biasanya dilapisi selaput yang melindunginya dari asam lambung.
Peningkatan kadar asam lambung atau penipisan selaput pelindung lambung berpotensi memicu
munculnya tukak lambung. Penyebab umum yang dapat menurunkan perlindungan dinding
lambung terhadap asam lambung meliputi infeksi bakteri Helicobacter pylori dan penggunaan
obat anti inflamasi nonsteroid. Ibuprofen, aspirin, atau diclofenac adalah beberapa contoh obat
anti inflamasi non-steroid yang sering digunakan.8

H. pylori berperan dalam pembentukan tukak lambung dengan mengeluarkan toksin yang
menyebabkan peradangan presisten, atau gastritis superfisial kronik, di tempat kolonisasinya. H.
Pylori juga memperlemah sawar mukosa lambung dengan mengganggu taut erat antara sel-sel
epitel lambung sehingga mukosa lambung lebih bocor daripada normal.8

Kesimpulan
Lambung merupakan sistem pencernaan yang sangat penting dalam tubuh manusia.
Lambung menghasilkan banyak hormone, enzim, dan kelenjar lainnya. Lambung memiliki
struktur yang sangat kompleks dan terdiri dari beberapa bagian. Salah satu penyakit sering
terjadi yang menyerang lambung yaitu gastritis (maag). Sakit maag dapat dicegah dengan pola
makan teratur, hindari stress, dan lain-lain.
Daftar Pustaka
1. Widjaja H. Anatomi abdomen. Jakarta : EGC ; 2009. h.53-5.
2. Priyanto A, Lestari S. Endoskopi gastrointestinal. Jakarta : Penebit Salemba Medika ; 2002.
h.5.
3. Scanlon VC, Sanders T. Buku ajar anatomi dan fisiologi. Ed 3. Jakarta: EGC,2006.
4. Ereschenko VP. Atlas histologi DiFiore. Jakarta : EGC ; 2011. h.324-5.
5. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi ke-6. Jakarta : EGC ; 2012. h.654-7;682.
6. Muhlisin A. https://mediskus.com/penyakit/enzim-enzim-pencernaan-pada-lambung-
pankreas-usus-halus , diunduh pada 16 Juli 2017.
7. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: PenerbitBuku Kedokteran EGC;2008.
8. Pendit, Brahm U. Buku Ajaran Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2005.

Anda mungkin juga menyukai